Home / Pendekar / Pendekar Rajawali Dari Andalas / Chapter 401 - Chapter 410

All Chapters of Pendekar Rajawali Dari Andalas: Chapter 401 - Chapter 410

460 Chapters

Bab 401. Hancurnya Padepokan Kelabang Hitam

Seluruh orang yang berkumpul di halaman rumah Kibayu bersorak sorai dan tepuk tangan mendengar penuturan dan pembukaan acara syukuran oleh kepala desa mereka. Acara itu dilanjutkan dengan makan bersama di halaman rumah itu, persis sekali yang dilakukan para warga desa di negeri asal Arya yang setiap kali mendapatkan keberhasilan dari sesuatu tujuan, mereka selalu mengadakan acara syukuran bersama. “Beginilah kebiasaan kami di sini Arya! Setiap kali mendapatkan hasil panen yang melimpah dari lahan persawahan! Dan hal yang baru saja kita capai dengan menghancurkan Padepokan Kelabang Hitam yang kerap membuat kerusuhan di desa ini!” ujar Tampati pada Arya, saat mereka duduk bersama di pendopo rumah Kibayu. “Melihat kebersamaan para warga desa dan acara syukuran ini! Aku kembali teringat akan negeri asalku! Di sana para warga desa juga melakukan acara seperti ini setiap kali mereka terbebas dari marabahaya serta mendapatkan hasil panen yang melimpah!” tutur Arya dengan senyumannya sembar
last updateLast Updated : 2024-03-13
Read more

Bab 402. Peri Bulan

“Mulai besok siang aku akan memantau seluruh desa-desa dalam kekuasaan Kerajaan Permata Timur itu! Jika ada sikap yang terlalu dilakukan pihak istana itu kepada warga desa, aku tidak akan membiarkan mereka dan langsung bertindak tanpa harus menunggu perintah Peri Ratu terlebih dahulu!” tutur Peri Bulan. “Benar yang mulia! Mungkin Peri Ratu tengah disibukan oleh permasalahan lain di negeri ini hingga dia tidak mengetahui apa yang terjadi di sebelah Timur negeri di atas awan!” ujar Puspa. “Baiklah, karena malam telah larut kalian boleh istirahat! Hanya itu saja yang ingin aku tanyakan!” tutur Peri Bulan. “Ya, yang mulia! Kami mohon diri!” ucap Puspa, para abdi istana itu pun segera meninggalkan ruangan itu. Setelah beberapa saat merenung, Peri Bulan pun berdiri dari duduknya lalu menuju kamar untuk beristirahat, besok pagi ia akan berangkat memantau kawasan desa-desa daerah kekuasaan Kerajaan Permata Biru. Peri Bulan juga memiliki tunggangan yang unik yaitu seekor panda bersayap, de
last updateLast Updated : 2024-03-13
Read more

Bab 403. Desa Pelangi

“Apa? Prabu Sapta Wiruga disekap dalam penjara bawah tanah? Keterlaluan Boma Santa! Raja tamak dan keji itu suatu saat musti diberi pelajaran!” geram Peri Bulan. “Benar yang mulia peri! Sejak kepemimpinannya, kami di sini sudah tidak merasakan kenyaman lagi! Namun kami terpaksa bertahan demi anak dan keluarga!” ujar Mindo dengan raut kesedihannya. “Kalian tetap sabar ya menghadapi situasi seperti ini! Moga suatu saat raja yang kejam itu akan mendapat ganjaran dari sikap dan perbuatannya! Sekarang aku mohon diri dulu, kalian silahkan lanjutkan kembali bekerja!” tutur Peri Bulan sembari berpamitan. “Baik yang mulia! Terima kasih yang mulia peri sudah bersedia menghampiri dan mendengar keluh kesah dari kami semua!” ujar Mindo sembari memberi salam hormat, Peri Bulan mengangguk lalu naik ke atas tunggangannnya, kemudian melesat pergi meninggalkan Mindo dan para warga Desa Pelangi lainnya yang berada di pinggiran lahan persawahan itu. “Pengawal...! Tolong beri aku air, aku haus sekali!
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

Bab 404. Arka Winu

Sementara berita turunnya Peri Bulan menemui warga Desa Pelangi di istana Kerajaan Permata Timur sampai juga ke telinga Boma Santa, saat itu juga ia mengumpulkan petinggi istana serta Panglima Kerajaan di sebuah ruangan di dalam istana yang biasa digunakan untuk keperluan pertemuan membahas segala sesuatu yang dianggap penting dan darurat sifatnya. “Mengenai turunnya sosok peri menemui para warga Desa Pelangi apakah sudah diselidiki kebenarannya?” tanya Boma Santa pada petinggi dan Panglima Kerajaan yang ia kumpulkan itu. “Benar yang mulia! Hamba mendapat laporan itu dari para prajurit, lalu hamba mendatangi Desa Pelangi menanyakan kebenaran berita itu! Mereka menjawab benar telah ditemui oleh sosok peri!” jawab Panglima Kerajaan. “Apakah kamu tahu apa saja yang mereka perbincangkan dengan peri itu?” tanya Boma Santa yang agak kuatir jika sikapnya selama ini pada warga desa cenderung menindas. “Mereka tidak banyak bercerita, karena peri hanya bertanya sekitar keadaan desa itu! Mer
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

Bab 405. Kekuatiran Peri Bulan

“Baik yang mulia!” salah seorang dari pengawal istana itu berjalan ke arah belakang tempatnya diruangan dapur di mana Puspa dan abdi istana lainnya tengah menyiapkan makanan untuk makan malam nanti. Belum beberapa lama Peri Bulan duduk diruangan di depan kamarnya, Puspa pun datang menghampiri. “Yang mulia peri memanggilku?” sapa Puspa. “Ya, silahkan duduk temani aku di sini hingga malam nanti! Banyak hal yang akan aku ceritakan mengenai perjalanan ku tadi ke desa-desa daerah kekuasaan Kerajaan Permata Timur!” pinta Peri Bulan. “Baik yang mulia, aku siap mendengarkannya!” ujar Puspa. “Kecurigaanku pada Boma Santa yang telah menyengsarakan rakyatnya sendiri ternyata benar adanya! Tadi aku sempat turun menghampiri para warga Desa Pelangi di lahan persawahan mereka! Ketika aku menanyakan tentang keadaan desa itu di bawah ke pemimpinan Boma Santa, mereka menjawab merasa tertindas!” tutur Peri Bulan. “Apa saja yang telah diperbuat Boma Santa pada para warga desa itu yang mulia?” tanya
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

Bab 406. Di Pinggir Hutan Belantara

“Tentu saja aku masih ingat sosok wanita jahat yang membuat tubuhku seperti ini! Dia tidak akan berubah wujudnya, rambut hampir semua memutih lalu giginya yang tidak beberapa buah lagi itu telah menghitam!” jawab Benggala. “Hati-hati, walau giginya jarang tapi gigitannya bisa membuat kulit membiru seperti terkena racun! He.. He.. He..!” Yuda Tirta kembali mencandai sahabatnya itu. “Ha.. Ha.. Ha..! Kau ini ada-ada saja, Yuda! Memangnya gigi nenek penyihir itu beracun?!” Arya dibuat tertawa mengakak di pinggiran hutan itu. “Nah, ayam panggangnya sudah matang! Mari kita makan!” seru Yuda Tirta, Arya mengangguk lalu mereka menyantap ayam hutan panggang itu. Sementara Benggala yang matanya semakin mengantuk tidur lebih dulu, dan tak beberapa berselang setelah Arya dan Yuda Tirta menyantap habis ayam panggang itu, mereka pun menyusul Benggala yang telah tertidur pulas. ****** Pagi kembali tampak cerah di negeri di atas awan, meskipun di langit masih terdapat awan di beberapa tempat, n
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

Bab 407. Peri Bulan Temui Peri Ratu

“Ya, saat aku kembali ke istana ratu setelah membawanya dari negeri peri! Dia aku tinggalkan di istana salju bersama dua orang sahabatnya dan Peri Salju!” ulas Peri Ratu. “Berarti pria dari negeri 1.500 tahun yang akan datang itu sekarang telah bergerak ke kawasan negeri di atas awan ini, melakukan seperti yang ia lakukan menegakan kebenaran di negeri peri! Dan itu berarti pula aku tidak perlu bertindak hingga melanggar ketentuan kita sebagai kaum peri!” ujar Peri Bulan. “Benar, tapi meskipun begitu kamu harus tetap mengawasi dan bertanggung jawab atas kawasan timur negeri di atas awan! Jika memang terpaksa diambil tindakan, itu tidak akan melanggar ketentuan seperti yang dilakukan Peri Salju di negeri peri!” tutur Peri Ratu. “Peri Salju telah melakukan tindakan apa di negeri peri?” tanya Peri Bulan. “Aku menugaskannya untuk turun kesana memantau negeri itu, sehubungan dengan adanya beberapa utusan dari Kerajaan Angkasa yang akan mengacaukan negeri peri! Peri Salju telah mengambil
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

Bab 408. Bertemu Aska Winu

“Harimau Putih itu? Setahuku anggota istana Kerajaan apalagi pemiliknya tidak ada yang berwujud seekor harimau! Kisanak jangan mengada-ngada! Aku dulu adalah orang kepercayaan dari raja istana itu, sebelum raja yang kini memegang tahta Kerajaan!” ujar Aska Winu. “Perkenalkan namaku Arya Mandu! Aku adalah sahabatnya Benggala putra mahkota Prabu Sapta Wiruga!” tutur Arya sembari memperkenalkan dirinya. “Sahabat Pangeran Benggala? Dimana putra mahkota itu sekarang? Mohon beritahu aku, saudara Arya!” Aska Winu terperanjat dari duduknya mendengar penuturan dari Arya, lalu ia memohon agar sang pendekar memberitahu keberadaan sahabatnya itu. “Sudah aku katakan bahwa Harimau Putih itu adalah salah satu dari pemilik istana Kerajaan Permata Timur! Dan dia lah Benggala itu!” tutur Arya. “Apa? Pangeran Benggala berubah menjadi seekor Harimau Putih!” seru Aska Winu yang tiba-tiba saja bangkit dari duduknya, lalu berlari kecil ke luar menemui Harimau Putih yang dimaksud Arya itu, sang pendekar
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more

Bab 409. Rencana Di Padepokan Macan Tutul

“Baik Guru!” seru mereka. Saat Arya dan kedua sahabatnya beristirahat di padepokan, Aska Winu menyuruh 2 orang anak buahnya untuk pergi ke Desa Pelangi yang terdekat dari perbukitan tempat berdirinya Padepokan Macan Tutul itu. Adapun 2 orang muridnya itu Aska Winu tugaskan untuk menemui para warga desa memberitahu jika Pangeran Benggala putra mahkota Prabu Sapta Wiruga yang selama ini dicari-cari, kini berada di Padepokan Macan Tutul. Untuk itu bagi para warga yang sempat dan bisa meluangkan waktunya untuk memasak makanan untuk keperluan makan malam Benggala dan kedua sahabatnya, Aska Winu berharap agar makanan itu diantarkan nanti sore ke padepokan. Salah satu dari dua orang murid padepokan yang minta Aska Winu ke Desa Pelangi menemui para warga desa adalah Bagas, dan tidak membutuhkan waktu lama Bagas dan sahabatnya itu tiba di lahan persawahan para warga Desa Pelangi, karena memang letak Padepokan Macan Tutul dengan desa itu tidaklah jauh. “Saudara-saudaraku semuanya, ada kabar
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more

Bab 410. Ingin Bertemu Benggala

“Tidak apa-apa! Kami memakluminya, karena kalian semua tidak mengetahui jika aku berwujud Harimau Putih ini!” tutur Benggala. “Senang sekali rasanya kami warga Desa Pelangi dapat bertemu dengan yang mulia Pangeran! Seperti yang kami dengar dari Bagas utusan dari padepokan ini menemui kami tadi siang di lahan persawahan! Kehadiran yang mulia di padepokan ini bertujuan untuk kembali ke istana merebut tahta Kerajaan dari raja yang kejam itu, benarkah begitu yang mulia?” tanya Wirman. “Benar! Tahta Kerajaan itu memang hak ku yang direbut Boma Santa secara licik! Besok pagi kami akan menuju istana Kerajaan membuat perhitungan dengan orang-orang yang telah membuat aku menderita seperti ini!” tutur Benggala. “Jika diperlukan kami para warga Desa Pelangi akan siap diminta bantuan untuk menyerang ke sana, yang mulia!” ujar Wirman. “Ya, yang mulia! Kami bersedia ikut besok pagi ke istana!” seru seluruh warga Desa Pelangi yang hadir di halaman Padepokan Macan Tutul itu. “Tidak usah rakyat k
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more
PREV
1
...
3940414243
...
46
DMCA.com Protection Status