Home / Pernikahan / HANYA SUAMI DI ATAS KERTAS / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of HANYA SUAMI DI ATAS KERTAS: Chapter 61 - Chapter 70

123 Chapters

Bab 61. Dosa

Karena nafsu yang sudah berada diubun-ubun aku melumat bibirnya pelan dan tidak ada penolakan dari Siska. Dia semakin ganas. Kami berdua bagaikan singa yang sedang kelaparan. Bergumul berbagi peluh di rumah Siska.Disaksikan hujan dan petir, kusentuh inci demi inci tubuh yang sebenarnya haram untuk aku sentuh. Mencoba memuaskan satu sama lain, tidak ingat dosa atas perbuatan menjijikkan dan memalukan ini.Setelah hasratku tertunaikan aku terkulai lemas. Napas Siska pun masih terengah-engah. Segera memakai kembali baju yang sudah terlepas dari tubuhnya tadi. Wanita manis itu mulai merapikan kembali rambutnya yang sempat berantakan dan segara menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang sudah ternodai olehku tadi.Biarpun dibersihkan dengan sabun termahal sekali pun tetapi noda itu tidak akan pernah bersih dalam diri kami berdua.Berduaan dengan yang buka mahram memang benar-benar sangat besar bahayanya. Pantas saja agama sudah mewanti-wanti jangan mendekati zina. Jangan berdua
Read more

Bab 62. Hanya Uang Dan Uang

Sebelum pulang ke rumah aku sudah mandi terlebih dahulu di rumah Siska. Aku tidak ingin membawa bekas dosa yang melekat di tubuh ini ke rumah kami.Walau aku ketahui, Vita tidak akan peduli jika suaminya telah melakukan perbuatan hina itu. Yang ada dalam pikirannya hanya duit dan duit saja.Dia tidak pernah mau tahu apa akibat hasrat seorang suami yang tidak bisa disalurkan. Dan sekarang aku sudah terjurumus ke dalam dosa zina yang sangat dimurkai Allah dan itu semua karena ulah Vita yang telah menolak melayani disaat hasratku sudah di ubun-ubun.Pintu rumah kubuka dengan pelan. Ternyata istriku tidak mengunci pintu utama. Apakah dia sengaja tidak menguncinya karena menunggu aku pulang atau dia lupa? Ataukah dia sengaja menjebak aku? Entah kenapa aku sudah tidak bisa pecaya lagi sama Vita. Diri ini merasa asing apalagi saat melihat Vita menggoda Raka. Seakan aku ini hanya suami bayangan bagi dia. Ruang tamu sudah gelap. Lampu ruang tamu ternyata dimatikan. Dengan bantuan senter yang
Read more

Bab 63. Menikah Lagi

Perceraian Siska tiga bulan sudah berlalu. Berarti masa iddahnya sudah selesai. Dan sekarang aku dan Siska sedang mempersiapkan pernikahan kami secara sederhana saja yang penting sah di mata agama.Walaupun hanya pernikahan siri aku harus tampil sempurna. Memakai baju kemeja putih dengan celana hitam. Tak lupa, sebuah topi tersemat di kepala ini. Sejenak kupandangi diri di balik cermin.'Aku tidak menyangka jalan hidupku akan seperti ini. Menikah sampai tiga kali. Dan Ini pernikahanku yang ketiga. Apakah ini pernikahanku yanag terakhir atau akan ada pernikahan yang kesekian? Tapi hati ini berharap semoga saja ini yang terakhir.Aku pun tidak ingin kawin cerai - kawin cerai. Seandainya Vita tidak bersikap seperti itu, mungkin aku akan tetap setia padanya. Salahkah diri ini jika mencari wanita lain? Apa aku salah jika aku berpaling?' batinku bertanya.Entahlah. Jalani saja sandiwara hidup ini.Aku berangkat ke rumah Siska hanya ditemani kawan kerja yang sekarang ikut bergabung dengan b
Read more

Bab 64. Kedatangan Mantan Mertua Siska

"Oh jadi ini maksud dan tujuanmu meminta cerai dari anakku, biar kamu bisa menikah dengan lelaki selingkuhanmu? Dasar wanita jalang!" Teriak seorang wanita memakai kerudung instan warna biru navy, yang belakangan aku ketahui beliau merupakan mantan mertua Siska. Wanita paruh baya tersebut datang ke rumah Siska sesaat setelah para tamu undangan semua sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Ibu Arum namanya, beliau mendapat kabar pesta pernikahan kami dari seorang tetangga yang secara kebetulan merupakan keponakan jauh beliau."Maaf, Bu. Tolong anda sedikit sopan ya! Ini rumah saya!" seru aku. Diri ini berusaha menengahi perdebatan yang sebenarnya tidak ada yang perlu didebatkan. Sudah jelas-jelas Siska bukan lagi istri dari anaknya bu Arum. Kenapa dia begitu sewot saat mendengar mantan menantunya menikah lagi? Lagian yang selingkuh itu bukan Siska duluan tetapi Rendi. Wajar dong dia minta cerai dan menikah dengan aku. Bu Arum malah menghina wanita yang pernah menjadi menantunya dengan
Read more

Bab 65. Janda Juga Manusia

Pov Agnes.Menyandang status janda bagi seorang perempuan muda seperti aku sangatlah berat. Aku harus tetap menjaga harkat dan martabat, ditengah-tengah stigma negatif masyarakat dan aku juga harus mampu bertahan demi diri sendiri dan anak tanpa di dampingi sesosok pria yang bisa menjaga, menyayangi dan mengayomi.Berbagai cacian dan hinaan telah aku rasakan. Setiap gerak gerikku selalu dicurigai oleh ibu-ibu komplek tempat aku tinggal saat ini.Kaum janda seringkali ditempatkan sebagai wanita pada posisi yang rendah, lemah, tidak berdaya dan membutuhkan belas kasih, sehingga dalam kehidupan sosial budaya sering mendapatkan ketidakadilan, bahkan sering dituduh sebagai penggoda suami orang.Seringkali aku mendapatkan selentingan negatif dari orang-orang. Disaat aku tidak menghiraukan tentang penampilan, langsung menjadi santapan hangat para pengghibah yang hobinya memakan bangkai saudaranya sendiri. Beginilah jadi manusia dibuat jadi serba salah."Pantes saja ditinggal suami. Lah wong
Read more

Bab 66. Raka

"Bu ... malu sudah tua loh bu." Tiba-tiba datang seorang lelaki yang sudah lumayan berumur. Kuperkirakan umurnya diatas lima puluh tahunan tapi masih kelihatan tampan untuk seusia dia."Bapak masih membela janda gatal ini? Berarti betul kata orang bapak ada main sama wanita jalang ini?" Sanggah wanita gempal memakai bergo coklat susu."Hei ... Bu jaga mulutnya. Jangan asal tuduh ya." Ucapku lagi. Mata ini melirik ke arah Mirna memberikan kode mengharap Mirna menelpon kak Ayu untuk datang ke toko."Pak, tolong bawa pulang wanita gila ini, jangan sampai aku seret dia keluar. Jangan sampai aku permalukan kalian nantinya." Ancam aku tegas.Aku tidak main-main dengan ancaman akan membuat dia malu. Soalnya aku gak kenal dengan suaminya kok malah di bilang aku ada main sama lelaki dia. Fuih. Kenal pun gak. Kalau kenal pun aku gak akan mau sama orang tua macam laki dia apalagi masih beristri."Apa-apaan bapak membela wanita sundal tersebut. Hah. Jadi betul dia udah tidur dengan bapak di hotel
Read more

Bab 67. Menikahlah

"Emang Kakak tau apa?" Tanyaku kesal. Saat ini aku paling malas diganggu apalagi kak Ayu sampai terlalu jauh mencampuri urusanku."Nes ... Kakak ini bukan orang lain bagi kamu. Dan kita sudah tidak punya bapak lagi. Ibu pun sudah tua dan sering sakit-sakitan." "Lalu, apa hubungannya dengan Raka? Apa ada hubungan dengan sifat keingintahuan kakak?""Nes, kita cuma berdua loh. Ibu sudah tua.""Agnes tau, kak. Agnes tau ibu sudah tua. Terus, apa hubungannya dengan Raka?""Ibu dan Kakak gak bisa terus-terusan menjaga kamu. Carilah pendamping.""Kamu terima saja Raka untuk menjadi suamimu. Dia orangnya baik dan gak macam-macam. Kamu lihat sendiri, "kan? Begitu banyak wanita yang suka padanya tetapi dia tetap memilih kamu!" Kak Ayu menjadi tim sukses Raka nampaknya. Semua sisi baik dari Raka di eksposenya. Aku tahu Raka memang baik. Sangat baik malah. Tetapi aku belum siap untuk menerima lelaki lain, trauma itu masih saja aku rasakan. Aku belum bisa menghadapi suami macam mas Raka. Tidak s
Read more

Bab 68. Dilema

Sebulan berlalu, setelah mengajak Niken bermain ke kolam renang, Raka benar-benar tidak pernah menghubungi aku lagi. Hati ini menjadi dilema. Satu sisi, tidak kupungkiri, bahwa sang mantan pacar, yang sudah berstatus duda itu, kian hari semakin menawan. Getar-getar cinta yang sempat padam, kini sudah kembali bergelora kembali. Akan tetapi, di sisi yang lain, aku masih takut untuk membangun kembali biduk rumah tangga. Aku takut peristiwa karamnya biduk rumah tanggaku dengan mas Rama, akan terulang kembali. Memang kami pernah saling mencintai, tapi itu 'kan dulu. Disaat kami berdua masih bau kencur, cinta monyet. Kalau sekarang, aku masih ragu, jika diri ini masih ada di hatinya. Saat ini aku serahkan semua kepada Tuhan sang Pemilik Kehidupan. Bila jodoh, pasti dia tidak akan lari kemana. Pun, sebaliknya. Sekuat apa pun usaha kami untuk bersatu, jika Tuhan tidak Berkehendak tidak akan terjadi pernikahan kami berdua. Lagian untuk saat ini aku lebih fokus ke karir dan juga m
Read more

Bab 69. Putri kecilku

"Om, minggu depan kita main kesini lagi, ya?" ajak Niken, polos. Lalu dia melirikku. "Papa gak pernah mengajak Niken jalan-jalan. Apa salahnya Niken ajak om Raka." Raka tersenyum mendengar celoteh anak semata wayang aku. "Minggu depan kita kemari lagi ya? Nanti kita mainkan semua permainan yang ada disini. Bagaimana?" Tanya Raka antusias. Lelaki itu terlihat sangat akrab dengan Niken, entah pribadinya yang sangat mudah dekat dengan anak-anak atau dia sedang mencari simpatiku. Kedua anak manusia beda generasi itu mengobrol begitu akrab. Sebenarnya tidak ada hal yang penting yang mereka bicarakan tetapi mereka sangat serius seperti sahabat akrab yang baru saja bertemu. "Ma, Minggu depan kita jalan-jalan sama om Raka ya?" Rengek Niken seraya menarik-narik ujung bajuku. Sebenarnya aku tidak suka melihat Niken terlalu dekat dengan Raka. Status janda yang aku sandang membuat diri ini harus berfikir seribu kali jika terlalu dekat dengan laki-laki manapun. Seperti ucapan bu Mur
Read more

Bab 70. Ulang Tahun Niken

Hari ini adalah hari ulang tahun Niken yang ke tujuh. Sudah lama dia merengek ingin dirayakan. Kebetulan aku juga ada sedikit rejeki, jadi apa salahnya menyenangi anak semata wayangku. Dari pagi sudah sibuk membuat persiapan ulang tahun. Beberapa tetangga sebelah rumah kuminta untuk membantu masak di rumah. Ibu hanya mengawasi saja karena semenjak bapak tidak ada, beliau sudah lemah dan banyak melamun. Beliau tidak lincah seperti dulu lagi. Menu ulang tahun seperti biasa, nasi tumpeng kuning lengkap dengan lauk pauk. Beberapa anak gadis sebelah rumah, aku mintai tolong untuk memasukkan aneka jajan ke dalam plastik, serta menata meja yang akan digunakan untuk acara potong kue. Kak Ayu sedang menghias ruangan. Kertas warna warni dihiasi dan di tempel di dinding. Berbagai macam ucapan selamat ulang tahun datang dari kerabat. Bang Imran bertugas memasang balon dan pernak pernik bagian atas ruangan. Acara akan dilaksanakan jam satu siang. Dengan dua badut yang aku sewakan unt
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status