Home / Romansa / Gairah Berbahaya sang Mafia / Chapter 321 - Chapter 330

All Chapters of Gairah Berbahaya sang Mafia: Chapter 321 - Chapter 330

529 Chapters

Bab 321 - Adik Ipar

Amora masih memandang lekat sosok gadis yang cukup dikenalnya itu. Gadis itu masih belum menyadari kehadirannya di dalam elevator tersebut.“Huft! Untung saja belum tertutup,” gumam gadis itu dengan wajah yang tampak basah oleh peluh.Pandangannya tertuju pada panel elevator yang telah tertuju pada lantai 30 seperti yang diinginkannya. “Terima kasih,” ucap gadis itu seraya menoleh kepada Amora yang masih menatapnya dengan terheran-heran.Kening gadis itu mengernyit ketika melihat wajah Amora. Sontak, bola mata gadis itu membulat besar. Ia langsung mengacungkan telunjuknya kepada Amora.“Ke-kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya gadis itu kepada Amora.Namun, Amora tidak menjawab dan malah berbalik melemparkan pertanyaan kepada gadis itu. “Seharusnya saya yang bertanya kepada Anda. Kenapa Anda bisa masuk ke dalam lift ini?”Gadis itu menatap Amora dengan bingung, lalu ia mengedarkan pandangannya k
Read more

Bab 322 - Teman Tidur?

“Kenapa? Kamu takut sekarang?” ledek Alicia. Gadis itu tersenyum angkuh ketika melihat wajah kaget Amora setelah mengetahui identitasnya. Ia mengangkat sedikit dagunya untuk menunjukkan kedudukannya. "Aku rasa tidak ada yang harus aku takutkan, Nona Lorenzo," jawab Amora yang kembali bersikap tenang. Alicia berdecak kesal. "Kamu tidak lupa kan apa yang sudah kamu lakukan pada sepatuku? Aku belum membuat perhitungan padamu!" hardiknya. Gadis itu kembali mengungkit permasalahan di antara mereka yang masih membekas di dalam ingatannya. Ia tidak akan lupa dengan tindakan Amora yang membuatnya kesal hingga hari ini. Bibir Amora mengembuskan napas pelan, lalu ia berkata, "Bukankah aku sudah membersihkannya dan mengembalikannya? Apa lagi yang ingin kamu minta dariku?" "Apa menitipkan sepatunya di kafe termasuk mengembalikan? Katanya kamu mau meminta maaf dengan tulus, tapi apa? Dasar pembohong," cibir Alicia sembari mencebikkan bibirnya denga
Read more

Bab 323 - Pilih Kasih

“Kakak!”Suara lantang Alicia membuat Regis yang sedang sibuk dengan ponselnya langsung mengalihkan pandangannya. Pria itu tampak terkejut melihat Alicia yang berlari kecil ke arahnya dan langsung memeluk lehernya seperti anak kecil yang manja.Regis terpaku syok, lalu ia mengakhiri pembicaraannya dengan lawan bicaranya di telepon. Ia mendorong kening Alicia dengan telunjuknya sehingga gadis itu melepaskan pelukannya.“Kenapa kamu bisa di sini, Alicia?” selidik Regis seraya menatap adiknya dengan tajam.Regis tampak bingung. Padahal tadi ia meminta sekretarisnya untuk menjemput Amora, bukan Alicia.“Huh! Kakak tidak merindukanku?” protes Alicia dengan bibir mengerucut malas.Regis tidak menjawab. Perhatiannya beralih ketika melihat Amora yang baru menyusul masuk bersama Monica.“Nona Grant, kenapa Anda malah membiarkan orang yang tidak memiliki kepentingan di sini malah masuk begitu saja?&rdqu
Read more

Bab 324 - Si Pembuat Onar

Netra Amora melirik ke arah Alicia sekilas. Ia dapat melihat kekhawatiran pada sorot mata adik suaminya tersebut. Gadis itu terlihat gelisah dengan pertanyaan yang diajukan Regis pada Amora. Diam-diam Amora mengulum senyumnya.“Katakan saja, Amora. Tidak perlu khawatir,” imbuh Regis yang masih menginterogasi Amora. Firasatnya mengatakan jika Alicia tidak mungkin tidak melakukan apa pun terhadap istrinya.Berdasarkan pemahamannya terhadap Alicia, gadis itu pasti akan membuat satu masalah setiap harinya. Meskipun akhir-akhir ini Alicia telah diawasi dengan ketat oleh para pengawal ayahnya, tetapi hari ini gadis itu telah mendapatkan kebebasan dari hukuman pengawasannya itu dan Regis berpikir adiknya itu pasti telah melakukan sesuatu hal kepada Amora tadi."Apa dia sudah mengatakan satu hal yang kasar padamu?" terka Regis yang membuat kekhawatiran Alicia semakin bertambah.Alicia sempat mengira jika dirinya telah kalah telak karena sang kakak ter
Read more

Bab 325 - Wanita Penakluk

Regis memerintahkan sekretarisnya untuk keluar dari ruangannya, lalu ia mengajak Amora untuk duduk di ruang bersantai yang ada di dalam ruang kerjanya. Melihat aneka makanan dan minuman yang lezat sebagai menu makan siang mereka hari ini di atas meja, Amora berpikir jika pria itu sangat menantikan acara makan siang tersebut. Sayangnya, kehadiran Alicia adalah sesuatu hal yang terjadi di luar dugaan mereka. “Wah, apa Kakak sedang mengadakan perayaan?” celetuk Alicia yang sangat terkejut dengan penyajian mewah di depan matanya tersebut. Baru saja Alicia ingin mendaratkan bokongnya pada sofa yang berhadapan dengan Amora, tiba-tiba saja kakaknya itu menghentikan gerakannya. “Siapa yang sudah mengizinkanmu untuk duduk?” hardik pria itu. “Kakak ….” Suara Alicia terdengar mendayu manja dengan wajah yang tampak ditekuk masam. Akan tetapi, rengekan manjanya itu tidak berpengaruh sedikit pun terhadap sang kakak. Regis tetap memasang ekspresi waj
Read more

Bab 326 - Bukan Sekedar Kenakalan Biasa

“Duduklah.” Suara Amora membuyarkan lamunan Alicia. Meskipun gadis itu masih enggan untuk menerima Amora sebagai kakak iparnya, tetapi Alicia berpikir jika Amora mungkin bisa bermanfaat untuknya. “Aku ingin mendengar cerita serumu. Sepertinya menarik,” cetus Amora yang membuat rasa kaget Alicia berlipat ganda. Padahal tadi Alicia mengira Amora akan merasa senang melihatnya dimarahi oleh kakaknya sendiri, tetapi entah kenapa sekarang ia merasa Amora berada di pihaknya. ‘Dia benar-benar wanita aneh!’ batin Alicia yang tidak dapat menerka jalan pikiran kakak iparnya tersebut.“Aku rasa kamu tidak perlu mendengar ceritanya, Istriku? Kamu pasti akan kaget kalau tahu huru-hara apa yang telah dilakukannya di sekolah tadi,” ucap Regis seraya tersenyum smirk dengan netra melirik sekilas adiknya. “Kedatangannya sekarang pasti ingin meminta bantuanku untuk memberesk
Read more

Bab 327 - Kakak Ipar

“Apa itu berarti dia hampir melakukan sesuatu padamu, Alicia?” selidik Amora yang membuat Alicia meliriknya sekilas, tetapi melanjutkan kembali makannya.'Sial!' geram Alicia di dalam hati. Tadi tanpa sadar Alicia menjawab secara spontan saja. Ia tidak menyangka jika dirinya sedang diinterogasi oleh Amora."Jadi apa bedebah itu berhasil menyentuhmu atau tidak, Alicia?" selidik Amora kembali memastikan.Melihat kekhawatiran yang terlukis pada wajah Amora, Alicia merasa wanita itu tidak sedang mencuri perhatiannya dengan bersandiwara. Kakak iparnya itu terlihat bersungguh-sungguh mengkhawatirkan keadaannya.Ketika Regis berniat memberikan tanggapannya kepada Alicia, tiba-tiba saja tangan Amora menahannya. Wanita itu memberikan isyarat kepada Regis melalui lirikannya agar Regis tidak mencampuri pembicaraan mereka terlebih dahulu.Amarah di dalam kepala Regis telah mendidih ketika mendengar pembicaraan Amora dengan adi
Read more

Bab 328 - Kamu Bukan Beban Untukku

“Ta-tadi kamu dengar kan, Regis? Dia memanggilku dengan sebutan 'Kakak Ipar', bukan?” tanya Amora yang masih tak percaya dengan pendengarannya sendiri. Amora tidak dapat memungkiri jika ia berhasil membuat Alicia mengakui keberadaannya."Ya, aku mendengarnya. Kamu hebat, Sayang,” puji Regis. Satu tangannya menepuk pelan pada puncak kepala wanita itu sehingga menoleh kembali padanya."Aku tidak sehebat itu, Suamiku. Tadi aku hanya merasa kalau dia hanya perlu sedikit perhatian dari orang sekitarnya saja,” ucap Amora menjelaskan pengamatannya terhadap Alicia.Regis tertegun. Ia akui jika kesibukannya dan ayahnya selama ini membuat Alicia tumbuh menjadi sosok gadis yang kuat dan sulit diatur."Kamu benar, Amora. Gadis itu sudah terlalu dimanja olehku dan yang lainnya. Tapi, aku tidak menyangka kalau kamu berhasil mendapatkan pengakuan dari Alicia dan membuatnya mau bercerita seperti tadi," ucap Regis dengan kagum.
Read more

Bab 329 - Menginginkan Lebih Dari Pelukan

"Kemarilah, Amora. Aku ingin memelukmu sebentar. Aku ingin mengecas energiku dulu dengan memelukmu." Regis memasang wajah memelas dan kembali memberi isyarat kepada wanita itu. “Dasar manja,” sungut Amora, tetapi ia tetap memberikan pelukan yang diinginkan suaminya tersebut. Tidak terlintas sedikit pun di dalam benaknya jika Regis menginginkan sesuatu hal yang lebih dari sekedar pelukan. "Kita masih punya sedikit waktu untuk melanjutkan kegiatan kita yang tertunda tadi, bukan?" lanjut Regis yang membuat Amora terkesiap dan menjadi salah tingkah. Amora kembali teringat dengan ciuman panas yang sempat Regis lakukan padanya saat ia sedang berganti pakaian di ruangan walk-in closet tadi pagi. Ciuman membara yang hampir membuat Amora kelepasan kendali dirinya itu harus terpaksa berhenti karena Rayden tiba-tiba saja memanggilnya. "Regis, ini di kantormu," ucap Amora mengingatkan suaminya tersebut. "Mem
Read more

Bab 330 - Menjadi Bahan Perebutan

“Mama sangat cantik sekali.” Pujian manis bergulir dari bibir Rayden ketika anak laki-laki itu mengamati penampilan ibunya yang baru saja selesai merias diri dan mengenakan gaun mewah yang membuatnya terpukau. Malam ini adalah malam perayaan ulang tahun Royal Dragon di mana Regis akan membawa Amora dan Rayden untuk muncul bersama pertama kalinya di hadapan publik. Amora berusaha untuk memberikan penampilan terbaiknya agar tidak mempermalukan Regis. Sejujurnya Amora merasa sangat gugup meskipun ia sudah memberikan penampilan terbainya. Ia khawatir orang-orang akan memandangnya dengan remeh walaupun sebelumnya Regis sudah berulang kali berkata jika ia tidak perlu mengkhawatirkan hal tersebut. "Mama adalah bidadari tercantik yang pernah kutemui," ucap Rayden memberikan pujian untuk ke sekian kalinya. Bibir Amora melengkung lebar. Ia menangkup wajah putranya yang juga terlihat sangat tampan malam ini. Anak laki-lakinya itu mengenakan set
Read more
PREV
1
...
3132333435
...
53
DMCA.com Protection Status