“Baik lah sobatku, Arya! Selalu lah berhati-hati dijalan! Kami mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga, karena selama ini telah banyak membantu kami dan juga dalam merebut kembali tahta Kerajaan dari tangan Boma Santa!” ucap Benggala sembari memeluk sahabatnya itu. “Hemmm... Ya, sama-sama sobatku! Aku pamit sekarang!” setelah berucap Arya pun berlalu meninggalkan istana Kerajaan Permata Timur. Karena tujuannya sudah jelas untuk menuju istana ratu yang terletak di bagian tengah kawasan negeri diatas awan itu, tentu saja Arya tidak membutuhkan waktu lama untuk tiba di sana meskipun tanpa mengunakan kuda untuk tunggangan, keahlian dan ilmu meringan tubuh yang sangat tinggi membuat lari Arya seperti kilat yang mampu melesat puluhan tombak jaraknya dalam satu lesatan. Di depan sebuah istana yang megah, Arya hentikan larinya. Ia tampak ragu dan tak langsung menuju pintu gerbang istana itu, melainkan berdiri sejenak memandang istana megah itu dari jarak belasan tombak. “Benarkah
Last Updated : 2024-03-19 Read more