Semua Bab Gairah Berbahaya sang Mafia: Bab 271 - Bab 280

529 Bab

Bab 271 - Berharap Pada Hal Yang Tidak Pasti

Mark menghela napas panjang. Sikap keras kepala Biana cukup membuatnya frustasi hari ini. Namun, ia tetap harus membawa gadis itu pergi walau bagaimanapun caranya.“Nona Curtiz, meskipun Anda di sini, Anda juga tidak bisa berbuat apa pun, bukan? Saya harap Anda dapat mengerti kalau sekarang sudah terlalu malam. Tadi Anda dengar sendiri kan kalau dokter bilang Nyonya hanya terlelap karena efek obat bius saja. Jadi Anda tidak perlu khawatir lagi.”Manik mata Biana masih menatap Mark dengan tajam. “Tapi, saya tidak bisa membiarkannya di sini sendiri. Bagaimana kalau ada orang yang berniat jahat padanya?”“Nona Curtiz ...," Helaan napas lelah telah berembus dari bibir Mark. Ia lanjut berkata, "Tuan Muda saya juga akan bermalam di kamar ini. Beliau yang akan menjaga Nyonya. Jadi … percayakan saja hal ini kepada beliau."Biana berdengus. “Justru dia yang tidak bisa dipercaya. Kalau dia memang bisa dipercaya, Amora tidak akan mengalami hal seperti ini,” cetusnya dengan sinis."Tapi, hal ini
Baca selengkapnya

Bab 272 - Ada Aku di Sini

“Ugh ….”Suara lenguhan kecil bergulir dari bibir Amora. Sayup-sayup sepasang kelopak matanya terbuka dan menampilkan bola mata hazel indahnya yang jernih. Akan tetapi, beberapa detik kemudian kedua netranya langsung terpejam erat karena kaget dengan pencahayaan lampu yang begitu terang menusuk netranya. Detik berikutnya ia mencoba membuka matanya kembali, tetapi secara perlahan-lahan hingga mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang terjadi padanya. ‘Sebenarnya ini … di mana?’ batin Amora yang mencoba untuk memahami situasi yang terjadi padanya.Bibir Amora yang pucat berulang kali meringis tatkala rasa sakit di dalam kepalanya bertubi-tubi menyiksanya.Lidahnya masih terasa kelu untuk berbicara. Ia merasa dirinya seperti seorang linglung yang kehilangan kemampuan untuk berpikir ataupun melakukan sesuatu. Untuk menggerakkan satu ujung jarinya saja Amora masih merasa sangat tak berdaya. Semua yang dialaminya adalah karena efek dari obat bius yang masih tersisa. ‘Apa yang terjadi
Baca selengkapnya

Bab 273 - Godaan Terbesar

Suara Regis yang lembut terdengar sangat menenangkan di telinga Amora. Secara ajaib rasa takut wanita itu berhasil teratasi dan tergantikan dengan kehangatan dari pelukan yang diterimanya. Namun, Amora sangat kaget ketika menyadari tindakan yang dilakukannya secara spontan saat ini terhadap suaminya tersebut. ‘Ya ampun … kenapa aku malah memeluknya? Memalukan sekali!’ pekik wanita itu di dalam hati. Apalagi saat ini wajahnya malah bersandar pada dada bidang Regis. Pria itu bahkan hanya mengenakan jubah mandi saja. Namun, Amora tidak dapat memungkiri jika aroma tubuh suaminya itu membuatnya terasa nyaman. Manik mata Amora mengerjap berulang kali ketika ia mendengar suara detak jantung yang begitu jelas di telinganya. ‘I-ini … suara detak jantungku atau ... detak jantungnya?’ Amora mencoba untuk menerka. Sulit baginya untuk membedakan hal tersebut mengingat detak jantungnya saat ini juga sedang berpacu cepat. “Bagaimana perasaanmu sekarang, Amora?” Suara Regis menyentakkan lamuna
Baca selengkapnya

Bab 274 - Harga Dirinya Benar-benar Terluka

Melihat wajah istrinya yang kebingungan, Regis malah mengulum senyumnya. “Kamu menipuku?” selidik Amora yang telah menyipitkan netranya dengan tajam. “Tidak.” Regis menggeleng kecil, lalu pria itu berkata, “Tadi kamu memang mengigau dan memanggilku ‘Oddie’.” Rahang Amora hampir terjatuh karena syok. Ia menjadi semakin salah tingkah dan membuang pandangannya karena merasa bersalah. Ekspresi yang ditunjukkan wanita itu membuat kecurigaan Regis bertambah besar. Pria itu pun berdeham pelan, lalu kembali berkata, “Kamu juga … memelukku karena kedinginan.” Amora kembali terperangah. Ia tidak menyangka akan mengucapkan dan melakukan hal sembrono seperti itu di saat dirinya tidak dalam kondisi sadar. Regis pun menceritakan hal yang terjadi di antara mereka dua jam yang lalu. Saat itu ia baru saja selesai berendam dan berniat untuk tidur. Ia memilih untuk tidur di samping Amora. Akan tetapi, baru saja ia membaringkan tubuhnya di sisi wanita itu, Amora mendadak mengigau. “Oddie …."Sonta
Baca selengkapnya

Bab 275 - Sekakmat

Seulas senyuman canggung terbit di bibir Amora. Ia mencoba untuk mencairkan pikirannya yang mendadak menjadi buntu karena pertanyaan aneh yang muncul di dalam benaknya. “A-aku pikir selama ini hubungan kita adalah hubungan yang saling menguntungkan. Apa maksudmu berkata kalau kamu terluka? Aku rasa kita sudah sama-sama dewasa untuk menerima segala risiko atas perbuatan yang kita lakukan, bukan? Ketidaksengajaan kecil seperti itu apa perlu dipermasalahkan?” Amora mencoba untuk berpikiran terbuka. Ia masih tidak yakin jika Regis memiliki perasaan khusus padanya. ‘Apa sinyal yang kuberikan masih belum cukup jelas?’ batin Regis seraya menghela napas lelah. Sekarang ia tidak tahu apakah dirinya yang terlalu bodoh atau memang Amora yang tidak terlalu peka untuk menangkap sinyal-sinyal cinta yang selalu diperlihatkannya selama ini. Tiba-tiba satu tangan besar Regis memegang puncak kepala istrinya tersebut dan ia mengacak surai panjang wanita itu dengan gemas. “Regis, hentikan! Kenapa s
Baca selengkapnya

Bab 276 - Apa Kamu Juga Merindukanku?

Sepasang bola mata Amora bergerak dengan gelisah. Semua perkataan yang hendak diucapkannya seolah menguap begitu saja karena syok. Amora tidak tahu harus menjawab seperti apa terkait pertanyaan yang diajukan Regis padanya. Sejujurnya, Amora sendiri tidak memahami perasaannya. Ia tidak tahu apakah dirinya telah melanggar prinsipnya sendiri untuk tidak lagi jatuh cinta kepada siapa pun seperti yang pernah ditakutkannya selama tujuh tahun terakhir ini. Pengalamannya di masa lalu meninggalkan trauma yang begitu mendalam di hatinya. Akan tetapi, selama hampir satu bulan berhubungan dekat dengan Regis, anehnya Amora merasakan kenyamanan yang tidak pernah diduganya. Sayangnya, Amora berulang kali mengingatkan dirinya untuk tidak terjerumus ke dalam kesalahan yang sama seperti hubungannya di masa lalu. Selama ini selalu terpatri di dalam pikirannya jika dirinya tidak boleh menaruh perasaan kepada lelaki mana pun jika tidak ingin dikecewakan kembali. ‘Aku … apa aku memiliki perasaan kepadan
Baca selengkapnya

Bab 277 - Jatuh ke dalam Jebakan

“Hmph!” Amora semakin kewalahan membalas ciuman yang terasa semakin memburu yang dilakukannya bersama Regis. Ia benar-benar terdesak karena Regis terus melumat bibirnya dengan rakus. Punggung Amora terdorong dan menempel erat pada kepala ranjang. Satu tangan Regis bergerak memegang belakang kepala Amora untuk memperdalam ciuman mereka. Lidah pria itu begitu liar ketika Amora membuka mulutnya. Hanya suara decapan dan lenguhan yang memenuhi seisi ruangan. Pikiran Amora benar-benar melayang. Ia tidak tahu lagi hal apa yang sedang dilakukannya saat ini, tetapi ia sangat menikmati ciuman pria itu. Selang beberapa detik kemudian, rongga dada Amora terasa semakin sesak. Ia butuh udara untuk mengisi organ pernapasannya sejenak sehingga ia menepuk pelan dada Regis untuk menghentikan ciuman mereka. Akhirnya pria itu menarik tubuhnya menjauh dari Amora sehingga Amora dapat bernapas dengan sangat lega. Amora mendelik tajam. Ia mengusap bibirnya yang kini memerah dengan punggung tangannya. M
Baca selengkapnya

Bab 278 - Kita Akan Membusuk Bersama

"Saya sudah menjelaskan semuanya kalau saya tidak terlibat. Apa kalian tidak mengerti? Keluarkan saya dari sini!" Seorang wanita paruh baya dengan riasan tebal yang telah luntur dan berantakan terlihat menyembulkan wajahnya dari celah di antara jeruji sel yang menjadi tempat bermalamnya saat ini. Ia telah berteriak selama hampir satu jam lebih dan suaranya kini telah terdengar serak. Di dalam ruangan sel yang gelap dan lembap tersebut bukan hanya ada dirinya sendiri, tetapi juga seorang wanita muda bergaun mewah yang telah terlihat lusuh, sedang duduk dengan posisi meringkuk dan memeluk sepasang lututnya. Kedua wanita berbeda generasi itu adalah Julia Brown dan Chelsea Harrison. Keduanya berada dalam tahanan kantor kepolisian setempat setelah melakukan proses interogasi secara terpisah atas kejahatan yang telah mereka perbuat. Ruangan yang kotor dan tertutup dengan jeruji besi yang tebal dan penuh debu membuat Julia merasa frustasi.
Baca selengkapnya

Bab 279 - Situasi Berbalik dengan Cepat

“Nyonya, Anda sudah bangun? Saya datang untuk menjemput Anda.”Mark Carter berdiri di depan pintu kamar hotel Amora. Seperti yang diucapkannya, ia diperintahkan Regis untuk menjemput wanita itu.“Suami saya sudah pergi?” tanya Amora seraya mengedarkan pandangannya ke sekitar Mark.Ketika bangun tadi, Amora tidak menemukan keberadaan Regis di dalam kamar hotel tersebut.“Benar, Nyonya. Tuan Muda masih ada urusan pagi ini. Jadi saya diminta untuk datang memastikan keadaan Anda,” terang Mark dengan kepala yang tertunduk. Ia tidak berani mengangkat wajahnya ataupun menatap lurus sosok nyonya mudanya itu.Penampilan Amora saat ini terlihat sangat kusut karena ia baru saja bangun tidur. Ia hanya mengenakan handuk kimono yang disediakan oleh pihak hotel. Tentu saja Amora tidak bermaksud untuk menggoda siapa pun. Semalam ia melepas gaunnya karena merasa tidak nyaman untuk dibuat tidur.Tubuh Amora terbungkus rapi dengan kimono tersebut, tetapi tetap saja pria normal seperti Mark sulit untuk
Baca selengkapnya

Bab 280 - Menjalani Hukuman

“Jadi kamu memberitahu mereka?” selidik Amora. “Mana mungkin. Untuk apa juga kamu berhubungan lagi dengan orang-orang seperti itu?” timpal Estelle. “Pintar sekali. Tapi, aku rasa tidak ada salahnya kalau kita memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkenalkan bisnis kita kepada mereka, Estelle,” ucap Amora yang telah menyeringai licik. Ia pun menyampaikan gagasan yang tiba-tiba muncul di dalam kepalanya kepada Estelle. “Ide yang sangat brillian. Baiklah kalau begitu, ayo kita peras uang mereka,” timpal Estelle yang telah tertawa renyah. Amora hanya bisa menggelengkan kepalanya. “Tapi, jangan bilang kalau aku adalah istri Regis. Ini masih top secret. Aku tidak mau repot mengurus masalah tidak penting seperti mereka,” cetusnya mengingatkan sahabatnya tersebut. “Tenang saja. Aku akan menutup rapat mulutku ini.” Estelle memperagakan gerakan mengunci mulutnya kepada Amora. “Ya sudah, kalau tidak ada yang mau dibicarakan lagi, aku mau sarapan dulu.” Amora berniat memutuskan panggilan ter
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2627282930
...
53
DMCA.com Protection Status