Semuanya kaku, mereka terpaku mendengar apa yang dikatakan pria gila itu pada kami, dan aku sendiri tak bisa berbuat apa-apa. "Jaga ucapanmu bajingan pengecut!" Axel terlihat geram dan marah luar biasa. "Aku akan ikut denganmu, aku akan ikut bersamamu. Asal kau lepaskan putraku!" Aku berharap dia menuruti apa yang aku katakan. Aku maju dan berdiri di samping suamiku, Axel. "Jangan lakukan itu, Angelina," ucap Axel, berbisik di sampingku. Aku mengarahkan pasanganku padanya, menatapnya lekat-lekat. "Semuanya akan baik-baik saja, Axel. Kau tenang saja. Aku hanya ingin putraku baik-baik saja, dan aku rela berkorban untuk dirinya. Apa pun akan aku korbankan, bahkan jika perlu nyawaku, maka nyawaku akan aku berikan," yakinku padanya. Kami saling bertatapan, netraku berkaca-kaca menatapnya dengan pandangan memohon, berharap Axel mau mengerti. "Aku tidak akan membiarkan kalian berdua pergi dari sini, dan aku akan-.""Axel, tolong, putraku butuh obat dan dokter dia harus...,” potongku seb
Terakhir Diperbarui : 2024-10-29 Baca selengkapnya