Home / Romansa / Gairah Berbahaya sang Mafia / Chapter 381 - Chapter 390

All Chapters of Gairah Berbahaya sang Mafia: Chapter 381 - Chapter 390

529 Chapters

Bab 381 - Kemarahan Nyonya Tua Lorenzo (Part 3)

“Apa kamu sadar dengan yang sudah kamu lakukan ini, Diego?” cetus Nyonya Tua Lorenzo dengan sengit. Wanita tua itu masih tidak lupa dengan kebohongan yang dilakukan putranya dua hari lalu. Ingatan tersebut masih jelas melintas di dalam kepalanya. Setelah acara di kapal pesiar selesai dengan kegaduhan, Nyonya Tua Lorenzo diminta untuk kembali ke kediamannya dan menunggu kabar baik dari putranya itu. Ia sangat khawatir ketika mendengar Regis melakukan pelarian diri saat itu dan berharap Diego dapat menyelesaikannya dengan baik. Namun, bukan kabar baik yang diterimanya, melainkan berita buruk mengenai pertentangan Diego terhadap pernikahan Regis. Nyonya Tua Lorenzo juga mendengar jika Diego telah mengeluarkan ultimatum kepada para bawahan Royal Dragon untuk tidak mengakui Regis sebagai putra keluarga Lorenzo apabila Regis tidak ingin memutuskan hubungan dengan Amora! Winny Silverlake sangat murka dengan keputusan putranya itu. Bahkan wanita tua itu juga baru mengetahuinya pagi ini se
Read more

Bab 382 - Ancaman Nyonya Tua Lorenzo

“Ibu!” Diego kembali memanggil ibunya, tetapi wanita tua itu tidak menyahutnya. Wajah Winny Silverlake memucat dengan cepat. Deru napasnya terasa semakin memburuk. Satu tangannya segera berpegang pada lengan sofa agar tubuhnya tidak ambruk saat itu. Diego juga ikut menopang tubuh ibunya dan berteriak keras ke arah pintu, “Rebecca! Pablo!” Baik Pablo maupun Rebecca yang berada di luar ruangan, sangat terkejut mendengar panggilan keras dari kepala keluarga Lorenzo tersebut. Keduanya langsung bergegas masuk ke dalam ruangan. Melihat keadaan majikannya yang kritis, Rebecca bergegas membantu majikannya itu untuk duduk di sofa agar wanita tua itu dapat bersandar dengan nyaman. Ia pun mengeluarkan inhaler yang selalu dibawanya di dalam tas kecil yang disandang di bahunya. Diego memerintahkan Pablo agar keluar dan mempersiapkan kursi roda untuk ibunya. Ia khawatir jika ibunya akan memerlukannya nanti, sedangkan Rebecca mencoba untuk memberikan
Read more

Bab 383 - Waktu yang Terbatas

Nyonya Tua Lorenzo baru saja kembali ke dalam paviliunnya setelah mengunjungi markas besar putranya. Wajah senjanya yang pucat masih dipenuhi amarah. Pandangannya terhenti pada sosok menantunya yang telah berdiri menyambutnya.“Ibu,” sapa Liliana.“Kamu masih belum pergi?” tanya wanita tua itu dengan acuh tak acuh.Liliana menggeleng. “Saya ingin mendengar kabar dari Ibu dulu,” jawabnya.Winny Silverlake mengisyaratkan Rebecca untuk pergi dari hadapannya, lalu Liliana bergegas menuntun wanita tua itu untuk duduk di sofa ruang keluarga yang ada di paviliun tersebut.“Wajah Ibu sangat pucat,” gumam Liliana dengan cemas. Wanita itu masih berdiri di samping ibu mertuanya itu, lalu bertanya, “Apa terjadi sesuatu tadi?”Winny menghela napas panjang dan menjawab, “Tidak apa-apa. Hanya penyakit lama saja.”“Apa Diego tetap tidak mau mengubah keputusannya dan membuat
Read more

Bab 384 - Balasan Setimpal, Bahkan Lebih Kejam

“Hank, menurutmu … apa rekaman ini asli?” selidik Alejandro setelah ia tertegun cukup lama untuk menganalisa rekaman suara yang didapatkannya. Walaupun jelas terdengar suara tersebut adalah suara Altan Demir, tetapi Alejandro masih merasa janggal, yaitu terkait motif Altan terhadap Kenneth. Ia tahu jika keduanya tidak pernah berhubungan sebelumnya dan tidak ada alasan bagi Altan untuk membunuh putra sulungnya tersebut. “Saya perlu memastikannya terlebih dahulu, Tuan Besar,” jawab Hank yang tidak ingin asal menduga. “Kalau memang rekaman itu asli, berarti selama ini Regis Lorenzo tidak bersalah,” gumam Alejandro seraya mengesah panjang. Namun, pria paruh baya itu tidak tampak menyesal telah salah menuduh Regis karena selama ini Royal Dragon pun sudah banyak mempersulit dirinya. Permusuhan Golden Snake dengan Royal Dragon sudah tidak perlu diragukan lagi. Hank tidak langsung menanggapi ucapan majikannya karena tiba-tiba saja ia mendapatkan panggilan telepon dari salah seorang rekann
Read more

Bab 385 - Mencoba Untuk Bangkit

Setelah menghabiskan waktu seharian penuh di dalam kamar hotel sejak kemarin, akhirnya siang ini Regis maupun Amora memutuskan untuk keluar bersama Rayden. Mereka ingin mengunjungi kediaman Emma Adams, lebih tepatnya apartemen putra Emma—Henry Allen.Sesampainya di sana, mereka disambut dengan hangat oleh Emma. Amora pun memperkenalkan suaminya kepada wanita paruh baya itu.Emma sangat syok. Wanita paruh baya itu tidak menyangka jika Regis Lorenzo adalah ayah kandung dari Rayden. Namun, setelah mendengar cerita dari Amora, Emma turut merasa gembira.“Syukurlah harapan Ray untuk memiliki ayah akhirnya tercapai. Malah Tuhan mempertemukannya langsung dengan ayah kandungnya,” ucap Emma seraya melirik Rayden yang sedang duduk di sampingnya.Anak laki-laki itu hanya tersenyum lebar dan kembali menikmati apple pie buatan Emma. Sudah lama sekali ia tidak mencicipi makanan buatan tangan wanita paruh baya itu sehingga tanpa sadar ia sudah memakan
Read more

Bab 386 - Kedatangan yang Tidak Diharapkan

“Apa yang Anda lakukan di sini?” selidik Regis dengan tajam kepada wanita paruh baya yang berpenampilan elegan dalam balutan setelan blouse dan rok midi berwarna senada.Wanita itu tidak lain dan tidak bukan adalah Liliana Ritter!Kedua alis Amora bertaut. Ia melirik Regis dan Liliana secara bergantian dengan bingung.‘Bukankah seharusnya Mark yang datang, tapi kenapa malah Nyonya Lorenzo?’ batin Amora yang masih bingung dengan situasi yang berada di hadapannya.Liliana tampak sangat tenang menghadapi sikap dingin Regis. Wanita paruh baya itu melangkah dengan anggun menghampiri meja mereka, lalu menarik sebuah kursi yang berhadapan langsung dengan tempat duduk Regis dan Amora.Aura permusuhan yang dilayangkan Regis terasa sangat kental, tetapi sikap acuh tak acuh dari istri kedua ayahnya itu membuat Regis merasa seperti orang bodoh.“Saya datang untuk bertemu denganmu, Regis,” ucap wanita itu sera
Read more

Bab 387 - Saya Berada Di Pihakmu

Dengkusan sinis berembus dari hidung Regis. “Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh Anda, Tante Lili? Apa menurutmu, Ayah saya akan mendengarkan ucapanmu?” sindirnya kepada ibu tirinya tersebut.Regis tahu jelas jika Liliana tidak memiliki kuasa untuk mengubah keputusan ayahnya. Wanita itu bahkan tidak memiliki hak bicara di depan ayahnya jika ayahnya tidak mengizinkannya untuk ikut campur.Memang sungguh miris, tetapi Liliana sudah terbiasa dengan posisinya tersebut. Sejak awal menikah dengan Diego, ia sudah mengetahui segala risiko yang harus didapatkannya.Liliana tidak menanggapi sindiran pedas yang dilontarkan putra tirinya tersebut. Ia memilih untuk berpura-pura tidak mendengarnya dan dengan sengaja mengalihkan pembicaraan yang diinginkannya.“Saya dengar kalau kamu sedang mencari tempat tinggal,” ucap Liliana.Regis menyipitkan netranya dengan tajam. Ia cukup terkejut mendengar informasi tersebut diketahui oleh istri kedua ayahnya tersebut dan menerka, “Mark yang memberitahumu?
Read more

Bab 388 - Tempat Kenangan

Liliana tersenyum mendengar kecurigaan dan keraguan putra tirinya tersebut dan menjawab dengan tegas, “Saya memang tidak memiliki alasan apa pun, Regis. Saya hanya ingin kamu mengerti kalau kamu tidak sendiri.”Regis kembali tertawa mengejek dan menimpali, “Saya lebih percaya kalau Anda mengatakan ingin saya tidak kembali selamanya ke kediaman keluarga Lorenzo.”“Mana mungkin, Regis. Tante tidak pernah berpikir seperti itu. Selama ini Tante selalu menganggapmu seperti anak Tante sendiri. Begitu juga dengan Alicia.”Pengakuan Liliana membuat Amora terenyuh. Ia dapat merasakan ketulusan wanita paruh baya itu terhadap suaminya. Namun, sayangnya Regis masih memasang wajah dinginnya.Sudah sejak lama Liliana ingin mengutarakan perasaan kasihnya terhadap putra tirinya itu, tetapi ia selalu menutupinya karena khawatir jika Regis hanya akan menganggap dirinya sebagai orang yang munafik dan seperti itulah yang terjadi saat ini.“Tante tidak bisa membiarkan kamu diperlakukan seperti ini oleh Ay
Read more

Bab 389 - Kebencian yang Tertanam Begitu Dalam

“Ayahku menggantikan kepemilikan tempat itu setelah Ibuku tiada.”Ucapan Regis tentu saja menjurus langsung kepada Liliana yang menjadi pemilik Mansion Blue Lake saat ini. Pandangan Amora pun beralih kepada Liliana.Terlihat jelas ketidakberdayaan dari wanita paruh baya itu. Sebagai seorang wanita, ia dapat merasakan kesedihan wanita paruh baya itu. Namun, jika ia berada di posisi Regis, ia juga tidak bisa menerima seseorang datang merusak kebahagiaan dirinya dan ibu kandungnya."Apa ini juga salah satu alasan kamu membenci saya, Regis?" selidik Liliana dengan suara yang terdengar bergetar lirih. Namun, wanita paruh baya itu berusaha untuk tetap terlihat tegar."Apa saya kurang jelas mengatakannya?" sindir Regis dengan dingin.Liliana tersenyum pilu, lalu tertunduk dalam. “Maaf, saya tidak bermaksud mengambil mansion itu darimu,” cicitnya.Memang Liliana tidak pernah meminta diberikan mansion itu. Ketika dirinya
Read more

Bab 390 - Tidak Semudah Itu

Seulas senyuman mengembang sempurna di bibir Amora ketika melihat kekesalan suaminya. Namun, ia tetap mencoba untuk menjadi penengah bagi Regis dan Liliana.Amora merasa hubungan buruk keduanya terjadi karena tidak adanya komunikasi yang lancar di antara mereka sehingga saling mengambil kesimpulan di dalam pikiran mereka masing-masing. Apalagi sikap Regis yang dingin pastilah sulit bagi Liliana untuk mendekatinya.“Regis, aku tahu kamu pasti juga dapat melihat jelas kalau Tante Lili sangat peduli denganmu,” ucap Amora mengingatkan suaminya.“Amora—”Sebelum Regis menghentikannya, Amora menyela dengan cepat, “Kalau memang Tante Lili tidak peduli, beliau bisa saja membiarkanmu terlantar di luar dan membiarkan Ayahmu terus berselisih paham denganmu. Tapi, Tante Lili tidak melakukannya, bukan? Kamu paham kan arti semua ini?”Liliana terpaku mendengar pembelaan yang disampaikan Amora mengenai dirinya kepada Regi
Read more
PREV
1
...
3738394041
...
53
DMCA.com Protection Status