Beranda / Romansa / Gairah Berbahaya sang Mafia / Bab 509 - Ciptakan Kesempatan

Share

Bab 509 - Ciptakan Kesempatan

Penulis: AliceLin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Aku baru selesai kok. Ini sudah mau pulang sebentar lagi.”

Seulas senyuman memenuhi bibir Amora saat menjawab panggilan telepon dari suaminya. Sejak satu jam yang lalu, pria itu berulang kali melakukan panggilan ke gawainya.

Padahal Amora sedang sibuk memantau pekerjaan para bawahannya di dalam ballroom hotel ternama yang baru saja selesai digunakan dalam acara salah satu klien Eternal Bliss. Amora harus memastikan tidak ada lagi hal yang tertinggal dan semua selesai tanpa adanya kendala apa pun.

Regis sangat mengkhawatirkan kondisi Amora karena saat ini kehamilan wanita itu semakin besar. Kini kehamilan Amora sudah memasuki trisemester ketiga. Ia tidak ingin istrinya kelelahan bekerja.

Sejak Amora sudah dapat berjalan seperti semula, ia memutuskan untuk kembali membantu Eternal Bliss. Ia tidak bisa diam saja berpangku tangan untuk menerima hasilnya saja, sedangkan Estelle dan Biana harus bekerja lebih daripada dirinya.

Selain itu. Amora memiliki alasan lain juga untuk tetap be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 510 - Kejutan di Langit Malam

    “By the way, tadi aku lihat karyawanmu sudah makin banyak, kenapa kamu tidak menyerahkan saja pekerjaan itu kepada mereka? Apa gunanya mereka kalau kamu juga harus memeriksa semuanya sendiri?” omel Regis yang masih belum bisa menerima istrinya bekerja hingga larut seperti ini. Padahal biasanya Estelle yang harus melakukan bagian tersebut, tetapi hari ini ia harus menemani Kimmy yang sedang sakit. “Iya, iya. Aku hanya mengeceknya sambil menunggumu juga,” sahut Amora seraya terkekeh geli melihat wajah masam suaminya. Akhir-akhir ini Regis semakin cerewet dan selalu mengingatkannya banyak hal seolah dirinya adalah anak kecil yang harus diperhatikan. Sebenarnya dimanjakan oleh Regis adalah sebuah kebahagiaan tersendiri bagi Amora. Ia tidak tahu apakah pria itu masih akan memanjakannya setelah kelahiran buah hati mereka nanti. Pintu lift pun terbuka. Regis mengajak istrinya untuk naik beberapa anak tangga yang menuju ke atap gedung hotel. Ia menuntun istrinya dengan hati-hati. “Kita

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 511 - Mark dan Biana Part 1

    “Terima kasih atas kerja keras kalian hari ini. Beristirahatlah besok. Kita masuk lusa lagi untuk membahas event selanjutnya.” Biana menyampaikan pesan dari Estelle dan Amora kepada para rekan kerjanya. “Bagaimana kalau malam ini bersenang-senang di Avenue? Hari ini lagi ada promo,” cetus salah seorang rekan Biana yang menyarankan salah satu tempat hiburan untuk menghilangkan penat. Namun, Biana menggeleng. “Tidak. Kalian saja yang pergi. Aku besok mau pergi spa saja. Hari ini sudah terlalu malam. Aku mau tidur saja,” timpalnya. “Baiklah. Kalau begitu, sampai jumpa lusa,” sahut rekan gadis itu. Biana mengangguk. Ia melambaikan tangannya kepada para rekannya tersebut dan berpisah jalur dengan mereka. “Akhirnya hari ini selesai juga,” gumam Biana seraya mengangkat kedua lengannya tingi-tinggi ke udara. Ia pun menghirup udara malam itu untuk melegakan pernapasannya. Saat ini seluruh tubuhnya terasa pegal terutama kakinya. Sejak tadi Biana tidak berhenti berjalan mondar-mandir untuk

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 512 - Mark dan Biana Part 2

    “Biana, tunggu!” panggil Mark seraya meringis pelan. Kepala pria itu masih terasa pusing karena benturan yang didapatkannya tadi. Namun, ia tidak bisa membiarkan Biana pergi begitu saja tanpa mendengar penjelasan darinya. Mark pun menggelengkan kepalanya dengan kuat untuk mengusir rasa sakitnya, lalu bergegas mengejar langkah Biana. Tidak perlu menunggu lama, ia berhasil menyusul gadis itu. Mark kembali menarik lengan mantan kekasihnya tersebut dan berkata, “Tunggu, Bia. Tolong dengarkan aku dulu.” “Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, Mark. Kamu menyebalkan!” hardik gadis itu seraya menyentakkan tangan pria itu. Namun, cekalan Mark terlalu kuat. Ia tidak berniat membiarkan gadis itu pergi lagi. Karena Biana terus meronta, Mark terpaksa memeluk gadis itu dengan erat untuk meredakan amarahnya. “Lepaskan aku, Mark! Atau aku akan berteriak!” ancam Biana dengan kesal. Mark menggeleng. “Aku tidak akan melepaskanmu. Maafkan aku, Bia. Maaf …,” lirihnya. Emosi Biana masih memunca

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 513 - Mark dan Biana Part 3

    “Apa kamu tidak mencintaiku? Kamu sudah melupakanku?” cecar Mark yang tidak berniat memberikan sedikit pun Biana kesempatan untuk menolaknya. “Aku ….” Biana menggigit bibir bawahnya dengan erat, lalu perlahan ia tertunduk untuk menghindari tatapan pria itu. Sesungguhnya, selama tujuh bulan ini Biana sudah berusaha untuk melupakan Mark. Akan tetapi, setiap kali mereka bertemu tanpa sengaja, hati kecil Biana selalu saja menyesali keputusannya yang telah memutuskan hubungan mereka. Sebenarnya Biana masih sangat menyayangkan keputusannya tersebut. Namun, ia juga merasa kesal karena Mark tidak memiliki niat sedikit pun untuk mempertahankan hubungan mereka saat ia mengajukan putus tujuh bulan lalu. Biana pun mengira jika pria itu memang tidak memiliki perasaan dengannya. Namun, mendengar pengakuan pria itu saat ini, tidak dapat dipungkiri jika hati Biana terasa berbunga-bunga. Hanya saja harga diri Biana terlalu tinggi untuk mengakuinya. Ia merasa Mark perlu merasakan kekecewaannya du

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 514 - Meminta Bantuan

    “Terima kasih sudah menggunakan jasa Eternal Bliss. Aku senang kamu mempercayakan acara pentingmu ini kepada timku, Hilde." Saat ini Amora sedang bertemu dengan Hilde Maven, putri angkat ayahnya. Wanita itu baru saja menyelesaikan seluruh acara dan prosesi pernikahannya yang dirancang dan dipersiapkan oleh Eternal Bliss kemarin malam. Ya, Hilde Maven akhirnya menikah dengan Henry Allen, putra dari Emma Adams. Hari ini Hilde menemui Amora untuk mengucapkan rasa terima kasihnya secara langsung kepada Amora atas kepuasan yang didapatkannya selama acara kemarin. Ia juga ingin menyerahkan souvenir pernikahannya secara langsung kepada Amora karena wanita itu tidak hadir semalam. "Maaf kalau kemarin aku tidak hadir," ujar Amora dengan penuh penyesalan. Kemarin Regis memang tidak mengizinkannya keluar karena khawatir dengan kondisi kehamilannya yang sudah semakin dekat. “Tidak apa-apa. Aku mengerti dengan keadaanmu,” timpal Hilde seraya melirik perut Amora yang sudah sangat besar, lalu b

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 515 - Kontraksi

    “Menurutmu, bagus yang mana? Ini atau ini?” Amora menunjukkan dua set pakaian bayi yang sedang dipilihnya kepada Alicia. Saat ini mereka sedang di dalam departemen store yang menjual pakaian dan perlengakapan bayi. Dengan wajah masam Alicia menunjuk tangan kiri kakak iparnya untuk memberikan pendapatnya. Amora tersenyum kecil melihat kekesalannya. “Kenapa? Apa kamu tidak senang menenamiku berbelanja di sini?” selidik Amora. “Bukankah seharusnya Kak Amora tahu kalau aku memang tidak senang? Apa perlu ditanya lagi?” sungut Alicia seraya mendorong troli yang telah dipenuhi barang belanjaan kakak iparnya itu. Amora mengulum senyumnya. Ia kembali melangkah menyusuri area perlengkapan bayi yang lain. Seth dan Pedro mengikuti mereka di belakang. “Aku dengar kamu belum menentukan mau mengambil jurusan apa untuk perguruan tinggimu nanti. Apa itu benar?” selidik Amora. Ia dapat melihat kebimbangan dari ekspresi adik iparnya tersebut. “Apa kamu sedang bingung? Mungkin saja kamu bisa berce

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 516 - Kemungkinan Terburuk

    “Mark, apa kamu tidak bisa lebih cepat?” Mark tampak kewalahan menghadapi desakan dari atasannya. Saat ini Regis sedang dalam perjalanan menuju ke rumah sakit bersamanya. Atasannya itu baru saja menerima panggilan telepon dari Seth mengenai kondisi Amora yang telah mengalami kontraksi hebat. Tanpa menyelesaikan pertemuan dengan klien pentingnya, Regis langsung pergi dari tempat pertemuan tersebut untuk menemui istrinya. Mark tidak heran melihat kepanikan atasannya itu. Regis selalu kehilangan kendali setiap hal yang berhubungan dengan Amora. Apalagi tadi ia mendengar suara panik Alicia yang sedang mengantar Amora ke rumah sakit. Ia tidak tahu kenapa adik perempuannya itu bisa bersama Amora. Namun, yang pasti Regis sangat khawatir dengan kondisi istrinya yang saat ini sedang berjuang sendiri di dalam ruang persalinan. Ia sudah berjanji kepada Amora bahwa ia akan berada di sisinya saat proses persalinan nanti. Regis sudah melewatkan kelahiran anak pertama mereka, tidak ingin lagi me

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 517 - Anggota Baru Lorenzo

    “Kita hanya perlu melakukan tindakan operasi caesar secepatnya atau nyawa keduanya tidak akan tertolong.”Pernyataan yang dilontarkan oleh dokter tersebut membuat hati Regis semakin tidak karuan. Ia melirik sekilas sosok istrinya yang masih merintih saat kontraksi berlangsung. Ia pun menghela napas berat dan akhirnya mengangguk setuju. “Saya mohon lakukan yang terbaik untuk menyelamatkan keduanya, Dok,” pinta Regis.“Saya pasti akan berusaha dengan sebaik mungkin untuk pasien dan calon bayi,” sahut dokter itu.“Apa nanti saya bisa ikut masuk ke dalam ruang operasi? Saya sudah berjanji kepada istri saya untuk menemaninya hingga proses lahiran selesai,” ucap Regis menyampaikan keinginannya tersebut.Sayangnya, dokter tersebut tidak dapat memenuhi hal itu dan berkata, “Maaf, Tuan Muda Lorenzo. Ruang operasi harus tetap steril dan kami tidak bisa mengizinkan keluarga pasien atau siapa pun yang tidak berwenang untuk masuk karena khawatir akan mengganggu jalannya proses operasi.”“Saya tid

Bab terbaru

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 529 - The End

    Satu per satu acara pun dimulai dan berakhir dengan lancar. Regis juga memperkenalkan kedua putranya yang menjadi kebanggaan keluarga Lorenzo di hadapan para tamunya. Kali ini Regis tidak melarang beberapa awak media terpercaya untuk meliput kedua buah hatinya itu. Namun, para bawahan Regis tetap memberikan batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat mengambil gambar. Akhirnya tiba saatnya sesi pelemparan buket bunga yang dilakukan oleh Amora sebagai mempelai wanita. Para gadis maupun pemuda lajang telah bersiap-siap untuk berebutan buket dari sang mempelai wanita.Biana juga telah bersiap di posisinya. Pada hitungan ketiga, buket bunga tersebut melayang di udara dan semua orang berlomba-lomba menggapainya. Buket bunga tersebut beralih dari satu tangan ke tangan yang lain hingga akhirnya seseorang berhasil merebutnya! Seketika suasana menjadi sangat hening, semua orang berdiri mematung untuk melihat sosok yang beruntung tersebut. Biana tampak kesal karena ia tidak b

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 528 - Extra Part 11

    Dalam balutan gaun pengantin berwarna putih gading dan tiara cantik yang menghiasi puncak kepalanya serta juntaian wedding veil yang menutupi sebagian wajahnya, Amora berjalan selangkah demi selangkah menuju ke arah suaminya, Regis Lorenzo. Wanita itu mengamit lengan Alejandro Volker selaku ayah kandungnya. Mereka berjalan berdampingan. Terlihat sosok sepasang malaikat kecil di depan mereka yang berpenampilan tampan dan imut. Mereka tidak lain adalah Rayden dan Kimmy. Keduanya berjalan bergandengan tangan sembari menebarkan kelopak bunga mawar yang menuntun langkah mempelai wanita menuju ke ujung aisle. Sementara itu, tiga orang bridesmaid berjalan di belakang Amora. Mereka adalah Estelle Mauverick, Biana Curtiz dan Alicia Lorenzo. Amora memandang ke sekelilingnya. Ia bertemu pandang dengan beberapa orang terdekatnya seperti Noel Ritter, Chris Walden, Bianca Lysander, Hilde Maven, Henry Allen serta Emma Adams yang sedang menggendong buah hatinya, Ryuji Lorenzo. Amora memberikan la

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 527 - Extra Part 10

    “Ada apa? Kamu masih saja cemburu dengan mantan istrimu?” goda Gino yang sejak tadi memperhatikan Regis di belakangnya. Malam ini pria itu memang menjadi groomsmen-nya alias pendamping mempelai pria. Regis hanya melayangkan tatapan tajamnya. Ia enggan menanggapinya. “Aku mengerti. Mantan memang sulit dilupakan. Apalagi mantan pertama. Rasanya aku ingin mencabik-cabiknya,” geram Gino yang dapat memahami perasaan Regis. Istrinya juga masih beberapa kali bertemu dengan mantan suaminya karena mantan suami istrinya itu ingin bertemu dengan Kimmy, putri mereka. “Apa mau aku membantumu?” tawar Regis dengan serius. Gino langsung meliriknya dengan syok. Tentu saja ia memahami maksud dari Regis. “Mengambil nyawanya bukan penyelesaian yang baik, Regis. Kalau Estelle dan Kimmy tahu aku yang sudah menghabisi ayah kandungnya, mau ditaruh di mana wajahku ini,” timpalnya. Regis mengulum senyumnya. “Dasar pengecut,” ledeknya. Gino mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia mengedarkan pandangannya ke

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 526 - Extra Part 9

    “Ada apa, Amora?” tanya Estelle dan Biana secara serempak. Mereka tampak khawatir melihat kondisi Amora. Namun, Amora menggeleng pelan. “Tidak apa-apa. Sepertinya aku harus memompa asiku dulu deh. Tapi, aku tidak bawa alatnya lagi,” cicitnya. “Tenang saja. Aku bawa kok. Pakai punyaku dulu saja,” sahut Estelle sembari mengambil tas ransel yang berisi berbagai barang keperluan putra keduanya. Amora pun meminjam peralatan pompa asi dari sahabatnya, lalu bergegas menyelesaikan kegiatannya dan kembali melanjutkan persiapannya untuk acara malam ini. “Tolong kalian gunakan jari-jari ajaib kalian untuk menyulapnya menjadi ratu tercantik sejagat raya malam ini,” pinta Estelle kepada para penata rias dan penata busana pilihannya. “Serahkan saja kepada kami, Nyonya Moonstone!” sahut tim tersebut. *** Suara alunan piano memenuhi di sekitar lahan hijau yang telah didekorasi dengan sangat cantik. Pintu masuk menuju ke area resepsi acara juga telah dihiasi dengan aneka bunga segar berwarna put

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 525 - Extra Part 8

    “Apa? Pesta pernikahan?” Amora menatap Mark dengan syok, lalu memandang Biana dan Estelle yang sedang tersenyum sumringah padanya. “Sejak kapan kalian merencanakan semua ini, hm?” selidik Amora dengan sengit. “Maaf, Amora. Kami benar-benar tulus ingin memberikan kejutan. Tolong jangan marah,” cicit Estelle. “Benar, Amora. Aku juga terpaksa mengikuti rencana mereka. Tapi, percayalah kalau kami tidak pernah bermaksud buruk padamu,” timpal Biana dengan bersungguh-sungguh. “Ck, kalian benar-benar tidak setia kawan, huh?” Amora mengomeli kedua sahabatnya. Ia masih sangat kesal dibohongi dan dipermainkan seperti orang bodoh. “Tentu saja kami setia kawan, Amora. Kami ingin kamu bahagia,” cetus Estelle yang diikuti anggukan oleh Biana. “Sia-sia saja air mataku tadi,” sungut Amora dengan wajah ditekuk masam. Regis menghampiri istrinya tersebut, lalu menyeka sudut mata wanita itu yang masih berair. “Jangan marah lagi, Sayang. Maafkan aku. Aku bersedia menerima hukuman apa pun,” ucapnya.

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 524 - Extra Part 7

    Suara letusan konfeti mengagetkan Amora. Refleks, ia memejamkan matanya dan taburan potongan kertas warna-warni menghujani tubuhnya. “Surprise!” Seruan penuh semangat terdengar di telinganya. Ketika ia membuka matanya kembali, ia disuguhkan dengan kehadiran Regis yang telah berdiri di depan matanya. “Regis?” Amora menatap suaminya dengan kening yang berkerut. Pandangan Amora pun mengedar ke sekelilingnya. Ia tidak menemukan sosok yang mencurigakan di dalam ruangan itu. Justru ia malah dikagetkan dengan kehadiran beberapa orang yang dikenalnya. “Kalian ….” Amora memandang satu per satu sosok tersebut dengan bingung. Tatapannya terhenti pada Alicia yang berdiri di sampingnya. Gadis itu memegang konfeti yang diletuskannya tadi. Amora pun menginterogasinya. “Alicia, kenapa kamu bisa ada di sini? Apa maksud semua ini? Di mana wanita itu?" "Wanita?" Regis memandang Amora dengan bingung. "Tidak usah berpura-pura, Regis. Apa kamu menyembunyikannya?" selidik Amora. Ia telah mendorong d

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 523 - Extra Part 6

    Perasaan Amora terasa tidak karuan. Ucapan Alicia masih terngiang jelas di dalam benaknya. “Ini tidak mungkin. Tidak mungkin,” gumam Amora berulang kali.Seth melirik kaca spion mobil tengah untuk memantau kondisi nyonya mudanya tersebut. Ia tidak tahu menahu tentang hal yang terjadi. Tadi wanita itu hanya memintanya untuk segera mengantarkannya ke Mansion Blue Lake.Tadi Alicia berkata jika ia melihat Regis bertemu dengan seorang wanita saat ia dalam perjalanan menuju taman bermain dengan Rayden. Padahal sepengetahuannya, pria itu seharusnya berada dalam perjalanan ke Italia seperti yang dikatakannya kemarin kepadanya.Alicia berkata kepada Amora jika ia telah membuntuti Regis dan melihat keduanya masuk ke dalam Mansion Blue Lake. Tentu saja hal tersebut membuat Amora sangat terkejut. Ia tidak percaya jika Regis melakukan sesuatu yang mengkhianati cinta mereka.Namun, di satu sisi, Amora juga yakin kalau Alicia tidak mungkin membohonginya. ‘Apa mungkin Regis tidak jadi berangkat ke

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 522 - Extra Part 5

    “Bagaimana? Apa kamu bisa tenang membiarkan Emma membantumu mulai hari ini?” tanya Liliana meminta pendapat menantunya tersebut. Amora tertegun. Ia menatap Emma yang masih menunggu tanggapannya. “Tentu saja aku setuju,” sahutnya dengan mengulas senyuman lebar di bibirnya. Dibandingkan para pengasuh lain, Amora tentu saja akan lebih percaya dengan Emma. Dulu wanita paruh baya itu juga sering membantunya menjaga Rayden. “Tapi, apa Nyonya Adams tidak apa-apa? Aku tidak ingin terus-menerus merepotkan Anda. Apa Henry dan Hilde mengizinkannya?” tanya Amora dengan penuh selidik. Ia tidak ingin putra dan menantu Emma tidak menyetujui hal tersebut. Apalagi kondisi Emma yang pernah dirawat di rumah sakit dulu. “Tenang saja, Amora. Malah mereka memintaku untuk membantumu. Hilde malah lebih mendukungku,” terang Emma yang dapat memahami pemikiran Amora tersebut. “Nanti Tante akan sering-sering datang dan ikut membantu kok,” timpal Liliana yang mencoba meyakinkan menantunya itu. Amora tersen

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 521 - Extra Part 4

    “Selamat pagi Anak Mama. Bagaimana tidurnya semalam, hm?”Amora berceloteh sendiri dengan Ryuji yang sedang duduk di dalam box bayinya. Amora baru saja bangun saat mendengar suara bayi bertubuh gembul itu.“Anak Mama sudah bangun saja pagi begini. Siapa yang sudah menggantikan popokmu, hm? Papa?” tanya Amora ketika melihat putranya telah berganti pakaian.Ryuji hanya menanggapinya dengan senyuman lebar dan menendang kedua tangan dan kakinya berulang kali. Ia asyik memasukkan teether ke dalam mulutnya dan menggigit-gigitnya dengan gemas.Amora pun menggendong Ryuji keluar dari tempat tidurnya dan mengelilingi kamarnya untuk mencari keberadaan Regis.“Sayang,” panggil Amora. Namun, tidak ada yang menyahutnya.“Ke mana dia?” gumam Amora yang akhirnya kembali ke kamarnya. Ia baru menyadari jika koper yang dipersiapkannya semalam untuk Regis sudah tidak ada di tempatnya.“Dia sudah pergi?” terka Amora dengan terheran-heran.Tidak biasanya Regis pergi tanpa berpamitan padanya. Biasanya Regi

DMCA.com Protection Status