“Tentu saja aku masih ingat sosok wanita jahat yang membuat tubuhku seperti ini! Dia tidak akan berubah wujudnya, rambut hampir semua memutih lalu giginya yang tidak beberapa buah lagi itu telah menghitam!” jawab Benggala. “Hati-hati, walau giginya jarang tapi gigitannya bisa membuat kulit membiru seperti terkena racun! He.. He.. He..!” Yuda Tirta kembali mencandai sahabatnya itu. “Ha.. Ha.. Ha..! Kau ini ada-ada saja, Yuda! Memangnya gigi nenek penyihir itu beracun?!” Arya dibuat tertawa mengakak di pinggiran hutan itu. “Nah, ayam panggangnya sudah matang! Mari kita makan!” seru Yuda Tirta, Arya mengangguk lalu mereka menyantap ayam hutan panggang itu. Sementara Benggala yang matanya semakin mengantuk tidur lebih dulu, dan tak beberapa berselang setelah Arya dan Yuda Tirta menyantap habis ayam panggang itu, mereka pun menyusul Benggala yang telah tertidur pulas. ****** Pagi kembali tampak cerah di negeri di atas awan, meskipun di langit masih terdapat awan di beberapa tempat, n
Last Updated : 2024-03-14 Read more