Home / Pendekar / Pendekar Rajawali Dari Andalas / Kabanata 211 - Kabanata 220

Lahat ng Kabanata ng Pendekar Rajawali Dari Andalas: Kabanata 211 - Kabanata 220

460 Kabanata

Bab 211. Panglima Curiga

Setibanya kembali Rambi Singo dengan Panglima ke ruangan di mana di sana Baginda Raja masih ditemani Bi Duma sembari bercakap-cakap, perempuan yang tidak lain adalah Ibunda Arya Mandu itu mohon diri untuk kembali ke ruangan belakang melanjutkan pekerjaan lainnya. Di depan sebuah meja yang di sana telah tersuguhkan minuman dan makanan yang tadi dibawa Bi Duma, Rambi Singo dan Panglima Kerajaan Malayu itu pun duduk. “Silahkan dinikmati minuman dan makanan yang telah disuguhkan di meja itu Rambi!” Baginda Raja mempersilahkan. “Terima kasih yang mulia.” Ucap Rambi Singo lalu meneguk minuman dan mencicipi sedikit makanan yang tersedia di meja itu. “Bagaimana, apakah telah kamu perintahkan anak buahmu ke Sikabau untuk menjaga keamanan para penduduk di sana jikalau sewaktu-waktu para pengacau itu datang lagi?” Tanya Baginda Raja. “Sudah yang mulia, bahkan hamba memerintahkan kesemuanya untuk menuju Sikabau.” Jawab Rambi Singo sembari melirik sesaat pada Panglima, Panglima Kerajaan M
last updateHuling Na-update : 2023-10-18
Magbasa pa

Bab 212. Di Sebuah Pendopo

Idrus nampak tersenyum disanjung untuk kedua kalinya tentang daerahnya itu. “Sudah menjadi tradisi turun-menurun dari para lelulur di Tanah Minang ini khususnya daerah Sikabau akan kebersamaan, tolong-menolong dan juga bergotong-royong dalam hal apapun jua demi terwujudnya kesejahteraan serta ketentraman.” Ujar Idrus, sang pendekar mengangguk-anggukan kepalanya. “Sayangnya semua itu terusik akan kehadiran orang-orang Padepokan Singa Putih yang diketuai Rambi Singo itu, kami kuatir dengan ditawannya Adipati Tampati mereka akan benar-benar dapat menguasai Sikabau dan membuat para penduduk di sini menderita.” Sambung Idrus. “Apakah saudara Idrus tahu di mana Adipati Tampati itu ditawan?” Tanya Arya. “Ya, saya dan para penduduk yang lainnya tahu di mana Adipati Tampati itu disekap. Tapi seperti yang tadi siang saya katakan kami semua takut atas ancaman mereka yang akan membunuh siapa saja termasuk memberi tahu keberadaan Adipati Tampati pada pihak istana Kerajaan Malayu.” Jawab Id
last updateHuling Na-update : 2023-10-20
Magbasa pa

Bab 213. Dijamu Makan Malam

“Benar sekali apa yang saudara Idrus katakan itu, saya membantu dan mengajak kalian melawan orang-orang Padepokan Singa Putih bukan bertujuan untuk membunuh mereka melainkan demi terwujudnya kembali ketentraman daerah ini yang terusik oleh kedatangan mereka.” Tutur Arya. “Lalu langkah selanjutnya apa Pendekar? Apakah besok pagi juga kita bergerak melakukan perlawanan pada mereka?” Tanya Randa Si Ketua pemuda Sikabau. “Hemmm, tentu saja tidak seperti itu. Terlebih dahulu kita harus selidiki dulu, apakah mereka berkumpul dalam satu tempat atau berpencar berkelompok-kelompok di kawasan Sikabau ini. Untuk itu saya meminta bantuan Randa dengan beberapa pemuda menyelidiki hal itu, sementara saya juga ikut serta mengamati mereka namun dengan cara saya sendiri. Setelah semuanya jelas, barulah nanti saya akan beri tahu langkah kita selanjutnya.” Tutur Arya. “Baik Pendekar, saya dan beberapa pemuda siap menjalankan semua yang Pendekar perintahkan.” Ujar Randa penuh semangat. ****** Sem
last updateHuling Na-update : 2023-10-21
Magbasa pa

Bab 214. Ruang Penyekapan

Pagi yang cerah diawali dengan sang surya menyingsing di ufuk Timur serta kicauan burung-burung riang bertengger di atas dahan, di lembah sebuah bukit yang tidak terlalu tinggi terdapat sebuah rumah. Melihat bangunan rumah yang cukup besar itu sepertinya belum lama dibuat dan ada beberapa bagian dindingnya masih belum terpasang, di belakang bangunan rumah itu ada sebuah bangunan berukuran kecil tak berdinding hanya disekat kayu-kayu seukuran lengan orang dewasa. Dari bentuknya mirip sebuah kandang namun yang ada di dalam bukanlah binatang melainkan seorang lelaki berbadan cukup kekar sebaya dengan Panglima Kerajaan Malayu, di luar bangunan kecil itu terdapat beberapa orang lelaki dari bentuk pakaiannya mereka adalah orang-orang Padepokan Singa Putih. Cukup lama lelaki yang berada di dalam bangunan itu hanya duduk bersandar dengan raut wajah lemas, tak jauh di depannya duduk terlihat dua buah sisir pisang matang dan seruas bambu berisi air. “Jika kau bersikeras tidak makan dan minu
last updateHuling Na-update : 2023-10-24
Magbasa pa

Bab 215. Lubang Naga

Tutur Rambi Singo diiringi tawannya, lalu ia memerintahkan para anak buahnya yang bertugas di sana untuk mengeluarkan Adipati Tampati dan membawanya ke arah belakang dari ruangan penyekapan itu... Dua orang anak buah Rambi Singo menggiring Adipati Tampati menuju ke tempat yang diinginkan Ketua mereka, awalnya Adipati Tampati terlihat tenang-tenang saja meskipun dipikirannya timbul rasa penasaran tentang maksud Ketua Padepokan Singa Putih membawanya ke belakang ruang penyekapan itu. Namun ketika beberapa orang anak buah Rambi Singo yang lain menggeser 9 buah batang bambu kering yang sengaja dilintangkan sejajar di tanah dan di atasnya terdapat unggukan jerami, terbelalaklah mata Adipati Tampati saat melihat tak jauh di depannya itu terdapat sebuah lubang yang cukup besar dan dalam. Lubang yang menganga itu lebih besar dari lubang sebuah sumur, mengenai dalamnya sampai saat ini tak seorang pun yang mengetahuinya begitu pula dengan ada tidaknya air di dasar atau pula makhluk lain yang
last updateHuling Na-update : 2023-10-25
Magbasa pa

Bab 216. Sebuah Keterpaksaan

Arya juga melihat sebagian besar para anak buah Rambi Singo memang berada di kawasan padepokan itu, sementara yang menyebar di kawasan penduduk hanya beberapa orang saja. “Lalu apa yang musti aku lakukan sekarang setelah melihat dan mengetahui keberadaan Padepokan Singa Putih itu? Aku percaya jika Adipati Tampati memang disekap di sana, sebaiknya aku kembali ke rumah Idrus dan menunggu laporan darinya serta para pemuda Sikabau yang saat ini tengah memberi tahu para penduduk tentang rencana melawan orang-orang Padepokan Singa Putih itu.” Setelah berkata dalam hati, Arya melesat ke bawah lalu secara sembunyi-sembunyi pula kembali ke rumah Idrus. ****** Di dalam sebuah ruangan yang berada di bangunan Padepokan Singa Putih, tampak Rambi Singo duduk bersama Adipati Tampati serta orang anak buah Ketua Padepokan Singa Putih itu yang berdiri di belakang mereka duduk. “Sekarang katakan apa yang musti saya lakukan, Rambi?” Adipati Tampati memulai percakapan dengan bertanya. “Seperti yang
last updateHuling Na-update : 2023-10-26
Magbasa pa

Bab 217. Terkejut Dan Tanda Tanya

Rumah kediaman Adipati Tampati yang dalam beberapa hari yang lalu tak berpenghuni, sekarang telah terlihat seperti sediakalanya. Selain Adipati Tampati di sana terlihat juga anak dan istrinya serta dua orang pembantu, selama Adipati Tampati dalam penyekapan orang-orang Padepokan Singa Putih mereka tinggal di rumah kedua orang tua istrinya itu yang tidak jauh dari kediaman sosok yang ditunjuk mengepalai daerah Sikabau itu. Anak dan istri serta kedua pembantunya tentu saja tidak mengetahui penyebab dibebaskannya Adipati Tampati, karena memang Adipati Tampati merahasiakan perihal perjanjiannya dengan Rambi Singo itu. Dengan menggunakan seekor kuda yang biasa jadi tunggangannya, Adipati Tampati berkeliling keseluruh kawasan para penduduk. Tentu saja kehadiran Adipati Tampati di sana mengundang tanda tanya bagi para penduduk, Hamdan salah satu penduduk Sikabau yang memang memiliki sedikit keberanian dibandingkan para penduduk lainnya saat bertemu dengan Adipati Tampati langsung melontark
last updateHuling Na-update : 2023-10-31
Magbasa pa

Bab 218. Muncul Kercurigaan

“Ada apa Randa? Kok kalian seperti dikejar-kejar datang terburu-buru begitu?” Tanya Arya yang masih merasa terkejut akan kedatangan Randa dan para pemuda Sikabau ke pendopo itu. Randa tak segera menjawab, ia terlebih dahulu mengatur napasnya yang tersengal-sengal karena memang sejak tadi berlari menuju pendopo rumah Idrus itu. “Sebaik kalian duduk dulu dan tenangkan diri kalian, setelah itu baru ceritakan apa yang sebenarnya terjadi.” Sambung Arya mengajak Randa dan para pemuda untuk duduk di pendopo. “Bahaya..! Bahaya sekali, Pendekar..!” Dengan napas yang belum teratur sempurna Randa bersuara. “Bahaya? Bahaya bagaimana? Idrus di mana, kok tidak kembali bersama kalian?” Arya kembali terkejut kali ini disertai rasa penasarannya akan perkataan terkesan mengantung yang baru saja diucapkan Randa. “Uda Idrus masih berada di pemukiman para penduduk, dia baik-baik saja begitu pula dengan kami.” Ujar Randa. “Lalu apa maksudnya dengan bahaya yang tadi kamu katakan itu?” Tanya Arya
last updateHuling Na-update : 2023-11-02
Magbasa pa

Bab 219. Menemui Adipati Tampati

Cukup lama Arya hanya terdiam dengan sesekali menggaruk-garuk kepalanya, semua itu karena begitu rumit untuk menerka-nerka apa sebenarnya yang terjadi dengan diri Adipati Tampati dan semua keputusannya itu. “Bagaimana kalau saya bertemu dengan Adipati Tampati di kediamannya, apakah salah seorang dari kalian bisa mengantar saya ke sana?” Akhirnya Arya bersuara, Idrus dan Randa saling pandang serta para pemuda Sikabau yang ada di pendopo itu. “Maaf Pendekar, kenapa Pendekar ingin menemui Adipati Tampati? Apakah nanti tidak akan terjadi hal-hal yang membuat Adipati Tampati tersinggung lalu marah?” Tanya Idrus kuatir. “Hemmm, kalian tidak perlu kuatir. Saya ingin menemui Adipati Tampati di kediamannya bukan untuk bertanya atau pula menyinggung kebijakannya yang telah ia sampaikan pada para penduduk tadi, melainkan hanya ingin meminta izin untuk tinggal beberapa hari di sini sebagai tamu.” Tutur Arya diiringi senyumnya. “Oh, kalau begitu saya yang akan antarkan Pendekar ke sana. Apa
last updateHuling Na-update : 2023-11-04
Magbasa pa

Bab 220. Merasa Tertekan

“Sama-sama Arya, moga saja di salah satu Kerajaan itu kamu bisa menemukan Ibumu.” Harapan Adipati Tampati, Arya pun terlihat gembira..... Seorang wanita setengah baya datang ke ruang tamu di mana di sana Adipati Tampati tengah bercakap-cakap dengan Arya dan juga Idrus, wanita itu membawa beberapa cangkir minuman hangat berupa air jahe dicampur gula merah serta panganan ringan di atas sebuah talam. Setelah menaruh minuman dan makanan itu di atas meja, wanita yang diduga pembantu Adipati Tampati itu pun mohon diri untuk kembali ke ruangan belakang. “Mari silahkan diminum dan dicicipi makanannya!” Tawar Adipati Tampati begitu ramahnya pada Arya dan Idrus. “Terima kasih Tuan Adipati.” Ucap Arya dan Idrus bersamaan lalu mereka pun meminum dan mencicipi yang disuguhkan di meja itu. “Wah, minuman ini sangat nikmat dan segar sekali. Saya pikir minuman ini hanya ada di Pulau Jawa saja, ternyata di kediaman Tuan Adipati juga tersedia.” Puji Arya. “Hemmm, minuman air jahe ini memang be
last updateHuling Na-update : 2023-11-05
Magbasa pa
PREV
1
...
2021222324
...
46
DMCA.com Protection Status