“Biana, tunggu!” panggil Mark seraya meringis pelan. Kepala pria itu masih terasa pusing karena benturan yang didapatkannya tadi. Namun, ia tidak bisa membiarkan Biana pergi begitu saja tanpa mendengar penjelasan darinya. Mark pun menggelengkan kepalanya dengan kuat untuk mengusir rasa sakitnya, lalu bergegas mengejar langkah Biana. Tidak perlu menunggu lama, ia berhasil menyusul gadis itu. Mark kembali menarik lengan mantan kekasihnya tersebut dan berkata, “Tunggu, Bia. Tolong dengarkan aku dulu.” “Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, Mark. Kamu menyebalkan!” hardik gadis itu seraya menyentakkan tangan pria itu. Namun, cekalan Mark terlalu kuat. Ia tidak berniat membiarkan gadis itu pergi lagi. Karena Biana terus meronta, Mark terpaksa memeluk gadis itu dengan erat untuk meredakan amarahnya. “Lepaskan aku, Mark! Atau aku akan berteriak!” ancam Biana dengan kesal. Mark menggeleng. “Aku tidak akan melepaskanmu. Maafkan aku, Bia. Maaf …,” lirihnya. Emosi Biana masih memunca
Baca selengkapnya