Beranda / Romansa / Gairah Berbahaya sang Mafia / Bab 320 - Masih Berjalan di Tempat

Share

Bab 320 - Masih Berjalan di Tempat

Penulis: AliceLin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Amora baru saja tiba di depan gedung perkantoran Royal Dragon. Ia memandang takjub gedung megah yang berdiri di depan matanya. Kaca-kaca gedung yang mengkilap terasa sangat menyilaukan matanya.

Ini adalah pertama kalinya ia menginjakkan kakinya di gedung perkantoran tempat suaminya bekerja. Desain luar gedung tersebut terlihat sangat mewah dan membuat siapa pun yang melihatnya terkesima, termasuk Amora saat ini.

Bahkan gedung perusahaan keluarga Lysander yang pernah didatanginya dulu hanya setitik debu jika dibandingkan dengan gedung pencakar langit milik Royal Dragon.

Melihat kemegahan dan kemewahan yang terpampang di hadapannya, tiba-tiba saja Amora merasa sangat gugup. Sebenarnya ia ingin menolak ajakan Regis untuk makan siang di kantor, tetapi karena Regis tidak dapat keluar kantor hari ini, akhirnya Amora terpaksa mengalah.

'Sebenarnya seberapa besar kekayaan keluarga Lorenzo?' batin Amora tercengang.

Rasa percaya diri Amora seakan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Sri Fitriany
ketemu adek regis...
goodnovel comment avatar
Popy Try
wah ketemu sm adek nya regis ato siapa sih bikin penasaran aje,,,,
goodnovel comment avatar
AliceLin
makasih supportnya kak ♡♡♡♡♡
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 321 - Adik Ipar

    Amora masih memandang lekat sosok gadis yang cukup dikenalnya itu. Gadis itu masih belum menyadari kehadirannya di dalam elevator tersebut.“Huft! Untung saja belum tertutup,” gumam gadis itu dengan wajah yang tampak basah oleh peluh.Pandangannya tertuju pada panel elevator yang telah tertuju pada lantai 30 seperti yang diinginkannya. “Terima kasih,” ucap gadis itu seraya menoleh kepada Amora yang masih menatapnya dengan terheran-heran.Kening gadis itu mengernyit ketika melihat wajah Amora. Sontak, bola mata gadis itu membulat besar. Ia langsung mengacungkan telunjuknya kepada Amora.“Ke-kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya gadis itu kepada Amora.Namun, Amora tidak menjawab dan malah berbalik melemparkan pertanyaan kepada gadis itu. “Seharusnya saya yang bertanya kepada Anda. Kenapa Anda bisa masuk ke dalam lift ini?”Gadis itu menatap Amora dengan bingung, lalu ia mengedarkan pandangannya k

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 322 - Teman Tidur?

    “Kenapa? Kamu takut sekarang?” ledek Alicia. Gadis itu tersenyum angkuh ketika melihat wajah kaget Amora setelah mengetahui identitasnya. Ia mengangkat sedikit dagunya untuk menunjukkan kedudukannya. "Aku rasa tidak ada yang harus aku takutkan, Nona Lorenzo," jawab Amora yang kembali bersikap tenang. Alicia berdecak kesal. "Kamu tidak lupa kan apa yang sudah kamu lakukan pada sepatuku? Aku belum membuat perhitungan padamu!" hardiknya. Gadis itu kembali mengungkit permasalahan di antara mereka yang masih membekas di dalam ingatannya. Ia tidak akan lupa dengan tindakan Amora yang membuatnya kesal hingga hari ini. Bibir Amora mengembuskan napas pelan, lalu ia berkata, "Bukankah aku sudah membersihkannya dan mengembalikannya? Apa lagi yang ingin kamu minta dariku?" "Apa menitipkan sepatunya di kafe termasuk mengembalikan? Katanya kamu mau meminta maaf dengan tulus, tapi apa? Dasar pembohong," cibir Alicia sembari mencebikkan bibirnya denga

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 323 - Pilih Kasih

    “Kakak!”Suara lantang Alicia membuat Regis yang sedang sibuk dengan ponselnya langsung mengalihkan pandangannya. Pria itu tampak terkejut melihat Alicia yang berlari kecil ke arahnya dan langsung memeluk lehernya seperti anak kecil yang manja.Regis terpaku syok, lalu ia mengakhiri pembicaraannya dengan lawan bicaranya di telepon. Ia mendorong kening Alicia dengan telunjuknya sehingga gadis itu melepaskan pelukannya.“Kenapa kamu bisa di sini, Alicia?” selidik Regis seraya menatap adiknya dengan tajam.Regis tampak bingung. Padahal tadi ia meminta sekretarisnya untuk menjemput Amora, bukan Alicia.“Huh! Kakak tidak merindukanku?” protes Alicia dengan bibir mengerucut malas.Regis tidak menjawab. Perhatiannya beralih ketika melihat Amora yang baru menyusul masuk bersama Monica.“Nona Grant, kenapa Anda malah membiarkan orang yang tidak memiliki kepentingan di sini malah masuk begitu saja?&rdqu

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 324 - Si Pembuat Onar

    Netra Amora melirik ke arah Alicia sekilas. Ia dapat melihat kekhawatiran pada sorot mata adik suaminya tersebut. Gadis itu terlihat gelisah dengan pertanyaan yang diajukan Regis pada Amora. Diam-diam Amora mengulum senyumnya.“Katakan saja, Amora. Tidak perlu khawatir,” imbuh Regis yang masih menginterogasi Amora. Firasatnya mengatakan jika Alicia tidak mungkin tidak melakukan apa pun terhadap istrinya.Berdasarkan pemahamannya terhadap Alicia, gadis itu pasti akan membuat satu masalah setiap harinya. Meskipun akhir-akhir ini Alicia telah diawasi dengan ketat oleh para pengawal ayahnya, tetapi hari ini gadis itu telah mendapatkan kebebasan dari hukuman pengawasannya itu dan Regis berpikir adiknya itu pasti telah melakukan sesuatu hal kepada Amora tadi."Apa dia sudah mengatakan satu hal yang kasar padamu?" terka Regis yang membuat kekhawatiran Alicia semakin bertambah.Alicia sempat mengira jika dirinya telah kalah telak karena sang kakak ter

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 325 - Wanita Penakluk

    Regis memerintahkan sekretarisnya untuk keluar dari ruangannya, lalu ia mengajak Amora untuk duduk di ruang bersantai yang ada di dalam ruang kerjanya. Melihat aneka makanan dan minuman yang lezat sebagai menu makan siang mereka hari ini di atas meja, Amora berpikir jika pria itu sangat menantikan acara makan siang tersebut. Sayangnya, kehadiran Alicia adalah sesuatu hal yang terjadi di luar dugaan mereka. “Wah, apa Kakak sedang mengadakan perayaan?” celetuk Alicia yang sangat terkejut dengan penyajian mewah di depan matanya tersebut. Baru saja Alicia ingin mendaratkan bokongnya pada sofa yang berhadapan dengan Amora, tiba-tiba saja kakaknya itu menghentikan gerakannya. “Siapa yang sudah mengizinkanmu untuk duduk?” hardik pria itu. “Kakak ….” Suara Alicia terdengar mendayu manja dengan wajah yang tampak ditekuk masam. Akan tetapi, rengekan manjanya itu tidak berpengaruh sedikit pun terhadap sang kakak. Regis tetap memasang ekspresi waj

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 326 - Bukan Sekedar Kenakalan Biasa

    “Duduklah.” Suara Amora membuyarkan lamunan Alicia. Meskipun gadis itu masih enggan untuk menerima Amora sebagai kakak iparnya, tetapi Alicia berpikir jika Amora mungkin bisa bermanfaat untuknya. “Aku ingin mendengar cerita serumu. Sepertinya menarik,” cetus Amora yang membuat rasa kaget Alicia berlipat ganda. Padahal tadi Alicia mengira Amora akan merasa senang melihatnya dimarahi oleh kakaknya sendiri, tetapi entah kenapa sekarang ia merasa Amora berada di pihaknya. ‘Dia benar-benar wanita aneh!’ batin Alicia yang tidak dapat menerka jalan pikiran kakak iparnya tersebut.“Aku rasa kamu tidak perlu mendengar ceritanya, Istriku? Kamu pasti akan kaget kalau tahu huru-hara apa yang telah dilakukannya di sekolah tadi,” ucap Regis seraya tersenyum smirk dengan netra melirik sekilas adiknya. “Kedatangannya sekarang pasti ingin meminta bantuanku untuk memberesk

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 327 - Kakak Ipar

    “Apa itu berarti dia hampir melakukan sesuatu padamu, Alicia?” selidik Amora yang membuat Alicia meliriknya sekilas, tetapi melanjutkan kembali makannya.'Sial!' geram Alicia di dalam hati.Tadi tanpa sadar Alicia menjawab secara spontan saja. Ia tidak menyangka jika dirinya sedang diinterogasi oleh Amora."Jadi apa bedebah itu berhasil menyentuhmu atau tidak, Alicia?" selidik Amora kembali memastikan.Melihat kekhawatiran yang terlukis pada wajah Amora, Alicia merasa wanita itu tidak sedang mencuri perhatiannya dengan bersandiwara. Kakak iparnya itu terlihat bersungguh-sungguh mengkhawatirkan keadaannya.Ketika Regis berniat memberikan tanggapannya kepada Alicia, tiba-tiba saja tangan Amora menahannya. Wanita itu memberikan isyarat kepada Regis melalui lirikannya agar Regis tidak mencampuri pembicaraan mereka terlebih dahulu.Amarah di dalam kepala Regis telah mendidih ketika mendengar pembicaraan Amora dengan adi

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 328 - Kamu Bukan Beban Untukku

    “Ta-tadi kamu dengar kan, Regis? Dia memanggilku dengan sebutan 'Kakak Ipar', bukan?” tanya Amora yang masih tak percaya dengan pendengarannya sendiri.Amora tidak dapat memungkiri jika ia berhasil membuat Alicia mengakui keberadaannya."Ya, aku mendengarnya. Kamu hebat, Sayang,” puji Regis. Satu tangannya menepuk pelan pada puncak kepala wanita itu sehingga menoleh kembali padanya."Aku tidak sehebat itu, Suamiku. Tadi aku hanya merasa kalau dia hanya perlu sedikit perhatian dari orang sekitarnya saja,” ucap Amora menjelaskan pengamatannya terhadap Alicia.Regis tertegun. Ia akui jika kesibukannya dan ayahnya selama ini membuat Alicia tumbuh menjadi sosok gadis yang kuat dan sulit diatur."Kamu benar, Amora. Gadis itu sudah terlalu dimanja olehku dan yang lainnya. Tapi, aku tidak menyangka kalau kamu berhasil mendapatkan pengakuan dari Alicia dan membuatnya mau bercerita seperti tadi," ucap Regis dengan kagum.

Bab terbaru

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 529 - The End

    Satu per satu acara pun dimulai dan berakhir dengan lancar. Regis juga memperkenalkan kedua putranya yang menjadi kebanggaan keluarga Lorenzo di hadapan para tamunya. Kali ini Regis tidak melarang beberapa awak media terpercaya untuk meliput kedua buah hatinya itu. Namun, para bawahan Regis tetap memberikan batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat mengambil gambar. Akhirnya tiba saatnya sesi pelemparan buket bunga yang dilakukan oleh Amora sebagai mempelai wanita. Para gadis maupun pemuda lajang telah bersiap-siap untuk berebutan buket dari sang mempelai wanita.Biana juga telah bersiap di posisinya. Pada hitungan ketiga, buket bunga tersebut melayang di udara dan semua orang berlomba-lomba menggapainya. Buket bunga tersebut beralih dari satu tangan ke tangan yang lain hingga akhirnya seseorang berhasil merebutnya! Seketika suasana menjadi sangat hening, semua orang berdiri mematung untuk melihat sosok yang beruntung tersebut. Biana tampak kesal karena ia tidak b

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 528 - Extra Part 11

    Dalam balutan gaun pengantin berwarna putih gading dan tiara cantik yang menghiasi puncak kepalanya serta juntaian wedding veil yang menutupi sebagian wajahnya, Amora berjalan selangkah demi selangkah menuju ke arah suaminya, Regis Lorenzo. Wanita itu mengamit lengan Alejandro Volker selaku ayah kandungnya. Mereka berjalan berdampingan. Terlihat sosok sepasang malaikat kecil di depan mereka yang berpenampilan tampan dan imut. Mereka tidak lain adalah Rayden dan Kimmy. Keduanya berjalan bergandengan tangan sembari menebarkan kelopak bunga mawar yang menuntun langkah mempelai wanita menuju ke ujung aisle. Sementara itu, tiga orang bridesmaid berjalan di belakang Amora. Mereka adalah Estelle Mauverick, Biana Curtiz dan Alicia Lorenzo. Amora memandang ke sekelilingnya. Ia bertemu pandang dengan beberapa orang terdekatnya seperti Noel Ritter, Chris Walden, Bianca Lysander, Hilde Maven, Henry Allen serta Emma Adams yang sedang menggendong buah hatinya, Ryuji Lorenzo. Amora memberikan la

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 527 - Extra Part 10

    “Ada apa? Kamu masih saja cemburu dengan mantan istrimu?” goda Gino yang sejak tadi memperhatikan Regis di belakangnya. Malam ini pria itu memang menjadi groomsmen-nya alias pendamping mempelai pria. Regis hanya melayangkan tatapan tajamnya. Ia enggan menanggapinya. “Aku mengerti. Mantan memang sulit dilupakan. Apalagi mantan pertama. Rasanya aku ingin mencabik-cabiknya,” geram Gino yang dapat memahami perasaan Regis. Istrinya juga masih beberapa kali bertemu dengan mantan suaminya karena mantan suami istrinya itu ingin bertemu dengan Kimmy, putri mereka. “Apa mau aku membantumu?” tawar Regis dengan serius. Gino langsung meliriknya dengan syok. Tentu saja ia memahami maksud dari Regis. “Mengambil nyawanya bukan penyelesaian yang baik, Regis. Kalau Estelle dan Kimmy tahu aku yang sudah menghabisi ayah kandungnya, mau ditaruh di mana wajahku ini,” timpalnya. Regis mengulum senyumnya. “Dasar pengecut,” ledeknya. Gino mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia mengedarkan pandangannya ke

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 526 - Extra Part 9

    “Ada apa, Amora?” tanya Estelle dan Biana secara serempak. Mereka tampak khawatir melihat kondisi Amora. Namun, Amora menggeleng pelan. “Tidak apa-apa. Sepertinya aku harus memompa asiku dulu deh. Tapi, aku tidak bawa alatnya lagi,” cicitnya. “Tenang saja. Aku bawa kok. Pakai punyaku dulu saja,” sahut Estelle sembari mengambil tas ransel yang berisi berbagai barang keperluan putra keduanya. Amora pun meminjam peralatan pompa asi dari sahabatnya, lalu bergegas menyelesaikan kegiatannya dan kembali melanjutkan persiapannya untuk acara malam ini. “Tolong kalian gunakan jari-jari ajaib kalian untuk menyulapnya menjadi ratu tercantik sejagat raya malam ini,” pinta Estelle kepada para penata rias dan penata busana pilihannya. “Serahkan saja kepada kami, Nyonya Moonstone!” sahut tim tersebut. *** Suara alunan piano memenuhi di sekitar lahan hijau yang telah didekorasi dengan sangat cantik. Pintu masuk menuju ke area resepsi acara juga telah dihiasi dengan aneka bunga segar berwarna put

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 525 - Extra Part 8

    “Apa? Pesta pernikahan?” Amora menatap Mark dengan syok, lalu memandang Biana dan Estelle yang sedang tersenyum sumringah padanya. “Sejak kapan kalian merencanakan semua ini, hm?” selidik Amora dengan sengit. “Maaf, Amora. Kami benar-benar tulus ingin memberikan kejutan. Tolong jangan marah,” cicit Estelle. “Benar, Amora. Aku juga terpaksa mengikuti rencana mereka. Tapi, percayalah kalau kami tidak pernah bermaksud buruk padamu,” timpal Biana dengan bersungguh-sungguh. “Ck, kalian benar-benar tidak setia kawan, huh?” Amora mengomeli kedua sahabatnya. Ia masih sangat kesal dibohongi dan dipermainkan seperti orang bodoh. “Tentu saja kami setia kawan, Amora. Kami ingin kamu bahagia,” cetus Estelle yang diikuti anggukan oleh Biana. “Sia-sia saja air mataku tadi,” sungut Amora dengan wajah ditekuk masam. Regis menghampiri istrinya tersebut, lalu menyeka sudut mata wanita itu yang masih berair. “Jangan marah lagi, Sayang. Maafkan aku. Aku bersedia menerima hukuman apa pun,” ucapnya.

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 524 - Extra Part 7

    Suara letusan konfeti mengagetkan Amora. Refleks, ia memejamkan matanya dan taburan potongan kertas warna-warni menghujani tubuhnya. “Surprise!” Seruan penuh semangat terdengar di telinganya. Ketika ia membuka matanya kembali, ia disuguhkan dengan kehadiran Regis yang telah berdiri di depan matanya. “Regis?” Amora menatap suaminya dengan kening yang berkerut. Pandangan Amora pun mengedar ke sekelilingnya. Ia tidak menemukan sosok yang mencurigakan di dalam ruangan itu. Justru ia malah dikagetkan dengan kehadiran beberapa orang yang dikenalnya. “Kalian ….” Amora memandang satu per satu sosok tersebut dengan bingung. Tatapannya terhenti pada Alicia yang berdiri di sampingnya. Gadis itu memegang konfeti yang diletuskannya tadi. Amora pun menginterogasinya. “Alicia, kenapa kamu bisa ada di sini? Apa maksud semua ini? Di mana wanita itu?" "Wanita?" Regis memandang Amora dengan bingung. "Tidak usah berpura-pura, Regis. Apa kamu menyembunyikannya?" selidik Amora. Ia telah mendorong d

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 523 - Extra Part 6

    Perasaan Amora terasa tidak karuan. Ucapan Alicia masih terngiang jelas di dalam benaknya. “Ini tidak mungkin. Tidak mungkin,” gumam Amora berulang kali.Seth melirik kaca spion mobil tengah untuk memantau kondisi nyonya mudanya tersebut. Ia tidak tahu menahu tentang hal yang terjadi. Tadi wanita itu hanya memintanya untuk segera mengantarkannya ke Mansion Blue Lake.Tadi Alicia berkata jika ia melihat Regis bertemu dengan seorang wanita saat ia dalam perjalanan menuju taman bermain dengan Rayden. Padahal sepengetahuannya, pria itu seharusnya berada dalam perjalanan ke Italia seperti yang dikatakannya kemarin kepadanya.Alicia berkata kepada Amora jika ia telah membuntuti Regis dan melihat keduanya masuk ke dalam Mansion Blue Lake. Tentu saja hal tersebut membuat Amora sangat terkejut. Ia tidak percaya jika Regis melakukan sesuatu yang mengkhianati cinta mereka.Namun, di satu sisi, Amora juga yakin kalau Alicia tidak mungkin membohonginya. ‘Apa mungkin Regis tidak jadi berangkat ke

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 522 - Extra Part 5

    “Bagaimana? Apa kamu bisa tenang membiarkan Emma membantumu mulai hari ini?” tanya Liliana meminta pendapat menantunya tersebut. Amora tertegun. Ia menatap Emma yang masih menunggu tanggapannya. “Tentu saja aku setuju,” sahutnya dengan mengulas senyuman lebar di bibirnya. Dibandingkan para pengasuh lain, Amora tentu saja akan lebih percaya dengan Emma. Dulu wanita paruh baya itu juga sering membantunya menjaga Rayden. “Tapi, apa Nyonya Adams tidak apa-apa? Aku tidak ingin terus-menerus merepotkan Anda. Apa Henry dan Hilde mengizinkannya?” tanya Amora dengan penuh selidik. Ia tidak ingin putra dan menantu Emma tidak menyetujui hal tersebut. Apalagi kondisi Emma yang pernah dirawat di rumah sakit dulu. “Tenang saja, Amora. Malah mereka memintaku untuk membantumu. Hilde malah lebih mendukungku,” terang Emma yang dapat memahami pemikiran Amora tersebut. “Nanti Tante akan sering-sering datang dan ikut membantu kok,” timpal Liliana yang mencoba meyakinkan menantunya itu. Amora tersen

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 521 - Extra Part 4

    “Selamat pagi Anak Mama. Bagaimana tidurnya semalam, hm?”Amora berceloteh sendiri dengan Ryuji yang sedang duduk di dalam box bayinya. Amora baru saja bangun saat mendengar suara bayi bertubuh gembul itu.“Anak Mama sudah bangun saja pagi begini. Siapa yang sudah menggantikan popokmu, hm? Papa?” tanya Amora ketika melihat putranya telah berganti pakaian.Ryuji hanya menanggapinya dengan senyuman lebar dan menendang kedua tangan dan kakinya berulang kali. Ia asyik memasukkan teether ke dalam mulutnya dan menggigit-gigitnya dengan gemas.Amora pun menggendong Ryuji keluar dari tempat tidurnya dan mengelilingi kamarnya untuk mencari keberadaan Regis.“Sayang,” panggil Amora. Namun, tidak ada yang menyahutnya.“Ke mana dia?” gumam Amora yang akhirnya kembali ke kamarnya. Ia baru menyadari jika koper yang dipersiapkannya semalam untuk Regis sudah tidak ada di tempatnya.“Dia sudah pergi?” terka Amora dengan terheran-heran.Tidak biasanya Regis pergi tanpa berpamitan padanya. Biasanya Regi

DMCA.com Protection Status