Mbak Dyan terlihat diam sejenak, tampak wajah gugup yang tidak bisa ia disembunyikan dengan sempurna.Ah, payah sekali!Aku pikir Mbak Dyan akan menantangku dengan biasanya yang memang selalu berani. Namun ternyata ia malah menyembunyikan itu. Ternyata memang benar, hubungan Mas Rendi dan Mbak Dyan di belakangku itu benar-benar tidak boleh sampai aku tahu. Mereka tidak ingin disalahkan, mereka tidak ingin aku menjadi korban di sini.Sayangnya Mas Rendi dan Mbak Dyan tidak bisa bermain cantik. Firasatku yang belum ada bukti kuat, sudah terjawab dengan apa yang aku lihat semalam."Ya kalau bukan buat duduk, apa lagi? Ya itulah gunanya sofa," jawab Mbak Dyan sambil memalingkan wajahnya."Oh, soalnya aku kepikiran aja buat bikin adek untuk Ryo di kursi ini," ucapku sambil tertawa kecil. "Fantasi aku cukup liar sih, Mbak. Tapi sayangnya karena aku dan Mas Rendi tinggal lagi sama Ibu, jadinya aku nggak enak kalau bercumbu di ruang tamu. Takutnya yang punya rumah liat, kan nggak enak. Udah nu
Read more