Home / Pendekar / Pendekar Rajawali Dari Andalas / Chapter 431 - Chapter 440

All Chapters of Pendekar Rajawali Dari Andalas: Chapter 431 - Chapter 440

460 Chapters

Bab 431. Runtuhnya Kerajaan Siluman

Sejak pagi hingga siang itu hujan menguyur kawasan barat negeri di atas awan, sungai-sungai pun keruh karena air mulai besar datang dari hulu. Beruntung persawahan di desa-desa di kawasan itu tidak mengalami banjir, yang membuat padi-padi mereka yang sebagian besar baru ditanami itu akan rusak ataupun hanyut.Suara riuhnya hujan disertai angin tak kalah riuhnya didalam istana Kerajaan Angkasa, para petinggi istana nampak berkumpul dalam sebuah ruangan yang disana tampak duduk di singasana seorang pria berbadan tegap dan berkumis lebat menjuntai hingga dagunya.Dia tiada lain adalah Batara Durja, raja yang di kenal paling sadis, tamak dan keji di negeri di atas awan itu. Suara riuh diruangan itu berasal dari seluruh orang yang berada di sana, terlebih Batara Durja yang mengetahui jika Durpa dan Durpi dikenal sebagai Sepasang Siluman Naga telah tewas akibat serangan dua Kerajaan yang bergabung untuk meruntuhkan Kerajaan Siluman itu.“Bagaimana mungkin Durpa dan Durpi serta Kerajaan Silu
last updateLast Updated : 2024-03-19
Read more

Bab 432. Kawasan Barat

“Baik lah sobatku, Arya! Selalu lah berhati-hati dijalan! Kami mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga, karena selama ini telah banyak membantu kami dan juga dalam merebut kembali tahta Kerajaan dari tangan Boma Santa!” ucap Benggala sembari memeluk sahabatnya itu. “Hemmm... Ya, sama-sama sobatku! Aku pamit sekarang!” setelah berucap Arya pun berlalu meninggalkan istana Kerajaan Permata Timur. Karena tujuannya sudah jelas untuk menuju istana ratu yang terletak di bagian tengah kawasan negeri diatas awan itu, tentu saja Arya tidak membutuhkan waktu lama untuk tiba di sana meskipun tanpa mengunakan kuda untuk tunggangan, keahlian dan ilmu meringan tubuh yang sangat tinggi membuat lari Arya seperti kilat yang mampu melesat puluhan tombak jaraknya dalam satu lesatan. Di depan sebuah istana yang megah, Arya hentikan larinya. Ia tampak ragu dan tak langsung menuju pintu gerbang istana itu, melainkan berdiri sejenak memandang istana megah itu dari jarak belasan tombak. “Benarkah
last updateLast Updated : 2024-03-19
Read more

Bab 433. Mendatangi Istana Ratu

“Sudah kuduga, kamu bukan hanya memiliki ilmu yang mempuni! Tapi juga pintar dalam memahami dan mencermati segala sesuatunya! Wajar sekali kamu sosok ksatria terpilih untuk menyelesaikan segala permasalahan di negeri peri dan negeri diatas awan ini!” puji Peri Ratu sembari tersenyum kagum. “Peri Ratu terlalu memuji, aku merasa diriku bukanlah siapa-siapa! Dan kehadiranku di negeri ini juga merupakan takdir, mau tidak mau aku harus menerima serta menjalani semua yang merupakan jadi kewajibanku!” tutur Arya merendah. “Ya, kamu ditakdirkan untuk menyelesaikan segala permasalahan yang terjadi di negeri diatas awan ini! sepak terjangmu di negeri peri dalam menumpas semua rencana jahat dari para utusan Kerajaan Angkasa tidak diragukan lagi, pasti kamu juga bisa mengatasi semua permasalahan di negeri ini, salah satunya meruntuhkan Kerajaan Siluman yang meresahkan itu!” ujar Peri Ratu. “Sebelumnya aku pernah berhadapan dengan Sepasang Naga Siluman itu di sebuah bukit dinegeri peri! Saat it
last updateLast Updated : 2024-03-20
Read more

Bab 434. Akan Ditemani Peri Salju

“Aku akan ikut saja, kapan pun kamu hendak melangkah ke sana!” jawab Peri Salju dengan senyuman manisnya. Menjelang sore Durgama dan Durpala beserta puluhan prajurit kembali ke istana Kerajaan Angkasa, mereka tak menemui sosok yang hendak mereka cari di kawasan selatan di Kerajaan Siluman. Selain gelimpangan mayat-mayat para prajurit, mereka hanya menemukan puing-puing istana Kerajaan Siluman itu yang telah rata dengan tanah. “Ampun yang mulia! Kami kembali untuk datang menghadap!” ucap Durgama Panglima Kerajaan Angkasa saat telah berhadapan dengan Batara Durja di ruangan di mana raja segala tamak dan kejam itu duduk di singasananya. “Bagaimana, apakah kalian berhasil menemukan beradaan pemuda keparat yang bernama Arya Mandu itu?!” tanya Batara Durja. “Maaf yang mulia, begitu kami tiba di Kerajaan Siluman kami tak menemukan siapa-siapa lagi di sana! Selain mayat-mayat para prajurit yang sudah mulai membusuk juga reruntuhan puing-puing istana Kerajaan Siluman itu!” jawab Durgama.
last updateLast Updated : 2024-03-20
Read more

Bab 435. Ada Cinta Untuknya

Di ujung barat negeri di atas awan itu ternyata terdapat lautan dalam dengan ombaknya yang bergulung cukup tinggi, meskipun ditepian pandai terlihat sunyi namun sebenarnya didasar sana terdapat sebuah istana yang besar dan megah. Istana di dasar lautan itu dipimpin oleh wanita cantik berpakaian kuning berikut mahkota di kepalanya, dia lah sosok yang ditugaskan untuk menjaga kawasan barat negeri di atas awan itu. “Citra, firasatku mengatakan dikawasan barat ini akan dilanda prahara besar!” tutur wanita cantik berpakaian kuning yang tengah duduk bersama wanita bernama Citra yang diduga adalah abdinya. “Prahara besar? Seperti apa yang akan terjadi itu yang mulia?” tanya Citra. “Telah lama aku tidak kedaratan, dan hanya memantau kawasan barat negeri ini dari dasar lautan! Mengenai apa yang akan terjadi aku pun belum tahu pasti, yang jelas akan ada pertumpahan darah demi ambisi perebutan kekuasaan!” tutur wanita cantik berpakaian kuning itu. “Jika boleh aku usulkan, sebaiknya yang mul
last updateLast Updated : 2024-03-20
Read more

Bab 436. Peri Laut

Para prajurit Kerajaan Angkasa memahami apa yang tengah dijalankan Panglima mereka itu sebagai bentuk strategi, yang akan memudahkan mereka untuk dapat menguasai kawasan pemukiman paling barat negeri diatas awan itu. Mereka pun dibagi sebagian kecil untuk menyamar membuat kekacauan, sebagian besarnya akan berpura-pura membantu para warga yang diserang. Setelah membagi para prajurit, Durgama tidak lantas melakukan rencananya saat itu juga, karena dikuatirkan siasatnya akan mudah diketahui oleh para penduduk yang bermukim dikawasan itu. Mereka sengaja menjarakan waktu dengan bermalam didalam hutan yang tidak jauh dari kawasan pemukiman warga, besok pagi saat warga desa kembali kesawah barulah sebagian kecil dari prajurit yang ditunjuk untuk menyamar itu akan melakukan penyerangan. Sementara Peri Laut yang didampingi Cendayu sore itu memasuki kawasan desa paling barat negeri diatas awan itu, kereta kuda yang mereka naiki pun berhenti saat bertemu para warga desa yang tengah membawa ha
last updateLast Updated : 2024-03-20
Read more

Bab 437. Siasat Licik Durgama

“Iya Panglima, kami semua sudah faham apa yang musti kami lakukan nanti! Kami yakin rencana ini akan berhasil, para warga desa itu tidak akan tahu jika sebenarnya kita sendirilah yang akan membuat kekacauan dikawasan pedesaan itu! Ha.. Ha.. Ha..!” ujar salah seorang prajurit diiringi tawanya dan disusul tawa para prajurit lainnya. “Yang mulia Batara Durja pasti akan sangat senang jika besok kita berhasil menguasai kawasan desa itu, serta membawa buktinya berupa hasil pertanian yang tentunya akan mereka berikan kepada kita tanda mereka bergabung dengan Kerajaan Angkasa!” tutur Durgama. “Kerajaan Angkasa akan semakin jaya dan memiliki daerah kekuasaan yang luas terutama di kawasan barat negeri ini!” ujar salah seorang prajurit. “Benar, dan kita semua juga akan menikmati semua itu! Semakin luas daerah kekuasaan Kerajaan Angkasa, maka Kerajaan akan semakin kaya!” tutur Durgama memberi semangat pada para prajurit. Setelah menikmati beberapa ekor hewan buruan yang dipanggang itu, mereka
last updateLast Updated : 2024-03-20
Read more

Bab 438. Obrolan Malam

“Apapun itu kita hadapi berdua! Aku tidak akan meninggalkanmu apalagi dalam situasi yang berbahaya! Jika kita memutuskan untuk menyelusuri kawasan barat ini bersama-sama, maka segala kemungkinan yang terjadi nanti harus kita hadapi bersama pula!” tutur Peri Salju dengan senyumannya. “Aku tak ingin kamu celaka nantinya hanya karena nekad untuk mendampingiku ke kawasan barat negeri diatas awan ini! Semua ini adalah tugasku dan biar aku saja yang akan menghadapi segala resikonya!” ujar Arya yang terus berusaha menyakinkan Peri Salju agar dia memikirkan kembali untuk terus ikut dengannya ke kawasan barat negeri itu. “Ini juga menjadi tugasku, Arya! Karena aku telah memutuskan untuk ikut bersamamu! Pantang bagi kami kaum peri jika telah memutuskan sesuatu membatalkannya kembali! Sekalipun itu nyawa taruhannya, aku akan tetap mendampingimu!” tutur Peri Salju yang tak merasa gentar sedikitpun dengan kemungkinan tantangan yang akan dihadapi nantinya. “Hemmm... Aku tak bisa berkata apa-apa
last updateLast Updated : 2024-03-21
Read more

Bab 439. Siasat Yang Gagal

“Kami juga mengucapkan terima kasih pada para biksu, kalau kalian tidak muncul tadinya entah bagaimana nasib kami di sini!” sambung Jabari. “Sama-sama, Jabari! Kami senang dapat membantu kalian yang tengah terancam! Bukankah begitu, para biksu?!” tutur Peri Laut sembari bertanya pada para biksu yang juga datang menghampirinya didekat kereta kuda itu. “Benar yang mulia Peri Laut! Kami sengaja datang mengintai mereka pagi ini, karena kemarin siang salah seorang dari kami sempat mendengar pembicaraan mereka dengan para warga desa dilahan persawahan ini!” ujar salah seorang dari para biksu itu. “Apa yang mereka bicara kemarin pada para warga hingga membuat para biksu curiga?” tanya Peri Laut. “Mereka menawarkan para warga Desa Gumanti untuk bergabung dengan Kerajaan mereka! Bukankah begitu saudaraku Jabari?!” jawab salah seorang biksu sembari bertanya pada kepala Desa Gumanti itu. “Benar Biksu, mereka memang menawarkan begitu pada kami! Mereka juga bilang jika tak lama lagi ada sekel
last updateLast Updated : 2024-03-21
Read more

Bab 440. Para Biksu Menjelaskan

“Baik yang mulia! Sekarang juga hamba mohon diri, dan beserta beberapa prajurit kami akan mencari kawasan lainnya yang dapat kita kuasai!” tutur Durgama, setelah Batara Durja anggukan kepalanya, Panglima Kerajaan Angkasa itu keluar dari ruangan itu menuju halaman istana Kerajaan. Siang itu di kuil para biksu, Peri Laut dan Cendayu bertemu dengan Guru para bisku bernama Wisnu Dharma. Disebuah ruangan mereka duduk berbincang-bincang, sambil menikmati secangkir teh hangat. “Sebuah kehormatan bagi kami, yang mulia Peri Laut berkunjung ke kuil ini! Kunjungan yang mulia tentu mempunyai maksud dan tujuan! Kalau boleh tahu apa gerangan yang dapat kami bantu?” tanya Guru para biksu bernama Wisnu Dharma itu. “Tadi saat aku dan para biksu bersama-sama menghalau pengacau dikawasan persawahan warga Desa Gumanti! Salah seorang biksu mengatakan jika saudara Wisnu merupakan Guru mereka yang mengetahui jelas tentang Batara Durja dan Kerajaan Angkasa, apa benar begitu Wisnu?” tutur Peri Laut balik b
last updateLast Updated : 2024-03-21
Read more
PREV
1
...
414243444546
DMCA.com Protection Status