Wira tentu tidak mengetahui apa yang terjadi di istana. Pada saat ini, dia telah tiba di luar ibu kota Kerajaan Monoma. Tidak jauh dari sana, Riska telah menunggunya. Begitu melihat Riska, Wira langsung menyapa sambil tersenyum, "Putri Riska, kita bertemu lagi!"Mendengar itu, Riska juga menanggapi sembari tersenyum, "Aku sudah mendengarnya, perjalananmu penuh rintangan untuk bisa sampai di sini. Tapi, untungnya kamu sudah tiba di ibu kota sekarang, jadi kamu sudah aman."Wira kembali menjawab sambil tersenyum, "Benar. Aku sangat yakin bahwa keamananku terjamin di ibu kota ini."Sementara itu, Riska malah mengerucutkan bibirnya dan berkata, "Tapi, kamu jangan terburu-buru. Kali ini, Kerajaan Monoma nggak terlalu suka dengan duta sepertimu. Kalau ingin menegosiasikan perdamaian, kamu harus pandai bermain kata-kata."Begitu mendengar perkataan wanita itu, Wira tak kuasa berkata sambil tersenyum, "Kakakmu itu benar-benar orang yang licik!"Riska sontak mengedipkan matanya yang besar dan l
Umumnya, duta akan memiliki timnya sendiri dan setidaknya terdiri dari belasan orang. Akan tetapi, Wira dan Danu hanya datang berduaan. Itu sebabnya, wajar jika orang-orang ini kesal. Mereka merasa bahwa Kerajaan Nuala telah meremehkan Kerajaan Monoma.Sementara itu, Wira menanggapi sambil tersenyum, "Banyak orang yang datang bukan berarti menghormati kalian. Apalagi, kenapa Kerajaan Nuala harus menghormati Kerajaan Monoma?" Perkataan Wira langsung membuat ekspresi semua orang berubah."Kurang ajar! Jangan kira karena kamu adalah duta, kami nggak berani membunuhmu!" ancam pria tua itu.Ketika Wira mendengar ini, dia langsung berkata sambil tersenyum, "Membunuhku? Silakan saja. Kalau membunuhku memberi manfaat bagi kalian, aku bersedia dibunuh.""Sayangnya, membunuhku nggak akan menguntungkan kalian. Pak Tua, kamu ini sudah berumur. Jangan terlalu emosian, sikapmu ini hanya akan membuatmu terlihat nggak bijak," ujar Wira yang sama sekali tidak sungkan.Kata-kata Wira membuat pria tua it
Usai Wira berkata demikian, pria tua itu masih ingin berbicara, tetapi dia langsung mendapat tanggapan tegas dari Wira."Apa kamu kira, Kerajaan Agrel akan bekerja sama dengan Kerajaan Monoma untuk menaklukkan Kerajaan Nuala? Nggak usah membahas dulu apakah bisa menang, berapa banyak pasukan yang dibutuhkan untuk menaklukkan Kerajaan Nuala? Sudahkah kamu menghitungnya?" tanya Wira.Segera setelah itu, Wira melanjutkan dengan lugas, "Dengan mempertimbangkan hal ini, lebih baik kami yang bersekutu dengan Kerajaan Agrel dan menghancurkan Kerajaan Monoma, 'kan? Nggak usah banyak-banyak, Kerajaan Nuala bersedia memberikan dua pertiga wilayah Kerajaan Monoma kepada Kerajaan Agrel. Aku yakin mereka pasti akan setuju!"Sementara itu, wajah orang itu terlihat makin kesal. Dia pun berkata dengan tegas, "Kami juga bisa menyerahkan dua pertiga wilayah Kerajaan Nuala kepada Kerajaan Agrel!"Namun, setelah kata-kata tersebut diucapkan olehnya, Wira malah makin gembira. Dia segera berkata, "Konyol! A
Wira menjelaskan, "Semuanya, aku tahu kalian merasa kesal dan ingin menekan Kerajaan Nuala. Aku juga tahu bahwa Kerajaan Monoma hanya sebatas sudut yang terpinggirkan. Kalian benar-benar tertekan oleh rasa frustrasi selama bertahun-tahun. Tapi, ini bukan saatnya bagi kalian untuk memuaskan keinginan dengan mencaci maki, bahkan menindasku. Semua ini nggak ada artinya.""Setelah aku menerima segala bentuk penindasan dan kehilangan harga diri di Kerajaan Monoma, bahkan kehilangan martabat Kerajaan Nuala, paling-paling aku hanya akan dihukum mati setelah kembali. Tapi, apa kalian pernah memikirkan, apa yang bisa kalian capai dengan melakukan ini? Bukannya itu hanya bisa memuaskan hati kalian sejenak?" tanya Wira.Kemudian, pemuda itu kembali berkata, "Lebih dari itu, Kerajaan Monoma tetap saja adalah Kerajaan Monoma, begitu pula dengan Kerajaan Nuala. Nggak akan ada perubahan apa pun!""Kalian tetaplah sudut yang terpinggirkan. Kalian tetap nggak memiliki kekuatan militer yang tangguh sepe
Taufik tampak berjalan keluar. Perkataannya barusan membuat semua orang tersadar kembali. "Hormat kepada Yang Mulia!" Semua orang buru-buru memberi hormat.Sementara itu, Wira juga menangkupkan tangannya ke arah Taufik dan menyapa, "Duta Kerajaan Nuala memberi hormat kepada Raja Monoma!" Kemudian, dia melirik Taufik sekilas. Pria ini ternyata seumuran dengannya dan masih sangat muda.Namun, Wira dapat melihat ambisi dari sorot matanya, serta kepercayaan diri seorang raja. Dia juga pernah melihat tatapan yang sama dari Senia. Akan tetapi, Wira tidak pernah melihatnya dari Raja Bakir.Saat ini, Taufik berkata sambil tersenyum, "Kalian nggak perlu sungkan. Aku sudah lama mendengar bahwa Tuan Wahyudi sangat luar biasa. Setelah bertemu langsung denganmu hari ini, ternyata kamu memang luar biasa."Kemudian, Taufik melirik semua orang sambil bertanya, "Apakah kalian semua telah mencapai kesepakatan untuk berperang atau berdamai dengan Kerajaan Nuala?"Begitu Taufik melontarkan pertanyaan ini
Wira mengangguk dan menyahut, "Pasti karena masalah Keluarga Juwanto, 'kan?"Ekspresi Taufik menjadi serius saat mendengar Wira menyebut Keluarga Juwanto. Taufik berujar, "Campur tangan Keluarga Juwanto dalam pemerintahan Kerajaan Monoma sudah mendarah daging. Bahkan, urusan pasukan militer Kerajaan Monoma juga dirundingkan dengan Keluarga Juwanto. Masalah ini membuatku pusing!"Taufik mengungkapkan ketidakpuasannya. Siapa pun akan merasa tidak puas jika menghadapi masalah seperti ini. Seorang raja pasti tidak senang saat orang luar mencampuri urusan pemerintahannya.Wira tersenyum dan menimpali, "Keluarga Juwanto ... memang ambisius!"Taufik mengangguk dan berucap, "Kematian ayahku pasti berhubungan dengan Keluarga Juwanto. Mereka pikir mereka berhasil menyembunyikannya. Tapi, setelah memikirkannya, aku benar-benar nggak bisa menemukan orang lain selain mereka!"Taufik sama sekali tidak menutupinya dari Wira. Bagi Taufik, Wira sangat pintar. Sekalipun berusaha menutupinya, Wira pasti
Wira tidak menyangka Taufik akan bertanya seperti ini. Namun, Wira sama sekali tidak peduli dan langsung menyahut, "Hanya demi ketenangan.""Ketenangan?" tanya Taufik. Dia tertegun sejenak dan menatap Wira lekat-lekat. Menurutnya, Wira tidak mungkin melakukan semua ini hanya demi ketenangan.Taufik menggeleng dan melanjutkan ucapannya, "Wira, aku memang nggak tahu pemikiranmu yang sebenarnya, tapi aku yakin kamu melakukannya bukan untuk ketenangan."Wira terdiam. Dia sudah mengatakannya, kenapa Taufik masih tidak memercayainya? Kemudian, Wira berujar, "Apa maksudmu? Apa kamu nggak percaya denganku?"Setelah Wira selesai bicara, Taufik langsung mengangguk dan menjelaskan, "Tentu saja, apa benar kamu melakukannya hanya demi ketenangan? Meskipun kita baru bertemu hari ini, aku memahamimu. Kamu bukan mengharapkan ketenangan dari orang lain, tapi dari dirimu sendiri."Taufik melanjutkan, "Sejak kamu datang ke Kerajaan Monoma, aku tahu kamu punya ambisi. Sekalipun sekarang kamu nggak berpiki
Wira langsung menyahut, "Oke, aku akan mendengarnya." Taufik pun menuturkan, "Kalau begitu, aku akan langsung berterus terang. Kita bahas Kerajaan Shoka dulu, kerajaan itu terus berperang dan kondisinya sangat menyedihkan, jadi mereka nggak akan bisa berkembang dalam waktu 10 tahun. Tapi, muncul seorang raja di Kerajaan Shoka, mungkin suatu hari dia bisa memimpin Kerajaan Shoka. Hanya saja, aku nggak terlalu mengkhawatirkannya."Taufik melanjutkan, "Mungkin kamu merasa orang yang sombong pasti akan kalah, tapi Kerajaan Shoka pasti akan terpuruk. Jadi, mereka bukan ancaman besar."Wira sangat setuju dengan ucapan Taufik. Awalnya, Kerajaan Shoka merupakan tempat para budak berkumpul. Setelah para budak dikirim ke tempat itu, lama-kelamaan Kerajaan Shoka pun terbentuk. Namun, sebenarnya Kerajaan Shoka tidak mempunyai tata pemerintahan dan sistem yang sempurna.Ditambah lagi, Kerajaan Shoka merupakan daerah bersalju. Mereka memang tidak mampu merebut kekuasaan negara lain.Sesudah membaha
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m