Home / Pendekar / Pendekar Rajawali Dari Andalas / Chapter 441 - Chapter 450

All Chapters of Pendekar Rajawali Dari Andalas: Chapter 441 - Chapter 450

460 Chapters

Bab 441. Wisnu Dharma

“Hormat kami yang mulia Peri Salju! Maaf jika kami tadinya bersikap lancang hanya berdiri saja di tengah-tengah sawah, karena kami baru melihat sosok yang mulia! Kami warga Desa Serangkai hanya mengenal sosok Peri Laut!” ujar salah seorang dari warga desa yang ikut datang menghampiri Arya dan Peri Salju itu. “Hemmm... Wajar saja kalian tak pernah melihat apalagi mengenalku! Karena aku bertugas mengawasi kawasan utara negeri di atas awan ini! Senang bertemu dengan kalian, Peri Laut adalah sahabatku, dia memang bertugas di kawasan barat ini!” tutur Peri Salju tersenyum ramah. “Namaku Tidar, apakah ada hal penting yang dapat kami bantu hingga yang mulia datang ke desa kami?” tanya salah seorang warga Desa Serangkai yang menyebut dirinya Tidar. “Tidak ada, kami kebetulan saja melintas dikawasan persawahan desa ini!” jawab Peri Salju. “Oh, kami pikir ada sesuatu hal menyangkut desa kami hingga yang mulia muncul!” ujar Tidar. “Kami justru ingin bertanya pada kalian, apakah keadaan kawa
last updateLast Updated : 2024-03-21
Read more

Bab 442. Desa Serangkai

“Sejak Desa Serangkai ini terbentuk, kami selalu kompak dalam segala hal! Mulai dari bercocok tanam dan memanen padi di sawah, hingga menyelesaikan jika ada permasalahan yang datang! Bukankah begitu, Tidar?” ujar Harun, sembari bertanya pada Tidar. “Benar Arya, kami memang telah terbiasa bekerja sama saling membantu satu dengan yang lainnya! Kami merasa lebih mudah dalam melakukan segala hal, baik menyelesaikan masalah yang terjadi, maupun bergotong-royong di lahan persawahan!” tambah Tidar memperjelas keterangan dari Harun. “Syukurlah jika desa ini aman-aman saja!” ulas Arya. Di lahan persawahan para warga Desa Serangkai hampir menyudahi gotong-royong mereka bertanam padi milik salah seorang warga, jika dikerjakan secara bersama-sama memang segala sesuatunya akan lebih mudah dan cepat terselesaikan. Dari kejauhan tampak puluhan kuda dengan penunggangnya mengarah kawasan persawahan itu, melihat dari pakaian yang mereka kenakan, mereka adalah para prajurit Kerajaan Angkasa yang dip
last updateLast Updated : 2024-03-21
Read more

Bab 443. Kembali Gagal Menguasai

“Namaku Durgama, aku sebagai Panglima yang memimpin para prajurit ini! Maaf, kami tidak tahu rupanya di desa ini tengah dikunjungi salah satu penguasa negeri diatas awan! Kami hanya diperintah raja, sekarang juga kami akan pergi dari kawasan ini!” ujar Durgama dengan wajah yang makin pucat setelah mengetahui jika dia dan pasukannya bukan hanya berhadapan dengan seorang pemuda yang memiliki ilmu tinggi tapi juga tengah berhadapan dengan seorang peri. “Kali ini kalian kami maafkan! Tapi jika lain waktu kita bertemu lagi dan kalian kedapatan membuat kekacauan di desa-desa lain di kawasan barat negeri ini! Kalian tidak akan kami beri ampun lagi!” Arya memperingatkan, Durgama hanya anggukan kepala dengan nyali ciut dia dan puluhan para prajurit Kerajaan Angkasa meninggalkan lahan persawahan warga Desa Serangkai itu. Para warga desa yang diminta mundur dan menjarak dari arena pertempuran tadi, secara serentak berlari-lari kecil menghampiri sang pendekar dan Peri Salju. Mereka bukan saja s
last updateLast Updated : 2024-03-22
Read more

Bab 444. Acara Syukuran Warga

“Untuk sementara waktu kita hentikan sejenak rencana untuk menguasai desa-desa yang ada di kawasan barat negeri ini! Tunggu sampai aku menemukan rencana lain, baru kalian akan aku tugaskan kembali! Sekarang bubarlah!” ujar Batara Durja yang kembali masuk ke dalam istananya. Di dalam istana Batara Durja memanggil Durpala ke ruangan di mana di sana terdapat singasana, untuk diajak bercakap-cakap sembari menyusun strategi baru untuk memperluas wilayah kekuasaan Kerajaan Angkasa. “Para peri ikut campur menggagalkan rencana kita memperluas wilayah kekuasaan! Dari mana peri-peri itu tahu rencana kita itu?” tutur Batara Durja pada Durpala, ia sendiri merasa tak habis pikir dua kali rencananya ingin merebut desa di kawasan barat negeri di atas awan itu gagal, serta rencananya itu diketahui oleh Peri Laut dan Peri Salju. “Aku pun tak tahu yang mulia! Mungkin mereka punya keahlian untuk mengetahui segala sesuatu yang menurut mereka patut dicurigai!” ujar Durpala. “Jika Peri Laut, aku rasa w
last updateLast Updated : 2024-03-22
Read more

Bab 445. Goa Berdarah

“Sudah aku katakan, para peri tidak akan membiarkanmu menguasai negeri di atas awan ini! Kau bisa saja melawan mereka secara terang-terangan, tapi itu menguras waktu dan tenaga! Sementara tujuanmu adalah untuk berkuasa di negeri ini!” ujar Raja Iblis. “Lalu apa yang harus aku lakukan, Guru?” Batara Durja benar-benar buntu untuk memikir siasat yang tepat untuk mengatasi para peri yang selalu menggagalkan rencananya. “Jangan melakukan tindakan secara terang-terangan! Meskipun kekuatan yang kau miliki dapat mengimbangi para peri itu, namun sulit untuk berhasil! Gunakan siasat sembunyi-sembunyi, untuk melemahkan kekuatan mereka! Setelah semua itu berhasil, barulah kau dan anak buahmu menyerang!” saran Raja Iblis. “Maksud Guru apa? Aku benar-benar belum memahaminya?” Batara Durja kembali bertanya. “Bukankah Peri Laut sekarang berada didaratan kawasan barat negeri ini?” “Ya, benar Guru!” jawab Batara Durja. “Kau bisa menyelinap mengacaukan istana laut, hingga membuat Peri Laut itu kem
last updateLast Updated : 2024-03-22
Read more

Bab 446. Istana Laut

Karena tak mampu menghancurkan istana laut, Raksasa Durja Iblis melampiaskan kekesalannya pada prajurit istana yang saat itu menyerang dari berbagai penjuru. Luar biasa memang sosok Batara Durja yang merubah dirinya menjadi Raksasa Durja Iblis itu, serangan yang dilancarkan para prajurit istana dari berbagai arah itu hanya dirasakan seperti gigitan semut kecil saja, padahal tombak, pedang dan puluhan anak panah menghujam namun tak satupun yang melukai apalagi menancap ditubuh raksasa itu. Situasi di istana laut saat itu memang sangat kacau dan semua prajurit serta penghuni istana pun terlihat panik, Cendira yang merupakan tangan kiri Peri Laut yang juga dipercaya untuk memimpin sementara waktu saat Peri Laut itu meninggalkan istana, bergegas menuju ruangan pribadi yang hanya boleh dimasuki Peri Laut itu sendiri dan kedua sosok kepercayaannya itu. Di ruangan pribadi Peri Laut berupa kamar khusus itu, terdapat sebuah cermin besar menempel didinding, cermin itu bukan cermin biasa melai
last updateLast Updated : 2024-03-22
Read more

Bab 447. Kekacauan Di Istana Laut

“Benar yang mulia! Kami tadi saling bertanya kemana sekiranya yang mulia pergi sedari tadi pagi meninggalkan istana! Namun tak satupun dari kami yang mengetahuinya!” jawab Durpala mewakili semua orang yang berkumpul diruangan itu. “Aku pergi menemui seseorang, dia sosok yang paling pintar dalam hal strategi! Dan benar saja begitu strategi itu aku terapkan, sebentar lagi kita akan leluasa untuk merebut seluruh kawasan barat negeri diatas awan ini! Ha.. Ha.. Ha..!” Batara Durja begitu gembiranya saat ia berhasil mengacau di istana laut dan membuat Peri Laut kembali ke dasar lautan. “Strategi apa yang telah yang mulia lakukan itu?” tanya Durpala. “Kalian tidak perlu tahu akan strategi yang telah aku jalankan! Mulai besok pagi, kau Durgama bawa puluhan prajurit pilihan untuk menyerang dan menguasai Desa Gumanti! Peri Laut tidak akan muncul dalam waktu dekat ini disana! Kalian pasti berhasil menguasai desa itu!” perintah Batara Durja. “Baik yang mulia! Besok pagi dengan senang hati kam
last updateLast Updated : 2024-03-22
Read more

Bab 448. Peri Laut Merasa Aneh

Sementara pagi itu Durpala dan beberapa orang terbaik pilihan istana beserta puluhan prajurit juga bergerak kearah timur dalam kawasan barat negeri diatas awan itu, setelah melewati beberapa anak sungai dan perbukitan yang tidak terlalu tinggi, tiba lah mereka disebuah pemukiman desa.Sebagian besar warga desa itu telah berangkat menuju lahan persawahan mereka, hingga yang berada di pemukiman desa kebanyakan hanya anak-anak dan para wanita. Durpala turun dari kudanya lalu menghampiri salah satu rumah di pemukiman desa itu, didepan rumah itu ia bertemu dengan seorang wanita yang tengah menemani putranya bermain.“Apa nama desa ini?” tanya Durpala.“Desa Seroja, Tuan!” jawab wanita itu sembari melayangkan pandangan keseluruh orang yang berada diatas kuda dibelakang Durpala.“Oh, Desa Seroja! Di mana rumah kepala desa ini? Kami hendak bertemu dengannya?” kembali Durpala bertanya.“Rumah Kanda Gundala disana, Tuan! 8 buah rumah dari rumah ini!” tunjuk wanita itu kearah samping kanan rumah
last updateLast Updated : 2024-03-23
Read more

Bab 449. Desa Seroja Bergejolak

“Blaaaaaam..! Bruuuuuuuk..! Deeeeeees..! Deeeeeeeees..!” sebagian besar orang yang menyerang itu terpental jatuh terduduk di tanah akibat kibasan selendang Peri Salju, dan beberapa orang di antaranya terjajar terkena hantaman kaki yang dilesatkan beruntun oleh Arya yang saat itu melambungkan tubuhnya di udara. 5 orang pilihan istana Kerajaan Angkasa tiba-tiba mengepung Peri Salju, sementara Dezo saat ini berhadapan dengan Durpala. Serangan serentak dilancarkan ke 5 sahabat Durpala itu, namun Peri Salju bukanlah sosok yang mudah ditaklukan begitu saja, dengan gesit tubuhnya melesat ke udara lalu memutar-mutar selendang dan mengibaskannya. “Wuuuuuuuuuuus..! Blaaaaaaaaaam..! Bruuuuuuuuuk..!” ke 5 orang sahabat Durpala itu terpental ke berbagai arah, dari mulut mereka mengalir darah segar dan mereka pun bersusah payah untuk bangkit berdiri sambil mendekap bagian dada mereka yang terasa nyeri. “Deeeeeeees...! Deeeeeeees...!” dua pukulan saling mengenai sasaran hingga membuat Durpala mau
last updateLast Updated : 2024-03-23
Read more

Bab 450. Tewasnya Durpala

Sementara Durgama dan puluhan prajurit Kerajaan Angkasa telah memasuki pemukiman Desa Gumanti, mereka memutuskan untuk langsung ke pemukiman warga karena tak seorang pun warga desa yang ditemui dilahan persawahan karena hujan yang lebat menguyur sejak fajar akan menyingsing. Kehadiran mereka yang tidak berbasa-basi langsung memaksa para warga desa untuk tunduk, tentu saja membuat warga Desa Gumanti terkejut dan tak dapat melawan karena kondiisi mereka yang tidak siap dari awalnya. Jabari selaku kepala Desa Gumanti pun saat ini telah berada ditangan mereka, Durgama dan beberapa prajurit tadi mengepung rumahnya lalu menangkap Jabari. Dengan tertangkapnya kepala desa mereka para warga pun tak dapat berkutik, mereka menyerah dan terpaksa tunduk karena Durgama mengancam akan membunuh Jabari jika mereka melawan. Para biksu yang biasanya berada dikawasan itu, hari itu tak seorang pun diantara mereka yang berjaga-jaga disana. Mungkin karena dianggap Desa Gumanti telah aman, hingga Wisnu Dh
last updateLast Updated : 2024-03-23
Read more
PREV
1
...
414243444546
DMCA.com Protection Status