Semua Bab HANYA SUAMI DI ATAS KERTAS: Bab 51 - Bab 60

123 Bab

Bab 51. Siapa Lelaki Itu

Setelah selesai dan mendapatkan kesepakatan harga akhirnya Agnes dan Niken permisi pulang. Hatiku kebat-kebit tidak menentu. Aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan bertemu dengan Niken. Momen ini harus aku pergunakan sebaik mungkin. Tanpa berfikir panjang aku mengejar Niken dan sangat ingin memeluknya. Kerinduanku terhadap sang buah hati sangat menggebu-gebu.Bersama Vita, aku tidak bisa mempunyai anak karena istri mudaku tidak mau ada kehadiran anak dalam rumah tangga kami. Dia menganut budaya childfree. "Dek, kamu di sini dulu, ya? Mas mau ke toilet sebentar." pamitku dan langsung saja berdiri serta melangkahkan kaki menuju ke belakang cafe tanpa menunggu jawaban dari Vita.Kaki ini terus saja melangkah mencari keberadaan Agnes dan Niken.Mereka cepat sekali menghilang dari pandangan. Padahal tadi mereka masih berjalan bergandengan tangan menuju ke arah kasir. Apa mereka mau memesan makanan? Apa mungkin makanannya dibungkus. Coba cari saja dulu. Mana tau mereka sedang menunggu p
Baca selengkapnya

Bab 52. Pelakor Teriak Pelakor

Pov Agnes."Agnes!" suara mantan suamiku terdengar begitu menyebalkan di telinga ini. Ingin rasanya aku bersembunyi dan tidak menjumpai lelaki itu lagi. Terlalu sakit bagai disayat-sayat sembilu atas apa yang sudah torehkan di hati ini. Jika kami berlari menjauh dari mas Rama tetapi rasanya seperti seorang anak kecil yang sedang bermain petak umpet. "Ada apa kamu mencari-cari saya?" tanyaku."Mas kangen sama kalian, Nes. Bisa kah kita bicara sebentar saja?" ujar mas Rama dan dia berusaha berjalan sejajar dengan kami. Tanganku begitu kuat dipegang Niken seakan dia tidak ingin berpisah."Jangan suka mencari masalah. Saya gak mau jika istrimu berprasangka buruk terhadap saya. Jadi tolong menjauh dan jangan usik lagi hidup kami. Aku tidak mau berantem hanya karena memperebutkan satu orang lelaki macam kamu! Macam tidak ada lelaki lain saja di dunia ini!" hardikku seraya berjalan meninggalkan lelaki yang pernah merajai hati ini beberapa tahun yang lalu. Namun sekarang jangankan bertahta d
Baca selengkapnya

Bab 53. Aku Tidak Tertarik Dengan Bekas Orang

"Mas Rama!!" teriak istri mas Rama seraya terus berjalan menghampiri kami.Begitulah jika wanita yang tidak tahu malu. Tidak peduli dia sedang berada dimana. Seakan dialah manusia paling benar. Merasa paling suci. Padahal dia yang merebut suami orang tetapi dnegan tidak tau malunya berteriak aku yang merebut suaminya."Hei, berani sekali kamu menggoda suamiku." Dasar wanita tidak tahu malu. Dia sendiri pelakor tapi malah menuduh aku pelakor. Yang merebut suami dia itu siapa? Gak malu dan gak tahu malu. Malah dia bagaikan orang kebakaran jenggot."Sttt jangan keras-keras sayang. Malu dilihat orang." Mas Rama berusaha menenangkan istrinya, satu tangannya berusaha merangkul bahu sang istri tetapi segera ditepis sama wanita bar-bar tersebut. Cantik sih cantik tapi di mataku Vita ini wanita tidak punya akhlak apalagi tatakrama."Biar aja, Mas. Biar semua orang tahu kalau wanita jalang ini pelakor. Menggoda suami orang. Pura-pura jual mahal padahal gratis saja gak ada yang berminat." hina
Baca selengkapnya

Bab 54. Kelicikan Vita

Pov Vita."Siapa itu Raka, Dek? Mas lihat kamu seperti mencari perhatian di depan dia. Sampai menjelasi secara detail bahwa kamu itu wanita baik-baik. Emang ada hubungan apa antar kamu dan Raka?" Tanya mas Rama saat kami sudah berada di dalam mobil. Kami segera pulang setelah Agnes membatalkan penjualan asetnya kepada kami, karena masalah sepele tersebut. Dan yang lebih menyebalkan lagi mas Rama mulai curiga jika aku dan mas Raka pernah menjalin hubungan yang serius. Bukan ... bukan hubungan sih sebenarnya. Tepatnya aku saja yang mencintai dan menyayangi Raka. Perasaan ini tidak bisa kututupi. Aku terlalu mencintai Raka. Apa pun akan ku lakukan untuk mendapatkan cintanya. Sampai-sampai istri dan anaknya Raka berhasil aku singkirkan. Mereka meninggal karena kecelakaan yang aku buat. Aku sengaja merusak rem mobil yang digunakan oleh istrinya Raka. Saat itu istri Raka hendak berlibur ke rumah orang tuanya di desa. Kebetulan jalan menuju ke desa tersebut penuh dengan tanjakan serta tur
Baca selengkapnya

Bab 55. Hasutan Vita

Tok ... tok ... tok."Assalamualaikum." Terdengar suara pintu utama di ketuk oleh seseorang dan aku sangat mengenal suara itu. Siapa lagi kalau bukan wanita yang telah melahirkan suamiku ke dunia ini."Wa alaikum salam." jawabku seraya berjalan ke arah pintu utama dan membukanya untuk dua wanita yang sangat disayangi oleh suamiku."Silahkan masuk. Bu, Sin. Mas Rama lagi di kamar dan pintunya dikunci. Entah apa salah aku sehingga mas Rama sangat membenci aku saat ini." Aku berusaha menjelaskan duduk persoalan. Mertua dan Sinta berjalan menuju kursi tamu dan mendudukkan tubuhnya di sana."Ada masalah apa sih kalian berdua? Berantem saja pun Ibu lihat. Masalah kalian berdua gak ada habis-habisnya." tanya ibu mertua."Mas Rama kayak anak kecil, Bu.""Vit, Ibu haus. Bisa ambilkan ibu minuman dingin? Diluar cuaca panas banget." Aku hanya mengangguk dan berjalan ke dapur, membuka kulkas dan mengambil satu botol minuman dingin beserta gelasnya. Setelah sampai di ruang tamu aku letakkan gekas
Baca selengkapnya

Bab 56. Pov Rama

Pov Rama"Ibu, kapan datang? Kok Rama gak tau Ibu disini? Sudah makan?" Aku berjalan mendekati wanita yang telah melahirkan aku ke dunia ini. Meraih tangannya dan mencium dengam takzim."Ibu barusan saja sampai, Nak. Ibu sudah makan tadi di rumah. Kamu sendiri apa sudah makan?" Aku menjawab dengan hanya mengangguk saja dan setelah itu aku juga ikut duduk bersebelahan dengan ibu."Rama, katanya kamu sudah rujuk sama wanita udik itu ya?" Pertanyaan ibu membuat aku terkejut dan mata ini menoleh ke arah Vita. Sungguh pandai dia mengarang cerita. Kenapa baru sekarang aku menyadari jika istri ku ini bukan wanita baik-baik. Licik dan tidak tahu diri. Berbuat kesalahan tapi tidak pernah mau intropeksi diri."Mas kok diam saja? Apa benar yang dikatakan ibu barusan, Mas." Sekarang Sinta ikut meneror aku dengan berjuta pertanyaan yang membuat aku pusing untuk menjawabnya. Bagaimana aku bisa menjawab sementara yang mereka tanyakan itu tidak benar sama sekali."Rama kamu kok diam, Nak. Berarti ben
Baca selengkapnya

Bab 57. Pov Rama

"Masuk ya, sayang?" ujarku lembut seraya menarik lembut wanitaku untuk masuk ke kamar.Vita mengikuti saja ajakanku untuk masuk ke kamar tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.Ia berbaring di ranjang dengan menghadap ke arah dinding."Adek masih marah sama Mas?" Tanyaku. Aku ikut berbaring disebelah Vita seraya memeluknya dari belakang."Hmm ..." sahutnya singkat.Aku pun mulai mengelus perut Vita dengan lembut. Perlahan kuberikan sentuhan-sentuhan halus di tubuhnya. Semakin lama hasratku semakin bergejolak. Hasratku meminta lebih dari itu."Sayang ..." panggilku penuh kelembutan seraya menyentuh wajah cantik Vita."Ada apa, Mas?" tanya Vita dengan suara yang lembut mendayu-dayu. Mendengar suaranya saja membuat jantungku ingin lepas rasanya.Ingin rasanya aku tuntaskan segera hasratku yang sudah lama tidak terpenuhi. Vita sering menolak ajakan untuk bermesraan dengan alasan yang menurut aku sangat tidak masuk akal."Mas, rindu." ujarku seraya mengecup pucuk kepalanya.Tiba-tiba Vita ban
Baca selengkapnya

Bab 58. Bertemu Siska

"Mas Rama? Apa kabar." sapa seorang wanita. Aku mencari asal suara itu. Karena suasana club yang temaram jadi pandangan tidak begitu jelas terlihat dengan mata ini. Tetapi suara itu seperti tidak asing di telingaku."Mas Rama ...." panggilnya lagi seraya menepuk bahuku membuat diri ini terkesiap. Ya Tuhan. Mimpi apa aku semalam. Engkau mempertemukan kembali diri ini dengan wanita yang pernah mengisi relung hati di masa-masa sekolah dulu. "Siska? Ngapain kamu disini?" tanyaku penasaran. Wanita baik-baik seperti Siska bukan disini tempatnya. "Hmmm ... aa ku ... aa ku." jawab Siska terbata-bata."Pulang sana. Disini bukan tempatmu. Kamu tidak pantas berada di tempat penuh dengan orang-orang jahat." Aku sok menasehati padahal aku sendiri lebih dari bajingan. Tapi itu semua karena keadaanlah yang membuat aku begini."Aku mau mencari suamiku, Mas!" jawab wanita itu seraya mendudukkan diri bersebelahan dengan kursi yang aku tempatk saat ini. Dia semakin nampak cantik diusia yang tidak muda
Baca selengkapnya

Bab 59. Kasihan Siska

"Biar aku antar pulang, ya? Jam segini tidak baik kamu masih berada di club. Mas takut kamu dianggap wanita tidak benar sama lelaki hidung belang. Tuh lihat lelaki yang sedang duduk dipojokan sana, dari tadi Mas perhatikan dia terus melirik kamu, Sis." ucapku sambil menunjuk ke arah lelaki berkaos navy yang sedang duduk di pojokan seraya memegang botol minuman. Seketika Sinta juga memalingkan wajahnya ke arah lelaki tersebut dan kulihat raut wajah ketakutan terukir di wajahnya."Boleh, Mas. Antarkan saja aku pulang. Untuk apa berlama-lama disini malah bikin aku semakin gila.""Tapi Mas janji ya. Janji untuk mencari tahu keberadaan Mas Rendi. Ini fotonya." pinta Siska seraya merogoh tasnya dan mengeluarkan selembar foto dan segera aku meraihnya. Kutelisik foto tersebut, sepertinya diri ini pernah melihat lelaki yang berstatus suami Siska tetapi aku tidak ingat dimana."Iya. Kamu tenang saja. Ayo aku antarkan pulang. Malam semakin larut, banyak setan bergentayangan malam-malam begini."
Baca selengkapnya

Bab 60. Siska

"Minumlah, biar hatimu sedikit tenang." Satu tangan ini menyodorkan segelas kopi bekas aku minum tadi. Satu tangan lagi berusaha menenangkan dengan membelai lembut bahu Siska."Maafkan aku sudah menyusahin kamu, Ram. Sebenarnya aku malu tetapi apa yang harus aku lakukan? Semua orang menyalahkan aku. Mereka semua memojokkan aku." suara tangisan Siska semakin terdengar menyiksa pendengaran ini."Aku tidak pernah merasa dirusuhin kok, Sis. Kalau ada masalah. Ceritalah. Aku siap mendengarkan. Barangkali dengan bercerita kamu sedikit lega." Kini kami saling berhadapan.Wanita ini yang dulunya ceria tetapi sekarang nampak begitu hancur dan tidak berdaya. Siska yang selalu memberikan aku semangat hidup tapi sekarang dia sendiri seperti gak bersemangat dalam menjalani hidupnya."Mas Rendi menikah lagi karena aku tidak bisa memberikan dia keturunan. Sial banget jadi wanita. Padahal belum tahu siapa diantara kami berdua yang mandul. Kenapa aku yang harus jadi tersangka disini? Apalagi sang mert
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status