Semua Bab ISTRI KONTRAK PENEBUS HUTANG: Bab 101 - Bab 110

138 Bab

PENCARIAN

"Tidak, aku tidak ingin berada di sini, aku harus pulang.”Henry yang saat itu terbaring di rumah sakit. Dia sadar setelah beberapa saat tertidur di atas ranjang rumah sakit. Dan ini baru jam tiga pagi, dan dia ingin pergi dari sana. Tak ada pilihan, akhirnya Henry pun meminta bantuan perawat yang menjaganya menghubungi seseorang yang mungkin bisa membantunya, Pamela Parker.Tak menunggu waktu lama Pamela pun datang dan betapa sangat terkejut melihat keadaan Henry yang sekarang.“Ya Tuhan. Apa yang terjadi padamu, Henry? Kenapa kau babak belur seperti ini?” tanyanya dengan raut wajah cemas.“Tak ada waktu untuk menjelaskan, Pamela. Aku hanya membutuhkan pertolonganmu untuk bisa mengeluarkanku dari sini,” Henry berkata.“Pulang? Secepat itu? Bagaimana bisa, Henry? Lukamu belum sepenuhnya sembuh,” Pamela tampak keberatan."Tidak! Aku harus segera pergi dari sini, dan aku mau pulang. Aku baik-baik saja, kau tak perlu cemas, luka ini akan sembuh dengan sendirinya." Henry bersikeras, dia m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

PENCARIAN, PART 2

Sebuah mobil di temukan di tengah-tengah gedung besar, dan mobil itu telah dihancurkan tapi salah satu orang Axel tahu betul bahwa mobil itu adalah yang mereka cari. "Katakan pada Tuan Axel Campbell bahwa kita menemukan mobil pria itu tapi tidak penumpangnya, dan sama sekali tidak ada tanda-tanda seseorang di dalamnya," kata seseorang dari mereka.Saat itu juga, Axel Campbell mendapatkan berita dari orangnya yang diperintahkan untuk mencari jejak Angelina, juga informasi dari Carla Queen Baker yang memberikan lokasi tempat persembunyian Emilio Ricardo."Tuan ada kabar dari orang kita," seorang anak buah Axel melaporkan, berdiri di belakangnya. "Aku mendengarkan," kata Axel dengan tenang. "Mobil yang membawa Nyonya dan Tuan muda ditemukan, tapi tidak dengan Nyonya Campbell dan putra Anda," katanya.Axel langsung berbalik dan menatap anak buahnya itu. Dia mengernyit menatapnya. "Apa maksudmu?" tanya Axel lagi, memberikan tatapan heran pada sang anak buah. "Maksud saya, Orang itu seng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Penyiksaan

Mata Andrew terbuka, dia sama sekali tidak melihat apa-apa dan kepalanya terasa pusing saat dia berusaha untuk mengingat-ingat kembali apa yang terjadi. Kedua tangannya masih terluka dan saat ini Andrew berusaha keras untuk melihat sesuatu karena seisi ruangan saat itu sangat gelap. Andrew memaksakan kedua tangannya untuk bergerak, lalu dia bangkit dan mencoba untuk melarikan diri dari sana. "Mommy? Mommy di mana?" Andrew memanggil, suaranya terdengar kecil.Kemudian Andrew berjalan lambat mencari Angelina tapi dia tidak menemukan Mommy nya di ruangan itu. Mengikuti insting, Andrew meraba sebuah jendela dan berusaha keras membuka jendela itu dengan susah payah. Setelah berhasil terbuka seketika masuklah cahaya malam yang kini tidak redup lagi dan dibantu dengan cahaya rembulan yang terang. Ruangan itu kini dimasuki oleh cahaya rembulan dan Andrew melihat pintu ruangan itu terkunci rapat. Langkah kaki Andrew menuju ke arah pintu dan dia berusaha untuk membukanya. "Mommy, Mommy di ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

KEBERANIAN ANDREW

Betapa terkejutnya aku saat melihat putraku ada di sana dan melihat momen menyedihkan yang telah aku lalui saat ini. "Andrew." Mataku berkaca-kaca menatapnya. "Oh, kita kedatangan tamu kecil di sini. Kau ingin melihat pemandangan yang indah, bocah?" Emilio langsung membuatku ketakutan dengan apa yang dia katakan. Dia baru saja mengatakan bahwa dia ingin memperlihatkan putraku sesuatu. Tolong jangan buat putraku melihat kekejiannya. "Jangan! Emilio! Jangan lakukan itu Emilio!" Aku berteriak memohon padanya, sedangkan tanganku berusaha untuk terlepas dari ikatan tambang yang begitu erat ini. "Apa yang kau lakukan pada Mommy!? Kau, kau akan mendapatkan masalah! Ayahku akan menghukummu!" Andrew dengan nada suara beraninya, membuatku bergetar saat mendengarnya. Emilio yang mendengar itu malah tertawa. "Hahaha, apa katamu? Hah! Kau mengatakan bahwa ayahmu akan menghukumku? Ayah yang mana? Ayah yang mana yang kau maksud? Axel atau, oh Henry?" Tawanya masih terdengar sangat keji di telin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

SERANGAN

Kepalanya terasa pusing, pria itu memijat leher bagian belakangannya dan kini ia merasakan bahwa tubuhnya terasa sakit. Dia mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Emilio Ricardo, pria itu sesaat pingsan setelah menerima pukulan benda keras dari sanderanya yang bernama Angelina."Jalang dan bocah sialan itu!" Emilio mengepalkan tangannya dan dia terlihat sangat kesal dan marah dengan apa yang terjadi.Tentu saja dia tidak bisa menerima apa yang dia alami, apalagi dengan beraninya Angelina memukuli kepalanya. Sedangkan bocah bernama Andrew itu pasti akan mendapatkan ganjarannya, itulah yang dipikirkan oleh Emilio. Sekarang tubuhnya bangkit dan keluar dari ruangan tempat dirinya pingsan. Dia mencari senjatanya tapi dia tidak menemukannya. Celana miliknya yang sempat Emilio lepas, kini dia kenakan kembali dan langsung bergegas ke luar ruangan mencari sesuatu."Semuanya akan dapat bagiannya masing-masing, mereka akan menyesal telah melawanku. Angelina dan juga bocah tidak tahu diuntung itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

SERANGAN, PART 2

Aku tidak tahu harus bagaimana, Henry saat ini melindungi kami dengan tubuhnya padahal kakinya memiliki luka tembak, dia mungkin akan kehilangan banyak darah, putraku saat ini juga mengeluh berkali-kali bahwa tubuhnya kesakitan sedangkan Emilio membabi buta dan menyerang dengan senapan mesinnya. Ini tidak bisa dibiarkan dan pasti akan menghabisi banyak nyawa. "Jangan, Jangan bergerak. Berlindung dan tetap di pelukanku." Henry berbisik di telingaku dan kami masih tiarap di tanah, bersembunyi dari tembakan yang kini siap menembus tubuh kami jika kami berani bangkit sekarang ini. Dor! Dor! Dor!"Akan aku habisi kalian semua!" Suara Emilio menggila. Tidak kalah dengan suara tembakannya, aku menutup telingaku, sesekali menutup telinga putraku. Mataku berusaha menatap ke arah Axel dan kawanannya yang juga bersembunyi di balik mobil mereka. Aku cemas tentang keadaannya dan apa yang akan terjadi padanya. Saat suara tembakan itu berhenti, ketika tembakan dari sisi lainnya muncul. Dari kejau
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

SITUASI DARURAT

Aku langsung berlari ke arah Henry yang tumbang dan tergeletak di tempat itu, aku tak bisa berpikir jernih dan kepalaku rasanya tak mendengar apa pun selain suaraku sendiri yang menangis terisak di sampingnya. Hingga putraku berlari ke arahku dan memanggilku lalu mengguncangkan tubuhku, baru aku bisa sadar bahwa saat itu Henry harus dibawa ke rumah sakit secepatnya."Mom ... Mommy!" Aku tersentak dan aku berpaling ke arah putraku. Aku menatapnya dengan tatapan nanar dan mata yang sepenuhnya basah, lalu kupeluk erat tubuh mungil Andrew."Aku akan mengangkat tubuhnya," kata Axel, dan dia menopang tubuh Henry, dengan kaki yang masih agak pincang lalu berlari ke arah mobil. Aku ikut di belakangnya, bersama Henry yang aku genggam tangannya. "Cepat hubungi medis!" Axel berteriak dengan suara yang keras. "Tapi tidak ada waktu Tuan, dia kehilangan banyak darah!" Anak buah Axel yang terlihat juga panik. "Henry! Apa dia Henry?!" Carla juga terdengar berteriak dengan suaranya yang nyaring sed
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

SITUASI RUMIT

"Pamela." Aku berpikir bagaimana bisa Pamela tahu Henry ada di rumah sakit ini? Pamela hanya menatapku, aku tidak tahu apa yang dia pikirkan tapi hanya tatapan dingin yang Pamela berikan padaku. Lalu Pamela berlalu tanpa mengatakan apa-apa. Aku berbalik kepadanya lalu berkata, "Henry membutuhkan darah, aku sedang mencoba menemukan..."Dia berbalik lalu membalas ucapanku, "Kalau begitu pergilah, biar aku yang menjaga Henry," kata Pamela, itu tentu membuatku tersinggung. Aku hanya mengangguk dan berlalu pergi dari sana.Aku bahkan tidak membawa uang sepeser pun, dan tidak membawa kartuku. Saat ini aku memang hanya membawa diriku sendiri. Langkah kakiku kini berada di pinggir jalan dan menunggu taksi untuk datang, biar aku bayar setelah sampai di mansion, aku tidak pernah menyangka bahwa aku akan melewati malam yang mengerikan seperti semalam. Bahkan saat matahari terbit pun, dan siang sudah muncul tidak bisa membuatku lupa bahwa aku hampir saja kehilangan putraku. Sebelum aku mendapat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

SITUASI RUMIT, PART 2

"Henry, kaukah itu?" Pamela mengangkat tangannya dan dia menyentuh wajah pria yang dianggapnya Axel, sedangkan Axel dia mencoba menghindar dengan cepat.Pamela pun akhirnya menyadari bahwa pria yang ada di hadapannya bukanlah Henry. Ah! Siapa kau?!" Dia pun membangkitkan tubuhnya dengan spontan."Maaf mengganggu tidurmu,” ucap Axel. “Aku Axel Campbell, saudara dari Henry,” Axel memperkenalkan diri.“Axel? Jadi kau adalah putra tertua dari Paman Arthur?” Pamela menatap Axel lekat. Wajah tampannya yang tak berbeda dengan Henry membuat Pamela sekilas berpikir jika Axel adalah Henry tadi, sebab bagaimana pun ini untuk yang pertama kalinya Pamela bertemu dengan Axel Campbell. “Aku mendengar cukup banyak tentangmu dari mendiang Paman Arthur,” tambah Pamela seraya tersenyum simpul. Axel tak bereaksi, ia hanya memasang ekspresi datar. “Kenapa kau sampai tertidur di sini?” tanya Axel cukup dingin.“Aku menunggu Henry pulang. Dia baru saja keluar dari rumah sakit. Aku sendiri yang membantunya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

DUA HATI YANG SALING BERSELISIH

Plak! Pamela menamparku begitu saja, astaga! Apa yang dia lakukan?! Wajahku kini memandang ke arah lantai sedangkan Pamela tajam menatap ke arahku. Saat itu juga aku langsung mengangkat wajahku menatap tajam Pamela. Aku mengernyit bertanya-tanya, apa alasan wanita itu tiba-tiba menamparku? "Itu adalah hukuman karena menggoda Henry dan membuatnya terluka!" Dia berucap seperti tanpa rasa bersalah telah mencuri perhatian dari Axel.Aku menggeram kesal, sedetik kemudian aku membalas tamparannya padaku beberapa saat yang lalu. Plak!“Ahh!” Pamela memekik kaget saat itu juga.“Dan ini adalah hukuman karena telah berani menamparku!” balasku dengan tatapan berapi-api.“Kau-...?!!” Pamela memegang pipinya yang memerah seketika, ia tak sempat melanjutkan kalimatnya karena tentu saja pasti dia kehilangan kata-kata untuk membalasku.Tak merasa takut sedikit pun aku menghunuskan tatapan tajam padanya, kemudian aku berlalu pergi meninggalkannya begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata."Apa ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status