Semua Bab Pendekar Rajawali Dari Andalas: Bab 321 - Bab 330

460 Bab

Bab 321. Manusia Kura-kura

“Mari, kita duduk di pendopo sebelah! Kebetulan kita cukup banyak jadi di bandingkan di dalam rumah ini, di sana lebih leluasa untuk kita duduk dan berbincang-bincang.” ujar lelaki itu sembari mengajak Arya dan ketiga sahabatnya serta belasan lelaki kelompok manusia kura-kura itu. “Siapa gerangan kisanak-kisanak ini?” tanya Ketua kelompok manusia kura-kura, setelah ia dan yang lainnya duduk di pendopo itu. “Nama saya Arya dan ini sahabat-sahabat saya.” jawab Arya. “Saya Wirya, Ketua kelompok manusia kura-kura. Dari mana dan hendak ke mana kalian hingga sampai di pemukiman ini?” tanya Ketua kelompok manusia kura-kura yang bernama Wirya itu. “Kami hendak menuju ke arah Utara sana! Kami tak sengaja memasuki kawasan perkebunan sagu, dan tadi sempat diserang oleh kisanak-kisanak ini. Namun di antara kami tak ada yang terluka, karena segera dapat mengendalikan diri dan menyadari jika semuanya adalah kesalahfahaman saja.” tutur Arya. “Maafkan atas sikap yang tak ramah saudara-saudara sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-27
Baca selengkapnya

Bab 322. 4 Ekor Naga Siluman

Malam itu Arya dan para sahabatnya benar-benar disuguhkan makanan yang special dari sagu dilengkapi lauk-pauk dan yang lainnya, sungguh nikmat terlebih makan bersama-sama dengan para manusia kura-kura di pemukiman itu. Benggala biasanya hanya mau memakan daging yang mentah, malam itu mencoba sedikit sagu yang dimasak sedemikian rupa menjadi makanan lezat dan mengenyangkan. “Biasanya sahabat saya ini tak pernah mau makan makanan yang telah dimasak, namun malam ini hal yang tak biasa itu kita lihat bersama. Bagaimana makanan yang dimasak lezat juga kan, Benggala? He..! He..! He..!” celetuk Arya mencandai sahabatnya yang berwujud Harimau Putih itu. “Hemmmm, ya. Aroma sagu ini membuat saya ingin mencobanya, ternyata benar-benar lezat dan mengenyangkan.” ujar Benggala dengan senyumnya. “Ha..! Ha..! Ha..! Baru kali ini saya melihat seekor harimau doyan sagu!” Dewa Bola Api tertawa terbaha-bahak. “Deeeeeees..! Bruuuuuk..! Ha..! Ha..! Ha..! Dasar cebol, sesuka hatimu saja berceletuk!” Ben
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-28
Baca selengkapnya

Bab 323. Dibangun Kembali

Keempat naga itu menemui ajal mereka, lalu berubah wujud menjadi sosok perempuan tergeletak kaku tak bernyawa lagi. “Hemmmm, rupanya mereka!” gumam Arya dalam hati yang mengenal wajah salah seorang perempuan yang terbujur kaku dengan leher robek besar terkena cakaran Benggala. “Bukankah ini perempuan yang pernah bertarung dengan kita beberapa waktu yang lalu itu, Arya?!” tanya Benggala. “Ya, keempat perempuan ini adalah kawanan para perempuan misterius yang kita lawan dulu di kawasan hutan. Ternyata mereka memang telah berniat, untuk menyerang kembali pemukiman manusia kura-kura ini.” tutur Arya. Tak berselang lama, puluhan warga manusia kura-kura berdatangan ingin melihat sosok naga yang telah tewas dan berubah wujud menjadi 4 sosok perempuan itu. Mereka terlihat gembira, karena Arya dan para sahabatnya berhasil menewaskan para perempuan pengacau itu. “Apakah rumah yang terbakar sudah kalian padamkan?” tanya Arya. “Kami tak berhasil memadamkannya, api terlalu besar dan cepat me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-28
Baca selengkapnya

Bab 324. Diserang 3 Ekor Naga

“Kebiasaan itu sudah ada turun-temurun dari leluhur kami, jadi kami sudah terbiasa bergotong-royong seperti yang baru saja kita lakukan membangun rumah Darsa ini kembali.” ujar Wirya. “Terjawab sudah jika kekacauan yang terjadi di beberapa kelompok atau suku di Negeri Peri, akhir-akhir ini ulah para perempuan siluman utusan Kerajaan Angkasa.” ulas Benggala. “Ya benar, dan para perempuan itu bukan hanya empat orang saja masih ada belasan lainnya.” tutur Arya. “Masih ada belasan lainnya? Tapi yang kemarin menyerang pemukiman ini juga empat wanita itu?” ujar Wirya. “Mungkin mereka membagi menjadi beberapa kelompok, dan kebetulan kelompok 4 perempuan itu yang melintas di kawasan ini!” tutur Arya. “Apakah itu berarti kawasan ini sudah benar-benar aman, Arya?” tanya Dewa Bola Api. “Saya rasa sudah aman, karena kelompok lainnya tentu menuju kawasan lain Negeri Peri ini. Namun kalian tetap dituntut selalu waspada, bisa saja kelompok lain bukan dari kawanan perempuan itu yang memasuki se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-29
Baca selengkapnya

Bab 325. Munculnya Peri Salju

Saat kuda putih bersayap menapak di tanah itulah Mahadewi dan para Dewi mengenal sosok yang duduk di punggung kuda itu dengan tanda mahkota di kepalanya, mereka semua bersimpuh di tanah memberi hormat. “Salam hormat kami wahai yang mulia Peri, yang mulia datang pada saat yang tepat menolong kami.” ucap Mahadewi yang memimpin para Dewi melakukan penghormatan. “Siapa namamu, dan kalian dari kelompok apa?” tanya perempuan jelita yang telah melompat turun dari kuda putih bersayap tunggangannya. “Nama saya Mahadewi, dan kami tergabung dalam sebuah kelompok yang kami berinama Para Dewi. Kami bermukim di sini, dan kami seluruhnya perempuan.” jawab Mahadewi sembari memberi hormat kembali. “Oh begitu, kalian tahu dengan sosok yang menyerang kalian itu?” tanya perempuan cantik berpakaian serba putih itu. “Kami tidak tahu yang mulia Peri, mereka datang begitu tiba-tiba lantas menyerang dan sempat membakar beberapa buah rumah kami.” jawab Mahadewi. “Mereka adalah para perempuan siluman yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-29
Baca selengkapnya

Bab 326. Raksasa Berwajah Seram

Mulai lah mereka berlatih secara berpasang-pasangan seperti yang diminta Dwira, para Suku Dolo terbilang cerdas dan mudah memahami setiap gerakan-gerakan yang diajarkan perempuan utusan Kerajaan Siluman itu diperkirakan tak beberapa hari lagi mereka semua akan bisa melakukan gerakan-gerakan bela diri itu. Demikian pula dilakukan Dwita di pemukiman manusia beruang, para pasukan manusia beruang itu sudah semakin maju dalam hal bertarung karena di gembleng setiap hari oleh perempuan siluman itu sejak ia berhasil menyusup kelompok manusia beruang itu. Begitu pula dengan pikiran mereka, semakin hari semakin dirasuki hal-hal jahat dan ingin segera menyerang mengambil alih kekuasaan pada kelompok-kelompok lain yang berada tidak jauh dari kawasan pemukiman mereka. Malam pun tiba disertai turunnya gerimis, hawa yang sejuk menjadi lebih dingin di kawasan pemukiman Suku Dolo. Setelah mengadakan pertemuan seperti malam-malam biasanya dilakukan Dwira dan para lelaki Suku Dolo itu selepas latihan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-30
Baca selengkapnya

Bab 327. Tewasnya Bramadera

Para warga Suku Andahan dan kelompok manusia kerbau yang sempat menghindar, membalas serangan Bramadera dengan melesatkan anak panah serta tombak. “Wuuuuuuuuuuus..! Wuuuuuuuuuuus..! Taaaaap..! Taaaaap..! Praaaaaak..! Praaaaaaak..!” puluhan anak panah dan tombak itu patah akibat kibasan tangan kiri Bramadera, kalau pun beberapa di antaranya mengenai tubuh mahkluk raksasa itu namun jangankan menancap goresan sedikitpun saja tidak. Melihat hal itu Garda dan Bagas sangat terkejut, mereka tak menyangka jika anak panah serta tombak yang mereka lesatkan bersamaan tidak mempan bagi mahkluk raksasa bernama Bramadera itu. Bramadera kembali mengibas batang pohon di genggamannya ke arah para warga Suku Andahan dan kelompok manusia kerbau, kali ini tak ada satu pun di antara mereka yang terkena kibasan batang pohon itu karena mereka terlebih dulu menyadari dan mengantisipasi serangan dari mahkluk raksasa pengacau itu. “Berpencar jangan ada yang berkumpul lagi..!” seru Garda pada warga Suku And
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-30
Baca selengkapnya

Bab 328. Bertanya Tentang Arya

“Ya yang mulia, namanya Arya Mandu. Katanya ia berasal dari negeri 1.500 tahun yang akan datang, pemuda itu sangat baik dan memiliki ilmu yang luar biasa. Dia bukan hanya mampu menewaskan penyusup di kelompok manusia kerbau itu, tapi juga dapat mempersatukan kami yang sejak kemunculan penyusup itu antara kami saling bermusuhan.” tutur Garda. “Hemmm, apakah pemuda itu yang pernah diceritakan Peri Ratu? Seorang pemuda dari negeri masa depan akan muncul di negeri ini, utusan Dewata Agung untuk membasmi kejahatan di jagad raya ini.” gumam Peri Salju dalam hati, saat teringat cerita Peri Ratu beberapa tahun yang lalu Negeri Peri dan negeri di atas awan akan kedatangan sosok manusia dari negeri masa depan. “Ke mana pemuda dari negeri asing itu?” tanya Peri Salju. “Setelah menyelesaikan permasalahan yang terjadi di kawasan ini serta sempat pula menginap di pemukiman kami, Arya dan para sahabatnya melanjutkan perjalanan mereka ke arah Barat sana!” jawab Garda sembari menunjuk ke arah Barat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-31
Baca selengkapnya

Bab 329. Pertempuran Di Persawahan

Malam hari di kawasan Suku Dolo kembali diterpa hujan lebat, di sana di dalam kamar sebuah pemukiman sosok perempuan yang tidak lain adalah Dwira tengah melakukan kontak dengan komplotannya utusan Kerajaan Siluman namun hanya Dwita yang berhasil ia hubungi melalui telepati. Dwira pun menyakini jika para perempan utusan Kerajaan Siluman lainnya telah tewas, dan hanya tersisa Dwita dan dirinya saja. Dalam kontak itu, Dwita menyarankan agar besok sebelum tengah hari kelompok manusia beruang dan para warga Suku Dolo dibenturkan. Dwita sendiri yang akan memimpin pasukan manusia beruang menyerang ke kawasan Suku Dolo itu, dengan dalih merampas hasil pertanian mereka. Dwira menyetujui hal itu, karena para lelaki yang ia latih sudah benar-benar mahir dalam menggunakan senjata serta gerakan-gerakan ilmu bela diri, pasti akan menjadi tontonan yang menarik saat mereka berdua membenturkan Suku Dolo dengan para kelompok manusia beruang itu. Jika dua kelompok itu saling bunuh tentu Dwira dan Dwi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-01
Baca selengkapnya

Bab 330. Tewasnya Dwira Dan Dwita

Semua mata tertuju pada Dwira dan Dwita yang tengah berdiri tegak sembari senyum-senyum saking gembiranya menyaksikan pertempuran para lelaki Suku Dolo dan kelompok manusia beruang. Dua perempuan siluman itu terkejut, dan seketika raut wajah mereka yang tadi riang berubah pucat. “Hei.. kalian jangan dengarkan ocehan pemuda asing itu! Cepat habisi dia!” seru Dwira memerintahkan pasukan manusia beruang untuk menyerang, namun para lelaki pasukan manusia beruang tak melakukan apa-apa akan mereka memilih diam di tempat. “Kalian dengar tidak?! Saya memerintahkan kalian, serang kembali pasukan Suku Dolo itu!” Dwira berteriak lantang. “Kami tidak akan melakukan perintahmu lagi! Apa yang dikatakan pemuda berpakaian putih itu sepertinya benar kau hanya diam saja menyaksikan kami berperang! Siapa kalian sebenarnya? Sepertinya kalian telah mengenal satu dengan yang lainnya?” seru Duro pimpinan pasukan manusia beruang yang memang sempat melihat Dwira dan Dwita senyum-senyum. “Kurang ajar, kal
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3132333435
...
46
DMCA.com Protection Status