Share

Bab 868

Penulis: Arif
Usai Taufik berkata demikian, beberapa orang tua tampak mengangguk, begitu pula dengan wanita itu. Kemudian, si wanita segera berkata, "Keluarga Juwanto benar-benar ingin mengikat takdir kita bersama mereka!" Nada bicaranya terdengar sangat kesal.

Setelah itu, Taufik kembali mengeluh, "Keluarga Juwanto memiliki pengaruh yang cukup besar di antara kita, bahkan sudah menyusup ke dalam pemerintahan. Hal itu benar-benar membuatku kesal. Aku sedang memikirkan cara untuk menghilangkan pengaruh mereka di sini!"

"Kalau permintaan mereka benar-benar kita lakukan, kita mungkin akan mengusik Kerajaan Nuala! Beberapa tahun terakhir, Kerajaan Monoma selalu menghadapi bencana alam dan ancaman tanpa henti. Kas negara juga sudah kosong. Apabila benar-benar bersitegang dengan Kerajaan Nuala, itu nggak akan menguntungkan kita!" timpal Taufik.

Sebagai Raja Monoma, Taufik sangat paham akan hal ini. Jadi, sebenarnya dia tidak ingin berperang melawan Kerajaan Nuala. Tentunya, alasan dia menyetujui Keluarga
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 869

    Beberapa hari ini, Raja Bakir merasa pusing dan lemas sehingga tidak bisa melakukan apa pun. Saat ini, Wira sudah hampir tiba di Provinsi Suntra dan akan segera memasuki wilayah Kerajaan Monoma. Kalaupun dia tidak mengizinkan Wira untuk menjadi duta, semuanya sudah terlambat. Apalagi, dekret yang dikeluarkan Ratu Jihan juga tidak dapat dibatalkan begitu saja oleh Raja Bakir.Saat ini, Raja Bakir telah lumayan pulih dan tengah duduk bersandar di ranjang Istana Nairi. Setelah meminum sup, dia langsung bertanya kepada Ratu Jihan, "Ratu, apa yang terjadi selama beberapa hari terakhir di istana?"Raja Bakir masih khawatir. Bagaimanapun, Kerajaan Monoma hendak menyerang Keajaan Nuala. Dia masih merasa tidak tenang dalam hatinyaBegitu Ratu Jihan mendengar ini, dia segera berlutut di lantai sembari berkata, "Yang Mulia, Anda tidak sadarkan diri selama beberapa hari terakhir, jadi hamba tidak punya pilihan selain campur tangan dalam urusan istana. Hamba memohon kepada Yang Mulia untuk mengamp

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 870

    Ratu Jihan tampak mengangguk. Dia memang tidak paham tentang hal ini.Sementara itu, Raja Bakir menghela napas dan menjelaskan, "Aku nggak bisa memahami Wira. Pada kunjungan terakhirnya ke Kerajaan Agrel, dia kembali dengan gelar Raja Uttar dan telah menjalin hubungan erat dengan Kerajaan Agrel. Kali ini, aku khawatir dia juga akan menjalin hubungan dengan Kerajaan Monoma, jadi ... aku nggak ingin membiarkannya pergi."Mendengar perkataan seperti itu, Ratu Jihan tahu bahwa kecongkakan dan kecurigaan dari Raja Bakir kembali muncul. Dia segera bertanya, "Yang Mulia, Wira mungkin hebat, tapi dia hanya seorang pejabat kecil. Kalau Anda ingin memberdayakannya, lakukan saja, begitu pula dengan sebaliknya. Kenapa harus begitu bingung?"Meskipun kata-katanya terdengar sederhana, Raja Bakir malah berkata sambil tersenyum, "Aku adalah seorang raja, bagaimana bisa aku bertindak seperti itu? Kata-katamu nggak salah, tapi Wira memang memiliki beberapa kekuatan dan dukungan. Terakhir kali, ketika in

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 871

    Wulan masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia mampu memahami maksud Wira. Pada saat yang sama, ketiga wanita itu merasa sangat terharu. Wira berjanji untuk membiarkan mereka ikut ke Kerajaan Monoma sehingga mereka bisa begitu rileks selama perjalanan ini.Bahkan, Wira juga membawa mereka mengelilingi Provinsi Yolas, Provinsi Artana, dan Provinsi Suntra sepanjang perjalanan. Hal ini membuat mereka merasa sangat bahagia dan menikmati perjalanan tersebut.Sementara itu, Wira yang hendak pergi ke Kerajaan Monoma besok, baru mengungkapkan kenyataannya sekarang. Sejujurnya, semua tindakan pria itu adalah demi mereka. Hanya saja ... Wulan, Dewina, dan Dian masih khawatir. Mereka ingin mengikuti Wira ke Kerajaan Monoma dan tidak ingin tinggal di sini."Kalian seharusnya tahu sifatku. Jadi ... tunggulah aku kembali di sini. Kalau kalian ingin melakukan sesuatu, bantulah aku untuk mengurus bisnis dengan baik. Aku akan meninggalkan Pasukan Zirah Hitam untuk kalian dan membawa Danu bersamaku. J

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 872

    Wira dan Danu baru saja melintasi perbatasan dan memasuki Kerajaan Monoma dengan menunggang kuda. Tidak disangka, dari kejauhan, mereka melihat seseorang tengah berada di puncak bukit pasir yang paling jauh.Orang itu berpostur ramping, kurus, dengan rambut yang diikat tinggi. Embusan angin tampak mengibaskan pakaiannya. Dia adalah seorang wanita. Saat ini, dia tengah duduk di bukit pasir dengan santai, bahkan menyilangkan kaki dengan ekspresi yang sangat tenang. Sambil memakan roti, wanita itu memperhatikan pemandangan di sekitar.Di sampingnya, ada sebilah pedang. Hal ini menandakan bahwa dia bukanlah orang yang mudah untuk dihadapi. Di belakangnya, ada seekor kuda yang berjalan bolak-balik dengan santai seraya menggoyangkan ekornya.Wira dan Danu pun saling memandang. Tiba-tiba, raut wajah Danu menjadi sangat tegang, lalu dia berkata dengan serius, "Kak Wira, wanita itu bisa-bisanya muncul di daerah tandus ini. Hal ini sangat mencurigakan. Menurutku, wanita itu pasti bermasalah, leb

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 873

    Awalnya, Danu terlihat sangat percaya diri. Namun, setelah beberapa ronde, dia mulai merasa kelelahan. Sementara itu, wanita yang bertubuh mungil itu masih bisa tersenyum dengan ekspresi yang sama sekali tidak terlihat lelah."Bagaimana? Apa kamu masih mau melanjutkannya?" tanya wanita itu.Mendengar hal ini, raut wajah Danu tampak sangat suram. Dia menggertakkan giginya seraya berkata, "Tentu, kenapa nggak? Bagaimana mungkin aku yang adalah seorang pria nggak bisa mengalahkan gadis sepertimu? Terimalah seranganku!"Kecepatan Danu sangat luar biasa dengan membawa niat membunuh yang ganas. Hanya saja, tatapan wanita itu tiba-tiba berubah menjadi dingin. Segera setelah itu, dia berkata dengan lembut, "Aku nggak ingin bermain denganmu lagi. Lebih baik kalian segera kembali. Lain kali, aku nggak akan berbelaskasihan lagi!"Wanita itu langsung menendang dada Danu dengan keras. Seiring terdengarnya suara teriakan, Danu langsung terlempar dan jatuh di tanah dengan keras. Dia telah merasakan d

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 874

    "Kita harus segera mengendalikan wanita ini. Kalau nggak, mungkin akan sangat merepotkan," ucap Danu sambil maju karena hendak menahan wanita ini.Wira langsung menghentikan Danu, "Jangan, biar kutanya dulu alasan dia melarang kita datang ke sini."Wira mengangkat senapan dan mengarahkannya pada wanita itu, lalu bertanya dengan ekspresi serius, "Kamu siapa? Kenapa kamu menghalangi kita datang ke Kerajaan Monoma?""Aku nggak punya alasan apa-apa," ujar wanita itu dengan arogan."Ini alasannya," ucap Wira sembari menggerakkan senapan di tangannya. Kemudian, dia melanjutkan, "Kalau kamu nggak mau bilang, peluru dari senapan ini akan menembus kepalamu."Wanita itu ketakutan. Dia memang tidak tahu apa itu peluru, tetapi saat melihat Wira membunuh kudanya, dia tahu bahwa Wira adalah orang yang mengerikan. Jadi, wanita itu terpaksa menjawab, "Namaku Riska Monoma.""Margamu Monoma?" seru Wira yang terkejut. Dia bertanya lagi, "Kudengar Raja Monoma yang baru juga bermarga Monoma, jangan-jangan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 875

    Wira melanjutkan, "Keluarga Juwanto yang menyokong kakakmu untuk menjadi Raja Monoma. Apa kamu pikir Keluarga Juwanto begitu baik? Kakakmu hanya boneka yang dikendalikan oleh Keluarga Juwanto. Kalau merasa nggak puas, mereka bisa menyingkirkan kakakmu kapan saja."Jantung Riska berdegup kencang. Ini adalah rahasia mereka, kenapa Wira bisa mengetahui hal ini?"Kenapa aku harus percaya dengan omonganmu?" tanya Riska. Dia membentak, "Kamu jangan bicara sembarangan. Kami nggak punya hubungan apa pun dengan Keluarga Juwanto!"Wira juga tidak terburu-buru saat melihat Riska tidak bersedia mengakuinya. Lagi pula, Wira juga tidak bisa masuk kalau Riska menghalangi mereka. Jadi, Wira dan Danu membangun kemah di tempat ini untuk beristirahat terlebih dahulu.Kemudian, Wira mengambil ranting-ranting untuk menyalakan api. Setelah itu, dia mengeluarkan ayam dan bebek bakar yang sudah disiapkan, lalu memanasinya di atas api. Tak lama kemudian, Riska mencium aroma daging bakar.Riska sudah menunggu d

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 876

    Wira memandang Riska dan bertanya balik, "Menurutmu, kalau Keluarga Juwanto benar-benar menguasai Kerajaan Nuala, apa mungkin Kerajaan Monoma akan menjadi target pertama yang dimusnahkan?"Riska tidak menjawab, dia menatap Wira dengan ekspresi serius. Riska tidak tahu Wira bermaksud untuk menghasutnya atau tidak. Namun, jika dipikirkan dengan saksama, ucapan Wira cukup masuk akal.Melihat Riska masih tidak berbicara, Wira langsung berucap lagi, "Aku yakin Keluarga Juwanto pasti akan memusnahkan Kerajaan Monoma terlebih dulu. Alasannya sangat sederhana, Keluarga Juwanto sudah menyusun strategi begitu lama untuk menguasai Kerajaan Nuala. Kalau hal ini tersebar, Keluarga Juwanto pasti akan dicela oleh generasi penerus.""Untuk menguasai Kerajaan Nuala secara terang-terangan, Keluarga Juwanto pasti akan menumpas semua permasalahan yang mencoreng nama baik mereka. Dengan begitu, Keluarga Juwanto nggak akan dihujat oleh orang-orang," lanjut Wira.Riska tercengang, ucapan Wira memang benar. K

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2994

    "Jaran sudah bertemu dengan kami. Tapi, sekarang dia bukan hanya nggak muncul di hadapanmu, dia juga nggak ada di sampingku. Jadi, kamu rasa dia pasti ada di mana sekarang?" kata Wira sambil terus memikirkan langkah selanjutnya karena dia tidak bisa terus terjebak di sana.Jumlah di pihak lawannya begitu banyak, Wira merasa dia pasti akan rugi jika bertarung dengan mereka di sana. Ditambah dengan banyaknya orang di sekitarnya, satu-satunya caranya untuk keluar dari sana adalah menggunakan taktik melarikan diri.Pada saat itu, pandangan Wira pun tertuju pada Wendi. Saat mereka dikepung Saka sebelumnya, Wendi mengeluarkan dua tabung bambu dari sakunya. Setelah menyebarkan isi tabungnya, bahkan orang-orang yang berdiri jauh dari mereka pun merasa matanya sakit. Sementara itu, orang yang berdiri lebih dekat dengan mereka, kebanyakan yang langsung kehilangan nyawanya.Jika bukan karena begitu, Wira juga tidak akan membiarkan Wendi ikut bersamanya. Wanita ini jauh lebih mengerikan dari yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2993

    Wira dan lainnya berhasil segera melintasi Provinsi Tengah tanpa menarik perhatian siapa pun karena Wira memiliki peta. Namun, dia melihat beberapa pengumuman tentang mereka di luar tembok kota. Sepertinya, Saka merasa tidak cukup hanya dengan membakar gunung, sekarang Saka juga mengatur penjagaan di sana dan membuat banyak pengumuman. Sungguh menyebalkan.Wira mengepalkan tinjunya, tetapi dia juga hanya bisa menahan amarahnya. Jika sekarang bahkan dia pun tidak bisa tenang, bagaimana dengan yang lainnya? Dia tidak ingin melihat mereka ikut menderita karena tindakannya. Jika dia membuat keputusan yang salah, orang-orang di sekitarnya akan kehilangan nyawa mereka dan ini bukan transaksi yang menguntungkan.Saat hampir tiba di pintu masuk gurun, Wira dan yang lainnya juga merasa lega. Jika sudah sampai di sini, mereka sudah hampir aman. Selama mereka bisa melewati gurun putih di hadapan mereka, berarti mereka sudah berhasil.Saat Wira hendak memimpin yang lainnya untuk memasuki gurun, di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2992

    Selama bertahun-tahun ini, Agha juga selalu mengikuti Wira berperang dari selatan ke utara dan sudah mengalami banyak hal. Namun, ini pertama kalinya dia merasa begitu menyedihkan. Saat ini, dia merasa sangat kesal karena harus terjebak di sini, sehingga dia tidak akan melepaskan Saka ini. Meskipun harus mengorbankan banyak hal, dia juga harus membalas tindakan Saka.Wira memelototi Agha dan berkata dengan kesal, "Omong kosong. Kita nggak boleh gegabah, kamu sudah bosan hidup ya? Selama kita muncul di Provinsi Tengah yang dikuasai Saka ini, orang-orangnya pasti akan menyadari keberadaan kita. Aku tahu suasana hati kalian buruk karena sekarang kita terjebak di sini, tapi kita juga nggak boleh terlalu gegabah. Kalau nggak, kita akan sulit keluar dari sini."Mendengar perkataan Wira, Agha akhirnya terdiam."Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Fikri.Wira menatap api yang masih memenuhi langit dan perlahan-lahan berkata dengan nada dingin, "Aku lihat apinya sudah perlahan-la

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2991

    "Berikan aku waktu dua hari untuk memikirkannya dengan baik dulu," kata Caraka yang tidak menolak kebaikan Saka. Namun, dia juga tidak langsung menyetujuinya, setidaknya ini bisa menjadi jalan lain untuknya. Jika dia bisa bertemu dengan Jaran lagi dalam dua hari ini, dia tentu saja tidak akan memilih untuk tetap tinggal di wilayah barat. Tidak ada yang ingin meninggalkan kampung halamannya.Namun, jika benar-benar terjadi sesuatu dengan Jaran, Caraka tentu tidak akan berani kembali ke wilayah tandus di utara lagi. Pada saat itu, Senia pasti akan menginginkan nyawanya. Lebih baik dia mengikuti Saka, setidaknya bisa menyelamatkan nyawanya dan hidup dengan tenang."Baiklah. Kamu memang cukup berbakat dan aku ini sangat toleran pada orang-orang yang berbakat, jadi aku akan memberimu waktu untuk berpikir. Aku tahu kamu ini orang pintar, pasti bisa membuat keputusan yang tepat," kata Saka sambil tersenyum puas dan menepuk bahu Caraka.Namun, Caraka tidak mengatakan apa-apa.....Satu jam kem

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2990

    Saka merasa ini adalah penipuan dan dia tidak bisa menerimanya."Nggak mungkin, pasti ada yang salah di sini. Apa mungkin temanku itu sudah dikalahkan Wira dan kelompoknya dan mereka membawanya pergi? Mereka pasti sedang bersembunyi di suatu tempat. Asalkan kita terus memeriksa tempat ini, kita pasti bisa menemukan jejak Wira," kata Caraka dengan tegas.Saat ini, hanya ini satu-satunya cara yang terpikirkan oleh Caraka. Meskipun cara ini belum tentu berhasil, setidaknya ini satu-satunya cara yang ada.Setelah ragu sejenak, Saka bertanya, "Bagaimana kalau kita tetap nggak menemukan jejak mereka?""Mudah saja, aku serahkan nyawaku padamu," kata Caraka dengan tegas. Lagi pula, jika dia tidak bisa membawa Jaran kembali Kerajaan Agrel dengan selamat, dia juga tidak akan bertahan hidup lagi. Lebih baik dia pasrah saja.Saka tertawa dingin dan berkata, "Aku sama sekali nggak tertarik dengan nyawamu, tapi aku punya ide bagus. Melihat kamu begitu teguh, ini membuktikan Wira dan kelompoknya bena

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2989

    Caraka khawatir dengan keselamatan Jaran segera berkata, "Kenapa begitu? Temanku masih ...."Namun, sebelum Caraka selesai berbicara, Saka langsung berkata, "Apa hubungannya denganku? Aku harus memastikan semuanya berjalan dengan lancar. Kamu harus ingat kini kita sedang menghadapi musuh yang sama, jadi rencana kita harus selaras. Kalau kamu merasa ada masalah dengan rencanaku, kamu boleh langsung keluar sekarang juga. Aku juga nggak kekurangan orang."Sikap Saka terlihat sangat tegas. Sebagai penguasa Provinsi Tengah, dia tidak akan membiarkan Caraka memerintahnya. Caraka ini hanya orang yang memberikan informasi saja, sama sekali tidak berarti apa-apa baginya. Dia hanya menganggap sebagai sebuah bidak saja.Caraka terbatuk-batuk, lalu perlahan-lahan berkata, "Baiklah. Kita jalankan semuanya sesuai dengan rencana Jenderal saja, aku nggak akan mengatur lagi ...."Saat ini, Caraka sudah merasa sangat cemas, tetapi dia juga hanya bisa berharap Jaran tidak berada dalam bahaya. Jika benar-

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2988

    Setelah mendengar penjelasan Fikri, Agha baru mengubah pemikirannya."Kalau Tuan Wira juga merasa cara ini bisa dicoba, aku akan turun untuk melihat situasinya dulu," kata Fikri. Orang-orang dari Lembah Duka memiliki kemampuan mereka masing-masing, jauh lebih kuat daripada musuh-musuh Wira. Oleh karena itu, hanya dia saja yang bisa menjalankan tugas penting ini.Wira menganggukkan kepala, lalu mendekati Fikri dan berkata sambil menepuk pundak Fikri, "Kamu harus hati-hati, kami akan menunggu kabarmu di sini."Fikri menganggukkan kepala, lalu segera turun ke kedalaman jurang menggunakan tanaman yang merambat di tebing.Sementara itu, Wira dan yang lainnya terus mengawasi situasi di sekeliling dengan cermat untuk memastikan semuanya tetap aman.....Di kaki gunung.Orang yang memberikan informasi pada Saka adalah Caraka dan saat ini dia sudah berdiri bersama dengan Saka. Sebelum datang ke sini, dia sudah mendiskusikan rencananya dengan Jaran. Sepanjang perjalanan ke sini, mereka mengikuti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2987

    Agha merasa jurang itu sangat dalam, siapa pun yang melompat ke dalamnya akan langsung kehilangan nyawanya. Meskipun mereka memiliki kemampuan, mereka juga tidak akan sanggup menahan dampak dari lompatan itu. Hasil akhirnya sudah bisa ditebak.Wira mengernyitkan alis dan berkata dengan nada yang muram, "Tapi, ini cara terakhir kita. Sekarang kita nggak mungkin langsung menerobos begitu saja dan melawan mereka. Kita sudah jelas kalah jumlah dan ditambah lagi ini adalah wilayah barat. Kalau kita bersikeras melawan mereka, pada akhirnya kita yang pasti akan rugi.""Jadi, satu-satunya cara yang paling aman sekarang adalah mencari jalan dari jurang ini. Kita lihat apa kita bisa bersembunyi di sekitar sini untuk sementara. Kalau mereka sudah mencari kita di sini selama beberapa hari dan tetap nggak menemukan kita, aku yakin mereka pasti akan pergi. Meskipun nggak pergi, penjagaan mereka juga akan berkurang. Pada saat itulah, kita baru melarikan diri."Wendi dan Dwija tidak mengatakan apa-apa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2986

    Jaran berpikir saat Wira sendiri yang ingin menceritakannya, semua kebenarannya pun akan terungkap.Wira tersenyum dan berkata, "Nggak bisa dibilang seperti ini juga. Aku mencari kalian bukan hanya untuk menghadapi dia, aku sebenarnya punya alasan lain juga. Aku juga ...."Saat mengatakan itu, Wira melirik bungkusan yang berisi abu jenazah di punggung Agha.Saat baru bertemu dengan Wira dan yang lainnya, Fikri kebetulan melihat adegan itu. Dia pun langsung mengerti, ternyata begitu kejadiannya. Sepertinya, Wira adalah orang yang sangat menghargai hubungannya dengan yang lainnya juga hingga rela menempuh perjalanan jauh hanya untuk mencari jasad teman-temannya. Bisa memiliki teman seperti ini termasuk keberuntungan seumur hidup.Saat keduanya sedang berbicara, Dwija tiba-tiba mendekati Wira dan berkata sambil menunjuk ke arah kaki gunung, "Ada orang yang datang."Wira dan yang lainnya segera berjalan ke tepi tebing gunung dan melihat saat ini seluruh gunung sudah dikepung dengan rapat.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status