Semua Bab Gairah Berbahaya sang Mafia: Bab 311 - Bab 320

529 Bab

Bab 311 - Api Gairah yang Terus Berkobar

“Aku lelah, Regis. Biarkan aku tidur sebentar lagi,” pinta Amora dengan netra yang masih terpejam erat. Pria itu tengah berbaring di sampingnya. Satu tangannya yang kokoh memeluk pinggang ramping Amora. Wanita itu hanya bisa pasrah dan terkulai di dalam pelukannya dan menyandarkan wajahnya pada dada bidang Regis yang dipenuhi dengan otot-otot yang terasa hangat ketika menyentuhnya.Dari sudut matanya yang terbuka sedikit, Amora dapat melihat seulas senyuman yang terukir pada bibir suaminya itu. Amora akui jika Regis benar-benar terlihat sempurna dengan ketampanan dan keperkasaan yang dimilikinya.'Kenapa dia masih sebugar itu?' keluh Amora di dalam hati.Ia merasa tidak adil. Padahal mereka bersama-sama mendaki puncak bersama, tetapi sekarang untuk menggerakkan satu ujung jari pun, Amora terasa tak bertenaga.Namun, Regis malah terlihat semakin berkharisma dengan wajah tampannya yang terlihat sangat cerah."Sayang ...." Suara bisik
Baca selengkapnya

Bab 312 - Ronde Ketiga!

Deru napas Amora terasa semakin berat. Pertukaran saliva yang dilakukannya dengan Regis membuat tubuh Amora bergetar hebat. Akal pikirannya terasa melayang dan membuatnya pasrah untuk mengikuti permainan lidah yang sedang memanjakannya. Perlahan Regis melepaskan tautan bibir mereka untuk mengisi sejenak udara di dalam rongga paru-parunya. “Amora, kamu benar-benar membuatku gila,” geram Regis dengan seulas seringai licik yang mengukir bibirnya. Ia semakin tidak sabar ingin menuntaskan gairah yang tengah membara di dalam dirinya. Regis pun kembali melanjutkan kesibukannya dalam memberikan sentuhan-sentuhan pada setiap jengkal Amora. Baru saja ia ingin mencumbu bibir manis istrinya tersebut, tiba-tiba saja wanita itu mendorong wajahnya dengan salah satu telapak tangannya. “Cukup, Regis. Aku … aku merasa aneh,” gumam Amora dengan suara yang terdengar berat. Akan tetapi, pria itu malah menangkap pergelangan tangannya dan memasukkan jemari lentik Am
Baca selengkapnya

Bab 313 - Curiga

“Ray pulang, Ma!”Suara manis nan menggemaskan terdengar di seluruh penjuru ruangan penthouse. Putra Regis tersebut baru saja tiba di teras depan kediamannya. Ia bergegas melepaskan sepatu sekolahnya dan menggantinya dengan alas sandal yang lebih nyaman dipakai.“Dasar anak Mama,” ledek Xavier yang berjalan di belakangnya. Pria itu yang mengantarkan putra Regis kembali.Mereka baru sampai ketika langit telah menjadi gelap. Selesai pelatihan tadi, Xavier membawa Rayden pergi bermain di arena permainan anak yang ada di dalam salah satu pusat perbelanjaan.Seperti yang diperintahkan Regis, Xavier harus membawa Rayden pulang setelah pukul tujuh malam. Regis juga memintanya untuk membawa Rayden makan malam dulu sebelum kembali ke penthouse. Namun, Xavier terpaksa harus pulang lebih awal karena anak laki-laki itu sudah bosan dan ingin kembali secepatnya."Huh, bilang saja kalau Paman iri sama Ray," timpal Rayden yang membuat wajah
Baca selengkapnya

Bab 314 - Nyamuk Nakal

“Tadi parfum Papa tumpah, Ray.”Tentu saja Regis berbohong. Tadi ia sengaja menyemprotkan wewangian ke seluruh penjuru ruangan untuk menyamarkan aroma sisa percintaannya dengan Amora. Untung saja Rayden tidak memergokinya saat itu.Jawaban yang diberikan ayahnya sama sekali tidak memuaskan Rayden. Netranya mengelilingi ruangan dan menemukan sosok ibunya yang tengah terbaring di atas ranjang. Padahal tidak biasanya ibunya tidur di waktu seperti ini.Melihat keanehan tersebut, Rayden langsung menghampiri ibunya. “Mama kenapa, Pa?” tanyanya dengan panik.Regis menghampiri putranya yang telah duduk di sisi ranjang. “Mamamu lagi tidur, Ray. Biarkan dia istirahat dulu,” ujarnya yang mencoba memberikan pengertian kepada putranya.Akan tetapi, Rayden tidak mau mendengarkan ucapannya. Melihat ibunya masih memejamkan matanya, Rayden pun menggoyangkan lengan wanita itu.Regis hanya bisa menghela napas pelan. Ia tahu
Baca selengkapnya

Bab 315 - Virus Cinta

Kening Regis mengernyit ketika melihat Xavier yang tengah berbaring di sofa panjang ruang keluarganya. Ia pun berjalan menghampirinya. “Xavier, bangun,” ucap Regis seraya menarik bantal sofa yang menjadi sandaran kepala sahabatnya itu.  “Hum?” Xavier membuka netranya dengan malas. “Aku ngantuk, Regis. Biarkan aku tidur di sini sebentar.” “Siapa yang mengizinkanmu tidur di sini? Bukankah tadi aku memintamu untuk membawa Ray pulang setelah jam tujuh? Kenapa kamu sudah pulang jam segini?” selidik Regis yang langsung meminta penjelasan dari sahabatnya itu.  Xavier menghela napas berat. Akhirnya ia bangkit dari pembaringannya dan berkata, “Anakmu sudah tidak betah di sana. Mana mungkin aku menghalanginya.” Xavier menguap lebar, lalu mengusap wajahnya dengan kasar untuk menghilangkan kantuknya. “Kamu tidak tahu bagaimana lelahnya aku menghadapi putramu. Dia benar-benar menguras tenagaku,” ucapnya secara berlebihan.  “Katakan s
Baca selengkapnya

Bab 316 - Mendapatkan Rival

Suara ketukan pintu mengalihkan pandangan Regis dari layar laptopnya. "Masuk," ucapnya.Terlihat wajah Rayden menyembul dari balik pintu ruang kerjanya tersebut. Anak laki-laki itu datang untuk memenuhi permintaan Regis beberapa saat lalu."Masuk saja, Ray," ujar Regis ketika melihat keraguan putranya tersebut.Rayden mengangguk, lalu melangkah masuk. Anak laki-laki itu baru saja selesai mandi dan telah berganti pakaian dengan piyama.“Papa sedang sibuk?” tanya Rayden ketika melihat meja kerja ayahnya yang cukup berantakan.“Tidak terlalu,” jawab Regis seraya memberikan isyarat kepada putranya agar mendekat padanya.Namun, Rayden hanya berdiri di depan meja kerja pria itu dengan netra mengelilingi setiap sudut ruangan tersebut. Ia jarang memasuki ruangan itu karena seringkali terkunci.Rayden tahu jika ayahnya tidak ingin ada orang yang tidak berkepentingan memasuki ruangan tersebut tanpa izin, mengingat pasti
Baca selengkapnya

Bab 317 - Proyek Pertama

“Selamat bergabung dengan Eternal Bliss. Saya harap kalian dapat menganggap tempat ini sebagai rumah kedua kalian dan membantu saya untuk memberikan acara yang memuaskan bagi para klien kita di masa mendatang.” Amora memberikan kata sambutannya kepada sepuluh orang bawahan yang baru saja direkrutnya. Hari ini adalah hari pertama mereka menempati kantor kecil yang dibeli olehnya dan Estelle. “Tempat ini baru selesai direnovasi sedikit kemarin dan mungkin masih ada banyak kekurangan. Saya harap kalian dapat memakluminya dan membantu saya untuk mengecek apa saja hal yang perlu dilengkapi,” pinta Estelle kepada para wajah baru yang berusia lebih muda di hadapannya. Mereka memang adalah para mahasiswa yang baru lulus, tetapi pengalaman dalam tim dan kemampuan mereka tidak diragukan lagi. Amora sendiri yang telah memberikan wawancara secara langsung dan melakukan tes singkat untuk melihat kemampuan mereka. "Meskipun bisnis kita ini kecil dan masih baru, tap
Baca selengkapnya

Bab 318 - Merindukan Sentuhan

"Nanti Ray hadir juga kan di acara ulang tahun cucu keluarga Waverly kan, Amora?" tanya Estelle yang mengalihkan sejenak perhatian Amora yang sedang memeriksa jadwal pertemuan dengan calon klien berikutnya."Ya, ada apa?" Amora kembali membereskan dokumennya."Akhir-akhir ini Kimmy sepertinya hanya membahas tentang Ray terus. Aku sampai pusing mendengarnya dan putramu itu benar-benar kloningan suamimu,” keluh Estelle yang menjelaskan bagaimana acuh tak acuhnya Rayden setiap kali Kimmy mengajaknya bicara. Amora tersenyum simpul. “Aku akan mengingatkannya nanti. Anak itu mungkin saja malu untuk mengekspresikan dirinya di depan putrimu,” ucapnya membela Rayden. Amora tahu jika Rayden tidak mungkin akan menyakiti Kimmy meskipun putri Estelle tersebut bersikap mengesalkan terhadap putranya itu. Sebagai ibunya, Amora mengenal sifat Rayden yang sangat menyayangi dan menghormati lawan jenisnya tanpa mengenal usia. “Tidak usah dipusingkan, Estelle. Merek
Baca selengkapnya

Bab 319 - Cinta Mampu Mengubah Segalanya

"Sepertinya ada kemajuan nih." Estelle masih menggoda Amora yang tampak salah tingkah di hadapannya. Amora berdengkus malas. Ia memalingkan wajahnya untuk menghindari interogasi dari sahabatnya itu dan berkata, “Aku rasa tidak ada salahnya kalau kami melakukannya, kan? Lagian sudah sama-sama dewasa juga.” Suara tawa kecil meluncur dari bibir Estelle, lalu setelah tawanya terhenti, ia kembali berkata, “Aku sangat senang melihat perkembangan kalian, Amora. Aku yakin kali ini kamu akan mendapatkan kebahagianmu dari Tuan Muda Lorenzo.” Estelle benar-benar tulus mendoakannya. Sejujurnya rasa bersalah karena tidak bisa membantu Amora tujuh tahun yang lalu masih membayanginya dan Estelle sangat berharap kali ini Amora benar-benar bahagia. Ia berpikir jika sudah cukup bagi Amora untuk menjalani hari-hari buruknya di masa lalu. "Apa kamu tahu kalau suamimu itu sangat menyayangimu? Gino saja sampai tidak menyangka kalau Regis Lorenzo yang selalu mengabaikan sem
Baca selengkapnya

Bab 320 - Masih Berjalan di Tempat

Amora baru saja tiba di depan gedung perkantoran Royal Dragon. Ia memandang takjub gedung megah yang berdiri di depan matanya. Kaca-kaca gedung yang mengkilap terasa sangat menyilaukan matanya.Ini adalah pertama kalinya ia menginjakkan kakinya di gedung perkantoran tempat suaminya bekerja. Desain luar gedung tersebut terlihat sangat mewah dan membuat siapa pun yang melihatnya terkesima, termasuk Amora saat ini. Bahkan gedung perusahaan keluarga Lysander yang pernah didatanginya dulu hanya setitik debu jika dibandingkan dengan gedung pencakar langit milik Royal Dragon.Melihat kemegahan dan kemewahan yang terpampang di hadapannya, tiba-tiba saja Amora merasa sangat gugup. Sebenarnya ia ingin menolak ajakan Regis untuk makan siang di kantor, tetapi karena Regis tidak dapat keluar kantor hari ini, akhirnya Amora terpaksa mengalah. 'Sebenarnya seberapa besar kekayaan keluarga Lorenzo?' batin Amora tercengang. Rasa percaya diri Amora seakan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3031323334
...
53
DMCA.com Protection Status