Home / Romansa / Gairah Berbahaya sang Mafia / Bab 353 - Butuh Sedikit Waktu

Share

Bab 353 - Butuh Sedikit Waktu

Author: AliceLin
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Amora, kamu beristirahatlah dulu. Biar aku yang menunggui Ray.”

Suara Noel memecahkan lamunan Amora yang tengah duduk di sisi ranjang Rayden. Putranya itu terlihat lebih baik setelah mendapatkan penanganan yang terbaik dari rumah sakit. Karena rasa lelah yang menderanya, Rayden telah tertidur pulas dan Amora menemani di sisinya.

Melihat kelelahan yang terpatri di wajah Amora, Noel merasa iba. Sejak tadi wanita itu tidak beranjak sedikit pun dari sisi Rayden di sepanjang perjalanan menuju rumah sakit hingga ketika dokter memberikan penanganan bagi anak laki-laki itu.

“Tidak apa-apa. Aku khawatir dia mencariku nanti kalau terbangun,” gumam Amora dengan suara yang terdengar serak.

Noel menghela napas pelan. Ia mengambil sebotol air mineral yang dibelinya tadi dari mesin penjual minuman, lalu menyodorkannya kepada wanita itu.

“Setidaknya minumlah sedikit. Bibirmu sampai mengering seperti itu,” bujuk Noel.

Amora men

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Nur Alia
jangan menyerah amoraaaaa!!
goodnovel comment avatar
Popy Try
perjuangan amora masih panjang,, terus semangat amora untuk menjadi bagian Lorenzo
goodnovel comment avatar
NN.
plot twist bngeet ka otor kereeen.. terkejud aku d buatnya.. thnk ka 2 bab nya. semoga lancar terus ide ide nya.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 354 - Panggilan Telepon yang Tidak Diharapkan

    “Apa belum ada kabar dari Regis?”Pertanyaan yang dilontarkan Noel mengalihkan perhatian Amora sejenak. Wanita itu menggeleng kecil, lalu menghela napas lelah.“Mungkin saja dia dipaksa untuk tetap berada di sana,” terka Amora.“Tapi, seharusnya dia mengabarimu, Amora.”Ucapan Noel tepat mengenai sasaran. Sejak tadi Amora memang telah menunggu kabar dari Regis maupun Albert, tetapi tidak ada pesan maupun panggilan masuk dari keduanya.Tadi Amora berniat untuk menghubungi Regis lebih dulu, tetapi ia khawatir panggilan teleponnya mengganggu waktu Regis yang mungkin sedang sibuk berbincang dengan para tamu.Amora mendengar acara perayaan ulang tahun Royal Dragon tersebut akan berlangsung semalam suntuk. Para tamu baru akan diturunkan dari kapal pesiar keesokan harinya sehingga malam ini akan menjadi puncak acara yang sangat meriah.Sebagai putra dan Tuan Muda Keluarga Lorenzo, tentu saja Regis harus te

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 355 - Tidak Ada Waktu Untuk Bersedih

    'Tidak! Aku tidak boleh menyerah begitu saja. Aku tidak boleh membuat Regis khawatir. Sekarang dia pasti sedang berjuang sendiri. Ray juga membutuhkanku. Tidak ada waktu bagiku untuk bersedih terus-menerus.'Sinar mata Amora yang sempat redup kembali bercahaya. Ia bergegas menyeka air matanya dengan punggung tangannya dan kembali menegakkan tubuhnya.Walaupun sesaat tadi Amora sempat merasa rapuh dan tak berdaya, tetapi ia kembali berpikir jika ia tidak bisa hanya menangis saja. Setidaknya saat ini Amora harus mencari tahu terlebih dahulu mengenai keadaan Regis.Kekhawatiran terlukis jelas pada wajah Amora. Ia berpikir jika Regis pasti dalam keadaan yang tidak berdaya, mengingat Diego sampai memegang kendali pada gawai suaminya tersebut.Akhirnya Amora kembali mengangkat gawainya, lalu mencari nomor kontak Albert. Namun, pria itu tidak bisa dihubungi. ‘Sepertinya Albert juga dalam situasi yang tidak baik,’ terka Amora. Akhirnya Amora mencoba menghubungi kontak Estelle. Ia yakin saha

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 356 - Nyonya Tua Lorenzo

    “Berengsek! Mau sampai kapan dia mengurungku di sini?”Suara geraman yang diiringi ringisan kecil bergulir dari bibir Regis. Pria itu masih berada di dalam ruangan kabin eksekutif yang menjadi tempat penyekapannya saat ini.Tidak ada seteguk air pun diberikan oleh bawahan ayahnya sehingga tenggorokan Regis terasa sangat kering. Penampilannya terlihat berantakan karena ia sudah berulang kali mencoba mendobrak pintu kabin tersebut. Sayangnya, pintu tersebut cukup kokoh. Alhasil, ia hanya melukai dirinya sendiri.Di dalam ruangan itu ada balkon yang menghadap ke sungai lepas. Regis bisa saja melompat dari balkon tersebut, tetapi hal itu tentu saja sangatlah berisiko karena arus sungai malam itu cukup deras.Meskipun Regis ingin membebaskan diri dari tempat tersebut, tetapi ia bukan ingin mengantarkan nyawanya sehingga ia memutuskan untuk mencari cara lain.“Tuan Muda, maafkan saya. Seharusnya tadi kami tidak bertindak gegabah,”

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 357 - Wanita yang Tidak Memenuhi Standar

    “Wanita seperti itu?”Netra senja Nyonya Tua Lorenzo menyipit tajam. Ia tampak tidak suka mendengar kalimat yang terdengar sinis itu terucap dari bibir putranya tersebut.“Memangnya wanita seperti apa yang kamu inginkan untuk menjadi menantu keluarga ini, Diego. Regis mau menikah dan menemukan wanita yang cocok dengannya bukankah hal yang patut kamu syukuri? Selama ini kamu dan Liliana sudah mencarikan wanita untuknya, tapi apa hasilnya?” cetus Nyonya Tua Lorenzo tersebut seraya melirik menantunya dengan tajam.Liliana Ritter hanya bisa mengerutkan sedikit bibirnya dan tidak dapat memberikan bantahan sedikit pun atas ucapan ibu mertuanya itu.Namun, Diego tidak diam begitu saja dan berkata, “Ibu, saya tahu kalau Ibu ingin Regis segera berkeluarga. Tapi, kita juga tidak bisa asal mencarikan wanita untuknya.”Nyonya Tua Lorenzo berdengkus. “Jadi kamu ingin bilang kalau Ibu tidak bisa memilih dengan baik?&rdqu

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 358 - Predikat Buruk Istri Kedua

    Dada Nyonya Tua Lorenzo tampak bergerak semakin cepat. Kepalan tangannya yang sedang memegang lengan sofa terlihat semakin erat. Ia tidak menyangka putranya akan bersikap lancang terhadapnya dan menentang pendapatnya. Melihat wajah nanar ibu mertuanya, Liliana yang duduk di samping ibu mertuanya itu, bergegas mengambilkan segelas air mineral untuknya. Wanita tua itu mencoba untuk meneguk perlahan minuman tersebut untuk menenangkan deru amarah yang bergemuruh hebat di dalam dirinya. “Ibu, jangan terpancing emosi. Ibu juga harus memikirkan kesehatan Ibu sendiri," bujuk Liliana yang sejak tadi tidak berani membuka suaranya. Istri kedua Diego tersebut tampak mencemaskan kondisi kesehatan wanita tua itu. Meskipun sebenarnya ia juga tidak begitu memahami alasan suaminya menentang ibu mertuanya tersebut, tetapi ia mencoba untuk memberikan pengertian kepada wanita tua itu. "Mungkin Diego khawatir kalau kebaikan Nona Lysander mudah dimanfaatkan orang lain, Ibu. Apalagi keluarga kita adalah

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 359 - Memancing Keributan

    Terlihat sosok dua orang pria muda keluar dari kamar mandi di dalam kabin milik Nyonya Tua Lorenzo. Mereka adalah Mark dan Xavier. Keduanya menghela napas lega secara bersamaan setelah mendapatkan udara segar yang menyenangkan di luar kamar mandi tersebut."Tuan Besar sudah pergi?" tanya Mark seraya mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya."Tenang saja. Sudah aman," jawab Alicia seraya menepuk pundak asisten kakaknya tersebut.“Syukurlah, aku pikir aku harus menginap di dalam sana sampai besok pagi,” seloroh Xavier yang membuat Alicia tertawa cekikikan.Beberapa menit lalu Mark dan Xavier datang mengunjungi Winny Silverlake. Mereka menjelaskan secara rinci mengenai tindakan penyekapan yang dilakukan Diego terhadap Regis dan meminta bantuan wanita tua itu untuk mengeluarkan Regis.Ketika mereka baru saja selesai membicarakan hal tersebut, kebetulan Diego dan istrinya lewat di depan kabin Nyonya Tua Lorenzo sehingga wanita tua itu langs

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 360 - Melarikan Diri

    “Kebakaran! Kebakaran!” Suara teriakan para penumpang yang panik semakin memperkeruh suasana di dalam kapal pesiar. Padahal mereka tidak melihat langsung sumber api tersebut berasal. Diego dan Liliana berusaha menerobos kerumunan orang-orang untuk mencapai titik kumpul evakuasi. Para bawahannya berusaha untuk membukakan jalan untuknya. Netra tajam Diego mengitari sekitarnya. Kekhawatiran telah memenuhi hatinya ketika tidak menemukan anggota keluarganya selain istrinya di antara para penumpang kapal yang berada di dekatnya. “Apa sudah ada yang mengevakuasi Nyonya Tua dan Alicia?” tanya Diego kepada salah seorang bawahannya. “Tadi mereka sudah dibawa oleh Tuan Muda Hernandez ke titik kumpul,” lapor bawahannya tersebut. Helaan napas lega bergulir dari bibir Diego. Namun, masih ada satu hal yang menjadi kekhawatirannya, yaitu Regis. Tadi ia sudah memerintahkan salah satu bawahannya untuk memberitahu asistennya, Pablo Varon agar melepaskan Regis seperti yang diminta oleh Nyonya Tua L

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 361 - Mencari Kesempatan

    Suara derap langkah berat terdengar memenuhi koridor rumah sakit yang tampak lengang. Sebagian para penghuni rumah sakit telah terlelap. Hanya ada sedikit pencahayaan di beberapa lorong rumah sakit dan terlihat beberapa orang yang masih terjaga karena mereka sedang melakukan dinas malam mereka.Derap langkah tidak lagi terdengar ketika sang pemilik langkah tersebut yang tidak lain adalah Regis Lorenzo, berhenti di depan ruang rawat khusus anak-anak. Pria itu mengedarkan pandangannya ke sekitar dan melihat seorang penjaga keamanan yang sedang menahan kantuk di sela-sela jam dinasnya.“Maaf, Tuan.”Tiba-tiba terdengar suara seseorang menyapa Regis dari belakang. Ketika ia menoleh, terlihat wajah seorang perawat yang sedang memandang Regis dengan penuh kebingungan. Perawat tersebut baru saja selesai melakukan pengecekan berkala di salah satu ruangan rawat yang menjadi tanggung jawabnya.“Apa ada yang bisa saya bantu?” tanya perawat te

Latest chapter

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 529 - The End

    Satu per satu acara pun dimulai dan berakhir dengan lancar. Regis juga memperkenalkan kedua putranya yang menjadi kebanggaan keluarga Lorenzo di hadapan para tamunya. Kali ini Regis tidak melarang beberapa awak media terpercaya untuk meliput kedua buah hatinya itu. Namun, para bawahan Regis tetap memberikan batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat mengambil gambar. Akhirnya tiba saatnya sesi pelemparan buket bunga yang dilakukan oleh Amora sebagai mempelai wanita. Para gadis maupun pemuda lajang telah bersiap-siap untuk berebutan buket dari sang mempelai wanita.Biana juga telah bersiap di posisinya. Pada hitungan ketiga, buket bunga tersebut melayang di udara dan semua orang berlomba-lomba menggapainya. Buket bunga tersebut beralih dari satu tangan ke tangan yang lain hingga akhirnya seseorang berhasil merebutnya! Seketika suasana menjadi sangat hening, semua orang berdiri mematung untuk melihat sosok yang beruntung tersebut. Biana tampak kesal karena ia tidak b

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 528 - Extra Part 11

    Dalam balutan gaun pengantin berwarna putih gading dan tiara cantik yang menghiasi puncak kepalanya serta juntaian wedding veil yang menutupi sebagian wajahnya, Amora berjalan selangkah demi selangkah menuju ke arah suaminya, Regis Lorenzo. Wanita itu mengamit lengan Alejandro Volker selaku ayah kandungnya. Mereka berjalan berdampingan. Terlihat sosok sepasang malaikat kecil di depan mereka yang berpenampilan tampan dan imut. Mereka tidak lain adalah Rayden dan Kimmy. Keduanya berjalan bergandengan tangan sembari menebarkan kelopak bunga mawar yang menuntun langkah mempelai wanita menuju ke ujung aisle. Sementara itu, tiga orang bridesmaid berjalan di belakang Amora. Mereka adalah Estelle Mauverick, Biana Curtiz dan Alicia Lorenzo. Amora memandang ke sekelilingnya. Ia bertemu pandang dengan beberapa orang terdekatnya seperti Noel Ritter, Chris Walden, Bianca Lysander, Hilde Maven, Henry Allen serta Emma Adams yang sedang menggendong buah hatinya, Ryuji Lorenzo. Amora memberikan la

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 527 - Extra Part 10

    “Ada apa? Kamu masih saja cemburu dengan mantan istrimu?” goda Gino yang sejak tadi memperhatikan Regis di belakangnya. Malam ini pria itu memang menjadi groomsmen-nya alias pendamping mempelai pria. Regis hanya melayangkan tatapan tajamnya. Ia enggan menanggapinya. “Aku mengerti. Mantan memang sulit dilupakan. Apalagi mantan pertama. Rasanya aku ingin mencabik-cabiknya,” geram Gino yang dapat memahami perasaan Regis. Istrinya juga masih beberapa kali bertemu dengan mantan suaminya karena mantan suami istrinya itu ingin bertemu dengan Kimmy, putri mereka. “Apa mau aku membantumu?” tawar Regis dengan serius. Gino langsung meliriknya dengan syok. Tentu saja ia memahami maksud dari Regis. “Mengambil nyawanya bukan penyelesaian yang baik, Regis. Kalau Estelle dan Kimmy tahu aku yang sudah menghabisi ayah kandungnya, mau ditaruh di mana wajahku ini,” timpalnya. Regis mengulum senyumnya. “Dasar pengecut,” ledeknya. Gino mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia mengedarkan pandangannya ke

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 526 - Extra Part 9

    “Ada apa, Amora?” tanya Estelle dan Biana secara serempak. Mereka tampak khawatir melihat kondisi Amora. Namun, Amora menggeleng pelan. “Tidak apa-apa. Sepertinya aku harus memompa asiku dulu deh. Tapi, aku tidak bawa alatnya lagi,” cicitnya. “Tenang saja. Aku bawa kok. Pakai punyaku dulu saja,” sahut Estelle sembari mengambil tas ransel yang berisi berbagai barang keperluan putra keduanya. Amora pun meminjam peralatan pompa asi dari sahabatnya, lalu bergegas menyelesaikan kegiatannya dan kembali melanjutkan persiapannya untuk acara malam ini. “Tolong kalian gunakan jari-jari ajaib kalian untuk menyulapnya menjadi ratu tercantik sejagat raya malam ini,” pinta Estelle kepada para penata rias dan penata busana pilihannya. “Serahkan saja kepada kami, Nyonya Moonstone!” sahut tim tersebut. *** Suara alunan piano memenuhi di sekitar lahan hijau yang telah didekorasi dengan sangat cantik. Pintu masuk menuju ke area resepsi acara juga telah dihiasi dengan aneka bunga segar berwarna put

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 525 - Extra Part 8

    “Apa? Pesta pernikahan?” Amora menatap Mark dengan syok, lalu memandang Biana dan Estelle yang sedang tersenyum sumringah padanya. “Sejak kapan kalian merencanakan semua ini, hm?” selidik Amora dengan sengit. “Maaf, Amora. Kami benar-benar tulus ingin memberikan kejutan. Tolong jangan marah,” cicit Estelle. “Benar, Amora. Aku juga terpaksa mengikuti rencana mereka. Tapi, percayalah kalau kami tidak pernah bermaksud buruk padamu,” timpal Biana dengan bersungguh-sungguh. “Ck, kalian benar-benar tidak setia kawan, huh?” Amora mengomeli kedua sahabatnya. Ia masih sangat kesal dibohongi dan dipermainkan seperti orang bodoh. “Tentu saja kami setia kawan, Amora. Kami ingin kamu bahagia,” cetus Estelle yang diikuti anggukan oleh Biana. “Sia-sia saja air mataku tadi,” sungut Amora dengan wajah ditekuk masam. Regis menghampiri istrinya tersebut, lalu menyeka sudut mata wanita itu yang masih berair. “Jangan marah lagi, Sayang. Maafkan aku. Aku bersedia menerima hukuman apa pun,” ucapnya.

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 524 - Extra Part 7

    Suara letusan konfeti mengagetkan Amora. Refleks, ia memejamkan matanya dan taburan potongan kertas warna-warni menghujani tubuhnya. “Surprise!” Seruan penuh semangat terdengar di telinganya. Ketika ia membuka matanya kembali, ia disuguhkan dengan kehadiran Regis yang telah berdiri di depan matanya. “Regis?” Amora menatap suaminya dengan kening yang berkerut. Pandangan Amora pun mengedar ke sekelilingnya. Ia tidak menemukan sosok yang mencurigakan di dalam ruangan itu. Justru ia malah dikagetkan dengan kehadiran beberapa orang yang dikenalnya. “Kalian ….” Amora memandang satu per satu sosok tersebut dengan bingung. Tatapannya terhenti pada Alicia yang berdiri di sampingnya. Gadis itu memegang konfeti yang diletuskannya tadi. Amora pun menginterogasinya. “Alicia, kenapa kamu bisa ada di sini? Apa maksud semua ini? Di mana wanita itu?" "Wanita?" Regis memandang Amora dengan bingung. "Tidak usah berpura-pura, Regis. Apa kamu menyembunyikannya?" selidik Amora. Ia telah mendorong d

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 523 - Extra Part 6

    Perasaan Amora terasa tidak karuan. Ucapan Alicia masih terngiang jelas di dalam benaknya. “Ini tidak mungkin. Tidak mungkin,” gumam Amora berulang kali.Seth melirik kaca spion mobil tengah untuk memantau kondisi nyonya mudanya tersebut. Ia tidak tahu menahu tentang hal yang terjadi. Tadi wanita itu hanya memintanya untuk segera mengantarkannya ke Mansion Blue Lake.Tadi Alicia berkata jika ia melihat Regis bertemu dengan seorang wanita saat ia dalam perjalanan menuju taman bermain dengan Rayden. Padahal sepengetahuannya, pria itu seharusnya berada dalam perjalanan ke Italia seperti yang dikatakannya kemarin kepadanya.Alicia berkata kepada Amora jika ia telah membuntuti Regis dan melihat keduanya masuk ke dalam Mansion Blue Lake. Tentu saja hal tersebut membuat Amora sangat terkejut. Ia tidak percaya jika Regis melakukan sesuatu yang mengkhianati cinta mereka.Namun, di satu sisi, Amora juga yakin kalau Alicia tidak mungkin membohonginya. ‘Apa mungkin Regis tidak jadi berangkat ke

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 522 - Extra Part 5

    “Bagaimana? Apa kamu bisa tenang membiarkan Emma membantumu mulai hari ini?” tanya Liliana meminta pendapat menantunya tersebut. Amora tertegun. Ia menatap Emma yang masih menunggu tanggapannya. “Tentu saja aku setuju,” sahutnya dengan mengulas senyuman lebar di bibirnya. Dibandingkan para pengasuh lain, Amora tentu saja akan lebih percaya dengan Emma. Dulu wanita paruh baya itu juga sering membantunya menjaga Rayden. “Tapi, apa Nyonya Adams tidak apa-apa? Aku tidak ingin terus-menerus merepotkan Anda. Apa Henry dan Hilde mengizinkannya?” tanya Amora dengan penuh selidik. Ia tidak ingin putra dan menantu Emma tidak menyetujui hal tersebut. Apalagi kondisi Emma yang pernah dirawat di rumah sakit dulu. “Tenang saja, Amora. Malah mereka memintaku untuk membantumu. Hilde malah lebih mendukungku,” terang Emma yang dapat memahami pemikiran Amora tersebut. “Nanti Tante akan sering-sering datang dan ikut membantu kok,” timpal Liliana yang mencoba meyakinkan menantunya itu. Amora tersen

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 521 - Extra Part 4

    “Selamat pagi Anak Mama. Bagaimana tidurnya semalam, hm?”Amora berceloteh sendiri dengan Ryuji yang sedang duduk di dalam box bayinya. Amora baru saja bangun saat mendengar suara bayi bertubuh gembul itu.“Anak Mama sudah bangun saja pagi begini. Siapa yang sudah menggantikan popokmu, hm? Papa?” tanya Amora ketika melihat putranya telah berganti pakaian.Ryuji hanya menanggapinya dengan senyuman lebar dan menendang kedua tangan dan kakinya berulang kali. Ia asyik memasukkan teether ke dalam mulutnya dan menggigit-gigitnya dengan gemas.Amora pun menggendong Ryuji keluar dari tempat tidurnya dan mengelilingi kamarnya untuk mencari keberadaan Regis.“Sayang,” panggil Amora. Namun, tidak ada yang menyahutnya.“Ke mana dia?” gumam Amora yang akhirnya kembali ke kamarnya. Ia baru menyadari jika koper yang dipersiapkannya semalam untuk Regis sudah tidak ada di tempatnya.“Dia sudah pergi?” terka Amora dengan terheran-heran.Tidak biasanya Regis pergi tanpa berpamitan padanya. Biasanya Regi

DMCA.com Protection Status