Home / Pernikahan / Rahasia Anak Kembar Sang CEO / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Rahasia Anak Kembar Sang CEO : Chapter 61 - Chapter 70

115 Chapters

Bab 61. Berhutang Nyawa

Tama mendengar obrolan itu singkat, kemudian memutuskan masuk ke dalam ruang perawatan bosnya setelah mengetuk pintu terlebih dulu.Raut wajah Pandu berubah dalam hitungan detik saja. Dia tidak suka jika ada orang yang mengganggu kebersamaannya dengan Amanda. Termasuk Tama, asisten setianya. "Bos." Tama memberi anggukkan hormat kepada bosnya. Melihat Tama sudah tiba, baru setelah itu Amanda bisa menghela napas lega. Tama datang di waktu yang tepat. Kesempatan itu pun dimanfaatkan oleh Amanda. "Karena sudah ada yang menjaga kamu, aku pamit pulang," ujar Amanda tanpa basa-basi lagi. Ia langsung berdiri dan melangkah pergi sebelum Pandu mencegahnya."Amanda ...." Pandu hendak meraih tangan mantan istrinya, tapi tak sampai. Wanita itu sudah jauh dari ranjang yang ditidurinya.Amanda menoleh pada Pandu. Wanita itu bergumam, "Sekali lagi, terima kasih karena sudah menolongku. Semoga kamu cepat sembuh." Amanda sama sekali tidak memberi Pandu kesempatan untuk berbicara. Ia mempercepat lan
Read more

Bab 62. Sisa Cinta

"Dari mana kamu bisa tahu aku ada di sini?" Pandu memicingkan matanya. "Aku tidak memberitahu siapa pun tentang keadaanku.""Tadi Nyonya Amanda menelpon saya karena dia khawatir terjadi apa-apa dengan Anda," jawab Tama, "dan setelah itu Tuan Philips juga menghubungi saya."Tama tidak sepenuhnya berbohong, karena memang ia tahu tentang keadaan bosnya dari Amanda, mantan istri bosnya."Ya Tuhan ... Tuan Philips pasti menungguku." Pandu baru ingat kalau tujuannya datang ke daerah ini untuk bertemu dengan rekan bisnisnya yang baru, tapi dia lupa setelah bertemu dengan Amanda."Sekarang Tuan Philips sudah pulang ke negaranya. Jadi, meeting akan ditunda beberapa hari sampai urusannya selesai. Saya juga sudah menginformasikan kalau Anda mengalami kecelakaan dalam perjalanan menuju tempat meeting." "Aku harus berterima kasih kepada Tuan Philips, karena dia ingin meeting di daerah sini, saya jadi bertemu dengan Amanda." Pandu tersenyum lebar. "Sepertinya Tuhan merestui aku kembali kepada Aman
Read more

Bab 63. Mendesak Calon Mertua

"Pandu dan Amanda kembali berhubungan?" Nyonya Vena ragu dengan apa yang dikatakan oleh Sonya. Jika memang Pandu diam-diam berhubungan lagi dengan mantan istrinya, pasti dia sudah membatalkan pertunangan dengan Sonya."Tante, aku melihat mereka dengan mata kepalaku sendiri, jadi Tante harus percaya padaku. Mereka sepertinya kembali menjalin hubungan di belakang kita, Tante," imbuh Sonya tampak cemas.Hal ini membuat Vena menegang, dia meraih gelas minumnya dan menyesapnya sedikit. "Apa kamu yakin, Sonya?""Ya, Tante. Aku bahkan mempunyai bukti." Tepat setelah itu, Sonya mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Ia mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan beberapa foto Amanda dan Pandu yang terlihat sedang berpegangan tangan.Napas Vena tampak memburu, dan tanpa sadar dia menghabiskan minumannya dengan sekali teguk.Sonya memanfaatkan kemarahan Nyonya Vena. Ia mendesak agar wanita itu cepat bertindak. "Tante tidak boleh membiarkan hal ini terjadi. Mereka sudah lama berpisah, dan seharusnya ta
Read more

Bab 64. Saingan Pandu

"Sonya?" Kening Pandu berkerut. Dari mana wanita itu tahu tentang apa yang dialaminya? Apa dia juga tahu kalau dia bertemu dengan Amanda?"Iya, dia ke kantormu dan sekretarismu mengatakan kalau kamu mengalami kecelakaan," jawab Nyonya Vena, "walaupun Sonya mengatakan kalau kamu tidak apa-apa, tapi Ibu ingin bertemu denganmu dan melihat langsung keadaanmu." 'Sonya juga tahu kalau aku hanya mengalami luka ringan? Dari mana dia tahu? Tama saja tidak tahu keadaanku sebelum bertemu.' Pandu bertanya-tanya dalam hatinya."Ibu pulang saja, aku akan menginap di rumah Tama." Pandu menutup teleponnya tanpa menunggu jawaban dari ibunya.Pandu yakin kalau ibunya ingin bertemu bukan hanya ingin tahu keadaannya saja, tapi juga ada yang akan dibicarakannya tentang Sonya. Ia sudah hafal betul, jika ibunya bertemu dengan Sonya, pasti wanita licik itu mempengaruhi ibunya lagi.Pandu memberikan ponselnya kepada Tama sambil bertanya. "Apa Tiara tahu kalau aku kecelakaan?""Ya, dia tahu, tapi saya sudah m
Read more

Bab 65. Kelemahan Pandu

Selesai meeting, Pandu kembali bekerja di ruangannya. Ia sangat bersemangat untuk menjatuhkan Sonya. Saat ia hendak menghubungi Tama, pintu ruangannya terbuka tiba-tiba."Bu ...." Pandu hendak berdiri dan menghampiri sang ibu, tapi ia teringat ucapan Tama. Kalau dia tidak sembuh, siapa yang akan menjaga Amanda? "Ibu datang ke sini untuk meminta kamu segera menikahi Sonya." Nyonya Vena duduk di sofa yang di ruangan itu."Ibu tiba-tiba datang ke kantor, mengganggu pekerjaanku dan sekarang mendesakku untuk segera menikah dengan Sonya. Apa Ibu lupa pembicaraan kita yang terakhir?" Tatapan Pandu terlihat tajam seolah sedang mengintimidasi sang ibu."Pandu, menikahlah dengan Sonya!" Bukannya menjawab Pandu, Vena malah mengucapkan kata-kata yang sama seperti saat dia pertama kali datang ke ruangan ini.Wanita paruh baya itu tidak takut dengan Pandu, dan malah bersemangat untuk terus mendesak putranya.Sayangnya, Pandu pun sama. Dia lagi-lagi berani untuk menentang ibunya. Bahkan tidak segan
Read more

Bab 66. Cemburu Kepada Tama

"Paman, apa ini semua untukku?" tanya Alana sambil memilih-milih bingkisan hadiah yang begitu banyak. Namun Pandu hanya diam saja. Alana menggoyang-goyangkan lengan Pandu. "Paman, kenapa diam saja? Ayo, temani aku bermain!" seru Alana, mengulurkan kedua tangannya ke depan. Lamunan Pandu sontak buyar karena suara Alana. Lalu Pandu menuruti kemauan Alana. "Semua ini untukmu, Alana." "Aku boleh membuka hadiahnya?" Alana mengambil satu set boneka Barbie yang diletakkan di antara mainan lainnya. Sedari tadi Alana tidak sabar ingin membukanya. "Tentu, Alana. Karena hadiah itu memang untuk kamu." Pandu mengusap kepala anak perempuan itu. Pandu dan Alana duduk di atas karpet—masih berada di ruang bermain, pasangan anak dan Ayah itu dengan kompak membuka hadiah yang sudah disediakan Pandu. Alana terlihat sangat antuasias ketika Pandu mengeluarkan satu set boneka dari kardusnya. "Bagaimana, Alana? Kamu suka dengan bonekanya?" tanya Pandu. Satu tangan lelaki itu mengusap rambut Alana y
Read more

Bab 67. Pengorbanan Baron

"Apa Paman baik boleh tahu?" tanya Alana dengan sangat pelan.Pandu menggelengkan kepalanya. "Ini rahasia kita berdua." Pandu menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Alana. "Janji!""Baik, Paman," ucapnya, lalu Alana menarik tangannya saat melihat Tama datang.Tama menghampiri Pandu dan Alana di depan teras. "Kita pulang sekarang, Lana?""Iya, Paman."Tama menggerakkan kepalanya memberi anggukan hormat kepada Pandu. "Saya mengantar Alana dulu, Bos." "Iya, hati-hati!" Pandu melambaikan tangannya pada Alana. "Sampai jumpa lagi anak manis."Alana juga melambaikan tangannya sambil tersenyum sebelum masuk ke dalam mobil.Dalam perjalanan, Alana terlihat gelisah. Sesekali ia menatap Tama yang sedang fokus mengemudi. Ia teringat dengan janjinya kepada Pandu. Selama ini tidak pernah ada yang disembunyikan dari laki-laki yang sangat ia sayangi itu.Tama melihat kegelisahan gadis kecil itu. Lalu, menghentikan mobilnya di bahu jalan. "Ada apa, Lana? Apa kamu baik-baik saja?"Alana m
Read more

Bab 68. Doa Untuk Baron

Tama menghampiri sahabat yang menjadi pengawal Amanda dan anak-anaknya. "Baron, sadarlah!"Tama merasa lega setelah tahu Baron masih bernapas. Ia segera mengeluarkan sapu tangan dari saku jasnya dan menekan kening Baron untuk menghentikan pendarahan.Dengan tangan kirinya, ia mengambil ponsel dari saku celana dan segera menelpon seseorang sambil menatap Baron yang sedang tergeletak dengan bersimbah darah.Tama berbicara panjang lebar. Ia menceritakan kejadian yang baru ia alami, hingga Baron mengalami kecelakaan kepada orang dari balik telepon. "Saya ingin kamu menyelidikinya dan laporkan segera!" perintah Tama sebelum mengakhiri panggilan teleponnya.Tama tidak berani mengubah posisi Baron. Ia khawatir ada luka serius pada tubuh sahabatnya itu.Tidak lama kemudian, polisi dan petugas medis tiba di tempat kecelakaan. Mereka memulai penyelidikan dan memberikan pertolongan kepada Baron. "Paman baik, apa Paman Baron akan baik-baik saja?" tanya Alan sambil memegangi tangan Tama.Tama be
Read more

Bab 69. Kedatangan Bella

Bella. Istri Baron yang sedang hamil, datang ke rumah sakit untuk menjenguk suaminya.'Siapa Tante ini?' gumam Alan dalam hatinya sambil terus menatap Bella.Tama mengangkat kepalanya, lalu menghampiri wanita hamil itu. "Bella, kamu sudah datang. Baron pasti senang melihatmu di sini."Bella tersenyum pada Tama, merasa sedikit lega bahwa dia tidak sendirian. Ada sahabat sang suami yang selalu baik padanya. "Bagaimana kondisi Baron?"Tama menghela napas sejenak sebelum menjawab. "Dia masih dalam keadaan kritis. Dokter mengatakan kalau dia akan butuh waktu untuk pulih. Kami semua sangat khawatir, tetapi kita harus tetap berharap yang terbaik."Bella mengangguk dengan sedih. Dia kemudian melihat seorang perempuan muda yang tidak dikenal duduk di sudut ruangan. Perempuan itu, yang Bella duga sebagai Amanda, tampak tegang dan khawatir.Amanda tersenyum kepada Bella, lalu bangun dari duduknya."Tama, apa dia ...." Bella tersenyum pada Amanda, lalu beralih menatap Tama. Baron selalu bercerita
Read more

Bab 70. Melewati Masa Kritis

Tama menatap Bella dengan tulus, memahami betapa dalamnya cinta dan kekhawatiran Bella terhadap Baron."Saya akan mencoba mengatur pertemuanmu dengan dokter yang menangani Baron," kata Tama sambil menggenggam tangan Bella. "Mungkin Dokter bisa memberikan sedikit pengecualian untukmu. Tetapi kita harus menghormati kebijakan rumah sakit yang ada dan mempertimbangkan kesehatan Baron yang terpenting."Bella mengangguk dengan cepat. "Terima kasih, Tama."Tama segera bangun dari duduknya ketika melihat seorang dokter keluar dari ruang ICU dan berjalan menuju lorong tempat ia menunggu. Tama segera melangkah mendekatinya, wajahnya penuh dengan harap dan ketegangan."Dokter, bisa saya bicara dengan Anda sebentar?" Tama berkata dengan sopan.Dokter itu menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke arah Tama. "Tentu. Apa yang bisa saya bantu?" jawab dokter dengan ramah."Teman saya, Baron, ada di ruang ICU, dan istrinya ingin menemuinya. Bisakah Dokter memberi waktu sedikit untuk bertemu dengan suami
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status