“Ray pulang, Ma!”Suara manis nan menggemaskan terdengar di seluruh penjuru ruangan penthouse. Putra Regis tersebut baru saja tiba di teras depan kediamannya. Ia bergegas melepaskan sepatu sekolahnya dan menggantinya dengan alas sandal yang lebih nyaman dipakai.“Dasar anak Mama,” ledek Xavier yang berjalan di belakangnya. Pria itu yang mengantarkan putra Regis kembali.Mereka baru sampai ketika langit telah menjadi gelap. Selesai pelatihan tadi, Xavier membawa Rayden pergi bermain di arena permainan anak yang ada di dalam salah satu pusat perbelanjaan.Seperti yang diperintahkan Regis, Xavier harus membawa Rayden pulang setelah pukul tujuh malam. Regis juga memintanya untuk membawa Rayden makan malam dulu sebelum kembali ke penthouse. Namun, Xavier terpaksa harus pulang lebih awal karena anak laki-laki itu sudah bosan dan ingin kembali secepatnya."Huh, bilang saja kalau Paman iri sama Ray," timpal Rayden yang membuat wajah
Baca selengkapnya