Semua Bab Pendekar Rajawali Dari Andalas: Bab 381 - Bab 390

460 Bab

Bab 381. Sampaikan Perintah Peri Ratu

“Sudah dua hari kita di istana ini, Arya. Apakah belum ada tanda-tanda kita musti melanjutkan pengembaraan kita ke arah mana lagi?” tanya Benggala yang saat itu tengah duduk santai bersama Arya dan kedua sahabatnya yang lain di sebuah ruangan terbuka yang di depannya terdapat berbagai macam jenis bunga serta kolam pemandian istana. “Saya juga heran kenapa hati saya belum memberikan sesuatu petunjuk untuk kita melangkah selanjutnya? Justru hati saya berkata, kalau kita musti menunggu sesuatu di istana ini.” tutur Arya. “Menunggu sesuatu? Apa itu Arya? Apakah masih ada permasalahan yang musti diselesai di kawasan Selatan Negeri Peri ini?” kali ini Yuda Tirta yang bertanya. “Entahlah, saya juga bingung kenapa hati saya tetap bersikeras meminta kita berada di istana ini. Padahal saya rasa permasalahan terbesar telah kita hadapi dan selesaikan dengan menumpas Kerajaan Hantu di ujung Selatan Desa Kabut, apakah mungkin Baginda Arga Sentanu masih ada yang ingin kita bantu urusannya? Saya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-08
Baca selengkapnya

Bab 382. Menjemput Arya

“Ya, karena perintah yang datang dari Peri Ratu hanya untuk membawamu saja.” jawab Peri Salju. “Apakah Benggala dan Yuda Tirta bisa dibawa serta? Karena mereka sudah lama ingin kembali ke negeri asalnya itu.” tanya Arya kembali. “Di samping saya hanya di perintahkan menjemputmu saja, kuda tunggangan saya juga tidak memungkinkan untuk membawa kedua sahabatmu itu ikut serta.” ujar Peri Salju. “Jika begitu maafkan saya Peri Salju, saya pun tidak dapat ikut bersamamu jika kedua sahabat saya yang ingin kembali ke negeri asalnya ini tidak dapat dibawa serta.” tutur Arya. “Hemmm, dia bukan saja ksatria yang tangguh tapi juga memiliki rasa kesetiakawanan yang tinggi. Aku semakin kagum padamu, Arya.” gumam Peri Salju dalam hati. “Baiklah, saya akan berusaha membawa kedua sahabatmu ini ikut serta ke negeri di atas awan. Namun sebelumnya saya terlebih dahulu akan kembali meminta bantuan pada Peri Ratu, karena tunggangan saya hanya bisa membawa satu orang saja berserta saya. Sementara denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-08
Baca selengkapnya

Bab 383. Kesedihan Dewa Bola Api

“Saya mengerti Arya, moga nanti kamu juga menemukan cara untuk kembali ke negeri asalmu setelah menyelesaikan tugas di negeri di atas awan itu. Dengan semua pengalaman yang saya dapatkan selama mengikutimu mengembara, saya akan jadikan pedoman untuk menjaga dan selalu menegakan kebenaran di negeri ini.” ujar Dewa Bola Api dengan penuh semangat. “Nah, itu yang aku mau darimu. Jadilah sosok ksatria, pembela negeri di mana pun kamu berada di kawasan Negeri Peri ini.” tutur Arya menambah semangat pada diri Dewa Bola Api. “Saudara Dewa Bola Api, jika saudara berkenan saudara bisa tinggal di istana ini dan akan saya angkat menjadi Panglima tertinggi didampingi Rakabima selaku Panglima Kerajaan.” tawar Arga Sentanu. “Terima kasih yang mulia atas tawaran kedudukan tinggi itu, akan tetapi seperti yang telah saya tekadkan di diri tadi saya akan menjadi pengembara di negeri ini seperti yang kerap saya lakukan bersama Arya dan kedua sahabat lainnya. Yang mulia juga tak perlu kuatir, jika saya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-09
Baca selengkapnya

Bab 384. Perpisahan Mengharukan

“Oh, tidak jauh lagi. Tidak beberapa lama lagi, kita akan tiba di istana salju.” jawab Peri Salju. “Istana Salju?” Arya nampak bengong. “Ya istana itu adalah kediaman saya dengan sejumlah abdi, pengawal serta prajurit yang juga berasal dari para Peri dan istana salju itu berada di kawasan ujung Utara negeri di atas awan.” tutur Peri Salju menjelaskan. “Oh begitu?” ujar Arya yang masih memeluk erat pinggang Peri cantik itu. Sementara tak jauh di sebelah mereka, Peri Ratu yang berada di atas punggung rajawali raksasa merasa iri melihat Peri Salju dipeluk begitu erat dan hangatnya oleh sang pendekar. Begitu pula Benggala dan Yuda Tirta, mereka berdua tersenyum-tersenyum sendiri. “Pemuda dari negeri 1.500 tahun itu, memiliki tubuh yang nyaris sempurna. Di samping memiliki ilmu kanuragan yang mempuni, dia juga sangat tampan. Para perempuan di negeri di atas awan, pastinya nanti akan terpesona bila melihatnya. Tidak biasanya Peri Salju sebahagia ini, kalau pun dulu banyak sekali para pa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-09
Baca selengkapnya

Bab 385. Tiba Di Istana Salju

“Saya adalah putra sulung dari Prabu Sapta Wiruga Raja Kerajaan Permata Timur. Saat Ayahanda memutuskan akan mewariskan tahta Kerajaan itu kepada saya, saudara tiriku yang bernama Boma tidak terima. Dia bekerja sama dengan seorang perempuan penyihir, lalu di minuman saya ia masukan semacam ramuan dan dengan ramuan itu perempuan tua itu dapat menyihir saya berubah menjadi sosok Harimau Putih seperti ini. Saya diburu oleh seluruh prajurit istana, karena dikira harimau yang akan memangsa dan membuat gaduh di istana. Saya berlari lalu terperosot ke dalam sebuah lubang besar dan tak ku sadari lubang itulah yang membuat tubuhku terdampar di Negeri Peri.” tutur Benggala panjang lebar. “Kamu tidak usah berkecil hati dan sedih, saya telah dapat menyimpulkan bahwasanya wujudmu akan dapat kembali ke wujud semula jika perempuan penyihir itu memberikan penangkal ramuan yang telah kau minum itu.” tutur Peri Ratu. “Dan kau tidak perlu cemas sahabatku, saya akan membantumu untuk merebut kembali tah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-10
Baca selengkapnya

Bab 386. Rencana Merebut Tahta

“Iya Arya, saya senang dapat membantu membawa kalian ke negeri di atas awan ini. Oh ya, saya punya beberapa buah kereta kuda yang dapat kalian pakai untuk perjalanan ke arah Timur sana.” ujar Peri Salju sembari menawarkan sebuah kereta kuda kepada mereka... “Oh tidak usah yang mulia Peri Salju, jika yang mulia memiliki seekor kuda sebaiknya itu saja untuk digunakan Yuda Tirta sebagai tunggangan. Sementara Arya, biar saya yang akan membawanya dengan naik di punggung saya.” tutur Benggala. “Baiklah, itu kudanya. Kamu bisa mempergunakan itu sebagai tungganganmu, Yuda.” ujar Peri Salju sembari menunjuk ke arah seorang prajurit istana salju yang membawa seekor kuda menghampiri mereka. “Terima kasih yang mulia.” ucap Yuda Tirta. “Saya, pamit Peri Salju. Moga suatu waktu kita bertemu kembali.” tutur Arya setengah berbisik sembari menggenggam jemari lentik Peri cantik itu, kemudian melepasnya saat Benggala memintanya untuk naik ke atas punggung Harimau Putih itu. Peri Salju tentunya gemb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-10
Baca selengkapnya

Bab 387. Desa Embun

“Saya merasa terpanggil untuk menyelesaikan semua permasalahan ini, apakah kalian mengizinkan kami untuk berada di Desa Embun ini hingga masalah ini selesai? Kami dengan senang hati akan membantu Desa Embun ini, menuntaskan dan mengungkap para pelaku dari komplotan perampok itu.” tutur Arya, sembari menanyakan kesediaan para warga Desa Embun itu menerima tawaran baik sang pendekar. “Apakah nanti tidak merepotkan saudara Arya? Dan apakah nanti saudara tidak kuatir jika permasalahan itu justru menimbulkan hal yang membahayakan diri, seperti halnya ditangkap dengan fitnahan dari para prajurit istana?” Galang balik bertanya dan merasa kuatir akan diri Arya dan sahabatnya jika melibatkan diri atas permasalahan yang tengah dihadapi Desa Embun itu. “Kalian tidak perlu kuatir, saya telah terbiasa menghadapi permasalahan seperti ini. Dan ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut terjadi, nanti komplotan perampok itu akan leluasa setiap waktu membuat onar di desa ini. Apapun resikonya nanti, bi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-10
Baca selengkapnya

Bab 388. Kekejaman Boma Santa

“Breeeeeeeet..! Blaaaaaaaaam..! Bruuuuuuuuk..!” beberapa orang di antara mereka terluka goresan cakar Benggala, dan terkena ledakan dari panah api Yuda Tirta. Sementara Arya kembali melepaskan tendangan cepat dengan melambungkan tubuhnya ke udara, hingga sisa dari rombongan berkuda itu kembali terpental dan jatuh tersungkur mencium tanah. Mendapatkan hal itu seluruh rombongan berkuda itu lekas-lekas berdiri kemudian melompat ke punggung kuda masing-masing bersiap melarikan diri dari halaman kedai, Arya yang menyadari hal itu kembali melesat ke udara. “Taaaaaaaaaaap..!” salah seorang dari mereka berhasil ia tangkat dari ditarik jatuh dari kudanya, sementara yang lain dibiarkan kabur begitu saja. “Breeeeeeeeeet..! Ampun Tuan! Jangan bunuh saya!” seru salah seorang dari rombongan berkuda yang tertangkap itu, setelah Arya menyetak paksa topeng yang ia kenakan. Beberapa para warga desa yang menonton perkelahian di pinggir halaman terkejut melihat wajah pria yang ditangkap Arya itu, d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-10
Baca selengkapnya

Bab 389. Siasat Licik Panglima

“Apa kamu yakin Arya, para prajurit Kerajaan Bangkala akan datang ke desa ini lagi mencari keberadaan Kandika dan membebaskannya?” tanya Benggala setengah berbisik karena posisi mereka berjarak 8 tombak dari rumah Kandika yang disekap itu. “Saya yakin sekali, karena Panglima tentu tidak ingin perbuatan buruknya selama ini terbongkar. Kita tunggu saja di sini, begitu para prajurit itu menemukan rumah tempat Kandika di sekap kita baru bertindak.” tutur Arya pada kedua sahabatnya itu. Dalam aksinya para prajurit suruhan Panglima Kerajaan Bangkala untuk membebaskan Kandika yang ditawan di Desa Embun menyebar dan di bagi beberapa kelompok, hal itu dimaksudkan untuk memudahkan mereka menemui tempat Kandika disekap. Setelah mengetahui rumah di mana Kandika disekap, kelompok prajurit melaporkan pada kelompok lainnya dan mereka pun berkumpul bersiap melakukan pembebasan Kandika dengan melumpuhkan para penjaga yang berada di depan rumah penyekapan itu. Para penjaga itu tidak lain beberapa or
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-11
Baca selengkapnya

Bab 390. Menggagalkan Siasat Panglima

“Seperti yang telah kita rencanakan sejak kita berhasil menangkap salah seorang dari rombongan perampok yang ternyata prajurit Kerajaan Bangkala, sekarang juga kita berangkat ke istana Kerajaan menemui sekaligus melaporkan pada Prabu Bangkala tentang kejadian yang kerap melanda desa ini.” tutur Arya, para warga desa serta Galang mendengarkan langkah yang akan diambil oleh sang pendekar. “Dengan bukti yang ada bersama kita ini yaitu Kandika, Panglima Kerajaan yang menjadi otak kerusuhan selama ini tidak dapat lagi mengelak. Dia lah yang musti bertanggung jawab atas keresahan warga Desa Embun selama ini, serta desa-desa lain yang juga menjadi korban perampokan.” sambung Arya. “Baik Arya, kami seluruh warga Desa Embun siap ke istana Kerajaan Bangkala saat ini juga.” ujar Galang penuh semangat disertai anggukan seluruh warga desa yang akan ikut ke istana Kerajaan Bangkala. “Ayo, kita berangkat sekarang!” seru Arya. Para warga desa yang di pimpin Galang segera bergerak meninggalkan ked
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3738394041
...
46
DMCA.com Protection Status