Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 941 - Chapter 950

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 941 - Chapter 950

3026 Chapters

Bab 941

Bisa-bisanya dia meminta Yudha untuk membunuhnya? Ini ... apakah Raja Bakir sudah tidak waras?"Benar, bunuhlah aku!" pinta Raja Bakir. Dia menatap Yudha tanpa menunjukkan ekspresi apa pun dan sebaliknya malah terlihat acuh tak acuh.Setelah itu, Raja Bakir yang terlihat tenang berkata sambil tersenyum, "Ayahmu bisa mati karena perintahku, jadi aku bisa dianggap sebagai pembunuh ayahmu. Apa kamu nggak seharusnya membunuhku? Saat ini, ajalku sudah makin dekat sehingga aku bisa mati kapan pun. Tapi, kalau bisa memilih, aku lebih berharap bisa mati di tanganmu."Usai mengatakan itu, Raja Bakir pun menatap Yudha sambil tersenyum. Kemudian, dia mengambil pedang tersebut dan memberikannya kepada Yudha."Kamu adalah orang yang tegas dan berani, juga merupakan seorang pahlawan sejati. Ayo, membunuhku pasti mudah bagimu." Sembari berkata demikian, Raja Bakir telah memejamkan matanya.Mendengar perkataannya, Yudha pun memegang pedang dengan erat. Matanya terus mengawasi Raja Bakir. Saat ini, tat
Read more

Bab 942

Raja Bakir memandang Yudha, lalu berkata sambil tersenyum, "Aku tahu. Terlepas dari kata-katamu, kamu masih saja membenciku. Tapi, itu sudah nggak masalah bagiku. Lagi pula, waktuku sudah nggak banyak tersisa. Kalau kamu nggak mau membunuhku hari ini, mari minumlah bersamaku."Begitu mendengar perkataan Raja Bakir, Yudha tampak terkejut. Minum? Bagaimana bisa Raja Bakir minum lagi dengan kondisi tubuh seperti itu? Bukankah itu akan memperburuknya?"Yang Mulia, mengingat kesehatan Anda, sebaiknya Anda jangan minum lagi," ucap Yudha secara langsung.Namun, Raja Bakir malah berkata sambil tersenyum, "Nggak apa-apa. Kita belum pernah benar-benar minum bersama dengan baik. Aku takut nggak akan ada kesempatan lagi. Yudha, mari kita minum bersama hari ini." Sembari berkata demikian, Raja Bakir telah menuangkan anggur di gelas Yudha hingga penuh.Setelah itu, Raja Bakir pun berkata, "Gelas pertama untuk Kerajaan Nuala." Setelah itu, dia langsung menegaknya sampai habis. Melihat situasi ini, Yu
Read more

Bab 943

"Selain itu, demi kepentingan anaknya, yaitu Pangeran Jefry, Ratu pasti akan merencanakan banyak hal. Pada saat itu, kalau ratu dan putra mahkota nggak bersatu, kestabilan Kerajaan Nuala akan terancam. Apakah kamu mengerti?" tanya Raja Bakir.Kemudian, Yudha pun menjawab, "Hamba mengerti. Kekacauan di istana akan sangat memengaruhi kestabilan seluruh negeri!" Ini adalah sesuatu yang tidak perlu diragukan lagi.Raja Bakir mengangguk seraya berkata, "Benar. Jadi, aku memanggilmu hari ini untuk menyerahkan tanggung jawab ini padamu. Mulai sekarang, kamu diangkat menjadi komandan pasukan kerajaan yang bertanggung jawab atas pertahanan ibu kota kerajaan! Pada saat yang sama, pangkatmu juga akan menjadi tingkat pertama. Kamu akan menjadi jenderal nomor satu di Kerajaan Nuala!"Raja Bakir mungkin tidak sepenuhnya memercayai orang lain, tetapi dia memiliki kepercayaan penuh terhadap Yudha. Sebagai anggota Keluarga Wutari yang setia, Yudha tidak akan berkhianat. Itu sebabnya, Raja Bakir merasa
Read more

Bab 944

Saat ini, Yudha berdiri di luar pintu dengan suasana hati yang sangat rumit. Dia tahu jelas alasan Raja Bakir bertindak demikian. Meskipun tubuhnya sudah tidak sehat, dia masih bersedia mengorbankan dirinya agar Ratu dapat berkuasa. Raja Bakir bahkan tidak membiarkan hari-hari terakhirnya berlalu dengan tenang.Yudha menghela napas, lalu memberi hormat yang mendalam sembari menatap pintu ruang kerja yang tertutup. Namun, masih ada perasaan rumit di dalam hatinya. Pria itu pun bergumam, "Ayah ... bagaimana seharusnya aku memilih?"Sebelum ayahnya meninggal, dia meminta Yudha untuk melindungi Kerajaan Nuala dengan segala cara. Apabila ayahnya masih hidup, dia pasti akan menyetujui permintaan Raja Bakir tanpa ragu-ragu. Bahkan, tanpa permohonan Raja Bakir, ayahnya pasti tetap akan melindungi Kerajaan Nuala.Hanya saja ... masih ada belenggu dalam hati Yudha. Terlepas dari seberapa tulus permintaan maaf Raja Bakir hari ini, Yudha masih belum bisa memaafkannya sepenuhnya. Apalagi, Yudha tah
Read more

Bab 945

Raja Bakir terbaring di ranjang dengan wajah yang sangat pucat, seolah-olah bisa dijemput ajal kapan pun. Saat ini, para selirnya sangat sedih dan berlutut di lantai sambil menangis dengan terisak-isak. Sementara itu, tabib di samping tampak mengernyit dan tengah memeriksa denyut nadi Raja Bakir.Mata Jihan juga tampak memerah. Dia memandang cemas ke arah Raja Bakir yang terbaring di ranjang. Ketika tabib menarik kembali tangannya dengan ekspresi yang sangat gelisah, Jihan segera mendekat dan bertanya dengan khawatir, "Tabib, bagaimana kondisi Yang Mulia sekarang?"Ekspresi tabib tampak sangat serius. Dia agak menggeleng dan menghela napas perlahan, lalu berkata dengan serius, "Kondisi Yang Mulia sangat buruk. Penyakitnya sangat serius, mungkin waktunya sudah tidak lama lagi ...."Begitu para selir mendengar ini, tangisan mereka pun makin keras. Beberapa bahkan langsung pingsan di tempat karena tidak mampu menahan pukulan berat ini.Sementara itu, Jihan juga sulit memercayai hal ini. D
Read more

Bab 946

Raja Bakir dan Jihan tiba di depan aula leluhur istana. Saat melihat tablet leluhur yang disembah, Raja Bakir sontak menangis. Dia berlutut di tanah dan langsung bersujud tiga kali sebelum berkata, "Para leluhur yang terhormat, aku sudah mengecewakan kalian ...."Raja Bakir tampak sangat sedih dan sulit menerima semua ini. Akan tetapi, memangnya kenapa kalau dia tidak terima?Raja Bakir pun berlutut di sana dan merenungkan kembali hidupnya. Memang ada penyesalan dan keengganan, tetapi dia justru makin tenang karena semuanya telah berlalu. Dia selalu sangat sulit menerima kematiannya. Namun, kini dia tiba-tiba merasa lega.Setidaknya, Raja Bakir telah melakukan banyak hal dan mencari jalan keluar untuk Kerajaan Nuala sebelum dijemput ajal. Paling tidak, dia merasa telah menciptakan kestabilan yang diyakini olehnya. Tindakannya mungkin bukan rencana yang sempurna, tetapi merupakan pilihan terbaik.Saat ini, Raja Bakir memerintahkan, "Ratu, berlututlah!"Kemudian, Jihan pun langsung berlu
Read more

Bab 947

Wira menyampaikannya secara blak-blakan. Usai dia mengatakan itu, Farrel pun menghela napas. Kemudian, dia berkata dengan ekspresi kebingungan, "Kak Wira, sejujurnya aku memang datang demi hal ini!"Wanita itu memandang Wira dengan raut wajah yang muram. Sejujurnya, Farrel telah merenungkan masalah ini di sepanjang perjalanan. Bagaimana seharusnya Keluarga Barus menghadapi gejolak ini? Apakah mereka rela menjadi bawahan atau sebaliknya merebut kekuasaan di tengah kekacauan? Farrel sangat kebingungan dan khawatir.Mengenai masalah ini, Wira tak kuasa berkata, "Apakah Keluarga Barus belum mempertimbangkannya dengan baik?"Wira merasa bahwa dalam situasi ini, Keluarga Barus seharusnya sudah memiliki pemikiran yang jelas. Dalam politik saat ini, pilihan untuk Keluarga Barus memang sangat banyak. Akan tetapi, jika Wira menjadi mereka, dia pasti akan memilih untuk menjadi penguasa tertinggi.Farrel mengangguk sembari menjawab, "Ayahku sedang kebingungan dan nggak tahu harus memilih apa. Enta
Read more

Bab 948

Wira mengangguk, lalu berpikir sejenak sebelum berkata, "Meskipun begitu, ini adalah urusan yang berkaitan dengan takdir Kerajaan Nuala ke depannya. Bagaimana bisa disikapi dengan begitu gegabah? Selain itu, kalaupun benar seperti yang kamu katakan, Keluarga Barus seharusnya nggak tinggal diam hanya karena satu orang."Usai mendengar perkataan Wira, Farrel pun mengambil napas dalam-dalam. Walau seperti itu, masih ada keraguan di dalam hatinya."Kak Wira, kalau kamu yang mengalami hal ini, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Farrel. Dia ingin mengetahui pemikiran Wira.Begitu mendengar pertanyaan itu, Wira pun menjawab sambil tersenyum, "Kalau aku, mungkin aku akan menyerah pada ambisi untuk merebut kekuasaan. Bagaimanapun juga ... aku nggak terlalu tertarik dengan hal tersebut."Farrel sedikit terkejut dengan jawaban Wira. Namun, dia bertanya sembari tersenyum kaku, "Kak Wira, apakah kamu serius? Tapi ... dari apa yang kutahu, sepertinya kamu juga sudah melakukan banyak persiapan, bukan
Read more

Bab 949

Saat memikirkan Keluarga Barus, Wira mendesah. Dia memandang mereka bertiga sambil berucap, "Ratu dan Keluarga Juwanto punya alasan untuk merebut kekuasaan, tapi bagaimana dengan Keluarga Barus? Sebagai keluarga Ratu, seharusnya mereka membantu Ratu untuk mencapai tujuannya. Tapi, kalau Keluarga Barus mau merebut kekuasaan untuk mereka sendiri, sepertinya hal ini kurang pantas, 'kan?"Wulan dan lainnya langsung mengerti begitu Wira menyelesaikan ucapannya. Memang benar, Ratu merebut kekuasaan demi pangeran, begitu pula dengan Keluarga Juwanto.Jadi, apa alasan Keluarga Barus merebut kekuasaan? Apa demi mereka sendiri? Kalau begitu, mereka akan kelihatan terlalu ambisius. Sesungguhnya, tidak mudah bagi Keluarga Barus untuk melakukan hal ini.Dewina bertanya, "Kalau begitu, bukankah ini berarti Keluarga Barus nggak punya kesempatan lagi?"Melakukan sesuatu tanpa alasan yang jelas memang tidak mudah. Jika tidak bisa memenangkan hati rakyat, bagaimana caranya mengendalikan negara? Ini adal
Read more

Bab 950

Jihan langsung panik saat melihat Raja Bakir hendak bangun. Jihan segera memapah Raja Bakir dan bertanya dengan ekspresi khawatir, "Yang Mulia, apa yang kamu lakukan? Sekarang tubuhmu sangat lemah, kamu harus istirahat yang cukup. Kamu nggak boleh ...."Sebelum Jihan selesai bicara, Raja Bakir melambaikan tangan dan berucap, "Aku tahu kondisi tubuhku dan aku nggak punya banyak waktu lagi. Tapi, aku itu seorang raja, jadi aku nggak mau meninggal di tempat tidur. Cepat bantu aku untuk makan dan menghadiri rapat."Raja Bakir berusaha untuk berbicara dengan tegas dan menahan batuknya. Dia tidak ingin membuat Jihan khawatir. Jihan membujuk, "Yang Mulia, sekarang tubuhmu sangat lemah. Kamu harus istirahat di tempat tidur dan nggak boleh terlalu lelah."Para pangeran juga bergegas maju dan menimpali, "Benar, Ayah. Sekarang tubuhmu sangat lemah, jadi nggak boleh banyak bergerak. Kalau nggak, kondisimu akan makin parah ...."Melihat Raja Bakir yang masih berusaha untuk bangun, Jihan segera meng
Read more
PREV
1
...
9394959697
...
303
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status