Home / Pernikahan / Pesona Istri Yang Kuabaikan / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Pesona Istri Yang Kuabaikan : Chapter 61 - Chapter 70

208 Chapters

Spin Off 5

"Berhentilah kalian bertengkar, susulin Syifa, Kak. Jangan sampai kamu menyakiti wanita yang kamu nikahi. Jika tidak yakin dengan pernikahan itu, kamu harusnya menolaknya. Kita bisa melakukan cara lain untuk meredam kemarahan warga," turut Husniah panjang lebar. Aku menghela nafas dalam-dalam, apa aku memang keterlaluan? Aku hanya perhatian pada adik sepupuku. Apa salahnya? Tanpa menunggu dua kali Husniah menyuruhku, kususul juga akhirnya wanita yang sudah menjadi istriku itu. Aku turun ke bawah untuk mencarinya. Kuketuk pintu kamar mandi yang terdengar suara air gemericik dari dalam sana."Fa, jangan nangis di kamar mandi. Kalau mau nangis, dadaku nganggur nih." Aku berkata sambil mengetuk pintu. Tak lama berselang, pintu terbuka dan menyembullah wajah Syifa dari dalam sana. "Siapa bilang aku nangis?" Tanya Syifa begitu pintu terbuka. "Dua pasturi di atas sana. Mereka ngeyel kamu nangis gara-gara aku ngomongin bayi mulu dan terlalu peduli pada Husniah." "Enggak, Kak. Aku emang
Read more

Spin Off 6

Kuketuk pintu kamar Syifa, wanita itu langsung mengurung diri di dalam kamar setelah makan malam. Selama dalam perjalanan pulang, dia juga tak mengatakan apapun, dan saat makan malam pun, wanita itu tak berbicara sama sekali. Aku rasa ini karena perkataan Papa yang memintaku untuk kencan buta dengan putri temannya. "Fa, kamu udah tidur." Aku berteriak dari luar kamar. Tak ada jawaban sama sekali, apa iya dia tidur secepat ini. Bahkan tadi dia tak mengajakku untuk shalat Isya bersama. Tadi kami sempat sholat Maghrib di jalan sebelum pulang. Karena tak ada jawaban, aku memilih masuk begitu saja ke kamar tersebut. Bukankah ini kamar istriku, aku tak perlu ijin masuk bukan. Bahkan harusnya kami tinggal di kamar yang sama. Begitu kubuka pintu kamarnya, terlihat wanita itu masih mengenakan mukena. Ternyata dia baru selesai shalat. Kutunggu hingga dia selesai berdoa. "Ada apa, Kak?" Tanya Syifa sambil melipat mukenanya. "Kenapa diam saja sejak tadi, apa kamu marah padaku?""Marah untuk
Read more

Spin Off 7

Kutatap mata wanita di depanku ini, apa dia sedang bercanda atau serius. Bagaimana bisa dia mengatakan tertarik hanya dengan sekali bertemu. "Aku bukan tipe pria idaman, Carissa. Aku tak memiliki apapun selain milik orang tuaku. Aku juga bukan lulusan luar negeri, kegemaranku naik gunung. Kotor-kotoran, aku rasa akan jauh beda dengan dirimu," tuturku panjang lebar. Berusaha merubah sudut pandangnya tentang diriku. "Tapi kamu pria yang apa adanya, dan aku lebih suka yang seperti ini. Daripada yang berpura-pura, lalu saat bersama dalam satu rumah, terikat pernikahan, segala keburukannya akan terbongkar."Carissa begitu santai mengungkapkan perasaannya, tidak seperti kebanyakan wanita yang malu-malu, hanya memberi sinyal dan menunggu pria untuk mengungkapkan perasaan padanya. "Aku sudah menikah, Sa."Mata bening yang dihiasi eyeliner berwarna hitam itu membulat sempurna. Menatap dalam padaku, seperti mencari kejujuran dalam diriku. Lalu beberapa saat kemudian menutup mulutnya dan tert
Read more

Spin Off 8 A

Syifa berjalan dengan langkah panjang ke arahku yang masih dipeluk oleh Carissa. "Lepaskan, Sa," pintaku pada wanita itu. "Nggak mau," tolak Carissa. "Jangan memeluk kekasih orang sembarangan, Mbak," seru Syifa sambil menarik tanganku agar menjauhi Carissa. Aku makin syock dengan apa yang dilakukan oleh Syifa. Dia bilang kekasih orang. Apa kali ini dia akan mengakui hubungan kami. "Kekasih?" Carissa membeo ucapan Syifa. "Iya. Kak Wisnu sudah punya kekasih," sahut Syifa dengan percaya diri. Dia tidak menyebutku dengan panggilan Bapak, tapi Kak. "Kamu kekasihnya?" Tanya Syifa sambil bersedekap, matanya awas memindai tubuh Syifa dari atas hingga bawah. Syifa diam tidak menjawab, aku pun bingung hendak mengatakan apa. Semua terjadi dengan tiba-tiba begini."Iya, pasti kamu. Kamu sekertarisnya, seharusnya memanggil dia Bapak. Apa-apaan panggil atasan kakak jika tidak ada hubungan," ucap Carissa lagi. "Bener Wisnu, dia kekasihmu. Jadi sebenarnya kamu sudah menemukan wanita itu? Bag
Read more

Spin Off 8 B

Kami pulang berdua saja, Carissa sudah lebih dulu meninggalkan kami. Tidak ada obrolan sama sekali kali ini. Setelah Syifa mengungkapkan isi hatinya, menuduhku terikat pada Husniah, kami saling mendiamkan. Sosok istri yang aku inginkan memang seperti Husniah, cerdas, memiliki hati yang teguh, dan sabar. Hanan beruntung memilikinya, meskipun pria itu pernah menyakitinya, tapi Husniah tak pernah sekalipun berpaling. Bahkan saat banyak alasan untuk meninggalkan pria itu, Husniah tetap memilih tinggal bersamanya. Dia sabar menunggu suaminya sadar hingga bertahun-tahun. Mana ada wanita seperti dia di jaman seperti ini. Sore hari saat pulang, kami juga tetap saling diam. Begitu sampai di apartemen, Syifa masuk ke kamar sambil menerima telepon yang sejak tadi keluar dari lift terus berdering. "Mbak Nia yang telpon," ucap Syifa tadi sebelum masuk ke dalam kamar. Seakan tidak ingin aku mencurigainya.Entah sudah berapa lama dia di kamarnya, aku pun masuk ke kamarku dan hari ini tak berniat
Read more

Spin Off 9

POV Syifa. Aku berjumpa dengannya pertama kali saat aku ikut Mbak Nia untuk menjaga Mas Hanan yang koma akibat kecelakaan waktu itu. Dari segi penampilan pria itu cukup tampan tubuhnya tinggi dengan berat badan ideal. Selain itu, dia begitu perhatian terutama kepada mbak Nia yang ternyata adalah sepupunya. Ternyata kakak iparku itu adalah keturunan orang kaya, ayahnya anak kedua dari pemilik perusahaan di mana Mas Hanan dulu bekerja benar-benar tidak bisa dipercaya.Pria itu bernama Wisnu, setiap hari menjemput dan mengantar Mbak Husniah untuk bekerja. Aku sering kali bertegur sapa dengannya jika dia mampir ke rumah, pria itu ramah pada siapa pun. Sejak Mbak Nia berhenti bekerja karena Mas Hanan sadar dari koma, aku tak lagi terlalu sibuk di rumah mungil itu, jadi memutuskan untuk mencari pekerjaan. Siapa sangka pria itu memintaku untuk bekerja dengannya, mengantikan sekertaris yang berhenti bekerja. Tentu saja dengan senang hati aku menerimanya. Waktu berlalu, Kak Wisnu - begitu
Read more

Spin Off 10

Wanita itu tertidur pulas dalam pelukanku, pada akhirnya aku tak bisa menahan diri untuk tidak menyentuhnya. Suara lembutnya, tatapan matanya yang meminta, membuatku hilang kendali. Jika dikatakan aku melakukannya tanpa cinta, ini tidak benar sepenuhnya. Aku melakukannya dengan hatiku, bukan hanya nafsu semata. Syifa sudah menjadi milikku sepenuhnya, dia tak sama lagi seperti sebelum aku nikahi. Aku tak boleh menyakitinya dengan mengikuti kemauan Carissa. Mungkin Mama bisa membantuku untuk membujuk Papa agar tidak memaksaku meneruskan hubungan dengan Carissa. Setelah itu, aku akan membujuk Carissa, meyakinkan dirinya kalau aku memang sudah menikah. Kukecup kening pemilik mata yang terpejam itu, badannya bergerak sebentar seakan terusik, lalu kembali tenang dengan senyum samar di wajah. ***"Mama harus membantuku membujuk Papa. Jangan sampai aku dipaksa menikah dengan putri temannya," pintaku pada Mama. Setelah pulang kerja aku sengaja pulang ke rumah, mengunjungi Mama sekaligus me
Read more

Spin Off 11

Syifa menyambutku dengan wajah cemberut, pasti dia marah atau curiga karena aku pulang di pagi hari. "Aku menginap di rumah Mama." Aku menjelaskan tanpa diminta. Penjelasannya yang hanya berisi kebohongan, aku terbangun di kamar tamu di rumah Carissa. Aku yakin tidak ada yang terjadi antara kami, aku tidak merasakan apapun saat tiba-tiba tertidur. Jika memang aku melakukan hal yang tidak-tidak, pasti aku bisa merasakannya, bukan. Aku hanya tidur, bukan pingsan ataupun dalam kendali obat-obatan. "Bener?" tanya Syifa memastikan. Manik hitam itu menatap lekat padaku, mencari sebuah kejujuran. "Kamu tidak percaya padaku," ucapku sambil memutar tubuhku, hendak berlalu menuju kamar. Bukan karena marah sebab dicurigai, namun menghindari kebohongan berikutnya. Syifa langsung menghambur padaku, memeluk tubuhku dari belakang. "Aku percaya," bisiknya."Maafkan aku Syifa, jika aku jujur pasti kamu kecewa atau mungkin malah curiga." Perkataan yang hanya bisa kuucapkan dalam hati. "Aku ... a
Read more

Spin Off 12 A

Spin Off 12"Apa yang terjadi, Kak? Kenapa Carissa berteriak-teriak seperti itu? Karyawan yang kebetulan ada di sekitar sini mendengar semuanya. Wanita itu biang kamu ...." Syifa menggantung ucapnya. Sepertinya Syifa begitu penasaran dengan apa yang terjadi sehingga segera masuk ke ruangan ini begitu Carissa keluar setelah meluapkan emosinya. "Memangnya kedengaran sampai keluar?" Tanyaku sekenanya. Tentu saja kedengaran, wanita itu berteriak dengan lantang. "Mungkin karyawan yang ada di lantai bawah sana dengar juga," sahut Syifa sambil tertawa. Pasti dia sedang meledekku sekarang. Mana mungkin lantai setebel itu bisa ditembus oleh suara Carissa tadi. "Lucu?" Aku bertanya sambil berjalan ke arahnya yang masih berdiri di depan pintu. Saking penasarannya, wanita itu bertanya saat baru menjejakkan kaki di ruangan ini. Mendengar pertanyaanku, segera Syifa mengulum senyuman. Dia sedang meledekku, menertawakanku, tapi berusaha menahan diri. Tentu saja dia merasa lucu karena dia perna
Read more

Spin Off 12 B

Kok hah sih, Kak!""Apanya yang dites?" Mendadak otakku beku.Syifa berjalan ke depan, perlahan-lahan melangkahkan kakinya meskipun masih ada dalam pelukanku, membuatku harus berjalan mundur. Bruggh! Kami berdua terjatuh di tempat yang sama, ranjang. Dengan posisi Syifa berada di atasku. "Dites, memastikan apakah yang dikatakan oleh Carissa itu benar atau salah," bisik Syifa, tangannya yang lentik menyusuri pipiku hingga ke dagu. Membuat bulu-bulu halus di tubuhku berdiri semua.Oh astaga, kenapa setiap berdiam diri di kamar sebelah, Syifa kembali ke kamar ini dengan liar. Ada apa di kamar sana."Mungkinkah ini yang dilakukan oleh Carissa padamu?" Tangannya berpindah mengelus dadaku yang sudah setengah terbuka kancing bajunya, kecupan ringan mendarat di sana.Tuhan ... aku tak tahan lagi. Tes ini harus segera diselesaikan. Suasana kamar mendadak berubah panas, suara-suara lembut yang keluar dari bibirnya yang ranum membuatku semakin bersemangat saja. Tidak benar kalau aku impoten,
Read more
PREV
1
...
56789
...
21
DMCA.com Protection Status