Kalimat yang meluncur dari bibir mungil tersebut seperti petir di pagi hari yang menyambar kepala Regis dalam satu waktu. Ia sungguh tidak menyangka akan mendapatkan jawaban yang sangat menohok tersebut. Walaupun sebelumnya Regis sudah pernah mendengar dari Amora jika pandangan putranya terhadap sosok seorang ayah kandungnya tidaklah baik, tetapi saat Regis mendengarnya langsung dengan telinganya sendiri, ternyata sangatlah menyakitkan.“Ray tidak akan pernah memaafkannya,” lanjut Rayden lagi yang semakin menambah garam di atas luka yang kini terbuka di dalam hati Regis. “Ray, Pa-papa rasa kamu mungkin ….” Sebelum Regis sempat menjelaskan kepada putranya itu, Amora telah masuk ke dalam kamar dan menyela percakapan keduanya, “Kalian berdua malah santai-santai di sini. Sekarang sudah jam berapa?” Amora baru saja selesai menyiapkan sarapan pagi untuk mereka. Melihat tidak ada satu pun yang keluar dari kamar tidur, ia mengira keduanya belum bangun dari tidur. Namun, siapa yang menyang
Read more