Kesal! Kesal rasanya. Aku merasa dijebloskan ke rencana gila yang tidak masuk akal. Dokter Burhan menyahut pertanyaan Kakek Dokter Burhan belum sempat aku jawab. Dan ini memperparah posisiku.“Kakek. Jangan bertanya hal yang membuat Aida malu,” ucapnya sempat membuatku lega. Namun, kalimat yang setelahnya sontak membuatku geram.Ucapan ini sama saja menggali lubang yang mulai menenggelamkan aku. Ungkapan yang bisa jadi orang lain salah menyimpulkan, dan berasumsi seperti lelaki ini mau. Gilanya lagi dia mengatakan hal yanglebih tidak masuk akal.“Kami sama-sama bukan anak muda lagi, walaupun terpercik rasa cinta di antara kami tapi itu bukan satu-satunya alasan kami bersama. Kami orang dewasa yang masih berpikir panjang. Ya, kan, Ai?” ucapnya sambil menatapku dengan sorot mendamba.Matanya meredup dengan suara rendah yang benar-benar terdengar mesra saat berkata, “Ya kan, Ai?” Kalau ini dibiarkan, bisa jadi kakek ini semakin salah paham, terlihat dia yang memberikan tatapan lekat-le
Read more