Bab 64Meruqyah Abigail, tidak hanya sekali. Aku melakukannya sampai tiga kali, agar ia benar-benar sembuh. Aku tak sendiri saat bertandang ke kosannya. Kadang bersama Zevanya, kadang juga mengajak Beni. Lama-kelamaan, mereka jadi akrab satu sama lain. Tak heran jika Zevanya kerap mengajak Abigail untuk bermain ke rumah kami.Selain Ibu, Ayah juga gembira bahwa aku memacari gadis yang sesuai dengan keyakinan mereka. Sekarang cinta sudah kugenggam, cita-cita pun akan kuraih. ***Beberapa bulan setelahnya, aku mendaftar ke universitas yang sama dengan Abigail. Hanya saja, kami berbeda jurusan. Abigail di jurusan Desain Busana dan aku pada jurusan Psikologi. Selain itu, Abigail memasuki semester lima, sementara aku baru semester satu. Walau demikian, usiaku yang kini telah menginjak 20 tahun, membuatku lebih mature jika dibandingkan dengan teman-teman seangkatan. "Bone? Kamu Bone, 'kan?!" tegur seorang mahasiswa saat aku berada di tempat parkiran, dan hendak memasuki mobil. Aku memb
Baca selengkapnya