Home / Romansa / Gairah Berbahaya sang Mafia / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Gairah Berbahaya sang Mafia: Chapter 161 - Chapter 170

529 Chapters

Bab 161 - Berita Eksklusif!

“Bukankah itu Tuan Muda Lorenzo?” Seruan dari salah seorang reporter yang sedang meliput berita di depan gedung galeri seni milik Beth Jefferson langsung mengalihkan pandangan semua orang tertuju pada sosok sepasang insan yang baru saja berjalan menuju ke gedung tersebut. “Benar!” seru seorang jurnalis yang lain. “Siapa wanita itu? Kenapa Tuan Muda Lorenzo bisa datang bersamanya?” Seorang jurnalis lain ikut menimpali. “Apa jangan-jangan wanita itu adalah kekasih barunya?” Para pengais berita itu mulai berspekulasi sendiri dengan analisa mereka. “Ini adalah berita besar!” Seruan para jurnalis itu telah menghebohkan suasana di sekitar gedung tersebut. Satu per satu dari mereka mulai berlomba-lomba untuk mendapatkan berita panas itu lebih dulu hingga akhirnya petugas keamanan langsung dikerahkan ketika tim panitia dari galeri tersebut melihat situasi yang mulai tidak kondusif. Tidak mengherankan apabila para jurnalis itu begitu bersemangat dan antusias karena sudah lama sekali mer
Read more

Bab 162 - Menjadi Sorotan

Seulas senyuman penuh percaya diri terbit di bibir Amora. “Saya merasa sangat tersanjung dan juga terharu karena Anda dapat mengenali saya, Nyonya Jefferson,” tuturnya. “Bagaimana kabarmu, Nona Lysander?” tanya Beth dengan ekspresi penuh kekhawatiran. Tentu saja wanita tua itu sudah mendengar tentang hal yang terjadi pada Amora. Tujuh tahun lalu Beth pernah mendengar curhatan dari Gilda terkait cucu kesayangan sahabatnya tersebut. “Saya dengar kalau kamu ….” “Saya baik-baik saja, Nyonya Jefferson. Senang sekali melihat Anda masih sehat dan semakin cantik," sela Amora yang tidak ingin membahas tentang masa lalunya saat ini. Beth terkekeh pelan. “Mulut manismu ini masih sama seperti dulu, Nona Lysander,” timpalnya. “Saya sudah tua. Kamu yang terlihat semakin cantik dan matang sampai saya pangling dan hampir tidak mengenalmu,” imbuh wanita tua itu lagi. Sebenarnya ada banyak hal yang ingin dipertanyakan Beth kepada wanita muda itu, termasuk kedatangannya bersama Regis Lorenzo. Ak
Read more

Bab 163 - Bukan Kekasih Simpanan, Melainkan Istri

Amora menghela napas pelan-pelan, lalu berkata, “Mungkin sebelum saya menjelaskan tentang permasalahan saya, ada baiknya Anda melihat ini.” Amora membuka tas tangannya, kemudian menyerahkan beberapa lembar kertas yang terlipat rapi kepada Beth Jefferson. Wanita tua itu memandang Amora dengan penuh keraguan, tetapi akhirnya ia membuka lembaran kertas tersebut dan seketika wajahnya berubah nanar! “Ini ….” Suara Beth tampak bergetar. Tangannya meremas erat lembaran kertas tersebut dan sorot matanya telah menyipit tajam. Perlahan ia mengangkat kembali wajahnya dan menatap Amora dengan lekat. “Dari mana Anda mendapatkan ini, Nona Lysander?” selidik wanita tua itu dengan nada suara penuh interogasi. “Dan … apa tujuan Anda memberikan ini kepada saya? Apa Anda pikir saya akan percaya begitu saja?” imbuh Beth dengan dingin. Suasana di dalam ruangan itu mulai terasa mencekam dengan kesitegangan yang terjadi di antara kedua wanita berbeda usia tersebut. Akan tetapi, Amora tidak merasa ter
Read more

Bab 164 - Memanjakan Istri

“Seharusnya Gilda melihat sosokmu yang seperti ini, Nona Lysander. Dengan begitu, dia tidak akan merasa khawatir lagi kalau tahu cucunyq tidak selemah seperti yang dikiranya selama ini,” cetus Beth setelah ia berhasil menghentikan tawanya sendiri. Amora tersenyum kecut. Dari pernyataan wanita tua itu, ia tahu kalau neneknya selalu mencemaskannya. “Nyonya Jefferson, sebaiknya Anda kembali ke topik pembahasan kita." Regis yang sejak tadi memilih untuk diam dan memberikan kesempatan Amora untuk berbicara dengan Beth Jefferson, pun tidak dapat menahan diri untuk mencampuri pembahasan tersebut. Pria itu mendengar dan melihat dengan jelas seperti apa sikap wanita tua itu memperlakukan istrinya.Di satu sisi, Amora tidak menginginkan adanya perseteruan di antara mereka. Akan tetapi, ia mulai tidak yakin Beth akan memenuhi harapannya. “Apa Anda akan menindak tegas masalah ini atau tidak? Jika tidak, saya yang akan mengambil tindakan, tapi saya tidak dapat menjamin kalau Anda tidak akan t
Read more

Bab 165 - Tembakan yang Meleset

“Seperti biasa, saya ingin Anda berinvestasi dalam bisnis baru saya,” ucap Beth dengan penuh keyakinan kepada Regis atas syarat yang diajukannya.Wanita tua itu sudah setuju untuk mendepak Johanes dan Larry dari kepengurusan yayasannya. Ia juga akan mengajukan tuntutan kepada Johanes terkait penggelapan dana yang dilakukannya tersebut."Lalu, saya ingin Anda juga membeli satu lukisan di pameran ini. Nanti dananya akan saya pergunakan untuk penambahan investasi dan … tentunya untuk dana amal juga,” lanjut Beth menjelaskan keinginannya tersebut dengan santai.Regis tersenyum smirk. “Bukan masalah,” timpalnya yang langsung menyanggupi. Amora yang berdiri di antara mereka hanya bisa melongo terheran-heran. Ia merasa telah dipermainkan oleh keduanya seolah kesitegangan yang terjadi tadi tidak pernah ada. ‘Huh, apa semua pebisnis memang bermuka dua?’ gumam Amora di dalam hati seraya memanyunkan bibirnya. Pandangan Beth beralih kepada Amora. Wanita tua itu tersenyum simpul saat melihat ek
Read more

Bab 166 - Penembak Misterius

Pandangan tajam Regis beredar ke sekitarnya. Pencahayaan di area taman terlihat remang-remang. Hanya ada lampu-lampu kecil yang terpasang di beberapa titik taman itu sehingga sulit bagi Regis untuk mencari tahu di mana letak persembunyian penembak misterius tersebut. Regis tidak masalah jika sasaran yang ditargetkan adalah dirinya, tetapi ia tidak bisa membiarkan Amora ikut terlibat dalam bahaya bersamanya. Dilihat dari ukuran peluru yang tergeletak di lantai teras gedung tersebut, Regis menerka jika penembak misterius itu menggunakan senjata berlaras pendek. Biasanya penembak dengan senjata seperti itu tidak bisa mengambil jarak lebih dari 25 meter untuk menargetkan sasarannya. Apalagi dengan pencahayaan minim di luar gedung saat ini. Sulit bagi mereka untuk menargetkan denagn tepat, kecuali memang seorang penembak profesional. Wajah nanar Regis terlihat semakin menggelap. Jika tadi ia telat satu detik saja, mungkin timah panas itu sudah bersarang di tubuh istrinya sekarang. Re
Read more

Bab 167 - Menyergap

Netra Amora mengedar dengan cepat ke sekelilingnya. Akhirnya ia menemukan sosok Beth Jefferson yang berada di tengah kerumunan tamu yang sedang bercengkerama dengannya.Amora berusaha menetralkan ekspresinya dan meredakan kepanikannya. Ia tidak ingin membuat keributan tidak penting di tengah acara karena hal itu hanya akan membuat kekacauan dan menghilangkan jejak sang pelaku nanti.Amora meraih segelas wine yang tergeletak di atas meja, lalu menghampiri Beth dengan langkah tenang.“Maaf, permisi,” ucap Amora yang mencoba menyela di dalam kerumunan orang yang mengelilingi wanita tua itu.Pandangan semua orang pun beralih padanya. Terlihat beberapa di antara mereka menatapnya dengan sinis karena Amora menyela dengan tidak sopan. Akan tetapi, Amora tidak mengindahkannya dan langsung berkata, “Nyonya Jefferson, bisakah kita bicara sebentar?”Wanita tua itu mengerutkan keningnya. Ia tampak bingung karena mengira pembicaraannya dengan Amora sudah selesai beberapa waktu lalu.Melihat sikap
Read more

Bab 168 - Membahayakan Wanitaku

"Siapa yang sudah memerintahmu?” selidik Regis dengan napas yang terasa berat. Sulit baginya untuk menoleh ke belakang karena pria misterius itu tidak memberikannya kesempatan untuk lepas dari cekalannya. Saat ini ia tidak bisa bertindak gegabah karena ia perlu mencari kesempatan untuk membuat lawannya lengah terlebih dahulu. “Tuan Muda Lorenzo, ajal sudah di depan matamu. Apa kamu masih harus mencari tahu hal seperti ini?” sindir sosok yang sempat dicurigai Regis sebagai utusan keluarga Volker tersebut. Regis menyeringai tipis. “Tentu saja. Saya perlu membawamu dan majikanmu itu ke neraka,” desisnya. Tanpa melihat pun, Regis dapat merasakan kemarahan yang tengah berkobar dari pria misterius di belakangnya tersebut. “Berengsek! Apa Anda kira Anda masih bisa menyombongkan diri kalau menemui ajal nanti, huh?” geram sosok tersebut. Suara pelatuk yang sedang ditarik oleh pria misterius itu terdengar dari sisi pelipis kanan Regis. Ketegangan yang mencekam itu tidak sedikit pun mengend
Read more

Bab 169 - Bukan Hanya Seorang Tuan Muda Kaya

“Maaf sudah membuatmu khawatir. Aku baik-baik saja,” sahut Regis dengan suara yang terdengar lembut dan menenangkan. Helaan napas lega pun bergulir dari bibir Amora. “Syukurlah,” gumamnya. Wanita itu tidak mengetahui kebohongan suaminya yang sedang berusaha keras menyembunyikan rasa sakit di dalam kepalanya saat ini. Akan tetapi, hanya sekali lihat saja Altan Demir tahu jika Regis sedang mengelabui wanita itu. “Tuan Muda Lorenzo, kalau Anda merasa tidak enak badan, seharusnya Anda cepat kembali. Saya tidak keberatan kalau diminta tolong untuk mengantar Nona ini,” cetus Altan yang membuat air muka Regis semakin menggelap. Kening Amora mengerut. Ia tidak mengenal sosok Altan dan tidak mengetahui identitas pria itu sebenarnya. Amora mengira jika pria itu hanya satu dari sekian tamu yang berniat untuk mengorek informasi tentang hubungannya dengan Regis. Akan tetapi, melihat suasana menegangkan yang terjadi di antara kedua pria itu, barulah ia menyadari jika pria yang dipanggil Altan
Read more

Bab 170 - Semua Puzzle Telah Tersusun

“Aku adalah Regis Lorenzo, suamimu dan ayah dari anakmu.”Jawaban yang dilontarkan Regis membuat Amora terperangah selama beberapa detik, lalu wanita itu memutar bola matanya dengan malas. “Regis, aku serius. Ini bukan waktunya untuk bercanda. Kamu tahu kan kalau tadi aku hampir saja mengalami bahaya karena kamu? Aku rasa aku berhak tahu apa yang terjadi sebenarnya,” cetus Amora dengan emosi menyala-nyala.Akan tetapi, bola mata gelap yang bersinar tajam milik suaminya itu membuat nyali Amora seketika menciut. Sikap diam Regis telah menjawab semuanya. Pria itu tidak ingin mengatakan hal yang sebenarnya karena tidak ingin Amora terlibat lebih jauh seperti yang dikatakannya beberapa waktu lalu.Embusan napas kasar pun terlontar dari bibir Amora. Ia memalingkan wajahnya sejenak dari pria itu dan berkata, “Tolong jangan melibatkan Ray dalam bahaya bersamamu. Hanya itu permohonanku.”Sebelum Regis menanggapi, Amora telah berjalan lebih dulu masuk ke dalam lift. Ia sangat lelah berbicara d
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
53
DMCA.com Protection Status