Share

Bone Si Ular

Bab 61

Dua tahun berlalu. Ijasah penyetaraan SMP dan SMA sudah kugenggam. Tinggal menunggu waktu untuk mendaftar ke Perguruan Tinggi.

Banyak yang berubah selama aku tinggal di Jakarta. Setiap hari minggu, aku diajak Ibu ke gereja. Di sana kami berdoa, bernyanyi dan memuji Tuhan.

Aku menjalaninya bukan karena iman, tapi hanya sebagai rutinitas biasa.

Selain itu, demi menjaga amanah Bapak di dusun yang menginginkan agar aku fokus pada tujuan, maka selama dua tahun ini, tak pernah sekalipun diriku menghubungi Abigail.

Pacaran memang ada bagusnya. Namun jika berlebihan, bisa merusak konsentrasi belajar. Apalagi aku sadar, birahi ular yang meletup-letup ini, terkadang susah dikendalikan.

Tentu Abigail akan menjadi pihak yang dirugikan. Padahal perempuan seharusnya dijaga dan dihargai.

***

Sudah lama sekali tubuh ularku tak diberi makan. Aku bahkan lupa, kapan terakhir kali menyantap ayam mentah. Itu tak masalah, tapi pagi ini ... hal yang kutakuti terjadi.

Ruh ularku mendominasi tub
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status