"Mas Rendi, ternyata aku ketemu sama Mas di sini. Sama anak Mas sama mantan istri Mas juga," sapaku pada Mas Rendi yang membawa makanan dan minuman yang dia pesan, sengaja sekali aku tidak menyebut nama Mbak Dyan, karena memang aku tidak ingin menyebutnya. "Aku pikir Mas cuma main berdua aja sama Ryo, soalnya tadi Mas nggak bilang bakal sama ...." Aku menoleh pada Mbak Dyan tanpa senyum, aku hanya memberikan muka datarku padanya. "Mbak Dyan."Semakin lama, gelagat Mbak Dyan memang semakin jelas kalau dia ingin kembali pada Mas Rendi. Alasan yang tak bisa ditolak, tentu saja akan membawa-bawa nama Ryo. Hingga aku ragu, keinginan Ryo bertemu dan bermain keluar dengan Mas Rendi itu benar-benar keinginan Ryo atau hanya akal-akalan Mbak Dyan saja.Rasanya aku ingin sekali bertanya pada Mbak Dyan dari hati ke hati sebagai sesama wanita, tetapi mengingat apa yang pernah terjadi di rumah sakit saja membuat aku malas untuk mengobrol dengannya."Iya, Sayang. Ryo mau Mamanya ikut juga, katanya ka
Read more