Home / Pendekar / Pendekar Rajawali Dari Andalas / Chapter 331 - Chapter 340

All Chapters of Pendekar Rajawali Dari Andalas: Chapter 331 - Chapter 340

460 Chapters

Bab 331. Pemukiman Manusia Beruang

“Benar, mereka adalah perempuan siluman yang diutus oleh Kerajaan Angkasa untuk menyusup ke kelompok maupun suku-suku penghuni Negeri Peri ini, setelah berhasil disusupi kelompok atau suku itu akan dimanfaatkan untuk membuat kekacauan dengan kelompok maupun suku yang lainnya seperti halnya yang terjadi pada kalian semua. Itulah tujuan utamanya, makanya mereka hanya berdiri menonton dengan wajah yang senang melihat kalian berperang.” jelas Arya. “Sungguh kami tak menyangka, jika perempuan yang bernama Dwira itu ternyata memiliki tujuan jahat terhadap Suku Dolo. Dia pandai sekali bersilat lidah, hingga kami percaya semua yang ia katakan.” sesal Prawira. “Memangnya sebelum kalian di arahkan untuk saling serang, dia melakukan apa di pemukiman ini?” tanya Arya. “Para lelaki muda Suku Dolo dilatih cara mempergunakan senjata lalu ilmu bela diri, setelah itu barulah ia mengajak kami ke ujung persawahan sebelah Utara itu untuk menghadapi serangan dari kelompok manusia beruang.” ujar Prawira
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

Bab 332. Menderita Penyakit Aneh

“Untuk lebih jelasnya, mari kita duduk bersama dengan saudara-saudara kita ini, mereka yang akan menjelaskan tentang siapa Dwira yang sebenarnya.” ajak Duro. Arya dan ketiga sahabatnya di ajak ke sebuah bangunan yang kerap dipakai Dwita untuk mengadakan pertemuan dengan para penduduk kelompok manusia beruang, begitu pula dengan para lelaki muda yang ia jadikan pasukan. “Sekarang ceritakanlah semuanya pada seluruh penduduk manusia beruang ini saudaraku Arya, agar mereka tahu siapa sebenarnya Dwita yang selama ini kami jadikan Ketua.” ujar Duro mengawali pembincaraan di ruang terbuka tempat pertemuan itu. “Saudara-saudaraku kelompok manusia beruang semuanya, saya akan menceritakan secara jelas siapa Dwita yang kalian jadikan pemimpin di kawasan pemukiman manusia beruang selama ini. Dia adalah salah satu utusan dari Kerajaan Angkasa yang ditugaskan menyusup kelompok maupun suku-suku penghuni Negeri Peri ini, adapun tujuan mereka supaya para penghuni Negeri Peri ini saling bentrok satu
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

Bab 333. Terjebak Gurun Es Abadi

“Ya Arya, sudah 2 tahun lebih dia menderita penyakit aneh yang tak bisa disembuhkan itu. Kami tetap memberinya makan setiap hari, hanya saja dia terpaksa kami sekap di sana tak boleh ke luar karena dikuatirkan penyakit yang ia derita akan menular.” jawab Duarso. Arya tiba-tiba saja mengalihkan langkahnya ke arah rumah pengasingan sosok lelaki belia itu, lelaki yang berada di dalam hanya bisa duduk karena penyakit yang ia derita dua tahun belakangan ini membuatnya tak mampu berdiri. “Siapa namamu?” tanya Arya, saat lelaki yang dihampiri di dalam ruangan penyekatan melihat kepadanya. “Nama saya Nimo.” jawabnya. “Saya Arya, kamu sudah makan?” tanya sang pendekar. “Sudah, tadi Paman Duarso yang mengantarkannya.” jawab lelaki yang ditaksir masih berusia belasan tahun bernama Dimo itu. “Kamu tidak bisa berdiri?” tanya Arya lagi. “Sudah setahun kaki saya lumpuh akibat penyakit yang saya derita ini.” jawab Dimo dengan wajah sedih. “Saya rasa penyakit yang ia derita tidak menular Paman
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

Bab 334. Ditolong Peri Salju

Sementara Arya kembali berusaha mengeluarkan segala kemampuan dan ajian yang ia miliki, namun tetap saja tak satupun yang mampu ia keluarkan. Tubuhnya benar-benar tak dapat digerakan sama sekali, dalam posisi tubuh menelungkup terjebak dalam bekuan es yang tadi berupa danau itu. Teriakan dan pekikan semakin menggema di kawasan pinggiran hutan di tepi gurun es abadi itu, tak ada seorang pun yang berani melangkah. Gurun es abadi itu memang aneh, tadi di bagian pinggiran hingga ke tengah berupa es beku yang keras dan hanya di bagian tengah-tengah saja yang mencair seperti danau kecil, tapi sekarang justru di sekeliling pinggiran itu yang berubah menjadi danau karena esnya mencair sementara di tengah-tengah yang tadi berupa danau kini membeku dan menjebak tubuh Arya. “Gusti Allah, saya berserah diri pada-Mu! Jika memang hidupku harus berakhir di sini, aku iklas karena yang aku lakukan ini semata-mata hanya ingin menolong!” seru Arya dalam hati, tubuhnya semakin terasa kaku. “Kita tidak
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

Bab 335. Peri Salju Kagum

Sepeninggalnya para sahabat Arya serta lelaki manusia beruang, Peri Salju mendudukan tubuh Arya yang terbalut kain sutra itu lalu memeluknya dengan erat. Peri cantik itu menyakini hal yang ia lakukan dapat memberi kehangatan, hingga membuat aliran darah Arya yang tadi ikut membeku dapat berangsur-angsur normal kembali. Kalau saja dalam keadaan sadar Arya dipeluk erat seorang Peri Salju, mungkin dia dapat merasakan betapa hangat dan harumnya tubuh Peri cantik itu. Sementara Peri Salju sendiri sangat kagum, akan daya tahan tubuh sang pendekar yang cukup lama terperangkap di gurun es abadi. “Pemuda ini memiliki daya tahan tubuh yang luar biasa! Kekuatan besar telah melindunginya hingga ia masih hidup dalam keadaan tubuh yang kaku begini, mungkin pemuda ini lah yang dikatakan Peri Ratu sebagai utusan Dewata Agung.” gumam Peri Salju dalam hati. Tak lama berselang api unggun yang diminta telah menyala tidak jauh dari tempat Peri Salju yang tengah memeluk tubuh Arya, melihat hal itu Peri
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

Bab 336. Kerajaan Mutiara Selatan

“Ya, tapi saudara telah mempertaruhkan nyawa untuk mengambil mawar hitam di gurun es abadi itu.” ujar Ayah Dimo. “Hidup mati manusia dan mahkluk lainnya juga kehendak sang pencipta, saya senang dapat membantu mendapatkan mawar hitam itu untuk kesembuhan Dimo.” tutur Arya. “Dengan apa kami harus membalas budi baik saudara ini?” tanya Ayah Dimo. “Saya tak mengharapkan apa-apa atas semua yang telah saya lakukan, saya hanya ingin kalian kelompok manusia beruang selalu hidup rukun dan damai di kawasan pemukiman ini.” jawab Arya kembali tersenyum. Dimo dan keluarganya bahkan Duarso sangat kagum akan sikap sang pendekar yang tanpa pambrih, dan tak lama seluruh penduduk kelompok manusia beruang berdatangan ke pendopo karena Arya dan para sahabat ingin berpamitan meninggalkan kawasan pemukiman manusia beruang itu. “Saudara-saudaraku semuanya, saudara Arya dan para sahabat ingin berpamitan pada kita semua. Saya sebagai Ketua kelompok manusia beruang mewakili yang lainnya, mengucapkan terim
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

Bab 337. Keanehan Di Desa Kabut

“Apa gerangan yang telah terjadi hingga para penduduk di kawasan paling ujung Selatan menghilang secara gaib? Saya perintahkan dirimu untuk menyelidiki, kalau perlu bawa pasukan ke kawasan penduduk di sana! Saya curiga, jikalau ada pihak atau kelompok lain yang berusaha mengacau ketentraman kawasan Kerajaan Mutiara Selatan.” tutur Arga Sentanu memberi perintah pada Panglima. “Baik yang mulia, perintah Baginda akan hamba laksanakan saat ini juga.” ujar Panglima. “Terima kasih, atas laporan yang kau berikan. Kau pun boleh ikut bergabung dengan pasukan yang akan dipilih oleh Panglima, untuk menyelidiki penyebab hilangnya para penduduk secara gaib dikawasan ujung Selatan sana.” tutur Arga Sentanu. “Baik yang mulia, hamba dengan senang hati akan bergabung dengan pasukan yang di pilih Panglima Kerajaan.” ujar prajurit. “Sekarang berangkatlah Bratasenu! Begitu kau dan para prajurit yang ikut mendapatkan berita penyebab hilangnya para penduduk desa di kawasan itu, cepat laporkan kepada sa
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

Bab 338. Hantu Muka Dua

“Jika Panglima tak keberatan, aku dan para warga desa ini akan ikut membantu jika Panglima ingin mencaritahu penyebab lenyapnya beberapa orang dari warga kami itu!” tutur Wirya. “Terima kasih, Wirya! Kalian sudah berupaya mencari dalam beberapa minggu ini, sekarang biar aku dan para prajurit yang akan mencaritahu penyebabnya! Kalian sebaiknya kembali bekerja seperti biasanya! Nanti jika kami menemukan sesuatu, kami akan beritahunya! Sekarang aku dan para prajurit mohon diri untuk menyelidiki keseluruhan kawasan Desa Kabut ini!” ujar Panglima lalu berdiri dari duduknya. “Baik Panglima! Terima kasih aku ucapkan sebelumnya, Panglima dan beberapa orang prajurit Kerajaan Mutiara Selatan mau membantu mencaritahu akan hal aneh yang tengah menimpa desa kami!” ucap Wirya. “Iya sama-sama, Wirya! Kami pun belum tahu pasti, apakah kami bisa mengungkapkan semuanya ini! Yang pasti kami akan berusaha semampu kami untuk mencaritahu penyebabnya!” Wirya anggukan kepalanya lalu Panglima dan para praj
last updateLast Updated : 2024-02-06
Read more

Bab 339. Makanan Untuk Para Prajurit

Sebagai Raja dia juga memiliki Panglima di Kerajaan Hantu itu, Panglima itu sendiri tak kalah kejamnya bernama Hantu Tangan Tiga. Siang itu mereka berdua tengah berada di sebuah ruangan rahasia yang siapa saja dari penghuni istana itu tak dapat memasukinya, selain diminta oleh Sang Raja hantu itu. “Apakah perintah saya telah kau jalankan dengan baik, Hantu Tangan Tiga?” tanya Hantu Bermuka Dua. “Sudah yang mulia, rencana yang mulia perintahkan itu berjalan cukup baik hingga siang ini sudah ada beberapa orang warga desa kabut yang berhasil kita culik untuk dijadikan budak istana.” ujar Hantu Tangan Tiga. “Bagus, manfaatkan orang-orang itu menjadi budak Kerajaan dan cuci otak mereka agar tunduk dan mau melaksanakan perintah apa saja dari kita termasuk membujuk saudara-saudara mereka menjadi budak istana ini.” tutur Hantu Bermuka Dua. “Baik yang mulia, sekarang juga saya akan menemui mereka di penjara.” ujar Hantu Tangan Tiga, selepas berucap ia pintu ke luar dari ruangan rahasia itu
last updateLast Updated : 2024-02-06
Read more

Bab 340. Bermalam Di Puncak Bukit

Di atas sebuah bukit malam itu terlihat cahaya yang berasal dari kobaran api, angin yang bertiup mengitari kawasan perbukitan itu membuat kobaran api lebih menyala. Tak jauh dari tumpukan kayu kering yang terbakar itu, tampak 4 sosok yang 3 di antaranya berwujud aneh. Ada yang berupa seekor harimau, ada pula yang setengah badannya merupakan badan kuda serta ada yang bertubuh pendek atau pun cebol, sementara satu sosok lagi pemuda tampan berpakaian serba putih dengan sebilah pedang berkepala rajawali tersandang di pundaknya. Melihat sikap mereka, agaknya mereka sengaja bermalam di atas bukit itu dengan membuat api unggun untuk menghangatkan badan serta mengusir nyamuk yang dapat mengganggu saat mereka hendak beristirahat nantinya. Mereka tidak lain adalah Arya Mandu, Benggala, Yuda Tirta dan Dewa Bola Api. Dari kawasan pemukiman kelompok manusia beruang, ternyata Arya dan ketiga sahabatnya melanjutkan perjalanan mereka ke arah Selatan. Dan setelah dua hari perjalanan tibalah mereka
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more
PREV
1
...
3233343536
...
46
DMCA.com Protection Status