Share

Bab 889

Penulis: Arif
"Hamba belum memanggil tabib ...." Sebelum menyelesaikan perkataannya, Alina mendapati ekspresi Raja Bakir yang tiba-tiba menjadi serius. Suaminya pun berkata dengan tegas, "Sembarangan! Kamu ini sudah sakit parah. Kenapa masih belum diperiksa oleh tabib? Segera panggil tabib!"

Mendengar perkataannya, Alina segera menahan tangan Raja Bakir, lalu berkata dengan lembut, "Yang Mulia, hamba sudah merasa jauh lebih baik karena Anda bisa datang kemari. Kalau Yang Mulia bersedia tinggal di sini untuk menemani hamba, itu akan lebih bermanfaat daripada diperiksa oleh tabib atau obat apa pun."

Saat ini, Alina terlihat memandang Raja Bakir dengan lembut dan bersikap manja. Melihat sikap selirnya, Raja Bakir pun berkata, "Hehe, jadi kamu sakit karena merindukanku? Baiklah, malam ini aku akan menginap di kamarmu. Sampaikan ke yang lain." Kini, tatapan Alina tampak gembira dan gugup. Meskipun rencananya berhasil, dia tetap merasa tidak nyaman dalam hatinya.

Keesokan paginya, Raja Bakir telah meningg
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 890

    Wira tentu tidak mengetahui apa yang terjadi di istana. Pada saat ini, dia telah tiba di luar ibu kota Kerajaan Monoma. Tidak jauh dari sana, Riska telah menunggunya. Begitu melihat Riska, Wira langsung menyapa sambil tersenyum, "Putri Riska, kita bertemu lagi!"Mendengar itu, Riska juga menanggapi sembari tersenyum, "Aku sudah mendengarnya, perjalananmu penuh rintangan untuk bisa sampai di sini. Tapi, untungnya kamu sudah tiba di ibu kota sekarang, jadi kamu sudah aman."Wira kembali menjawab sambil tersenyum, "Benar. Aku sangat yakin bahwa keamananku terjamin di ibu kota ini."Sementara itu, Riska malah mengerucutkan bibirnya dan berkata, "Tapi, kamu jangan terburu-buru. Kali ini, Kerajaan Monoma nggak terlalu suka dengan duta sepertimu. Kalau ingin menegosiasikan perdamaian, kamu harus pandai bermain kata-kata."Begitu mendengar perkataan wanita itu, Wira tak kuasa berkata sambil tersenyum, "Kakakmu itu benar-benar orang yang licik!"Riska sontak mengedipkan matanya yang besar dan l

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 891

    Umumnya, duta akan memiliki timnya sendiri dan setidaknya terdiri dari belasan orang. Akan tetapi, Wira dan Danu hanya datang berduaan. Itu sebabnya, wajar jika orang-orang ini kesal. Mereka merasa bahwa Kerajaan Nuala telah meremehkan Kerajaan Monoma.Sementara itu, Wira menanggapi sambil tersenyum, "Banyak orang yang datang bukan berarti menghormati kalian. Apalagi, kenapa Kerajaan Nuala harus menghormati Kerajaan Monoma?" Perkataan Wira langsung membuat ekspresi semua orang berubah."Kurang ajar! Jangan kira karena kamu adalah duta, kami nggak berani membunuhmu!" ancam pria tua itu.Ketika Wira mendengar ini, dia langsung berkata sambil tersenyum, "Membunuhku? Silakan saja. Kalau membunuhku memberi manfaat bagi kalian, aku bersedia dibunuh.""Sayangnya, membunuhku nggak akan menguntungkan kalian. Pak Tua, kamu ini sudah berumur. Jangan terlalu emosian, sikapmu ini hanya akan membuatmu terlihat nggak bijak," ujar Wira yang sama sekali tidak sungkan.Kata-kata Wira membuat pria tua it

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 892

    Usai Wira berkata demikian, pria tua itu masih ingin berbicara, tetapi dia langsung mendapat tanggapan tegas dari Wira."Apa kamu kira, Kerajaan Agrel akan bekerja sama dengan Kerajaan Monoma untuk menaklukkan Kerajaan Nuala? Nggak usah membahas dulu apakah bisa menang, berapa banyak pasukan yang dibutuhkan untuk menaklukkan Kerajaan Nuala? Sudahkah kamu menghitungnya?" tanya Wira.Segera setelah itu, Wira melanjutkan dengan lugas, "Dengan mempertimbangkan hal ini, lebih baik kami yang bersekutu dengan Kerajaan Agrel dan menghancurkan Kerajaan Monoma, 'kan? Nggak usah banyak-banyak, Kerajaan Nuala bersedia memberikan dua pertiga wilayah Kerajaan Monoma kepada Kerajaan Agrel. Aku yakin mereka pasti akan setuju!"Sementara itu, wajah orang itu terlihat makin kesal. Dia pun berkata dengan tegas, "Kami juga bisa menyerahkan dua pertiga wilayah Kerajaan Nuala kepada Kerajaan Agrel!"Namun, setelah kata-kata tersebut diucapkan olehnya, Wira malah makin gembira. Dia segera berkata, "Konyol! A

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 893

    Wira menjelaskan, "Semuanya, aku tahu kalian merasa kesal dan ingin menekan Kerajaan Nuala. Aku juga tahu bahwa Kerajaan Monoma hanya sebatas sudut yang terpinggirkan. Kalian benar-benar tertekan oleh rasa frustrasi selama bertahun-tahun. Tapi, ini bukan saatnya bagi kalian untuk memuaskan keinginan dengan mencaci maki, bahkan menindasku. Semua ini nggak ada artinya.""Setelah aku menerima segala bentuk penindasan dan kehilangan harga diri di Kerajaan Monoma, bahkan kehilangan martabat Kerajaan Nuala, paling-paling aku hanya akan dihukum mati setelah kembali. Tapi, apa kalian pernah memikirkan, apa yang bisa kalian capai dengan melakukan ini? Bukannya itu hanya bisa memuaskan hati kalian sejenak?" tanya Wira.Kemudian, pemuda itu kembali berkata, "Lebih dari itu, Kerajaan Monoma tetap saja adalah Kerajaan Monoma, begitu pula dengan Kerajaan Nuala. Nggak akan ada perubahan apa pun!""Kalian tetaplah sudut yang terpinggirkan. Kalian tetap nggak memiliki kekuatan militer yang tangguh sepe

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 894

    Taufik tampak berjalan keluar. Perkataannya barusan membuat semua orang tersadar kembali. "Hormat kepada Yang Mulia!" Semua orang buru-buru memberi hormat.Sementara itu, Wira juga menangkupkan tangannya ke arah Taufik dan menyapa, "Duta Kerajaan Nuala memberi hormat kepada Raja Monoma!" Kemudian, dia melirik Taufik sekilas. Pria ini ternyata seumuran dengannya dan masih sangat muda.Namun, Wira dapat melihat ambisi dari sorot matanya, serta kepercayaan diri seorang raja. Dia juga pernah melihat tatapan yang sama dari Senia. Akan tetapi, Wira tidak pernah melihatnya dari Raja Bakir.Saat ini, Taufik berkata sambil tersenyum, "Kalian nggak perlu sungkan. Aku sudah lama mendengar bahwa Tuan Wahyudi sangat luar biasa. Setelah bertemu langsung denganmu hari ini, ternyata kamu memang luar biasa."Kemudian, Taufik melirik semua orang sambil bertanya, "Apakah kalian semua telah mencapai kesepakatan untuk berperang atau berdamai dengan Kerajaan Nuala?"Begitu Taufik melontarkan pertanyaan ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 895

    Wira mengangguk dan menyahut, "Pasti karena masalah Keluarga Juwanto, 'kan?"Ekspresi Taufik menjadi serius saat mendengar Wira menyebut Keluarga Juwanto. Taufik berujar, "Campur tangan Keluarga Juwanto dalam pemerintahan Kerajaan Monoma sudah mendarah daging. Bahkan, urusan pasukan militer Kerajaan Monoma juga dirundingkan dengan Keluarga Juwanto. Masalah ini membuatku pusing!"Taufik mengungkapkan ketidakpuasannya. Siapa pun akan merasa tidak puas jika menghadapi masalah seperti ini. Seorang raja pasti tidak senang saat orang luar mencampuri urusan pemerintahannya.Wira tersenyum dan menimpali, "Keluarga Juwanto ... memang ambisius!"Taufik mengangguk dan berucap, "Kematian ayahku pasti berhubungan dengan Keluarga Juwanto. Mereka pikir mereka berhasil menyembunyikannya. Tapi, setelah memikirkannya, aku benar-benar nggak bisa menemukan orang lain selain mereka!"Taufik sama sekali tidak menutupinya dari Wira. Bagi Taufik, Wira sangat pintar. Sekalipun berusaha menutupinya, Wira pasti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 896

    Wira tidak menyangka Taufik akan bertanya seperti ini. Namun, Wira sama sekali tidak peduli dan langsung menyahut, "Hanya demi ketenangan.""Ketenangan?" tanya Taufik. Dia tertegun sejenak dan menatap Wira lekat-lekat. Menurutnya, Wira tidak mungkin melakukan semua ini hanya demi ketenangan.Taufik menggeleng dan melanjutkan ucapannya, "Wira, aku memang nggak tahu pemikiranmu yang sebenarnya, tapi aku yakin kamu melakukannya bukan untuk ketenangan."Wira terdiam. Dia sudah mengatakannya, kenapa Taufik masih tidak memercayainya? Kemudian, Wira berujar, "Apa maksudmu? Apa kamu nggak percaya denganku?"Setelah Wira selesai bicara, Taufik langsung mengangguk dan menjelaskan, "Tentu saja, apa benar kamu melakukannya hanya demi ketenangan? Meskipun kita baru bertemu hari ini, aku memahamimu. Kamu bukan mengharapkan ketenangan dari orang lain, tapi dari dirimu sendiri."Taufik melanjutkan, "Sejak kamu datang ke Kerajaan Monoma, aku tahu kamu punya ambisi. Sekalipun sekarang kamu nggak berpiki

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 897

    Wira langsung menyahut, "Oke, aku akan mendengarnya." Taufik pun menuturkan, "Kalau begitu, aku akan langsung berterus terang. Kita bahas Kerajaan Shoka dulu, kerajaan itu terus berperang dan kondisinya sangat menyedihkan, jadi mereka nggak akan bisa berkembang dalam waktu 10 tahun. Tapi, muncul seorang raja di Kerajaan Shoka, mungkin suatu hari dia bisa memimpin Kerajaan Shoka. Hanya saja, aku nggak terlalu mengkhawatirkannya."Taufik melanjutkan, "Mungkin kamu merasa orang yang sombong pasti akan kalah, tapi Kerajaan Shoka pasti akan terpuruk. Jadi, mereka bukan ancaman besar."Wira sangat setuju dengan ucapan Taufik. Awalnya, Kerajaan Shoka merupakan tempat para budak berkumpul. Setelah para budak dikirim ke tempat itu, lama-kelamaan Kerajaan Shoka pun terbentuk. Namun, sebenarnya Kerajaan Shoka tidak mempunyai tata pemerintahan dan sistem yang sempurna.Ditambah lagi, Kerajaan Shoka merupakan daerah bersalju. Mereka memang tidak mampu merebut kekuasaan negara lain.Sesudah membaha

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2994

    "Jaran sudah bertemu dengan kami. Tapi, sekarang dia bukan hanya nggak muncul di hadapanmu, dia juga nggak ada di sampingku. Jadi, kamu rasa dia pasti ada di mana sekarang?" kata Wira sambil terus memikirkan langkah selanjutnya karena dia tidak bisa terus terjebak di sana.Jumlah di pihak lawannya begitu banyak, Wira merasa dia pasti akan rugi jika bertarung dengan mereka di sana. Ditambah dengan banyaknya orang di sekitarnya, satu-satunya caranya untuk keluar dari sana adalah menggunakan taktik melarikan diri.Pada saat itu, pandangan Wira pun tertuju pada Wendi. Saat mereka dikepung Saka sebelumnya, Wendi mengeluarkan dua tabung bambu dari sakunya. Setelah menyebarkan isi tabungnya, bahkan orang-orang yang berdiri jauh dari mereka pun merasa matanya sakit. Sementara itu, orang yang berdiri lebih dekat dengan mereka, kebanyakan yang langsung kehilangan nyawanya.Jika bukan karena begitu, Wira juga tidak akan membiarkan Wendi ikut bersamanya. Wanita ini jauh lebih mengerikan dari yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2993

    Wira dan lainnya berhasil segera melintasi Provinsi Tengah tanpa menarik perhatian siapa pun karena Wira memiliki peta. Namun, dia melihat beberapa pengumuman tentang mereka di luar tembok kota. Sepertinya, Saka merasa tidak cukup hanya dengan membakar gunung, sekarang Saka juga mengatur penjagaan di sana dan membuat banyak pengumuman. Sungguh menyebalkan.Wira mengepalkan tinjunya, tetapi dia juga hanya bisa menahan amarahnya. Jika sekarang bahkan dia pun tidak bisa tenang, bagaimana dengan yang lainnya? Dia tidak ingin melihat mereka ikut menderita karena tindakannya. Jika dia membuat keputusan yang salah, orang-orang di sekitarnya akan kehilangan nyawa mereka dan ini bukan transaksi yang menguntungkan.Saat hampir tiba di pintu masuk gurun, Wira dan yang lainnya juga merasa lega. Jika sudah sampai di sini, mereka sudah hampir aman. Selama mereka bisa melewati gurun putih di hadapan mereka, berarti mereka sudah berhasil.Saat Wira hendak memimpin yang lainnya untuk memasuki gurun, di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2992

    Selama bertahun-tahun ini, Agha juga selalu mengikuti Wira berperang dari selatan ke utara dan sudah mengalami banyak hal. Namun, ini pertama kalinya dia merasa begitu menyedihkan. Saat ini, dia merasa sangat kesal karena harus terjebak di sini, sehingga dia tidak akan melepaskan Saka ini. Meskipun harus mengorbankan banyak hal, dia juga harus membalas tindakan Saka.Wira memelototi Agha dan berkata dengan kesal, "Omong kosong. Kita nggak boleh gegabah, kamu sudah bosan hidup ya? Selama kita muncul di Provinsi Tengah yang dikuasai Saka ini, orang-orangnya pasti akan menyadari keberadaan kita. Aku tahu suasana hati kalian buruk karena sekarang kita terjebak di sini, tapi kita juga nggak boleh terlalu gegabah. Kalau nggak, kita akan sulit keluar dari sini."Mendengar perkataan Wira, Agha akhirnya terdiam."Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Fikri.Wira menatap api yang masih memenuhi langit dan perlahan-lahan berkata dengan nada dingin, "Aku lihat apinya sudah perlahan-la

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2991

    "Berikan aku waktu dua hari untuk memikirkannya dengan baik dulu," kata Caraka yang tidak menolak kebaikan Saka. Namun, dia juga tidak langsung menyetujuinya, setidaknya ini bisa menjadi jalan lain untuknya. Jika dia bisa bertemu dengan Jaran lagi dalam dua hari ini, dia tentu saja tidak akan memilih untuk tetap tinggal di wilayah barat. Tidak ada yang ingin meninggalkan kampung halamannya.Namun, jika benar-benar terjadi sesuatu dengan Jaran, Caraka tentu tidak akan berani kembali ke wilayah tandus di utara lagi. Pada saat itu, Senia pasti akan menginginkan nyawanya. Lebih baik dia mengikuti Saka, setidaknya bisa menyelamatkan nyawanya dan hidup dengan tenang."Baiklah. Kamu memang cukup berbakat dan aku ini sangat toleran pada orang-orang yang berbakat, jadi aku akan memberimu waktu untuk berpikir. Aku tahu kamu ini orang pintar, pasti bisa membuat keputusan yang tepat," kata Saka sambil tersenyum puas dan menepuk bahu Caraka.Namun, Caraka tidak mengatakan apa-apa.....Satu jam kem

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2990

    Saka merasa ini adalah penipuan dan dia tidak bisa menerimanya."Nggak mungkin, pasti ada yang salah di sini. Apa mungkin temanku itu sudah dikalahkan Wira dan kelompoknya dan mereka membawanya pergi? Mereka pasti sedang bersembunyi di suatu tempat. Asalkan kita terus memeriksa tempat ini, kita pasti bisa menemukan jejak Wira," kata Caraka dengan tegas.Saat ini, hanya ini satu-satunya cara yang terpikirkan oleh Caraka. Meskipun cara ini belum tentu berhasil, setidaknya ini satu-satunya cara yang ada.Setelah ragu sejenak, Saka bertanya, "Bagaimana kalau kita tetap nggak menemukan jejak mereka?""Mudah saja, aku serahkan nyawaku padamu," kata Caraka dengan tegas. Lagi pula, jika dia tidak bisa membawa Jaran kembali Kerajaan Agrel dengan selamat, dia juga tidak akan bertahan hidup lagi. Lebih baik dia pasrah saja.Saka tertawa dingin dan berkata, "Aku sama sekali nggak tertarik dengan nyawamu, tapi aku punya ide bagus. Melihat kamu begitu teguh, ini membuktikan Wira dan kelompoknya bena

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2989

    Caraka khawatir dengan keselamatan Jaran segera berkata, "Kenapa begitu? Temanku masih ...."Namun, sebelum Caraka selesai berbicara, Saka langsung berkata, "Apa hubungannya denganku? Aku harus memastikan semuanya berjalan dengan lancar. Kamu harus ingat kini kita sedang menghadapi musuh yang sama, jadi rencana kita harus selaras. Kalau kamu merasa ada masalah dengan rencanaku, kamu boleh langsung keluar sekarang juga. Aku juga nggak kekurangan orang."Sikap Saka terlihat sangat tegas. Sebagai penguasa Provinsi Tengah, dia tidak akan membiarkan Caraka memerintahnya. Caraka ini hanya orang yang memberikan informasi saja, sama sekali tidak berarti apa-apa baginya. Dia hanya menganggap sebagai sebuah bidak saja.Caraka terbatuk-batuk, lalu perlahan-lahan berkata, "Baiklah. Kita jalankan semuanya sesuai dengan rencana Jenderal saja, aku nggak akan mengatur lagi ...."Saat ini, Caraka sudah merasa sangat cemas, tetapi dia juga hanya bisa berharap Jaran tidak berada dalam bahaya. Jika benar-

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2988

    Setelah mendengar penjelasan Fikri, Agha baru mengubah pemikirannya."Kalau Tuan Wira juga merasa cara ini bisa dicoba, aku akan turun untuk melihat situasinya dulu," kata Fikri. Orang-orang dari Lembah Duka memiliki kemampuan mereka masing-masing, jauh lebih kuat daripada musuh-musuh Wira. Oleh karena itu, hanya dia saja yang bisa menjalankan tugas penting ini.Wira menganggukkan kepala, lalu mendekati Fikri dan berkata sambil menepuk pundak Fikri, "Kamu harus hati-hati, kami akan menunggu kabarmu di sini."Fikri menganggukkan kepala, lalu segera turun ke kedalaman jurang menggunakan tanaman yang merambat di tebing.Sementara itu, Wira dan yang lainnya terus mengawasi situasi di sekeliling dengan cermat untuk memastikan semuanya tetap aman.....Di kaki gunung.Orang yang memberikan informasi pada Saka adalah Caraka dan saat ini dia sudah berdiri bersama dengan Saka. Sebelum datang ke sini, dia sudah mendiskusikan rencananya dengan Jaran. Sepanjang perjalanan ke sini, mereka mengikuti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2987

    Agha merasa jurang itu sangat dalam, siapa pun yang melompat ke dalamnya akan langsung kehilangan nyawanya. Meskipun mereka memiliki kemampuan, mereka juga tidak akan sanggup menahan dampak dari lompatan itu. Hasil akhirnya sudah bisa ditebak.Wira mengernyitkan alis dan berkata dengan nada yang muram, "Tapi, ini cara terakhir kita. Sekarang kita nggak mungkin langsung menerobos begitu saja dan melawan mereka. Kita sudah jelas kalah jumlah dan ditambah lagi ini adalah wilayah barat. Kalau kita bersikeras melawan mereka, pada akhirnya kita yang pasti akan rugi.""Jadi, satu-satunya cara yang paling aman sekarang adalah mencari jalan dari jurang ini. Kita lihat apa kita bisa bersembunyi di sekitar sini untuk sementara. Kalau mereka sudah mencari kita di sini selama beberapa hari dan tetap nggak menemukan kita, aku yakin mereka pasti akan pergi. Meskipun nggak pergi, penjagaan mereka juga akan berkurang. Pada saat itulah, kita baru melarikan diri."Wendi dan Dwija tidak mengatakan apa-apa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2986

    Jaran berpikir saat Wira sendiri yang ingin menceritakannya, semua kebenarannya pun akan terungkap.Wira tersenyum dan berkata, "Nggak bisa dibilang seperti ini juga. Aku mencari kalian bukan hanya untuk menghadapi dia, aku sebenarnya punya alasan lain juga. Aku juga ...."Saat mengatakan itu, Wira melirik bungkusan yang berisi abu jenazah di punggung Agha.Saat baru bertemu dengan Wira dan yang lainnya, Fikri kebetulan melihat adegan itu. Dia pun langsung mengerti, ternyata begitu kejadiannya. Sepertinya, Wira adalah orang yang sangat menghargai hubungannya dengan yang lainnya juga hingga rela menempuh perjalanan jauh hanya untuk mencari jasad teman-temannya. Bisa memiliki teman seperti ini termasuk keberuntungan seumur hidup.Saat keduanya sedang berbicara, Dwija tiba-tiba mendekati Wira dan berkata sambil menunjuk ke arah kaki gunung, "Ada orang yang datang."Wira dan yang lainnya segera berjalan ke tepi tebing gunung dan melihat saat ini seluruh gunung sudah dikepung dengan rapat.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status