Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Bab 861 - Bab 870

2726 Bab

Bab 861

Luthfi menatap Wira lekat-lekat saat berkata demikian."Hebat! Cara kerja Keluarga Juwanto boleh juga. Menawarkan imbalan setelah memberikan ancaman, metode ini cukup blak-blakan," ujar Wira sambil memicingkan matanya. Dia menggelengkan kepalanya seraya tersenyum."Apa jawaban Tuan Wahyudi?" tanya Luthfi lagi.Wira berkata, "Kembalilah dan katakan pada tuanmu, aku nggak tertarik bekerja sama dengan Keluarga Juwanto. Fondasi suatu aliansi adalah saling menghormati. Aku ngeri pada kekuatan Keluarga Juwanto yang terlalu besar. Sulit dibayangkan apa jadinya kalau kalian balik memusuhiku setelah kerja sama berakhir."Wira berkata apa adanya. Jika Keluarga Juwanto mendiskusikan masalah ini sejak awal, dia mungkin akan mempertimbangkannya. Namun, sekarang Wira bahkan tidak akan memedulikannya.Luthfi menatap Wira lekat-lekat. Kemudian, dia perlahan berdiri dan berkata, "Aku mengerti. Karena Tuan Wahyudi begitu keras kepala, kita lupakan saja pembicaraan tadi. Ingatlah untuk berhati-hati di du
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 862

Wira terkekeh-kekeh sejenak sebelum berkata, "Karena kita sedang membicarakan topik ini, biar kujelaskan pada kalian cara berbisnis."Sebenarnya, Wira bukanlah seorang pebisnis. Namun, setelah melakukan perjalanan waktu, dia masih memiliki memori tentang dunia asalnya dan bisa menarik pelajaran dari perjuangan banyak orang di sana.Mendengar ini, ketiga wanita itu buru-buru duduk di kursi dan menatap Wira penuh perhatian. Wira lantas berkata, "Apa kalian tahu hal terpenting dalam berbisnis?"Ketiga wanita itu punya pendapatnya masing-masing tentang hal ini. Wulan langsung berkata, "Produk, 'kan? Produk yang bagus pasti laris. Betul?"Wira mengangguk, lalu berkata sambil tersenyum, "Ya, inilah landasannya. Dengan produk yang bagus, kita nggak perlu khawatir tentang penjualan."Dian mengerjap dan berkata, "Selain produk yang bagus, keuntungan juga sangat penting. Kalau laba nggak cukup besar, orang-orang nggak akan berbisnis."Wira juga mengangguk seraya berkata, "Benar, seperti kata pep
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 863

Melihat ketiga wanita itu terdiam, Wira pun berkata, "Sebenarnya, posisi kita bukanlah sebagai pihak penjual!"Wulan dan Dewina tertegun sejenak, bagaimanapun kedua wanita itu belum lama terjun di dunia bisnis. Sebaliknya, Dian langsung paham."Tuan ... maksudmu, kita akan bertindak sebagai produsen?" tanya Dian.Wira segera mengangguk dan berkata, "Ya! Posisi kita adalah penyuplai produk dari sumbernya!"Mendengar itu, Dian sontak mengernyit dan berkata, "Tuan, tapi kalau membiarkan orang lain menjual produk bagus kita dan mendapat keuntungan darinya, uang yang kita dapat jadi lebih sedikit, 'kan?"Wira tentu juga mengetahui hal itu. Namun, dia tetap tersenyum dan berkata, "Itu benar, tapi ... ada begitu banyak kota di Kerajaan Nuala ini. Kalau kita bersusah payah menjual sendiri, mana bisa kita mengembangkan bisnis ke banyak kota?""Lebih baik biarkan orang lain yang menjualnya, biar mereka yang mengeluarkan tenaga. Selain itu, kalau kita menjual sendiri, berapa banyak tenaga kerja y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 864

Kerajaan Monoma sangat berbahaya, Wira tidak mungkin membiarkan ketiga istrinya mengikutinya ke sana. Setelah tiba di Provinsi Suntra, Wira berencana menyuruh mereka menunggunya di sana. Dia dan Danu akan pergi berdua. Wulan, Dian, dan Dewina akan tetap tinggal di wilayah Kerajaan Nuala dan mempersiapkan bisnis.Wira yakin bahwa mereka akan baik-baik saja, apalagi ada sepuluh prajurit Pasukan Zirah Hitam dan orang Keluarga Barus yang akan menjaga mereka. Kalaupun terjadi sesuatu, masing-masing dari mereka memiliki senjata. Siapa pun yang berniat mencelakai mereka bertiga harus berpikir dua kali!Wira ingin melatih mereka untuk mandiri. Bagaimanapun, kaum wanita tidak lemah. Dia juga bukan tipe orang kolot yang tidak mengizinkan wanita melakukan apa pun. Jika demikian, potensi mereka akan terbuang sia-sia. Seperti kata pepatah, keahlian yang beraneka ragam pasti akan bermanfaat di masa depan.Wira juga sudah mempertimbangkannya sejak lama. Jika ada kesempatan bagus, dia tidak akan menyi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 865

Dengan mengutus 100 orang, walaupun ada perlindungan dari Keluarga Barus, Wira pasti akan mati!Tanpa tahu apa yang direncanakan Kumar, Wira tiba di desa pegunungan dekat Provinsi Yolas setelah melalui tiga hari perjalanan. Besok, mereka baru akan memasuki kota. Malam ini, Wira hendak menginap semalam di hutan."Kak Wira, ada desa nggak jauh di depan. Kenapa kita nggak ke sana saja?" tanya Danu penasaran. Mereka tengah duduk mengelilingi api unggun dan makan daging buruan dengan ekspresi bingung. Sebenarnya, Wira bukannya tidak mau pergi ke desa itu. Dia hanya takut akan melibatkan penduduk desa dalam masalah. Wira pun berkata, "Karena aku menolak untuk bekerja sama, Keluarga Juwanto nggak akan membiarkan aku mencapai Kerajaan Monoma. Mereka pasti akan berusaha membunuh kita. Waktu itu, Rumi berhasil menghentikan serangan mereka, tapi kita jadi mengekspos jumlah pasukan kita.""Kemungkinan, kali ini mereka akan mengutus lebih banyak orang. Kalau terjadi perkelahian, Keluarga Juwanto
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 866

Terdengar suara pertarungan sengit tak jauh dari tempat Wira dan yang lainnya berkumpul. Tidak berlebihan jika mengatakan bahwa itu adalah pertarungan antar master bela diri.Pada saat yang sama, Wira mendengar derap langkah kaki menghampiri mereka. Tidak lama kemudian, 30-an orang telah mengepung tempat itu. Orang-orang ini mengenakan topeng dan memandang Wira dan yang lainnya dengan sorot mata garang. Rumi sangat gugup, dia menggenggam pedang panjang di tangan dan terlihat siap menyerang kapan saja.Wira memandang orang-orang ini dan berkata dengan tenang, "Apa Keluarga Juwanto yang mengirim kalian untuk membunuhku?"Alih-alih menjawab, salah satu dari orang-orang itu berkata dengan dingin, "Nggak usah banyak omong. Kalian semua bakal mati hari ini!"Usai berkata demikian, orang itu langsung bersiap menyerang. Namun, Danu mendadak mengarahkan senapannya ke orang itu dan menarik pelatuk. Dor! Peluru mengenai kepala pria itu dan membunuhnya seketika. Kejadian ini sangat cepat sehingga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 867

"Dengan kejadian barusan, Keluarga Juwanto nggak akan gegabah lagi. ​​Lagian, dia tahu dia nggak bisa membunuhku," ujar Wira. Dia tahu bahwa bahaya dari perjalanan ini bukan dari Kerajaan Nuala, melainkan Kerajaan Monoma.Sekelompok orang itu beristirahat semalam di sana dan memasuki kota keesokan paginya. Situasi Provinsi Yolas tidak berbeda jauh dengan Provinsi Artana. Tanah di kedua provinsi ini sangat subur. Hanya saja, keduanya masih sedikit di belakang Provinsi Lowala.Setelah kejadian tempo hari, Wira malas menjual gelas kristal lagi. Dia langsung membeli toko dan mengikuti strategi sebelumnya. Wira menempatkan satu prajurit Pasukan Zirah Hitam di sini untuk menjaga toko dan menarik perhatian para pedagang. Jalur perdagangan ini memang belum terbuka, tetapi itu hanya soal waktu. Wira melakukan semua ini demi membuka jalan bagi rencana masa depannya. Ini adalah pertama kalinya mereka datang ke tempat seperti ini. Jadi, Wira mengajak ketiga wanita itu berkeliling.Pada saat ini,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 868

Usai Taufik berkata demikian, beberapa orang tua tampak mengangguk, begitu pula dengan wanita itu. Kemudian, si wanita segera berkata, "Keluarga Juwanto benar-benar ingin mengikat takdir kita bersama mereka!" Nada bicaranya terdengar sangat kesal.Setelah itu, Taufik kembali mengeluh, "Keluarga Juwanto memiliki pengaruh yang cukup besar di antara kita, bahkan sudah menyusup ke dalam pemerintahan. Hal itu benar-benar membuatku kesal. Aku sedang memikirkan cara untuk menghilangkan pengaruh mereka di sini!""Kalau permintaan mereka benar-benar kita lakukan, kita mungkin akan mengusik Kerajaan Nuala! Beberapa tahun terakhir, Kerajaan Monoma selalu menghadapi bencana alam dan ancaman tanpa henti. Kas negara juga sudah kosong. Apabila benar-benar bersitegang dengan Kerajaan Nuala, itu nggak akan menguntungkan kita!" timpal Taufik.Sebagai Raja Monoma, Taufik sangat paham akan hal ini. Jadi, sebenarnya dia tidak ingin berperang melawan Kerajaan Nuala. Tentunya, alasan dia menyetujui Keluarga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 869

Beberapa hari ini, Raja Bakir merasa pusing dan lemas sehingga tidak bisa melakukan apa pun. Saat ini, Wira sudah hampir tiba di Provinsi Suntra dan akan segera memasuki wilayah Kerajaan Monoma. Kalaupun dia tidak mengizinkan Wira untuk menjadi duta, semuanya sudah terlambat. Apalagi, dekret yang dikeluarkan Ratu Jihan juga tidak dapat dibatalkan begitu saja oleh Raja Bakir.Saat ini, Raja Bakir telah lumayan pulih dan tengah duduk bersandar di ranjang Istana Nairi. Setelah meminum sup, dia langsung bertanya kepada Ratu Jihan, "Ratu, apa yang terjadi selama beberapa hari terakhir di istana?"Raja Bakir masih khawatir. Bagaimanapun, Kerajaan Monoma hendak menyerang Keajaan Nuala. Dia masih merasa tidak tenang dalam hatinyaBegitu Ratu Jihan mendengar ini, dia segera berlutut di lantai sembari berkata, "Yang Mulia, Anda tidak sadarkan diri selama beberapa hari terakhir, jadi hamba tidak punya pilihan selain campur tangan dalam urusan istana. Hamba memohon kepada Yang Mulia untuk mengamp
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 870

Ratu Jihan tampak mengangguk. Dia memang tidak paham tentang hal ini.Sementara itu, Raja Bakir menghela napas dan menjelaskan, "Aku nggak bisa memahami Wira. Pada kunjungan terakhirnya ke Kerajaan Agrel, dia kembali dengan gelar Raja Uttar dan telah menjalin hubungan erat dengan Kerajaan Agrel. Kali ini, aku khawatir dia juga akan menjalin hubungan dengan Kerajaan Monoma, jadi ... aku nggak ingin membiarkannya pergi."Mendengar perkataan seperti itu, Ratu Jihan tahu bahwa kecongkakan dan kecurigaan dari Raja Bakir kembali muncul. Dia segera bertanya, "Yang Mulia, Wira mungkin hebat, tapi dia hanya seorang pejabat kecil. Kalau Anda ingin memberdayakannya, lakukan saja, begitu pula dengan sebaliknya. Kenapa harus begitu bingung?"Meskipun kata-katanya terdengar sederhana, Raja Bakir malah berkata sambil tersenyum, "Aku adalah seorang raja, bagaimana bisa aku bertindak seperti itu? Kata-katamu nggak salah, tapi Wira memang memiliki beberapa kekuatan dan dukungan. Terakhir kali, ketika in
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8586878889
...
273
DMCA.com Protection Status