Home / Romansa / Gairah Berbahaya sang Mafia / Chapter 431 - Chapter 440

All Chapters of Gairah Berbahaya sang Mafia: Chapter 431 - Chapter 440

529 Chapters

Bab 431 - Satu Jalan Keluar

“Ini … di … mana?” Suara serak yang terdengar lemah memenuhi sebuah ruangan yang didominasi dengan aroma disinfektan yang sangat menyengat. Terlihat seorang pria yang baru saja membuka matanya setelah tidak sadarkan diri selama beberapa jam. Tampak beberapa perban yang membungkus tubuh pria itu dari pundak hingga lengan. Juga ada beberapa luka lebam yang membekas di wajah tampannya itu. Selain suara monitor dari grafik detak jantungnya, pria itu hanya mendengar suara napasnya sendiri yang bergerak dengan teratur. Akhirnya ia menyadari jika saat ini ia berada di dalam sebuah kamar rawat intensif. “A-mora ….” Satu nama itu tiba-tiba terlintas di dalam benaknya. Pria itu—Regis Lorenzo berusaha untuk bangkit dari brankar dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya. Ia mencabut kabel-kabel yang terpasang pada dadanya dan selang infusan pada punggung tangan kirinya dengan asal sehingga darah mengalir pada punggung tangannya tersebut. Namun, Regis tidak peduli. Ia tetap bergerak turun dar
Read more

Bab 432 - Menyamar

“Kenapa pasien bisa seperti ini, Tuan?” selidik Noel dengan syok. Ia menatap Hank dengan tajam untuk meminta pertanggungjawaban atas kondisi pasien saat ini. “Maaf, Dok. Tadi saya hanya bermaksud untuk menahannya agar tidak keluar dari tempat ini saja,” jawab Hank dengan terpaksa. Ia tidak dapat melakukan sesuatu terhadap penyelidikan seorang dokter atas tindakannya tadi. Noel pun menghela napas panjang. Ia menatap Regis kembali dan bertanya, “Apa yang Anda rasakan saat ini, Tuan?” Bukannya menjawab, Regis malah tiba-tiba memegang pergelangan tangan Noel sehingga sepupunya itu tersentak. “Tuan Muda Lorenzo, apa yang Anda lakukan?” hardik Hank yang berniat melepaskan cengkeraman tangan Regis dari dokter tersebut. Akan tetapi, Noel mengangkat satu tangannya dan berkata, “Tidak apa-apa, Tuan. Sepertinya pasien masih sulit untuk berbicara.” Hank melirik Regis dengan tajam. Tadi ia memang mendengar sendiri suara Regis yang terbata-bata, akhirnya ia membiarkan dokter tersebut menangan
Read more

Bab 433 - Meminta Bantuan

"Aku terpaksa melakukannya. Kamu tahu sendiri kan nama besar Ritter cukup terkenal. Aku tidak ingin mengambil risiko," terang Noel atas tindakan penyamaran yang dilakukannya saat ini.Regis dapat memahami alasan tersebut dan berpikir tindakan Noel sangatlah cerdas. Jika Hank dan rekannya mengetahui dokter yang menanganinya saat ini merupakan anggota keluarga Ritter, nyawa Noel pasti sudah melayang karena mereka tahu jelas jika keluarga Ritter bekerja untuk keluarga Lorenzo.Tatapan Regis beralih kepada perawat wanita yang sejak tadi memandang mereka dalam diam. “Dia asistenku. Dia juga sedang menyamar,” terang Noel seolah memahami maksud dari tatapan Regis tersebut. Tanpa menunggu pertanyaan dari Regis, Noel pun menceritakan hal yang terjadi empat jam lalu di mana saat itu ia baru saja tiba di salah satu cabang rumah sakit milik sahabatnya yang ditempati oleh Regis saat ini. Awalnya Noel datang hanya ingin melakukan pertemuan singkat untuk bertukar pikiran dengan beberapa dokter di
Read more

Bab 434 - Menghilang

Waktu berganti dengan cepat. Warna langit malam telah semakin pekat dan keramaian yang sempat menghiasi rumah sakit pada siang hari tadi sudah tidak lagi terlihat. Sebagian besar penghuni kamar rawat inap sudah terlelap meskipun masih ada beberapa yang terjaga. Salah satunya adalah Regis Lorenzo. Pria itu telah dipindahkan ke kamar rawat biasa setelah Noel memeriksa kondisinya tadi. Tatapan tajam Regis tertuju pada pintu ruangannya di mana terlihat bayangan kedua bawahan Golden Snake yang diperintahkan untuk mengawasinya. Namun, tiba-tiba bayangan kedua orang tersebut tidak lagi terlihat dan terdengar suara benturan yang cukup kuat. ‘Sepertinya sudah waktunya,’ batin Regis. Perlahan ia turun dari ranjangnya, lalu menyambar jas putih panjang yang telah dipersiapkan oleh Noel sebelumnya. Bibirnya merintih kecil ketika ia mencoba mengangkat lengannya saat memakai jas tersebut. Luka Regis masih belum mengering, tetapi ia tetap memaksakan diri untuk tetap keluar malam ini meskipun Noel
Read more

Bab 435 - Melarikan Diri

Di tengah kegelapan malam di jalanan beraspal dengan deretan pepohonan rimbun yang besar, terlihat sebuah mobil patroli lalu lintas yang melaju dengan kecepatan sedang melewati jalur kawasan perumahan elit di mana tampak berbagai rumah mewah yang tampak menyilaukan dengan lampu-lampu yang terlihat sangat memukau. Mobil patroli tersebut terus melaju hingga berada di jalan yang lebih jauh dari pemukiman mewah tersebut melewati jalan yang lebih terjal, tetapi masih merupakan jalanan beraspal yang mudah dilalui. Hanya saja lokasi yang hanya terlihat pepohonan dengan penerangan minim itu membuat sang pengemudi yang merupakan seorang petugas lalu lintas itu mulai merasa waswas. “Nak, apa benar di sini tujuanmu?” tanya sang petugas patroli itu kepada sosok mungil yang sedang duduk di sampingnya. Anak laki-laki berparas tampan itu menoleh dan mengangguk. “Benar, Paman. Ikuti saja titik koordinatnya,” jawabnya seraya menunjuk tablet mini yang berada di tangannya. Lelaki paruh baya berseraga
Read more

Bab 436 - Tamu Mungil yang Berani

“Lepaskan aku!” teriak Rayden dengan histeris. Anak laki-laki itu terus meronta. Akan tetapi, sepasang kakinya tidak mampu menggapai tanah ataupun melukai petugas berseragam itu dengan kedua tangannya. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Rayden hanyalah berteriak! “Hei, bocah! Berhentilah berteriak! Apa kamu mau kita ketahuan sudah masuk ke kawasan terlarang ini?” geram petugas tersebut dengan kesal. “Tolong! Tolong aku!” Rayden tidak peduli dan terus berteriak agar dapat menarik perhatian para penjaga kediaman megah yang ada di depannya. Meskipun jaraknya dengan gerbang itu masih cukup jauh, tetapi ia yakin suaranya dapat terdengar oleh para penjaga kediaman itu. Dan … ternyata siasat Rayden berhasil! Teriakannya membuat salah seorang penjaga gerbang itu menyoroti mereka dengan senter yang dibawanya. Baik Rayden maupun petugas patroli itu langsung menghalangi wajah mereka dengan tangan mereka karena silaunya cahaya tersebut. “Bocah, kamu sudah membawa kita ke dalam masalah. A
Read more

Bab 437 - Cucu Vs Kakek Part 1

“Masuklah. Tuan Besar sudah menunggu Anda di dalam,” ucap penjaga yang menuntun langkah Rayden sampai di depan pintu ruang utama kediaman besar Volker. Rayden mendongakkan wajahnya untuk melihat wajah penjaga bertampang sangar itu, lalu berkata, “Terima kasih, Paman Beruang.” Kening penjaga itu langsung mengernyit dan membuat Rayden terkesiap. Anak laki-laki itu pun bergegas masuk ke dalam ruangan yang dimaksud. Bawahan Alejandro Volker tersebut hanya bisa mengulum senyumnya melihat ekspresi bocah laki-laki itu, lalu memutuskan untuk kembali ke pos jaganya. Helaan napas lega meluncur dari bibir Rayden ketika melihat pria bertubuh seperti beruang itu telah menjauh darinya. Ia pun mengedarkan netra mungilnya ke sekitar ruangan yang mengelilinginya saat ini. “Ternyata di dalamnya lebih hebat lagi,” gumam Rayden dengan terkagum-kagum melihat kemewahan yang estetik itu. Sebelumnya Rayden diantar oleh penjaga dengan menggunakan buggy car. Ia sempat mengagumi halaman luas yang tertata r
Read more

Bab 438 - Cucu Vs Kakek Part 2

“Kemarilah, Ray. Kakek ingin melihatmu dengan lebih dekat lagi.” Alejandro menepuk tempat kosong di sofanya sebagai isyarat kepada anak laki-laki itu untuk duduk bersamanya. Akan tetapi, Rayden hanya melangkah kecil dan berdiri dengan jarak yang dapat terlihat jelas oleh pria tua itu. Ia masih memasang sikap waspada karena belum mengetahui kebenaran dari ucapan pria tua itu. Sikap yang ditunjukkan Rayden dapat dimengerti oleh Alejandro. Saat ini mereka hanyalah kedua orang asing yang baru saja dipertemukan. Wajar sekali apabila Rayden masih meragukannya. Namun, ia sudah cukup merasa senang dapat berbicara dengan jarak yang sangat dekat dengan anak itu. “Kamu adalah anak yang tampan dan berani, Ray," puji Alejandro lagi. Rayden tidak menanggapi apa pun. Ia masih mengantongi kedua tangannya di dalam saku celana pendeknya dan menatap pria tua itu dengan lekat. "Tapi, Kakek penasaran sekali. Bagaimana kamu bisa datang ke tempat seperti ini?” tanya Alejandro yang mulai menginterogasi
Read more

Bab 439 - Kejutan Dalam Satu Waktu

"Apa kamu tidak mau menceritakan tentang perjalanan yang sudah kamu lakukan sampai bisa datang ke sini kepada Kakek, Ray?" tanya Alejandro yang mencoba menginterogasi cucu laki-lakinya itu. Sejak tadi Alejandro sangat tertarik dengan keberanian cucunya itu. Bagi semua orang tentunya, hal yang dilakukan Rayden ini sangatlah tidak biasa untuk anak di kalangan seusianya. Datang di tengah malam buta hanya bersama seorang petugas patroli demi mencari ibunya, hal ini merupakan satu hal yang sangat luar biasa. Pria tua itu berpikir bahwa sikap ini mencerminkan semangat keberanian yang dimiliki keluarga Volker maupun Lorenzo yang tertanam di dalam jiwa anak laki-laki itu. Hanya saja Alejandro sangat menyesalkan dengan kondisi tubuh Rayden. Jika saja anak ini memiliki fisik yang sehat, dia bisa menjadi penguasa dunia yang paling ditakuti oleh semua orang ketika dewasa nanti, pikirnya. “Kakek saja yang menceritakan kepada Ray, bagaimana Kakek bisa menjadi Kakek Ray?” cetus Rayden yang membua
Read more

Bab 440 - Menginap

“Tuan Besar Volker, saya rasa Anda tidak bisa menyalahkan Regis," cetus Xavier, memberikan pembelaannya kepada sahabatnya.Alejandro tersenyum smirk. "Di sini tidak ada hak Anda untuk bicara, Anak Muda," timpalnya.Namun, Xavier tidak peduli dengan peringatan pemilik kediaman itu dan kembali berkata, "Saya adalah pengawas anak itu. Tentu saja saya juga punya wewenang dan tanggung jawab. Lagipula bukankah Anda yang telah mengurung Regis tadi? Tidak seharusnya Anda malah menuduhnya seperti itu." Kalimat yang terucap dari bibir Xavier sangat mengejutkan Rayden. Sontak, anak laki-laki itu menoleh kepada kakeknya dan bertanya dengan sorot mata menyipit tajam, “Apa itu benar, Kek? Kakek mengurung Ayah?” Alejandro tersenyum tipis. “Semua yang dikatakannya tidak sepenuhnya salah,” jawabnya. Ia tidak ingin membohongi cucunya tersebut.Ekspresi Rayden langsung berubah. Ia pun bergerak turun dari pangkuan pria tua itu dan menatapnya dengan tajam. “Kenapa Kakek melakukannya? Apa jangan-jangan Ka
Read more
PREV
1
...
4243444546
...
53
DMCA.com Protection Status