Home / Romansa / Gairah Berbahaya sang Mafia / Chapter 351 - Chapter 360

All Chapters of Gairah Berbahaya sang Mafia: Chapter 351 - Chapter 360

529 Chapters

Bab 351 - Wajah yang Membayangi Bunga Tidurnya

“Apa yang terjadi?” Beberapa tamu tampak terkejut ketika melihat helikopter bermesin ganda telah mendarat di atas landasan yang berada di buritan kapal. Ukuran helikopter tersebut cukup besar dibandingkan helikopter pada umumnya karena merupakan jenis helikopter multiperan. Landasan pacu di atas kapal pesiar itu cukup luas untuk menampung transportasi udara tersebut. Kapal pesiar megah nan mewah itu memang telah didesain sesuai dengan kebutuhan pemiliknya. Kehadiran helikopter tersebut menambah meriah suasana di sekitar haluan kapal. Padahal saat ini banyak para tamu yang sedang menikmati aneka bunga api yang sedang meledak dengan indah di langit gelap nun jauh yang dipasang untuk menyemarakkan acara malam ini. Melihat keberadaan helikopter tersebut, para tamu yang sedang bersantai di area tersebut berbondong-bondong menuju ke buritan kapal untuk mengetahui hal yang sedang terjadi. “Bukankah itu wanita yang diakui Tuan Muda Lorenzo tadi?” cetu
Read more

Bab 352 - Kerinduan yang Mendalam

“Tu-tuan Besar Volker, maaf saya tidak dapat melakukannya,” tukas Albert seraya meneguk salivanya dengan gugup. Ia dapat melihat kemarahan dari pemimpin Golden Snake tersebut, tetapi ia tidak dapat memahami alasannya secara jelas. Mendengar terjadi keributan pada buritan kapal, Mark Carter bergegas ke lokasi dan melihat Alejandro yang sedang mengintimidasi rekan kerjanya. “Berengsek!” Alejandro menyentakkan tubuh Albert dengan kuat sehingga pria itu terhuyung ke belakang. Mark bergegas menghampiri dan menahan tubuh Albert yang hampir terjatuh. “Terima kasih, Mark,” ucap Albert seraya mengembuskan napas lega. Mark tidak menyahut. Ia menoleh kepada Alejandro Volker yang tengah mengetukkan tongkat di tangannya pada landasan helikopter tersebut berulang kali untuk menunjukkan rasa kesal dan kecewanya. Mark memberanikan diri untuk menghampiri pemimpin Golden Snake tersebut. “Tuan Besar Volker, apa terjadi sesuatu dengan Anda? Area ini tidak
Read more

Bab 353 - Butuh Sedikit Waktu

"Amora, kamu beristirahatlah dulu. Biar aku yang menunggui Ray.”Suara Noel memecahkan lamunan Amora yang tengah duduk di sisi ranjang Rayden. Putranya itu terlihat lebih baik setelah mendapatkan penanganan yang terbaik dari rumah sakit. Karena rasa lelah yang menderanya, Rayden telah tertidur pulas dan Amora menemani di sisinya.Melihat kelelahan yang terpatri di wajah Amora, Noel merasa iba. Sejak tadi wanita itu tidak beranjak sedikit pun dari sisi Rayden di sepanjang perjalanan menuju rumah sakit hingga ketika dokter memberikan penanganan bagi anak laki-laki itu.“Tidak apa-apa. Aku khawatir dia mencariku nanti kalau terbangun,” gumam Amora dengan suara yang terdengar serak.Noel menghela napas pelan. Ia mengambil sebotol air mineral yang dibelinya tadi dari mesin penjual minuman, lalu menyodorkannya kepada wanita itu.“Setidaknya minumlah sedikit. Bibirmu sampai mengering seperti itu,” bujuk Noel.Amora men
Read more

Bab 354 - Panggilan Telepon yang Tidak Diharapkan

“Apa belum ada kabar dari Regis?”Pertanyaan yang dilontarkan Noel mengalihkan perhatian Amora sejenak. Wanita itu menggeleng kecil, lalu menghela napas lelah.“Mungkin saja dia dipaksa untuk tetap berada di sana,” terka Amora.“Tapi, seharusnya dia mengabarimu, Amora.”Ucapan Noel tepat mengenai sasaran. Sejak tadi Amora memang telah menunggu kabar dari Regis maupun Albert, tetapi tidak ada pesan maupun panggilan masuk dari keduanya.Tadi Amora berniat untuk menghubungi Regis lebih dulu, tetapi ia khawatir panggilan teleponnya mengganggu waktu Regis yang mungkin sedang sibuk berbincang dengan para tamu.Amora mendengar acara perayaan ulang tahun Royal Dragon tersebut akan berlangsung semalam suntuk. Para tamu baru akan diturunkan dari kapal pesiar keesokan harinya sehingga malam ini akan menjadi puncak acara yang sangat meriah.Sebagai putra dan Tuan Muda Keluarga Lorenzo, tentu saja Regis harus te
Read more

Bab 355 - Tidak Ada Waktu Untuk Bersedih

'Tidak! Aku tidak boleh menyerah begitu saja. Aku tidak boleh membuat Regis khawatir. Sekarang dia pasti sedang berjuang sendiri. Ray juga membutuhkanku. Tidak ada waktu bagiku untuk bersedih terus-menerus.'Sinar mata Amora yang sempat redup kembali bercahaya. Ia bergegas menyeka air matanya dengan punggung tangannya dan kembali menegakkan tubuhnya.Walaupun sesaat tadi Amora sempat merasa rapuh dan tak berdaya, tetapi ia kembali berpikir jika ia tidak bisa hanya menangis saja. Setidaknya saat ini Amora harus mencari tahu terlebih dahulu mengenai keadaan Regis.Kekhawatiran terlukis jelas pada wajah Amora. Ia berpikir jika Regis pasti dalam keadaan yang tidak berdaya, mengingat Diego sampai memegang kendali pada gawai suaminya tersebut.Akhirnya Amora kembali mengangkat gawainya, lalu mencari nomor kontak Albert. Namun, pria itu tidak bisa dihubungi. ‘Sepertinya Albert juga dalam situasi yang tidak baik,’ terka Amora. Akhirnya Amora mencoba menghubungi kontak Estelle. Ia yakin saha
Read more

Bab 356 - Nyonya Tua Lorenzo

“Berengsek! Mau sampai kapan dia mengurungku di sini?”Suara geraman yang diiringi ringisan kecil bergulir dari bibir Regis. Pria itu masih berada di dalam ruangan kabin eksekutif yang menjadi tempat penyekapannya saat ini.Tidak ada seteguk air pun diberikan oleh bawahan ayahnya sehingga tenggorokan Regis terasa sangat kering. Penampilannya terlihat berantakan karena ia sudah berulang kali mencoba mendobrak pintu kabin tersebut. Sayangnya, pintu tersebut cukup kokoh. Alhasil, ia hanya melukai dirinya sendiri.Di dalam ruangan itu ada balkon yang menghadap ke sungai lepas. Regis bisa saja melompat dari balkon tersebut, tetapi hal itu tentu saja sangatlah berisiko karena arus sungai malam itu cukup deras.Meskipun Regis ingin membebaskan diri dari tempat tersebut, tetapi ia bukan ingin mengantarkan nyawanya sehingga ia memutuskan untuk mencari cara lain.“Tuan Muda, maafkan saya. Seharusnya tadi kami tidak bertindak gegabah,”
Read more

Bab 357 - Wanita yang Tidak Memenuhi Standar

“Wanita seperti itu?”Netra senja Nyonya Tua Lorenzo menyipit tajam. Ia tampak tidak suka mendengar kalimat yang terdengar sinis itu terucap dari bibir putranya tersebut.“Memangnya wanita seperti apa yang kamu inginkan untuk menjadi menantu keluarga ini, Diego. Regis mau menikah dan menemukan wanita yang cocok dengannya bukankah hal yang patut kamu syukuri? Selama ini kamu dan Liliana sudah mencarikan wanita untuknya, tapi apa hasilnya?” cetus Nyonya Tua Lorenzo tersebut seraya melirik menantunya dengan tajam.Liliana Ritter hanya bisa mengerutkan sedikit bibirnya dan tidak dapat memberikan bantahan sedikit pun atas ucapan ibu mertuanya itu.Namun, Diego tidak diam begitu saja dan berkata, “Ibu, saya tahu kalau Ibu ingin Regis segera berkeluarga. Tapi, kita juga tidak bisa asal mencarikan wanita untuknya.”Nyonya Tua Lorenzo berdengkus. “Jadi kamu ingin bilang kalau Ibu tidak bisa memilih dengan baik?&rdqu
Read more

Bab 358 - Predikat Buruk Istri Kedua

Dada Nyonya Tua Lorenzo tampak bergerak semakin cepat. Kepalan tangannya yang sedang memegang lengan sofa terlihat semakin erat. Ia tidak menyangka putranya akan bersikap lancang terhadapnya dan menentang pendapatnya. Melihat wajah nanar ibu mertuanya, Liliana yang duduk di samping ibu mertuanya itu, bergegas mengambilkan segelas air mineral untuknya. Wanita tua itu mencoba untuk meneguk perlahan minuman tersebut untuk menenangkan deru amarah yang bergemuruh hebat di dalam dirinya. “Ibu, jangan terpancing emosi. Ibu juga harus memikirkan kesehatan Ibu sendiri," bujuk Liliana yang sejak tadi tidak berani membuka suaranya. Istri kedua Diego tersebut tampak mencemaskan kondisi kesehatan wanita tua itu. Meskipun sebenarnya ia juga tidak begitu memahami alasan suaminya menentang ibu mertuanya tersebut, tetapi ia mencoba untuk memberikan pengertian kepada wanita tua itu. "Mungkin Diego khawatir kalau kebaikan Nona Lysander mudah dimanfaatkan orang lain, Ibu. Apalagi keluarga kita adalah
Read more

Bab 359 - Memancing Keributan

Terlihat sosok dua orang pria muda keluar dari kamar mandi di dalam kabin milik Nyonya Tua Lorenzo. Mereka adalah Mark dan Xavier. Keduanya menghela napas lega secara bersamaan setelah mendapatkan udara segar yang menyenangkan di luar kamar mandi tersebut."Tuan Besar sudah pergi?" tanya Mark seraya mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya."Tenang saja. Sudah aman," jawab Alicia seraya menepuk pundak asisten kakaknya tersebut.“Syukurlah, aku pikir aku harus menginap di dalam sana sampai besok pagi,” seloroh Xavier yang membuat Alicia tertawa cekikikan.Beberapa menit lalu Mark dan Xavier datang mengunjungi Winny Silverlake. Mereka menjelaskan secara rinci mengenai tindakan penyekapan yang dilakukan Diego terhadap Regis dan meminta bantuan wanita tua itu untuk mengeluarkan Regis.Ketika mereka baru saja selesai membicarakan hal tersebut, kebetulan Diego dan istrinya lewat di depan kabin Nyonya Tua Lorenzo sehingga wanita tua itu langs
Read more

Bab 360 - Melarikan Diri

“Kebakaran! Kebakaran!” Suara teriakan para penumpang yang panik semakin memperkeruh suasana di dalam kapal pesiar. Padahal mereka tidak melihat langsung sumber api tersebut berasal. Diego dan Liliana berusaha menerobos kerumunan orang-orang untuk mencapai titik kumpul evakuasi. Para bawahannya berusaha untuk membukakan jalan untuknya. Netra tajam Diego mengitari sekitarnya. Kekhawatiran telah memenuhi hatinya ketika tidak menemukan anggota keluarganya selain istrinya di antara para penumpang kapal yang berada di dekatnya. “Apa sudah ada yang mengevakuasi Nyonya Tua dan Alicia?” tanya Diego kepada salah seorang bawahannya. “Tadi mereka sudah dibawa oleh Tuan Muda Hernandez ke titik kumpul,” lapor bawahannya tersebut. Helaan napas lega bergulir dari bibir Diego. Namun, masih ada satu hal yang menjadi kekhawatirannya, yaitu Regis. Tadi ia sudah memerintahkan salah satu bawahannya untuk memberitahu asistennya, Pablo Varon agar melepaskan Regis seperti yang diminta oleh Nyonya Tua L
Read more
PREV
1
...
3435363738
...
53
DMCA.com Protection Status