"Kamu jadi ikut digunjingkan," ucapku pada Husniah saat lift kembali membawa kami ke atas. "Harusnya kamu tadi gak ikut makan di kantin, lebih baik seperti biasanya saja," sambungku, menyesali kebersamaan kami hari ini. Mungkin mereka menggunjing Husniah karena melihatnya tadi makan bersama denganku. Jika kami terlihat sendiri-sendiri, orang akan beranggapan hanya aku saja yang masih ingin pernikahan kami bertahan karena apa yang mereka pikirkan, harta. "Kamu menyesal makan bersamaku, Mas?"Gadis itu seakan tak suka dengan perkataanku barusan."Bukan begitu, Sayang. Aku hanya tak ingin kamu ikut jadi bahan omongan.""Selama ini, kamu sering mendengar mereka membicarakan kamu, Mas?" Husniah kembali bertanya. "Enggak, aku tak pernah mendengarnya secara langsung.""Bohong!""Bener, Nia. Aku memang tidak pernah memergoki mereka membicarakanku seperti tadi. Besok-besok, gak usah makan di kantin lagi.""Ngapain dengerin ocehan mereka, Mas. Kita ini hidup bukan untuk menyenangkan orang l
Baca selengkapnya