Manik mata Amora melirik Albert yang masih menunggu keputusannya untuk menentukan tujuannya. Namun, Amora masih mengajaknya bicara dan bertanya, “Tuan Parker, sebagai seorang lelaki, menurut Anda, apa alasan seorang lelaki marah-marah tanpa sebab?”Albert tertegun. Ia tampak ragu untuk menjawab dan bertanya, “Apa yang Anda maksud adalah Tuan Muda?” Amora berdeham canggung. “Apa … terlihat sejelas itu?" "Maafkan saya, Nyonya. Saya sudah berbicara lancang," timpal Albert yang khawatir nyonya mudanya itu akan tidak suka dengan sikap sok tahunya. "Lupakan saja, Tuan Parker. Saya hanya ingin bertanya ... apa Tuan Mudamu itu pernah marah tanpa alasan?” selidik Amora. Ia berpikir mungkin saja Albert yang sudah ikut lama dengan Regis akan lebih memahami pria itu.Albert tampak berpikir sejenak, lalu berkata, "Maaf, Nyonya. Saya tidak bisa menerka jalan pikiran beliau, tetapi menurut saya, kemarahan beliau selalu beralasan. Misal, kami gagal menjalankan tugas ataupun membuatnya marah karena
Read more