Beranda / Fantasi / Roh Dewa Perang / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab Roh Dewa Perang: Bab 41 - Bab 50

107 Bab

Pemburu Neraka

Nira berjalan jauh sekali dari rumah yang dibangun oleh Arsa. Naif sekali gadis itu mengira seorang dewa akan pingsan dengan mudahnya. Ia pun bertekad mencarikan tabib. Bukan karena peduli dengan Arsa melainkan takut tak ada yang memberikannya makan lagi. “Tuan, tahu tidak tabib paling hebat di sini. Ada yang hampir mati di rumahku?” tanya Nira pada salah satu penduduk. “Hah, sudah hampir mati? Bahaya kalau begitu. Terus saja jalan ke gunung, Nona. Nanti kau akan temui kediaman Tabib Anindira. Dia, orang sudah sudah mati saja bisa dihidupkan lagi,” jawab lelaki tadi. Nira mengangguk saja, tapi sepanjang jalan dia jadi berpikir. “Sejak kapan ada orang yang bisa menghidupkan orang mati? Lawan pemburu neraka iya nanti.” Tak percaya Nira dengan kemampuan Dira. Tapi dia tetap pergi, artinya dia akan menjumpai kembarannya sendiri untuk memeriksa Arsa. ***Pemburu neraka merupakan makhluk yang murni terbuat dari batu api neraka. Mereka tidak memiliki wujud layaknya Nira. Namun, saat di
Baca selengkapnya

Tawanan Neraka

Arsa menunggu Nira kembali dengan penuh kesabaran, selain itu juga penuh kedutan di keningnya. Laki-laki itu tak ingin melepaskan gadis yang baru saja ia nikahi.Apalagi kata Nira tadi ia ingin pergi. Seorang penjaga neraka jika katanya ingin pergi tentu tempatnya tak lain tak bukan adalah yang penuh api. “Sial! Kenapa pikiranku? Susah sekali menghadapi zodiak aries satu ini,” ucap Arsa sambil memutar lehernya ke kiri dan kanan. Watak pecahan arwah Hara itu pada dasarnya sama. Tak suka melihat orang lain menderita karenanya. Pintu rumah terbuka dan Nira muncul. Arsa menarik gadis itu dan memeluknya sangat erat. “Kupikir kau pergi tadi,” ucapnya tanpa mau melepas pelukan. Nira merasa heran. Biasanya dewa tidak pernah labil pikiran dan hatinya. Juga, Arsa, kan, bisa mencarinya kalau lama tak kembali. “Aku memang berniat pergi, karena itu aku ingin berpamitan padamu,” jawab Nira karena merasa pemburu dari neraka sudah sangat dekat. “Aku tak akan membiarkanmu pergi dari sini, Nira.
Baca selengkapnya

Pulau Terpencil

Arsa membawa Dira kembali ke rumahnya. Tempat itu agak kacau sedikit karena kedatangan pemburu dari neraka. Setelah meletakkan tabib di ranjang, ia merapikan apa-apa yang rusak dan hangus terkena percikan api. Dahsyat memang pemburu dari neraka. Karena itu ia maklum kalau Nira lambat menerima kehadirannya. Namun, Arsa tak bisa berlama-lama, dihitung dari lama hari bersama, tak lama lagi panggilan dari zodiak keempat pasti akan datang. Seorang perempuan memeluknya dari belakang. Baju berwarna merah menjadi pertanda kalau Dira sudah sadar.“Tuan Arsa, kau kembali juga akhirnya. Kau pasti yang menolongku, kan, dua makhluk tadi benar-benar menyeramkan.” Dira melepas pelukannya, ia menatap lelaki yang terlihat bingung. “Aku memang kembali, Dira, tapi aku hanya bisa sebentar saja.” “Selalu seperti itu, ya. Sampai kapan aku harus menunggumu, Tuan. Kau tahu ada banyak bangsawan yang datang melamarku. Aku katakan kalau aku janda ditinggal mati suami, tapi mereka tidak peduli. Haruskah aku
Baca selengkapnya

Era Baru

Hujan turun di pulau terpencil tempat Arsa menyembunyikan Nira. Gadis itu bersorak kegirangan. Air hujan membasahi baju dan tubuhnya. Arsa membiarkan sang penjaga menikmati harinya di bumi.“Sepertinya kau sangat tertekan tingal di neraka. Memang karena seharusnya kau tinggal di langit. Percayalah aku tak akan lama mengumpulkan kalian.” Dewa perang itu bahagia melihat Nira tersenyum lebar. Keadaan berubah, turun hujan bersamaan dengan petir, guntur, langit memerah. Dan Arsa sudah sangat tahu kalau di atas sana sedang tidak baik-baik saja. Arsa kemudian membawa Nira ke dalam. Ada sebuah gua di dalam tebing. Tempat bersembunyi yang sangat nyaman, hangat, dan banyak bahan makanan. “Dingin.” Nira mengigigil. Sejak batu neraka hilang dari dadanya ia tak sekuat dulu lagi. Meski kalau dibandingkan dengan manusia biasa ia masih hebat. “Sini mendekatlah.” Dewa perang itu mengulurkan tangannya. Nira menggeleng, tapi lama kelamaan dingin menyergap seluruh tubuhnya. Lelaki di dalam gua jadi
Baca selengkapnya

Manusia Serigala

Dewa Arsa berlari lebih cepat tanpa harus menggunakan kuda. Ia mengejar pecahan keempat arwah Hara yang tampak belakang membawa senapan laras panjang. “Aku jatuh di mana sebenarnya? Gaya hidup orang-orangnya barbar seperti Adara. Jangan bilang bertemu lagi dengan si kapten?” Arsa berhenti mendadak ketika kuda yang ditunggangi oleh pecahan keempat arwah Hara berhenti. Anggap saja yang ini juga masih gadis—turun dari tunggangan dan mengarahkan senapan ke segala arah. Rogu muncul tepat di sebelah Arsa. Dua orang dewa itu sama-sama risih menggunakan celana ketat, tiap sebentar di tarik di bagian pesaknya (tempat retsleting). “Kau masih di sini?” tanya Arsa. “Kau mau aku ke mana? Nanti aku ditangkap oleh manusia serigala.” “Kau itu dewa. Berubah sana jadi elang dan terbang, wuuus!” Arsa memperagakan dengan tangannya. “Oh, iya, ya, kenapa aku bisa lupa. Selamat berjuang sampai kalian bisa tidur bersama.” Rogu berubah menjadi seekor burung dan terbang di dalam hutan yang gelap karena
Baca selengkapnya

Mencurigakan

“Nira, eh, Dira, astaga salah lagi, maksudku Lira tunggu aku.” Arsa menyusul gadi berambut plontos yang berjalan kaki di gelapnya malam. “Aku bukan Lira, panggilanku Karl, aku ini laki-laki bukan perempuan,” jawab gadis itu sambil berdehem berkali-kali. Baik, kali ini Arsa akan mengikuti drama apa lagi yang disuguhkan oleh pecahan arwah Dewi Hara. “Iya, terserah, Kalira.” Jelas sekali di mata Arsa, pemburu itu berbohong. Mana ada lelaki yang tak punya jakun walau ada bekas luka sekali pun pasti akan kelihatan. Lira mengambil syal dan menutupi lehernya, begitulah cara ia menyamar dan mengaku sebagai lelaki. Nasib perempuan cantik tidak ada yang bagus di era pemerintahan Pangeran Charles, kalau tak berakhir sebagai pelayan, gundik, atau pemuas nafsu saja. “Kau punya rumah?” tanya Lira. Ia menaikkan lampu minyak dan melihat jalan mana yang harus ditempuh untuk pulang. Rasanya kiri dan kanan sama saja terlihat dari tadi. “Lewat sana saja, Kalira,” tunjuk lelaki berpakaian ala koboi
Baca selengkapnya

Pangeran yang Dikutuk

Pangeran Charles sampai di dalam kamarnya ketika baru saja pulang dari hutan. Ini merupakan kutukan yang ia terima dari makhluk terkutuk juga.Sang pangeran sebentar lagi akan dinobatkan menjadi raja. Namun, ia masih suka bermain-main. Lalu demi mengisi kekosongan waktu, lelaki berambut pirang itu terkadang berburu ke dalam hutan. Seperti kejadian beberapa bulan yang lalu. Ia membawa anjing ikut serta bersama dengan Kalira juga yang menjadi pelayannnya di luar istana. Saat itu anjingnya tak becus menjejak binatang buruan."Pangeran, jangan, dia sudah banyak membantu kita ketika tersesat," ucap Karl yang menghalangi tangan Charles menembak anjing itu."Dia itu anjing, sama sepertimu, paham?" hina bangsawan angkuh dan kaya raya."Iya, aku dan anjing memang sama-sama kau beri makan. Tapi kami juga membantumu, setidaknya pikirkan yang baik-baik." Kalira membawa anjingnya pergi dan mencari buruan lain. Pada saat yang sama anjing peliharaan milik raja iblis mendengar hinaan Pangeran Char
Baca selengkapnya

Terpaksa Menyamar

Pangeran Charles berubah menjadi manusia di pagi hari ketika bulan tak terlalu benderang purnamanya. Namun, ia tak menggunakan baju sehelai benang pun. Berjalan di muka umum ia tentu akan diteriaki orang gila.Beruntung Kalira datang dengan beberapa prajurit dan menemukan sang pangeran yang tubuhnya bermandikan keringat. “Ke mana saja kau?” tanya lelaki berambut pirang itu dengan nada tinggi. “Maaf, Pangeran, tapi aku tak tahu kenapa bisa tersasar.” Saat bangun tadi Kalira sudah ada di rumahnya. Terakhir ia ingat berjalan dengan seekor anjing. Pecahan arwah Dewi Hara kemudian berpaling ketika tahu bangsawan itu tak mengenakan baju. Ia memberikan kode pada prajurit bahwa yang bersangkutan butuh pertolongan. “Bawa dia ikut ke istana, dia meninggalkanku sendirian,” tunjuk Charles pada Kalira. Kemudian dua prajurit memegang paksa tangan dan meminta Lira berlari sepanjang kereta berjalan. Kuwara yang melihat hal tak senonoh, kembali membuat kereta hancur lebur. “Bersikap baiklah deng
Baca selengkapnya

Terbuai Dalam Pelukan Iblis

Reksi datang dengan wujud anjing besar dan menabrak tubuh werewolf itu hingga sang manusia serigala terpental jauh sekali. Pangeran Charles menghantam pohon dan tulang belakangnya serasa patah. Tapi ia manusia jadi-jadian yang hanya bisa mati atas kehendak Kuwara. Binatang berbulu hitam itu berdiri, melolong sangat tinggi sembari menatap rembulan dan berhadapan dengan Reksi satu lawan satu. Reksi bukan anjing biasa, ia merupakan hewan kepercayaan Raja Iblis Kuwara yang cukup sakti. Anjing dan serigala itu saling bergelut, menggigit, dan mencakar di atas tanah. Sedangkan di lain kesempatan, Kuwara turun dari langit dan lekas menolong Dewi Hara yang lehernya tergores. “Maafkan, Dewi Hara. Kau harus menderita hidup di dunia ini.” Kuwara menghentikan jalan darah di leher Kalira. Beberapa saat kemudian luka itu tertutup rapat. Andai Lira adalah dewi tentu saja lukanya tak berbekas. Sayangnya dia masih manusia biasa yang bisa terluka. Reksi datang dengan wujud manusia dengan beberapa l
Baca selengkapnya

Dua Dewa

Pangeran Charles berada di kamar sambil memegang jantungnya yang berdegup kencang. Tadi malam ia membunuh lagi setelah tak bisa menahan gejolak pada dirinya sendiri. Sang pangeran bahkan sudah mengundang penyihir, tapi malah penyihirnya yang mati karena tak sengaja ia bunuh. “Bodoh, semua orang bodoh!” Ia menghempas gelas kaca yang cantik hingga pecah. Pelayan kesangannya ingin mendekat tapi dihardik dan diusir. “Kenapa, kenapa dia selalu ada di mana-mana? Apakah karena dia aku berubah jadi serigala?” Lelaki berambut pirang itu berdiri dan mencari sebotol wine. Ia kalap dan ingin minum. Perangainya di luar batas kewajaran belum sampai di telinga ratu. “Pasti dia adalah kunci dari kembalinya diriku menjadi manusia biasa. Dia selalu ada di manapun aku berubah. Karl, kalau kau tak tahu bagaimana cara mengembalikanku sebagai manusia, kau akan aku mangsa.” Kembali gelas kaca dipecahkan oleh Charles sebagai bentuk kekesalannya, entah pada siapa. Kuwara tak pernah menampakkan diri padanya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status