Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 881 - Chapter 890

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 881 - Chapter 890

3022 Chapters

Bab 881

"Keluarga Juwanto menyuruh kita untuk bertindak. Kalau kita nggak segera membunuh orang ini, bagaimana kita harus menjelaskannya pada mereka?" tanya orang kepercayaan Rezvan itu lagi.Rezvan tersenyum tipis, lalu berkata dengan ekspresi serius, "Mudah saja. Kita jebak Wira dan biarkan orang lain yang membunuhnya. Kalau dia mati di tangan orang lain, itu nggak ada hubungannya dengan kita."Mendengar ini, orang kepercayaannya langsung mengangguk penuh semangat seraya berkata, "Komandan memang hebat, strategi ini sungguh luar biasa!"Sebagai tanggapan, Rezvan hanya tertawa dingin. Dia mengambil gelas anggur dan menyesapnya, lalu menggumam, "Wira, kamu ketiban sial karena bertemu denganku."....Malam itu, Wira dan Iskandar minum-minum dan mengobrol di tenda Iskandar."Tuan Wira, biarpun masih sangat muda, kamu bisa menjadi utusan ke Kerajaan Monoma. Kamu pasti bukan orang biasa, aku kagum!" ujar Iskandar sambil tertawa dan bersulang dengan Wira.Wira juga tersenyum dan berkata, "Aku nggak
Read more

Bab 882

Keesokan paginya, Wira dibangunkan buru-buru oleh Danu. "Gawat, Kak Wira! Terjadi sesuatu!" ujar Danu.Wira bangun dengan linglung. Dia dan Iskandar minum cukup banyak kemarin malam sehingga kepalanya masih sedikit pusing. Dia perlahan duduk dan bertanya dengan bingung, "Terjadi sesuatu? Apa yang terjadi?"Danu buru-buru berkata, "Pak Iskandar ... meninggal!""Apa!" seru Wira dengan terkejut. Iskandar meninggal? Pria tua ini baru minum-minum dengannya tadi malam. Mengapa dia tahu-tahu meninggal?"Kok bisa?" tanya Wira. Rasa kantuknya menguap sepenuhnya dan wajahnya tampak masam. Dia menduga kejadian ini adalah sebuah konspirasi."Pak Iskandar ditikam ...," jelas Danu setelah menarik napas dalam-dalam. Kemudian, dia buru-buru melanjutkan, "Kak Wira, Pak Tikta dan yang lainnya sudah berjalan ke sini. Mereka pasti akan menuduh kita pembunuhnya. Kita harus cepat pergi!"Danu tahu ada beberapa hal yang sulit dijelaskan. Apalagi, tidak ada yang bisa membuktikan bahwa Wira tidak bersalah. Pel
Read more

Bab 883

Mendengar itu, semua orang mengangguk setuju. Sehari setelah Wira tiba di sini, Iskandar meninggal. Jadi, tentu saja Wira menjadi tersangka utama."Rupanya cuma tuduhan tanpa bukti. Pak Tikta, aku nggak punya motif untuk membunuh Pak Iskandar. Apa untungnya aku membunuh dia? Lagian, kalau aku membunuh Pak Iskandar, aku seharusnya kabur kemarin malam. Kenapa aku harus menunggu kalian mendatangiku hari ini?" ujar Wira.Siapa pun yang bisa menggunakan logikanya bisa melihat bahwa Wira difitnah. Tikta seharusnya juga tahu dengan jelas. Sementara itu, ekspresi Ucok dan Yoga tampak masam. Mereka memahami maksud Wira dan juga tidak percaya bahwa pria itu membunuh Iskandar. Hanya saja, Wira tetap menjadi tersangka utama dalam kasus ini."Huh! Didengar dari lancarnya kamu bicara, kamu pasti sudah menyiapkan kata-kata pembelaan itu sejak awal, 'kan? Soal alasan kamu membunuh Iskandar, kita akan tahu setelah interogasi!" bentak Tikta.Wira menghela napas, lalu berkata, "Aku sangat menyukai sosok
Read more

Bab 884

Tanpa menunggu Tikta menjawab, Wira memandang orang-orang lainnya seraya berkata, "Semuanya, kalian nggak mengenal aku dan itu bukan masalah. Aku juga nggak menyalahkan kalian karena mencurigaiku sebagai pembunuh Pak Iskandar. Tapi, kalau memang aku pelakunya, aku nggak mungkin tetap tinggal dan menunggu kalian datang menghakimiku!""Nyawaku nggak penting. Nggak masalah kalau aku harus mati demi Pak Iskandar. Tapi, apa kalian rela membiarkan pembunuh sebenarnya bebas? Hari ini, aku akan menyelidiki kebenarannya dengan memeriksa semua orang. Seperti yang kubilang tadi, orang yang nggak bersalah nggak perlu takut diselidiki. Kalau kalian takut, itu artinya kalian menyembunyikan sesuatu!" tambah Wira sambil memandang semua orang.Mungkin karena Wira berbicara dengan penuh keyakinan dan terlihat tulus, sorot mata curiga kebanyakan orang yang memandang Wira perlahan melunak. Ucok dan Yoga juga mengangguk."Ucapan Tuan Wira benar, orang yang bersalah nggak perlu takut. Baiklah, mari kita per
Read more

Bab 885

Jika tidak membawa senapan itu, entah bagaimana Wira dan Danu lolos dari pengepungan. Bahkan jika Wira lolos, kemungkinan besar Danu akan tertahan di sini. Anggota suku Taiga berjumlah ratusan orang, mana bisa Danu mengalahkan mereka semua?Orang-orang itu tidak tahu bahwa senapan Wira hanya memiliki belasan butir amunisi. Sekarang, hanya tersisa sekitar delapan butir peluru di dalamnya. Jika mereka menyerang bersama-sama, Wira dan Danu tidak akan selamat! Untungnya, Wira unggul dalam teknologi. Dia masih memegang kendali dan memiliki kesempatan untuk menyelesaikan masalah ini.Kurang dari lima menit kemudian, Danu dan dua anggota suku Taiga kembali ke hadapan semua orang. Danu berkata dengan dingin, "Semuanya, lihatlah!" Sambil bicara, Danu menjatuhkan setumpuk surat ke tanah.Surat-surat itu adalah bukti korespondensi antara Tikta dan Rezvan. Bisa-bisanya Tikta begitu ceroboh hingga tidak membakarnya. Sebenarnya, hal ini bukan karena kecerobohan Tikta. Semua surat ini adalah bukti ya
Read more

Bab 886

Wira dan Danu meneruskan perjalanan dengan menunggangi kuda. Pada saat yang sama, Rezvan telah menerima kabar tentang apa yang terjadi. Tikta telah gagal dan bahkan membocorkan hubungan di antara mereka pada orang-orang. Hal ini membuat darah Rezvan mendidih."Sampah! Dasar nggak guna!" umpat Rezvan dengan raut marah. Rezvan tidak habis pikir bagaimana Tikta bisa mengacaukan hal sederhana seperti ini. Belum lagi, perannya juga dibocorkan! Jika begini caranya, bukankah itu hanya akan membuat Wira waspada? Berhubung Wira tahu bahwa Rezvan mengincarnya, dia pasti akan bersiap-siap! Tidak salah lagi, ini namanya senjata makan tuan!Lantaran Raja Monoma menaruh curiga padanya, Rezvan tidak ingin terang-terangan menyerang Wira. Dia pikir, rencananya sempurna, siapa sangka hasilnya akan seperti ini."Komandan, kita harus gimana sekarang? Gimana kalau kita ... langsung kirim pasukan untuk membunuhnya?" tanya orang kepercayaan Rezvan.Ucapan itu membuat Rezvan mengernyit. Saat ini, dia betul-be
Read more

Bab 887

"Ayah, Wira ini nggak disukai keluarga Kerajaan Nuala. Apa mungkin Kerajaan Nuala akan menyatakan perang pada Kerajaan Monoma karena dia?" tanya kedua putra Kumar, masih belum mengerti.Kumar mendengus lagi, lalu berkata, "Sudah kubilang, di dunia ini kepentingan adalah yang terpenting. Nggak ada dendam dan kebencian yang sesungguhnya! Selama ada kepentingan, dendam bisa berubah menjadi persahabatan dan benci pun bisa berubah menjadi cinta."Kata-kata ini tidak nyaman didengar, tetapi jika menganalisisnya dengan cermat, itu memang ada benarnya. Di dunia ini, tidak ada yang namanya musuh sejati dan teman sejati. Setidaknya, begitulah situasi di pihak Kumar."Kalian pasti bingung. Tempo hari, Wira diutus menjadi duta bak orang buangan oleh istana. Raja Bakir juga berkata kalau dia nggak akan pernah memberdayakan Wira. Jadi, aku yakin istana nggak peduli dengan hidup dan mati Wira. Tapi, coba kalian pikirkan. Kalau Wira benar-benar mati di Kerajaan Monoma, apa yang akan dilakukan orang-or
Read more

Bab 888

Kumar pun segera berangkat. Tak lama kemudian, dia telah berada di dalam kamar tidur Alina. Hanya saja, raut wajahnya terlihat sangat suram.Usai ragu-ragu sejenak, Kumar akhirnya berkata secara perlahan dengan nada serius, "Alina, ini sudah waktunya kita bertindak. Pihak Keluarga Barus sudah beraksi. Kalau kita nggak segera mencari cara untuk memajukan rencana, begitu Keluarga Barus mendahului, peluang kita untuk menang benar-benar akan menghilang!"Nada bicara Kumar terdengar agak gugup. Dia menatap ke arah Alina, lalu melanjutkan dengan nada serius, "Alina, kita nggak bisa menundanya lagi. Besok pagi, carilah cara untuk meracuni Raja Bakir."Alina sangat terkejut hingga membelalakkan matanya. Dia segera bertanya dengan nada yang panik, "Me ... meracuni? Apa ... apakah kita benar-benar harus melakukan ini? Apa nggak ada cara lain lagi?"Akan tetapi, Kumar menjawab dengan tegas, "Nggak ada! Aku sudah menjelaskan keuntungan dan risikonya padamu secara jelas. Kalau kamu nggak melakukann
Read more

Bab 889

"Hamba belum memanggil tabib ...." Sebelum menyelesaikan perkataannya, Alina mendapati ekspresi Raja Bakir yang tiba-tiba menjadi serius. Suaminya pun berkata dengan tegas, "Sembarangan! Kamu ini sudah sakit parah. Kenapa masih belum diperiksa oleh tabib? Segera panggil tabib!"Mendengar perkataannya, Alina segera menahan tangan Raja Bakir, lalu berkata dengan lembut, "Yang Mulia, hamba sudah merasa jauh lebih baik karena Anda bisa datang kemari. Kalau Yang Mulia bersedia tinggal di sini untuk menemani hamba, itu akan lebih bermanfaat daripada diperiksa oleh tabib atau obat apa pun."Saat ini, Alina terlihat memandang Raja Bakir dengan lembut dan bersikap manja. Melihat sikap selirnya, Raja Bakir pun berkata, "Hehe, jadi kamu sakit karena merindukanku? Baiklah, malam ini aku akan menginap di kamarmu. Sampaikan ke yang lain." Kini, tatapan Alina tampak gembira dan gugup. Meskipun rencananya berhasil, dia tetap merasa tidak nyaman dalam hatinya.Keesokan paginya, Raja Bakir telah meningg
Read more

Bab 890

Wira tentu tidak mengetahui apa yang terjadi di istana. Pada saat ini, dia telah tiba di luar ibu kota Kerajaan Monoma. Tidak jauh dari sana, Riska telah menunggunya. Begitu melihat Riska, Wira langsung menyapa sambil tersenyum, "Putri Riska, kita bertemu lagi!"Mendengar itu, Riska juga menanggapi sembari tersenyum, "Aku sudah mendengarnya, perjalananmu penuh rintangan untuk bisa sampai di sini. Tapi, untungnya kamu sudah tiba di ibu kota sekarang, jadi kamu sudah aman."Wira kembali menjawab sambil tersenyum, "Benar. Aku sangat yakin bahwa keamananku terjamin di ibu kota ini."Sementara itu, Riska malah mengerucutkan bibirnya dan berkata, "Tapi, kamu jangan terburu-buru. Kali ini, Kerajaan Monoma nggak terlalu suka dengan duta sepertimu. Kalau ingin menegosiasikan perdamaian, kamu harus pandai bermain kata-kata."Begitu mendengar perkataan wanita itu, Wira tak kuasa berkata sambil tersenyum, "Kakakmu itu benar-benar orang yang licik!"Riska sontak mengedipkan matanya yang besar dan l
Read more
PREV
1
...
8788899091
...
303
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status