Beranda / Romansa / Gairah Berbahaya sang Mafia / Bab 185 - Merayu Pria Kaya Bodoh?

Share

Bab 185 - Merayu Pria Kaya Bodoh?

Penulis: AliceLin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Beberapa pasang mata mulai menatap Amora dengan sinis dan remeh. Emosi di dalam dada Amora telah bergemuruh hebat, tetapi ia tahu jika Lisa ingin sengaja menjatuhkan harga dirinya dengan sindiran tersebut.

'Tenanglah, Amora. Jangan terpancing,' gumamnya mengingatkan dirinya.

Perlahan seulas senyuman memenuhi bibir Amora yang dipulas dengan lipstik berwarna nude.

“Kamu benar-benar tidak mengerti keadaan, Lisa. Sudah jatuh sampai ke titik ini saja, bisa-bisanya kamu menyia-nyiakan kesempatan emas. Apa pelajaran yang kamu terima hari ini tidak cukup juga untuk menyadarkanmu, hm?” .

Lisa berdecih sinis. Ia masih menganggap remeh ucapan Amora.

Walaupun sebenarnya ingin rasanya Amora mendamprat wanita itu, tetapi Amora tetap membalas perkataan Lisa dengan ekspresi yang tenang dan berkepala dingin dalam menghadapi lawannya itu.

“Seperti yang pernah kukatakan padamu kemarin. Sebaiknya kamu nikmati sisa waktumu dengan sebaik-baiknya. Bisa saja dalam waktu dekat ini, derajatmu akan sama sepe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Soraya Ulfha
ngebayangin regis nembak kerongkongan lisa... wkwkwk
goodnovel comment avatar
Popy Try
pahlawan udah muncul
goodnovel comment avatar
NN.
lisa itu. mulut nyaaa ish
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 186 - Dalam Satu Jentikan Jari Saja

    Wajah Lisa tertunduk dalam. Ia meremas kedua tangannya dengan cemas dan mulai berpikir untuk mengembalikan keadaan dengan cepat. “Sayang, kamu turun dari mobil karena mengkhawatirkanku?” tanya Amora dengan suara super manis yang tidak pernah didengar Regis sebelumnya. Amora menyandarkan wajahnya pada dada Regis untuk menunjukkan betapa Regis sangat mengasihinya. Tindakannya itu berhasil membuat semua orang merasa kagum sekaligus iri padanya.Sikap manja yang ditunjukkan Amora membuat hati Regis menggelitik. Pria itu mengulum senyumnya. Ia tahu jika istrinya sedang bersandiwara untuk menunjukkan kemesraan mereka kepada istri dari Johanes Brown tersebut. Netra elangnya menatap Lisa yang saat ini terlihat seperti orang kecil yang tak berdaya di hadapannya. “Tu-Tuan Muda Lorenzo, wanita ini … di-dia benar adalah istri Anda?” tanya Lisa yang berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk menatap langsung mata Regis. Tatapan tajam pria itu membuat napas L

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 187 - Tawaran dan Penghargaan

    “Kenapa kamu tidak menungguku di mobil? Apa kamu tidak apa-apa mengumbarkan hubungan kita tadi di depan orang banyak?” Amora mulai mempertanyakan tindakan Regis setelah mereka berjalan masuk ke dalam gedung sekolah di mana keadaan sudah menjadi sepi karena jam pelajaran sudah dimulai. Regis tersenyum smirk. Ia masih terus melangkah dengan satu tangan memeluk pinggang istrinya seolah ingin menunjukkan jika ia tidak ingin berjauhan dengan wanita itu. “Tadi aku hanya penasaran kenapa kamu lama sekali. Ternyata wanita itu berani menghina istriku. Apa menurutmu aku sebaiknya diam saja kalau melihat istriku ditindas?” Jawaban yang dilontarkan oleh Regis membuat Amora merasa tersentuh. Sejujurnya tadi Amora tidak terlalu berekspektasi pria itu akan berinisiatif memberikan pembelaan untuknya di depan semua orang. Apalagi sampai memperlihatkan kemesraan mereka untuk menunjukkan status Amora sebagai istrinya. “Sepertinya kali ini Lisa tidak akan berani mengataiku lagi,” timpal Amora seraya

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 188 - Kekejaman Dunia Mafia

    “Tapi, untuk jelasnya seperti apa, saya tidak bisa mendapatkan data apa pun mengenai pekerjaannya di sana.” Regis tertegun mendengar laporan yang diberikan Beth. Jaringan informasi wanita tua itu cukup luas juga, pikirnya. Akan tetapi, informasi yang didapatkan Beth Jefferson tidak sedetail yang didapatkan Mark. Sebelumnya asistennya itu juga sudah memberikan laporan yang sama kepadanya. Namun, Mark berhasil mendapatkan informasi penting terkait pria dengan pemilik nama Bobby Turner tersebut. Dulunya dia adalah seorang anak buruh kecil yang akhirnya mengadu nasib ke Turki melalui keberangkatan illegal. Tidaklah mudah mencari pekerjaan resmi apabila menjadi seorang imigran gelap seperti Bobby Turner. Mark menemukan jejak informasi terkait pria itu yang akhirnya mengganti namanya menjadi Jay Turner setelah bergabung dengan sebuah organisasi hitam di negara tersebut. Setelah diusut lebih jauh, Mark mendapatkan informasi jika Bobby alias Jay Turner tersebut adalah salah satu bawahan

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 189 - Pesan Tersirat

    “Mungkin lama-lama aku akan terbiasa dengan hal seperti ini. Tapi, aku harap kamu bisa memberikan sedikit kode agar jantungku lebih aman,” pinta Amora yang tahu jika ucapannya terdengar konyol.Regis hanya tersenyum miris, lalu mengetikkan sesuatu pada layar ponselnya.“Sejak kapan kamu tahu kalau lukisan itu mencurigakan?” tanya Amora dengan penuh rasa ingin tahu.“Sejak awal dia memintaku untuk bertemu itu sudah sangat mencurigakan,” jawab Regis yang membuat Amora terperangah.“Apa kamu sudah gila? Kamu sudah tahu kalau dia bermasalah dan memiliki niat jahat, tapi kamu malah memenuhi permintaannya?” tanya wanita itu dengan syok.“Nyonya Jefferson juga tidak ingin melakukannya, Amora. Dia hanya terpaksa melakukan hal ini,” ucap Regis yang kembali mengejutkan istrinya.“Bagaimana kamu bisa tahu?” selidik Amora dengan bingung.Regis tersenyum tipis. “Aku bukan mengenal Nyonya Jefferson satu hari ini saja, Amora. Aku tahu kalau dia adalah seseorang yang sangat memiliki perhitungan dalam

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 190 - Tamu Tak Diundang

    “Kita sudah sampai, Nyonya.” Elliot Dale membukakan pintu mobilnya untuk Beth Jefferson. Wanita tua itu menatapnya dengan tajam dengan bibir yang mengatup rapat. Tanpa mengatakan apa pun, Beth turun dari mobil tersebut dan melangkah dengan cepat memasuki kediamannya yang megah. Terlihat beberapa pria berseragam di depan pintu masuk rumahnya tersebut, tetapi mereka tidak menyapa ataupun menyambut kedatangannya dengan ramah. Beth masuk semakin dalam hingga akhirnya langkahnya terhenti di tengah ruang keluarga yang kosong. Manik matanya menyalang tajam kepada sosok seorang pria muda yang sedang duduk bersantai di sofanya sambil menikmati segelas vodka yang Beth duga diambil dari gudang penyimpanannya. "Lama sekali. Saya kira Anda sudah lupa jalan pulang," cibir pria muda itu sembari menyesap vodkanya.Beth mengeratkan genggaman tangannya pada tas yang dijinjingnya. Ingin rasanya ia menampar pria pemilik darah Timur Tengah tersebut karena begitu sombong di hadapannya.Akan tetapi, Be

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 191 - Perseteruan Panas

    Baku tembak tidak lagi terelakkan. Para bawahan Royal Dragon berhasil menjatuhkan beberapa bawahan Altan Demir yang berjaga di depan kediaman Jefferson tersebut. Mereka terus menerobos dan menyerang tanpa ampun hingga akhirnya hanya tersisa beberapa bawahan Altan di dalam rumah megah itu.Regis baru saja turun dari mobil. Ia telah memegang pistol genggamnya dan berjalan dengan langkah santai. Para bawahannya telah membukakan jalan untuknya hingga akhirnya mereka berhasil masuk ke dalam kediaman Jefferson tersebut. Netra elang Regis mengelilingi seluruh ruangan dengan sangat cepat, lalu ia bersitatap langsung dengan sosok Altan yang telah menunggu kedatangannya dengan angkuh. Para bawahan dari kedua kubu saling mengacungkan senjata api mereka dan hanya menunggu instruksi dari majikan mereka. Altan mengangkat satu tangannya dan perlahan para bawahannya menurunkan senjata mereka. Begitu juga dengan bawahan Regis. “Tuan Muda Lorenzo, selamat datang. Kedatanganmu sangat meriah sekali,”

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 192 - Tidak Pernah Ada Kata Sahabat

    Sejak mengetahui Regis sedang mengusut hal yang terjadi pada kecelakaan tujuh tahun lalu, Altan mulai merasa tidak tenang. Padahal ia berharap pria itu tidak akan mengingat hal itu selamanya. “Kamu yang sudah membunuh Kenneth Volker, bukan?” selidik Regis dengan ekspresi yang sangat dingin. Beth yang ikut mendengar hal itu, sangat terkejut. Ia masih ingat peristiwa besar yang terjadi saat itu. Meskipun tidak ada berita akurat tentang penyebab kematian putra sulung keluarga Volker, tetapi saat itu beberapa orang besar mendengar isu bahwa Regis Lorenzo berada di tempat kejadian tersebut. Hanya saja tidak ada yang berani mengusutnya lebih lanjut. Apalagi Alejandro Volker juga tidak membuka suaranya. “Apa sebegitu yakinkah kamu kalau aku adalah pembunuhnya? Bukankah saat itu kamu yang sudah menembaknya, Regis?” timpal Altan yang enggan mengakui perbuatan tersebut. Sudut bibir Altan menyeringai sinis. Ia kembali teringat dengan pertikaiannya dengan Kenneth Volker sebelum Regis datang

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 193 - Pemimpin Levent "si Singa Tua"

    Beth terduduk lemas di lantai. Netra senjanya menilik wajah Altan yang berubah pucat. Putra Murat Demir itu mengerang histeris. Darah mengalir dari lengan kanan pria itu. Para bawahan Regis langsung menyergap Altan dan membekuk pria itu agar tidak dapat melakukan perlawanan lagi. Beberapa saat lalu timah panas milik Mark berhasil menghentikan aksi Altan. Regis telah memperhitungkan dengan sangat tepat dan memberikan isyarat kepada Mark untuk bertindak. Beth berusaha bangkit dari duduknya. Ia menghampiri cucunya yang saat ini sedang menangis histeris dengan tubuh yang bergetar hebat. “La-Laura … tenanglah. Semuanya sudah baik-baik saja. Kita aman sekarang," hiburnya. Gadis malang itu tidak menjawab. Ia masih larut dalam tangisannya karena belum bisa menenangkan dirinya sendiri yang baru saja berdiri di depan pintu kematian. Laura benar-benar mengira nyawanya akan melayang tadi. Melihat ketakutan yang dialami gadis itu, Regis sedikit merasa bersalah. Namun, ia terpaksa melakukannya

Bab terbaru

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 529 - The End

    Satu per satu acara pun dimulai dan berakhir dengan lancar. Regis juga memperkenalkan kedua putranya yang menjadi kebanggaan keluarga Lorenzo di hadapan para tamunya. Kali ini Regis tidak melarang beberapa awak media terpercaya untuk meliput kedua buah hatinya itu. Namun, para bawahan Regis tetap memberikan batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat mengambil gambar. Akhirnya tiba saatnya sesi pelemparan buket bunga yang dilakukan oleh Amora sebagai mempelai wanita. Para gadis maupun pemuda lajang telah bersiap-siap untuk berebutan buket dari sang mempelai wanita.Biana juga telah bersiap di posisinya. Pada hitungan ketiga, buket bunga tersebut melayang di udara dan semua orang berlomba-lomba menggapainya. Buket bunga tersebut beralih dari satu tangan ke tangan yang lain hingga akhirnya seseorang berhasil merebutnya! Seketika suasana menjadi sangat hening, semua orang berdiri mematung untuk melihat sosok yang beruntung tersebut. Biana tampak kesal karena ia tidak b

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 528 - Extra Part 11

    Dalam balutan gaun pengantin berwarna putih gading dan tiara cantik yang menghiasi puncak kepalanya serta juntaian wedding veil yang menutupi sebagian wajahnya, Amora berjalan selangkah demi selangkah menuju ke arah suaminya, Regis Lorenzo. Wanita itu mengamit lengan Alejandro Volker selaku ayah kandungnya. Mereka berjalan berdampingan. Terlihat sosok sepasang malaikat kecil di depan mereka yang berpenampilan tampan dan imut. Mereka tidak lain adalah Rayden dan Kimmy. Keduanya berjalan bergandengan tangan sembari menebarkan kelopak bunga mawar yang menuntun langkah mempelai wanita menuju ke ujung aisle. Sementara itu, tiga orang bridesmaid berjalan di belakang Amora. Mereka adalah Estelle Mauverick, Biana Curtiz dan Alicia Lorenzo. Amora memandang ke sekelilingnya. Ia bertemu pandang dengan beberapa orang terdekatnya seperti Noel Ritter, Chris Walden, Bianca Lysander, Hilde Maven, Henry Allen serta Emma Adams yang sedang menggendong buah hatinya, Ryuji Lorenzo. Amora memberikan la

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 527 - Extra Part 10

    “Ada apa? Kamu masih saja cemburu dengan mantan istrimu?” goda Gino yang sejak tadi memperhatikan Regis di belakangnya. Malam ini pria itu memang menjadi groomsmen-nya alias pendamping mempelai pria. Regis hanya melayangkan tatapan tajamnya. Ia enggan menanggapinya. “Aku mengerti. Mantan memang sulit dilupakan. Apalagi mantan pertama. Rasanya aku ingin mencabik-cabiknya,” geram Gino yang dapat memahami perasaan Regis. Istrinya juga masih beberapa kali bertemu dengan mantan suaminya karena mantan suami istrinya itu ingin bertemu dengan Kimmy, putri mereka. “Apa mau aku membantumu?” tawar Regis dengan serius. Gino langsung meliriknya dengan syok. Tentu saja ia memahami maksud dari Regis. “Mengambil nyawanya bukan penyelesaian yang baik, Regis. Kalau Estelle dan Kimmy tahu aku yang sudah menghabisi ayah kandungnya, mau ditaruh di mana wajahku ini,” timpalnya. Regis mengulum senyumnya. “Dasar pengecut,” ledeknya. Gino mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia mengedarkan pandangannya ke

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 526 - Extra Part 9

    “Ada apa, Amora?” tanya Estelle dan Biana secara serempak. Mereka tampak khawatir melihat kondisi Amora. Namun, Amora menggeleng pelan. “Tidak apa-apa. Sepertinya aku harus memompa asiku dulu deh. Tapi, aku tidak bawa alatnya lagi,” cicitnya. “Tenang saja. Aku bawa kok. Pakai punyaku dulu saja,” sahut Estelle sembari mengambil tas ransel yang berisi berbagai barang keperluan putra keduanya. Amora pun meminjam peralatan pompa asi dari sahabatnya, lalu bergegas menyelesaikan kegiatannya dan kembali melanjutkan persiapannya untuk acara malam ini. “Tolong kalian gunakan jari-jari ajaib kalian untuk menyulapnya menjadi ratu tercantik sejagat raya malam ini,” pinta Estelle kepada para penata rias dan penata busana pilihannya. “Serahkan saja kepada kami, Nyonya Moonstone!” sahut tim tersebut. *** Suara alunan piano memenuhi di sekitar lahan hijau yang telah didekorasi dengan sangat cantik. Pintu masuk menuju ke area resepsi acara juga telah dihiasi dengan aneka bunga segar berwarna put

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 525 - Extra Part 8

    “Apa? Pesta pernikahan?” Amora menatap Mark dengan syok, lalu memandang Biana dan Estelle yang sedang tersenyum sumringah padanya. “Sejak kapan kalian merencanakan semua ini, hm?” selidik Amora dengan sengit. “Maaf, Amora. Kami benar-benar tulus ingin memberikan kejutan. Tolong jangan marah,” cicit Estelle. “Benar, Amora. Aku juga terpaksa mengikuti rencana mereka. Tapi, percayalah kalau kami tidak pernah bermaksud buruk padamu,” timpal Biana dengan bersungguh-sungguh. “Ck, kalian benar-benar tidak setia kawan, huh?” Amora mengomeli kedua sahabatnya. Ia masih sangat kesal dibohongi dan dipermainkan seperti orang bodoh. “Tentu saja kami setia kawan, Amora. Kami ingin kamu bahagia,” cetus Estelle yang diikuti anggukan oleh Biana. “Sia-sia saja air mataku tadi,” sungut Amora dengan wajah ditekuk masam. Regis menghampiri istrinya tersebut, lalu menyeka sudut mata wanita itu yang masih berair. “Jangan marah lagi, Sayang. Maafkan aku. Aku bersedia menerima hukuman apa pun,” ucapnya.

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 524 - Extra Part 7

    Suara letusan konfeti mengagetkan Amora. Refleks, ia memejamkan matanya dan taburan potongan kertas warna-warni menghujani tubuhnya. “Surprise!” Seruan penuh semangat terdengar di telinganya. Ketika ia membuka matanya kembali, ia disuguhkan dengan kehadiran Regis yang telah berdiri di depan matanya. “Regis?” Amora menatap suaminya dengan kening yang berkerut. Pandangan Amora pun mengedar ke sekelilingnya. Ia tidak menemukan sosok yang mencurigakan di dalam ruangan itu. Justru ia malah dikagetkan dengan kehadiran beberapa orang yang dikenalnya. “Kalian ….” Amora memandang satu per satu sosok tersebut dengan bingung. Tatapannya terhenti pada Alicia yang berdiri di sampingnya. Gadis itu memegang konfeti yang diletuskannya tadi. Amora pun menginterogasinya. “Alicia, kenapa kamu bisa ada di sini? Apa maksud semua ini? Di mana wanita itu?" "Wanita?" Regis memandang Amora dengan bingung. "Tidak usah berpura-pura, Regis. Apa kamu menyembunyikannya?" selidik Amora. Ia telah mendorong d

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 523 - Extra Part 6

    Perasaan Amora terasa tidak karuan. Ucapan Alicia masih terngiang jelas di dalam benaknya. “Ini tidak mungkin. Tidak mungkin,” gumam Amora berulang kali.Seth melirik kaca spion mobil tengah untuk memantau kondisi nyonya mudanya tersebut. Ia tidak tahu menahu tentang hal yang terjadi. Tadi wanita itu hanya memintanya untuk segera mengantarkannya ke Mansion Blue Lake.Tadi Alicia berkata jika ia melihat Regis bertemu dengan seorang wanita saat ia dalam perjalanan menuju taman bermain dengan Rayden. Padahal sepengetahuannya, pria itu seharusnya berada dalam perjalanan ke Italia seperti yang dikatakannya kemarin kepadanya.Alicia berkata kepada Amora jika ia telah membuntuti Regis dan melihat keduanya masuk ke dalam Mansion Blue Lake. Tentu saja hal tersebut membuat Amora sangat terkejut. Ia tidak percaya jika Regis melakukan sesuatu yang mengkhianati cinta mereka.Namun, di satu sisi, Amora juga yakin kalau Alicia tidak mungkin membohonginya. ‘Apa mungkin Regis tidak jadi berangkat ke

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 522 - Extra Part 5

    “Bagaimana? Apa kamu bisa tenang membiarkan Emma membantumu mulai hari ini?” tanya Liliana meminta pendapat menantunya tersebut. Amora tertegun. Ia menatap Emma yang masih menunggu tanggapannya. “Tentu saja aku setuju,” sahutnya dengan mengulas senyuman lebar di bibirnya. Dibandingkan para pengasuh lain, Amora tentu saja akan lebih percaya dengan Emma. Dulu wanita paruh baya itu juga sering membantunya menjaga Rayden. “Tapi, apa Nyonya Adams tidak apa-apa? Aku tidak ingin terus-menerus merepotkan Anda. Apa Henry dan Hilde mengizinkannya?” tanya Amora dengan penuh selidik. Ia tidak ingin putra dan menantu Emma tidak menyetujui hal tersebut. Apalagi kondisi Emma yang pernah dirawat di rumah sakit dulu. “Tenang saja, Amora. Malah mereka memintaku untuk membantumu. Hilde malah lebih mendukungku,” terang Emma yang dapat memahami pemikiran Amora tersebut. “Nanti Tante akan sering-sering datang dan ikut membantu kok,” timpal Liliana yang mencoba meyakinkan menantunya itu. Amora tersen

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 521 - Extra Part 4

    “Selamat pagi Anak Mama. Bagaimana tidurnya semalam, hm?”Amora berceloteh sendiri dengan Ryuji yang sedang duduk di dalam box bayinya. Amora baru saja bangun saat mendengar suara bayi bertubuh gembul itu.“Anak Mama sudah bangun saja pagi begini. Siapa yang sudah menggantikan popokmu, hm? Papa?” tanya Amora ketika melihat putranya telah berganti pakaian.Ryuji hanya menanggapinya dengan senyuman lebar dan menendang kedua tangan dan kakinya berulang kali. Ia asyik memasukkan teether ke dalam mulutnya dan menggigit-gigitnya dengan gemas.Amora pun menggendong Ryuji keluar dari tempat tidurnya dan mengelilingi kamarnya untuk mencari keberadaan Regis.“Sayang,” panggil Amora. Namun, tidak ada yang menyahutnya.“Ke mana dia?” gumam Amora yang akhirnya kembali ke kamarnya. Ia baru menyadari jika koper yang dipersiapkannya semalam untuk Regis sudah tidak ada di tempatnya.“Dia sudah pergi?” terka Amora dengan terheran-heran.Tidak biasanya Regis pergi tanpa berpamitan padanya. Biasanya Regi

DMCA.com Protection Status