Home / Romansa / Gairah Berbahaya sang Mafia / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Gairah Berbahaya sang Mafia: Chapter 201 - Chapter 210

529 Chapters

Bab 201 - Tidak Jera

“Lepaskan aku,” desis Chelsea seraya meringis. Ia menyentak lengannya untuk melepaskan diri dari cekalan Amora. Akan tetapi, tenaganya tidak sebanding dengan wanita itu. Meskipun Amora terlihat lebih kurus dibandingkan dirinya, tetapi selama ini berbagai cobaan telah menempanya untuk menjadi lebih kuat dibandingkan wanita pada umumnya. Walaupun tenaga Amora tidak bisa digunakan untuk menghadapi pria seperti Regis, tetapi menghadapi Chelsea, hal itu hanyalah masalah kecil baginya. ‘Sial! Kenapa dia kuat sekali?’ geram Chelsea dengan kesal di dalam hati. Ia pun menarik tangannya dengan bantuan satu tangannya dengan menjauhkan tubuhnya. Tepat di saat ia melakukan hal itu, Amora langsung melepaskan genggamannya sehingga Chelsea terhuyung ke belakang dan terjungkal secara tiba-tiba, lalu berakhir terduduk masuk ke dalam keranjang pakaian yang belum sempat dirapikan oleh karyawan Gloria tadi. Beberapa pasang mata sempat membulat syok, tetapi beberapa detik kemudian, suara tawa langsun
Read more

Bab 202 - Perbuatan Baik atau Buruk Pasti Ada Balasannya

“A-apa yang kamu lihat? Apa kamu punya hobi mengintip sekarang?” cibir Chelsea dengan gugup. Ia segera menyimpan gawainya ke dalam tasnya.Amora tidak menjawab dan memilih untuk pergi dari butik tersebut dengan diikuti Albert di belakangnya. Ia tidak peduli dengan tatapan orang-orang yang tertuju padanya.Chelsea berdecih. “Menjadi simpanan saja, sombong seperti itu.”“Mulutmu benar-benar seperti ular berbisa, Chelsea. Kenapa kamu tidak bicara saja di depan lelaki tadi? Aku rasa kamu benar-benar akan dilenyapkan sama dia kalau dia mendengarnya,” cibir Estelle dengan sengit.Sontak, Chelsea langsung menelan salivanya dengan gugup. Ia masih merasakan ketakutan atas tatapan pria itu terhadapnya.“Apa kamu tidak takut mendapatkan karma karena terus menindas dan menghina Amora?” cecar Estelle yang telah menyeringai remeh..“Kamu menyumpahiku?” timpal Chelsea yang terlihat murka karena tidak bisa menerima hal itu.“Bukan menyumpahimu, tapi setiap perbuatan baik atau buruk pasti akan mendapa
Read more

Bab 203 - Tujuh Tahun Bukan Waktu yang Singkat

“Ti-tidak, Amora. Aku harap kamu jangan salah paham. Aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya ingin memastikan kalau rumor yang kudengar itu tidak benar. Aku tahu kalau kamu bukan wanita yang tidak berpikir panjang dan akan menyerahkan dirimu hanya demi uang.”Estelle berusaha menjelaskan dengan gelagapan karena khawatir ucapannya malah menjadi bumerang untuknya. Padahal ia ingin berbicara dengan Amora adalah untuk meminta maaf, bukan untuk menjadi musuhnya.Suara kekehan kecil terlontar dari bibir Amora, lalu ia berujar, “Waktu yang sudah kita lewati adalah tujuh tahun, Estelle. Di dalam tujuh tahun itu, ada banyak sekali hal yang berubah. Amora Lysander yang duduk di hadapanmu ini bukan lagi Amora Lysander yang pernah kamu kenal dulu.""Begitu juga kamu, aku tidak dapat memastikan kalau kamu adalah Estelle Mauverick yang pernah kukenal,” imbuh Amora seraya tersenyum kecut.Estelle terkesiap. Ia menggigit bibir bawahnya dan bergumam, “Kamu benar. Tujuh tahun bukan waktu yang singkat.”“
Read more

Bab 204 - Merancang Pembalasan

Seulas senyuman kembali terukir di bibir Estelle. Ia dapat memahami kewaspadaan yang ditunjukkan Amora terhadap dirinya dan berkata, “Tidak apa-apa. Aku paham dengan perasaanmu. Kamu tidak perlu terburu-buru untuk percaya denganku lagi, Amora. Tapi, kamu sangat hebat. Aku benar-benar kagum padamu karena dapat terus mempertahankan hidup dengan caramu hingga saat ini." Pujian yang tulis terucap dari bibir Estelle. Wanita itu bersungguh-sungguh mengaguminya karena jika dibandingkan dengan hal yang dilalui Amora, semua hal yang terjadi padanya selama tujuh tahun ini tidaklah berarti apa-apa. “Terima kasih. Aku bisa bertahan sampai saat ini adalah karena putraku dan juga karena campur tangan Tuhan di dalam kehidupanku,” timpal Amora seraya menyeka sudut matanya yang mulai berair. Amora tidak dapat menahan dirinya untuk tidak terharu. Bertemu kembali dengan teman lama dan mengulik kembali masa lalunya adalah hal yang cukup berat untuknya. “Kamu sendiri … apa benar yang diucapkan Chelsea
Read more

Bab 205 - Mitra Kerja

“Sekarang apa kesibukanmu, Amora?” Pertanyaan yang diajukan Estelle membuat Amora kembali sadar jika ia belum mendapatkan ide apa pun untuk rencana usahanya. Amora mengulum senyumnya. “Sekarang aku adalah pengangguran sejati," selorohnya. Estelle ikut terkekeh geli. "Kalau begitu kita sama," akunya. “Kamu tidak meneruskan usaha ayahmu?” tanya Amora dengan bingung. Seingatnya, keluarga Mauverick masih memiliki bisnis. Seharusnya Estelle sebagai putri tunggal mewarisi perusahaan ayahnya meskipun keluarga Mauverick tidak sejaya dulu lagi karena begitu banyak pesaing yang bermunculan. “Aku menjual sahamku kepada pamanku, Amora. Sejak ayahku meninggal, aku ditunjuk menjadi ahli warisnya dan harus mengelola perusahaan besar itu sendiri. Mereka semua tidak percaya kalau wanita sepertiku dapat melakukannya dan passionku juga tidak ada di perusahaan itu. Jadi daripada bangkrut di tanganku, aku menyerahkannya kepada pamanku saja." Amora hanya manggut-manggut saat mendengar penjelasan wan
Read more

Bab 206 - Tidak Ada Kabar

Dalam perjalanan menuju ke sekolah putranya, Amora tampak termenung di kursi penumpang belakang. Ia kembali menelaah pembicaraannya dengan Estelle. 'Wedding organizer memang bukanlah ide yang buruk. Tapi ....'Ekor mata Amora melirik Albert Parker yang sedang mengemudi dari kaca spion tengah mobil, lalu ia memanggilnya, "Tuan Parker."Albert melirik sekilas, lalu kembali memfokuskan pandangannya ke jalan. "Ya, Nyonya," sahutnya."Apa Anda bisa membantu saya untuk menyelidiki sesuatu?" tanya Amora yang mendapatkan lirikan tajam dari pria itu."Maksud saya, apa Anda memiliki seseorang yang bisa dipercaya untuk menyelidiki sesuatu hal?" terang Amora lebih lanjut.Albert mengulum senyumnya. "Anda bisa mempercayakannya kepada saya, Nyonya. Walaupun saya hanya seorang sopir, tapi begini juga saya adalah informan yang cukup handal," tukasnya.Albert tidak membual. Regis ataupun Mark sering meminta bantuannya untuk mencari informasi penting dan pria itu memang memiliki jaringan yang cukup lua
Read more

Bab 207 - Markas Besar Royal Dragon

Mobil Regis berhenti di sebuah bangunan yang dikelilingi oleh gerbang tinggi yang dengan pahatan kepala naga pada bagian tengah gerbang tersebut. Ia melangkah turun dari mobilnya tanpa memarkirkan kendaraannya tersebut lebih dulu. Saat ini ia telah berada di kediaman sekaligus Markas Besar Royal Dragon untuk memenuhi titah sang ayah yang ingin bertemu dengannya. Seperti biasanya suasana di sekitar kediaman itu terasa dingin dan hening. Hanya ada beberapa bawahan yang menyapanya ketika Regis melewati mereka. Ia terus melangkah masuk hingga bertemu dengan Liliana Ritter yang baru saja keluar dari lift yang ada di dalam kediaman itu. "Regis, kamu datang kok tidak bilang-bilang?" tanya wanita itu yang terlihat kaget. Pasalnya, ia tidak mendapatkan kabar apa pun mengenai kepulangan putra tirinya tersebut. "Apa hari ini kamu akan menginap di sini?" tanya Liliana lagi. Namun, Regis tidak menjawab pertanyaan wanita itu dan terus melanjutkan langkahnya menuju lift, "Anak itu ...." Liliana
Read more

Bab 208 - Putra Kebanggaan Diego

“Kamu yakin tidak melakukan kesalahan apa pun termasuk menantang Levent?” selidik Diego dengan sengit. Regis sadar jika tindakan yang dilakukannya tadi terlalu berisiko. Akan tetapi, Regis tidak punya pilihan lain karena ia harus menegaskan kepada Altan Demir jika dirinya bukanlah lawan yang bisa dipermainkan dengan seenaknya. “Ayah, dia yang memulai lebih dulu. Saya hanya memberikannya sedikit peringatan,” sahut Regis mencoba membela diri. “Oh?” Diego menaikkan satu alisnya dan menatap putranya itu dengan tajam. Seolah memahami maksud dari tatapan ayahnya, Regis pun menceritakan kepada sang ayah perihal awal mula kejadian yang menyebabkan dirinya harus terpaksa berseteru dengan Altan Demir. Namun, Regis tidak menyebutkan tentang Amora karena ia tidak ingin melibatkan wanita itu dalam masalah antar organisasi.“Kamu tidak lupa kan kalau kita punya kesepakatan dengan Levent?” selidik Diego. Pria paruh baya itu berpikir tidak seharusnya putranya itu mencampuri permasalahan antara
Read more

Bab 209 - Wanita yang Ditakdirkan Untukku

“Apa maksudmu?” Kedua alis Diego bertaut. Ia sangat terkejut mendengar pernyataan putranya. Melihat ekspresi kaget ayahnya, Regis malah tersenyum dengan acuh tak acuh. “Kecelakaanmu itu karena Altan Demir?” selidik Diego dengan sorot mata tak percaya. Meskipun kecelakaan itu telah berlalu tujuh tahun lamanya, tetapi Diego tidak dapat melupakan bagaimana ia hampir merasa putus asa karena hampir kehilangan putra semata wayangnya tersebut. Saat itu pria paruh baya itu terus mengupayakan berbagai hal dengan mengumpulkan para dokter terbaik untuk membuat putranya dapat terlepas dari kritis. Walaupun akhirnya Regis harus mengalami koma, tetapi Diego merasa sangat lega. Sekarang tiba-tiba saja Diego mendengar jika kecelakaan yang hampir membunuh putranya itu adalah ulah Altan Demir, hal tersebut cukup membuatnya syok. "Apa benar seperti itu, Regis?" selidik pria paruh baya itu yang terlihat murka. Diego berpikir jika memang Altan Demir adalah dalang di balik kecelakaan tersebut, ia
Read more

Bab 210 - Dia Sangat Istimewa

“Wanita yang ditakdirkan?” Diego tersenyum kecut mendengar pernyataan putranya. Ia mengeluarkan ponselnya, lalu menggulir layar benda pipih tersebut. Setelah menemukan hal yang dicarinya, ia menyerahkan kepada Pablo agar diberikan kepada putranya karena jarak di antara mereka cukup jauh saat ini. Pablo menghampiri putra majikannya itu, lalu memperlihatkan gawai di tangannya tersebut. Raut wajah tuan mudanya itu seketika berubah dingin. Kening Regis sempat mengernyit sesaat, lalu mengalihkan pandangannya dari gawai itu dan kembali menatap ayahnya yang telah memberikan tekanan padanya. “Dia wanita yang ditakdirkan untukmu?” tanya pria paruh baya itu dengan penuh selidik. Regis mencengkeram erat lengan sofa tempatnya bersandar, lalu menjawab dengan tegas, “Benar.” “Siapa wanita itu?” selidik Diego seraya mengambil kembali gawainya dari tangan Pablo.Regis menyeringai tipis. Ia tidak tahu dari mana ayahnya mendapatkan fotonya saat bersama Amora di acara peresmian galeri seni milik B
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
53
DMCA.com Protection Status