Share

Bab 867

Penulis: Arif
"Dengan kejadian barusan, Keluarga Juwanto nggak akan gegabah lagi. ​​Lagian, dia tahu dia nggak bisa membunuhku," ujar Wira. Dia tahu bahwa bahaya dari perjalanan ini bukan dari Kerajaan Nuala, melainkan Kerajaan Monoma.

Sekelompok orang itu beristirahat semalam di sana dan memasuki kota keesokan paginya. Situasi Provinsi Yolas tidak berbeda jauh dengan Provinsi Artana. Tanah di kedua provinsi ini sangat subur. Hanya saja, keduanya masih sedikit di belakang Provinsi Lowala.

Setelah kejadian tempo hari, Wira malas menjual gelas kristal lagi. Dia langsung membeli toko dan mengikuti strategi sebelumnya. Wira menempatkan satu prajurit Pasukan Zirah Hitam di sini untuk menjaga toko dan menarik perhatian para pedagang. Jalur perdagangan ini memang belum terbuka, tetapi itu hanya soal waktu. Wira melakukan semua ini demi membuka jalan bagi rencana masa depannya.

Ini adalah pertama kalinya mereka datang ke tempat seperti ini. Jadi, Wira mengajak ketiga wanita itu berkeliling.

Pada saat ini,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 868

    Usai Taufik berkata demikian, beberapa orang tua tampak mengangguk, begitu pula dengan wanita itu. Kemudian, si wanita segera berkata, "Keluarga Juwanto benar-benar ingin mengikat takdir kita bersama mereka!" Nada bicaranya terdengar sangat kesal.Setelah itu, Taufik kembali mengeluh, "Keluarga Juwanto memiliki pengaruh yang cukup besar di antara kita, bahkan sudah menyusup ke dalam pemerintahan. Hal itu benar-benar membuatku kesal. Aku sedang memikirkan cara untuk menghilangkan pengaruh mereka di sini!""Kalau permintaan mereka benar-benar kita lakukan, kita mungkin akan mengusik Kerajaan Nuala! Beberapa tahun terakhir, Kerajaan Monoma selalu menghadapi bencana alam dan ancaman tanpa henti. Kas negara juga sudah kosong. Apabila benar-benar bersitegang dengan Kerajaan Nuala, itu nggak akan menguntungkan kita!" timpal Taufik.Sebagai Raja Monoma, Taufik sangat paham akan hal ini. Jadi, sebenarnya dia tidak ingin berperang melawan Kerajaan Nuala. Tentunya, alasan dia menyetujui Keluarga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 869

    Beberapa hari ini, Raja Bakir merasa pusing dan lemas sehingga tidak bisa melakukan apa pun. Saat ini, Wira sudah hampir tiba di Provinsi Suntra dan akan segera memasuki wilayah Kerajaan Monoma. Kalaupun dia tidak mengizinkan Wira untuk menjadi duta, semuanya sudah terlambat. Apalagi, dekret yang dikeluarkan Ratu Jihan juga tidak dapat dibatalkan begitu saja oleh Raja Bakir.Saat ini, Raja Bakir telah lumayan pulih dan tengah duduk bersandar di ranjang Istana Nairi. Setelah meminum sup, dia langsung bertanya kepada Ratu Jihan, "Ratu, apa yang terjadi selama beberapa hari terakhir di istana?"Raja Bakir masih khawatir. Bagaimanapun, Kerajaan Monoma hendak menyerang Keajaan Nuala. Dia masih merasa tidak tenang dalam hatinyaBegitu Ratu Jihan mendengar ini, dia segera berlutut di lantai sembari berkata, "Yang Mulia, Anda tidak sadarkan diri selama beberapa hari terakhir, jadi hamba tidak punya pilihan selain campur tangan dalam urusan istana. Hamba memohon kepada Yang Mulia untuk mengamp

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 870

    Ratu Jihan tampak mengangguk. Dia memang tidak paham tentang hal ini.Sementara itu, Raja Bakir menghela napas dan menjelaskan, "Aku nggak bisa memahami Wira. Pada kunjungan terakhirnya ke Kerajaan Agrel, dia kembali dengan gelar Raja Uttar dan telah menjalin hubungan erat dengan Kerajaan Agrel. Kali ini, aku khawatir dia juga akan menjalin hubungan dengan Kerajaan Monoma, jadi ... aku nggak ingin membiarkannya pergi."Mendengar perkataan seperti itu, Ratu Jihan tahu bahwa kecongkakan dan kecurigaan dari Raja Bakir kembali muncul. Dia segera bertanya, "Yang Mulia, Wira mungkin hebat, tapi dia hanya seorang pejabat kecil. Kalau Anda ingin memberdayakannya, lakukan saja, begitu pula dengan sebaliknya. Kenapa harus begitu bingung?"Meskipun kata-katanya terdengar sederhana, Raja Bakir malah berkata sambil tersenyum, "Aku adalah seorang raja, bagaimana bisa aku bertindak seperti itu? Kata-katamu nggak salah, tapi Wira memang memiliki beberapa kekuatan dan dukungan. Terakhir kali, ketika in

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 871

    Wulan masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia mampu memahami maksud Wira. Pada saat yang sama, ketiga wanita itu merasa sangat terharu. Wira berjanji untuk membiarkan mereka ikut ke Kerajaan Monoma sehingga mereka bisa begitu rileks selama perjalanan ini.Bahkan, Wira juga membawa mereka mengelilingi Provinsi Yolas, Provinsi Artana, dan Provinsi Suntra sepanjang perjalanan. Hal ini membuat mereka merasa sangat bahagia dan menikmati perjalanan tersebut.Sementara itu, Wira yang hendak pergi ke Kerajaan Monoma besok, baru mengungkapkan kenyataannya sekarang. Sejujurnya, semua tindakan pria itu adalah demi mereka. Hanya saja ... Wulan, Dewina, dan Dian masih khawatir. Mereka ingin mengikuti Wira ke Kerajaan Monoma dan tidak ingin tinggal di sini."Kalian seharusnya tahu sifatku. Jadi ... tunggulah aku kembali di sini. Kalau kalian ingin melakukan sesuatu, bantulah aku untuk mengurus bisnis dengan baik. Aku akan meninggalkan Pasukan Zirah Hitam untuk kalian dan membawa Danu bersamaku. J

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 872

    Wira dan Danu baru saja melintasi perbatasan dan memasuki Kerajaan Monoma dengan menunggang kuda. Tidak disangka, dari kejauhan, mereka melihat seseorang tengah berada di puncak bukit pasir yang paling jauh.Orang itu berpostur ramping, kurus, dengan rambut yang diikat tinggi. Embusan angin tampak mengibaskan pakaiannya. Dia adalah seorang wanita. Saat ini, dia tengah duduk di bukit pasir dengan santai, bahkan menyilangkan kaki dengan ekspresi yang sangat tenang. Sambil memakan roti, wanita itu memperhatikan pemandangan di sekitar.Di sampingnya, ada sebilah pedang. Hal ini menandakan bahwa dia bukanlah orang yang mudah untuk dihadapi. Di belakangnya, ada seekor kuda yang berjalan bolak-balik dengan santai seraya menggoyangkan ekornya.Wira dan Danu pun saling memandang. Tiba-tiba, raut wajah Danu menjadi sangat tegang, lalu dia berkata dengan serius, "Kak Wira, wanita itu bisa-bisanya muncul di daerah tandus ini. Hal ini sangat mencurigakan. Menurutku, wanita itu pasti bermasalah, leb

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 873

    Awalnya, Danu terlihat sangat percaya diri. Namun, setelah beberapa ronde, dia mulai merasa kelelahan. Sementara itu, wanita yang bertubuh mungil itu masih bisa tersenyum dengan ekspresi yang sama sekali tidak terlihat lelah."Bagaimana? Apa kamu masih mau melanjutkannya?" tanya wanita itu.Mendengar hal ini, raut wajah Danu tampak sangat suram. Dia menggertakkan giginya seraya berkata, "Tentu, kenapa nggak? Bagaimana mungkin aku yang adalah seorang pria nggak bisa mengalahkan gadis sepertimu? Terimalah seranganku!"Kecepatan Danu sangat luar biasa dengan membawa niat membunuh yang ganas. Hanya saja, tatapan wanita itu tiba-tiba berubah menjadi dingin. Segera setelah itu, dia berkata dengan lembut, "Aku nggak ingin bermain denganmu lagi. Lebih baik kalian segera kembali. Lain kali, aku nggak akan berbelaskasihan lagi!"Wanita itu langsung menendang dada Danu dengan keras. Seiring terdengarnya suara teriakan, Danu langsung terlempar dan jatuh di tanah dengan keras. Dia telah merasakan d

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 874

    "Kita harus segera mengendalikan wanita ini. Kalau nggak, mungkin akan sangat merepotkan," ucap Danu sambil maju karena hendak menahan wanita ini.Wira langsung menghentikan Danu, "Jangan, biar kutanya dulu alasan dia melarang kita datang ke sini."Wira mengangkat senapan dan mengarahkannya pada wanita itu, lalu bertanya dengan ekspresi serius, "Kamu siapa? Kenapa kamu menghalangi kita datang ke Kerajaan Monoma?""Aku nggak punya alasan apa-apa," ujar wanita itu dengan arogan."Ini alasannya," ucap Wira sembari menggerakkan senapan di tangannya. Kemudian, dia melanjutkan, "Kalau kamu nggak mau bilang, peluru dari senapan ini akan menembus kepalamu."Wanita itu ketakutan. Dia memang tidak tahu apa itu peluru, tetapi saat melihat Wira membunuh kudanya, dia tahu bahwa Wira adalah orang yang mengerikan. Jadi, wanita itu terpaksa menjawab, "Namaku Riska Monoma.""Margamu Monoma?" seru Wira yang terkejut. Dia bertanya lagi, "Kudengar Raja Monoma yang baru juga bermarga Monoma, jangan-jangan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 875

    Wira melanjutkan, "Keluarga Juwanto yang menyokong kakakmu untuk menjadi Raja Monoma. Apa kamu pikir Keluarga Juwanto begitu baik? Kakakmu hanya boneka yang dikendalikan oleh Keluarga Juwanto. Kalau merasa nggak puas, mereka bisa menyingkirkan kakakmu kapan saja."Jantung Riska berdegup kencang. Ini adalah rahasia mereka, kenapa Wira bisa mengetahui hal ini?"Kenapa aku harus percaya dengan omonganmu?" tanya Riska. Dia membentak, "Kamu jangan bicara sembarangan. Kami nggak punya hubungan apa pun dengan Keluarga Juwanto!"Wira juga tidak terburu-buru saat melihat Riska tidak bersedia mengakuinya. Lagi pula, Wira juga tidak bisa masuk kalau Riska menghalangi mereka. Jadi, Wira dan Danu membangun kemah di tempat ini untuk beristirahat terlebih dahulu.Kemudian, Wira mengambil ranting-ranting untuk menyalakan api. Setelah itu, dia mengeluarkan ayam dan bebek bakar yang sudah disiapkan, lalu memanasinya di atas api. Tak lama kemudian, Riska mencium aroma daging bakar.Riska sudah menunggu d

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3330

    Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3329

    "Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3328

    "Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3327

    Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3326

    Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3325

    "Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3324

    "Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3323

    "Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3322

    Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status