Share

Bab 882

Author: Arif
Keesokan paginya, Wira dibangunkan buru-buru oleh Danu. "Gawat, Kak Wira! Terjadi sesuatu!" ujar Danu.

Wira bangun dengan linglung. Dia dan Iskandar minum cukup banyak kemarin malam sehingga kepalanya masih sedikit pusing. Dia perlahan duduk dan bertanya dengan bingung, "Terjadi sesuatu? Apa yang terjadi?"

Danu buru-buru berkata, "Pak Iskandar ... meninggal!"

"Apa!" seru Wira dengan terkejut. Iskandar meninggal? Pria tua ini baru minum-minum dengannya tadi malam. Mengapa dia tahu-tahu meninggal?

"Kok bisa?" tanya Wira. Rasa kantuknya menguap sepenuhnya dan wajahnya tampak masam. Dia menduga kejadian ini adalah sebuah konspirasi.

"Pak Iskandar ditikam ...," jelas Danu setelah menarik napas dalam-dalam. Kemudian, dia buru-buru melanjutkan, "Kak Wira, Pak Tikta dan yang lainnya sudah berjalan ke sini. Mereka pasti akan menuduh kita pembunuhnya. Kita harus cepat pergi!"

Danu tahu ada beberapa hal yang sulit dijelaskan. Apalagi, tidak ada yang bisa membuktikan bahwa Wira tidak bersalah. Pel
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Hendri Hendri
bab nya makin pendek. gak seru
goodnovel comment avatar
Ateniyanti Sastro
Ceritanya kayak bab2 awal ada dusun yg ketua dusunnya dibunuh lalu wira difitnah. tapi ada saksi anak kecil.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 883

    Mendengar itu, semua orang mengangguk setuju. Sehari setelah Wira tiba di sini, Iskandar meninggal. Jadi, tentu saja Wira menjadi tersangka utama."Rupanya cuma tuduhan tanpa bukti. Pak Tikta, aku nggak punya motif untuk membunuh Pak Iskandar. Apa untungnya aku membunuh dia? Lagian, kalau aku membunuh Pak Iskandar, aku seharusnya kabur kemarin malam. Kenapa aku harus menunggu kalian mendatangiku hari ini?" ujar Wira.Siapa pun yang bisa menggunakan logikanya bisa melihat bahwa Wira difitnah. Tikta seharusnya juga tahu dengan jelas. Sementara itu, ekspresi Ucok dan Yoga tampak masam. Mereka memahami maksud Wira dan juga tidak percaya bahwa pria itu membunuh Iskandar. Hanya saja, Wira tetap menjadi tersangka utama dalam kasus ini."Huh! Didengar dari lancarnya kamu bicara, kamu pasti sudah menyiapkan kata-kata pembelaan itu sejak awal, 'kan? Soal alasan kamu membunuh Iskandar, kita akan tahu setelah interogasi!" bentak Tikta.Wira menghela napas, lalu berkata, "Aku sangat menyukai sosok

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 884

    Tanpa menunggu Tikta menjawab, Wira memandang orang-orang lainnya seraya berkata, "Semuanya, kalian nggak mengenal aku dan itu bukan masalah. Aku juga nggak menyalahkan kalian karena mencurigaiku sebagai pembunuh Pak Iskandar. Tapi, kalau memang aku pelakunya, aku nggak mungkin tetap tinggal dan menunggu kalian datang menghakimiku!""Nyawaku nggak penting. Nggak masalah kalau aku harus mati demi Pak Iskandar. Tapi, apa kalian rela membiarkan pembunuh sebenarnya bebas? Hari ini, aku akan menyelidiki kebenarannya dengan memeriksa semua orang. Seperti yang kubilang tadi, orang yang nggak bersalah nggak perlu takut diselidiki. Kalau kalian takut, itu artinya kalian menyembunyikan sesuatu!" tambah Wira sambil memandang semua orang.Mungkin karena Wira berbicara dengan penuh keyakinan dan terlihat tulus, sorot mata curiga kebanyakan orang yang memandang Wira perlahan melunak. Ucok dan Yoga juga mengangguk."Ucapan Tuan Wira benar, orang yang bersalah nggak perlu takut. Baiklah, mari kita per

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 885

    Jika tidak membawa senapan itu, entah bagaimana Wira dan Danu lolos dari pengepungan. Bahkan jika Wira lolos, kemungkinan besar Danu akan tertahan di sini. Anggota suku Taiga berjumlah ratusan orang, mana bisa Danu mengalahkan mereka semua?Orang-orang itu tidak tahu bahwa senapan Wira hanya memiliki belasan butir amunisi. Sekarang, hanya tersisa sekitar delapan butir peluru di dalamnya. Jika mereka menyerang bersama-sama, Wira dan Danu tidak akan selamat! Untungnya, Wira unggul dalam teknologi. Dia masih memegang kendali dan memiliki kesempatan untuk menyelesaikan masalah ini.Kurang dari lima menit kemudian, Danu dan dua anggota suku Taiga kembali ke hadapan semua orang. Danu berkata dengan dingin, "Semuanya, lihatlah!" Sambil bicara, Danu menjatuhkan setumpuk surat ke tanah.Surat-surat itu adalah bukti korespondensi antara Tikta dan Rezvan. Bisa-bisanya Tikta begitu ceroboh hingga tidak membakarnya. Sebenarnya, hal ini bukan karena kecerobohan Tikta. Semua surat ini adalah bukti ya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 886

    Wira dan Danu meneruskan perjalanan dengan menunggangi kuda. Pada saat yang sama, Rezvan telah menerima kabar tentang apa yang terjadi. Tikta telah gagal dan bahkan membocorkan hubungan di antara mereka pada orang-orang. Hal ini membuat darah Rezvan mendidih."Sampah! Dasar nggak guna!" umpat Rezvan dengan raut marah. Rezvan tidak habis pikir bagaimana Tikta bisa mengacaukan hal sederhana seperti ini. Belum lagi, perannya juga dibocorkan! Jika begini caranya, bukankah itu hanya akan membuat Wira waspada? Berhubung Wira tahu bahwa Rezvan mengincarnya, dia pasti akan bersiap-siap! Tidak salah lagi, ini namanya senjata makan tuan!Lantaran Raja Monoma menaruh curiga padanya, Rezvan tidak ingin terang-terangan menyerang Wira. Dia pikir, rencananya sempurna, siapa sangka hasilnya akan seperti ini."Komandan, kita harus gimana sekarang? Gimana kalau kita ... langsung kirim pasukan untuk membunuhnya?" tanya orang kepercayaan Rezvan.Ucapan itu membuat Rezvan mengernyit. Saat ini, dia betul-be

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 887

    "Ayah, Wira ini nggak disukai keluarga Kerajaan Nuala. Apa mungkin Kerajaan Nuala akan menyatakan perang pada Kerajaan Monoma karena dia?" tanya kedua putra Kumar, masih belum mengerti.Kumar mendengus lagi, lalu berkata, "Sudah kubilang, di dunia ini kepentingan adalah yang terpenting. Nggak ada dendam dan kebencian yang sesungguhnya! Selama ada kepentingan, dendam bisa berubah menjadi persahabatan dan benci pun bisa berubah menjadi cinta."Kata-kata ini tidak nyaman didengar, tetapi jika menganalisisnya dengan cermat, itu memang ada benarnya. Di dunia ini, tidak ada yang namanya musuh sejati dan teman sejati. Setidaknya, begitulah situasi di pihak Kumar."Kalian pasti bingung. Tempo hari, Wira diutus menjadi duta bak orang buangan oleh istana. Raja Bakir juga berkata kalau dia nggak akan pernah memberdayakan Wira. Jadi, aku yakin istana nggak peduli dengan hidup dan mati Wira. Tapi, coba kalian pikirkan. Kalau Wira benar-benar mati di Kerajaan Monoma, apa yang akan dilakukan orang-or

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 888

    Kumar pun segera berangkat. Tak lama kemudian, dia telah berada di dalam kamar tidur Alina. Hanya saja, raut wajahnya terlihat sangat suram.Usai ragu-ragu sejenak, Kumar akhirnya berkata secara perlahan dengan nada serius, "Alina, ini sudah waktunya kita bertindak. Pihak Keluarga Barus sudah beraksi. Kalau kita nggak segera mencari cara untuk memajukan rencana, begitu Keluarga Barus mendahului, peluang kita untuk menang benar-benar akan menghilang!"Nada bicara Kumar terdengar agak gugup. Dia menatap ke arah Alina, lalu melanjutkan dengan nada serius, "Alina, kita nggak bisa menundanya lagi. Besok pagi, carilah cara untuk meracuni Raja Bakir."Alina sangat terkejut hingga membelalakkan matanya. Dia segera bertanya dengan nada yang panik, "Me ... meracuni? Apa ... apakah kita benar-benar harus melakukan ini? Apa nggak ada cara lain lagi?"Akan tetapi, Kumar menjawab dengan tegas, "Nggak ada! Aku sudah menjelaskan keuntungan dan risikonya padamu secara jelas. Kalau kamu nggak melakukann

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 889

    "Hamba belum memanggil tabib ...." Sebelum menyelesaikan perkataannya, Alina mendapati ekspresi Raja Bakir yang tiba-tiba menjadi serius. Suaminya pun berkata dengan tegas, "Sembarangan! Kamu ini sudah sakit parah. Kenapa masih belum diperiksa oleh tabib? Segera panggil tabib!"Mendengar perkataannya, Alina segera menahan tangan Raja Bakir, lalu berkata dengan lembut, "Yang Mulia, hamba sudah merasa jauh lebih baik karena Anda bisa datang kemari. Kalau Yang Mulia bersedia tinggal di sini untuk menemani hamba, itu akan lebih bermanfaat daripada diperiksa oleh tabib atau obat apa pun."Saat ini, Alina terlihat memandang Raja Bakir dengan lembut dan bersikap manja. Melihat sikap selirnya, Raja Bakir pun berkata, "Hehe, jadi kamu sakit karena merindukanku? Baiklah, malam ini aku akan menginap di kamarmu. Sampaikan ke yang lain." Kini, tatapan Alina tampak gembira dan gugup. Meskipun rencananya berhasil, dia tetap merasa tidak nyaman dalam hatinya.Keesokan paginya, Raja Bakir telah meningg

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 890

    Wira tentu tidak mengetahui apa yang terjadi di istana. Pada saat ini, dia telah tiba di luar ibu kota Kerajaan Monoma. Tidak jauh dari sana, Riska telah menunggunya. Begitu melihat Riska, Wira langsung menyapa sambil tersenyum, "Putri Riska, kita bertemu lagi!"Mendengar itu, Riska juga menanggapi sembari tersenyum, "Aku sudah mendengarnya, perjalananmu penuh rintangan untuk bisa sampai di sini. Tapi, untungnya kamu sudah tiba di ibu kota sekarang, jadi kamu sudah aman."Wira kembali menjawab sambil tersenyum, "Benar. Aku sangat yakin bahwa keamananku terjamin di ibu kota ini."Sementara itu, Riska malah mengerucutkan bibirnya dan berkata, "Tapi, kamu jangan terburu-buru. Kali ini, Kerajaan Monoma nggak terlalu suka dengan duta sepertimu. Kalau ingin menegosiasikan perdamaian, kamu harus pandai bermain kata-kata."Begitu mendengar perkataan wanita itu, Wira tak kuasa berkata sambil tersenyum, "Kakakmu itu benar-benar orang yang licik!"Riska sontak mengedipkan matanya yang besar dan l

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2994

    "Jaran sudah bertemu dengan kami. Tapi, sekarang dia bukan hanya nggak muncul di hadapanmu, dia juga nggak ada di sampingku. Jadi, kamu rasa dia pasti ada di mana sekarang?" kata Wira sambil terus memikirkan langkah selanjutnya karena dia tidak bisa terus terjebak di sana.Jumlah di pihak lawannya begitu banyak, Wira merasa dia pasti akan rugi jika bertarung dengan mereka di sana. Ditambah dengan banyaknya orang di sekitarnya, satu-satunya caranya untuk keluar dari sana adalah menggunakan taktik melarikan diri.Pada saat itu, pandangan Wira pun tertuju pada Wendi. Saat mereka dikepung Saka sebelumnya, Wendi mengeluarkan dua tabung bambu dari sakunya. Setelah menyebarkan isi tabungnya, bahkan orang-orang yang berdiri jauh dari mereka pun merasa matanya sakit. Sementara itu, orang yang berdiri lebih dekat dengan mereka, kebanyakan yang langsung kehilangan nyawanya.Jika bukan karena begitu, Wira juga tidak akan membiarkan Wendi ikut bersamanya. Wanita ini jauh lebih mengerikan dari yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2993

    Wira dan lainnya berhasil segera melintasi Provinsi Tengah tanpa menarik perhatian siapa pun karena Wira memiliki peta. Namun, dia melihat beberapa pengumuman tentang mereka di luar tembok kota. Sepertinya, Saka merasa tidak cukup hanya dengan membakar gunung, sekarang Saka juga mengatur penjagaan di sana dan membuat banyak pengumuman. Sungguh menyebalkan.Wira mengepalkan tinjunya, tetapi dia juga hanya bisa menahan amarahnya. Jika sekarang bahkan dia pun tidak bisa tenang, bagaimana dengan yang lainnya? Dia tidak ingin melihat mereka ikut menderita karena tindakannya. Jika dia membuat keputusan yang salah, orang-orang di sekitarnya akan kehilangan nyawa mereka dan ini bukan transaksi yang menguntungkan.Saat hampir tiba di pintu masuk gurun, Wira dan yang lainnya juga merasa lega. Jika sudah sampai di sini, mereka sudah hampir aman. Selama mereka bisa melewati gurun putih di hadapan mereka, berarti mereka sudah berhasil.Saat Wira hendak memimpin yang lainnya untuk memasuki gurun, di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2992

    Selama bertahun-tahun ini, Agha juga selalu mengikuti Wira berperang dari selatan ke utara dan sudah mengalami banyak hal. Namun, ini pertama kalinya dia merasa begitu menyedihkan. Saat ini, dia merasa sangat kesal karena harus terjebak di sini, sehingga dia tidak akan melepaskan Saka ini. Meskipun harus mengorbankan banyak hal, dia juga harus membalas tindakan Saka.Wira memelototi Agha dan berkata dengan kesal, "Omong kosong. Kita nggak boleh gegabah, kamu sudah bosan hidup ya? Selama kita muncul di Provinsi Tengah yang dikuasai Saka ini, orang-orangnya pasti akan menyadari keberadaan kita. Aku tahu suasana hati kalian buruk karena sekarang kita terjebak di sini, tapi kita juga nggak boleh terlalu gegabah. Kalau nggak, kita akan sulit keluar dari sini."Mendengar perkataan Wira, Agha akhirnya terdiam."Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Fikri.Wira menatap api yang masih memenuhi langit dan perlahan-lahan berkata dengan nada dingin, "Aku lihat apinya sudah perlahan-la

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2991

    "Berikan aku waktu dua hari untuk memikirkannya dengan baik dulu," kata Caraka yang tidak menolak kebaikan Saka. Namun, dia juga tidak langsung menyetujuinya, setidaknya ini bisa menjadi jalan lain untuknya. Jika dia bisa bertemu dengan Jaran lagi dalam dua hari ini, dia tentu saja tidak akan memilih untuk tetap tinggal di wilayah barat. Tidak ada yang ingin meninggalkan kampung halamannya.Namun, jika benar-benar terjadi sesuatu dengan Jaran, Caraka tentu tidak akan berani kembali ke wilayah tandus di utara lagi. Pada saat itu, Senia pasti akan menginginkan nyawanya. Lebih baik dia mengikuti Saka, setidaknya bisa menyelamatkan nyawanya dan hidup dengan tenang."Baiklah. Kamu memang cukup berbakat dan aku ini sangat toleran pada orang-orang yang berbakat, jadi aku akan memberimu waktu untuk berpikir. Aku tahu kamu ini orang pintar, pasti bisa membuat keputusan yang tepat," kata Saka sambil tersenyum puas dan menepuk bahu Caraka.Namun, Caraka tidak mengatakan apa-apa.....Satu jam kem

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2990

    Saka merasa ini adalah penipuan dan dia tidak bisa menerimanya."Nggak mungkin, pasti ada yang salah di sini. Apa mungkin temanku itu sudah dikalahkan Wira dan kelompoknya dan mereka membawanya pergi? Mereka pasti sedang bersembunyi di suatu tempat. Asalkan kita terus memeriksa tempat ini, kita pasti bisa menemukan jejak Wira," kata Caraka dengan tegas.Saat ini, hanya ini satu-satunya cara yang terpikirkan oleh Caraka. Meskipun cara ini belum tentu berhasil, setidaknya ini satu-satunya cara yang ada.Setelah ragu sejenak, Saka bertanya, "Bagaimana kalau kita tetap nggak menemukan jejak mereka?""Mudah saja, aku serahkan nyawaku padamu," kata Caraka dengan tegas. Lagi pula, jika dia tidak bisa membawa Jaran kembali Kerajaan Agrel dengan selamat, dia juga tidak akan bertahan hidup lagi. Lebih baik dia pasrah saja.Saka tertawa dingin dan berkata, "Aku sama sekali nggak tertarik dengan nyawamu, tapi aku punya ide bagus. Melihat kamu begitu teguh, ini membuktikan Wira dan kelompoknya bena

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2989

    Caraka khawatir dengan keselamatan Jaran segera berkata, "Kenapa begitu? Temanku masih ...."Namun, sebelum Caraka selesai berbicara, Saka langsung berkata, "Apa hubungannya denganku? Aku harus memastikan semuanya berjalan dengan lancar. Kamu harus ingat kini kita sedang menghadapi musuh yang sama, jadi rencana kita harus selaras. Kalau kamu merasa ada masalah dengan rencanaku, kamu boleh langsung keluar sekarang juga. Aku juga nggak kekurangan orang."Sikap Saka terlihat sangat tegas. Sebagai penguasa Provinsi Tengah, dia tidak akan membiarkan Caraka memerintahnya. Caraka ini hanya orang yang memberikan informasi saja, sama sekali tidak berarti apa-apa baginya. Dia hanya menganggap sebagai sebuah bidak saja.Caraka terbatuk-batuk, lalu perlahan-lahan berkata, "Baiklah. Kita jalankan semuanya sesuai dengan rencana Jenderal saja, aku nggak akan mengatur lagi ...."Saat ini, Caraka sudah merasa sangat cemas, tetapi dia juga hanya bisa berharap Jaran tidak berada dalam bahaya. Jika benar-

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2988

    Setelah mendengar penjelasan Fikri, Agha baru mengubah pemikirannya."Kalau Tuan Wira juga merasa cara ini bisa dicoba, aku akan turun untuk melihat situasinya dulu," kata Fikri. Orang-orang dari Lembah Duka memiliki kemampuan mereka masing-masing, jauh lebih kuat daripada musuh-musuh Wira. Oleh karena itu, hanya dia saja yang bisa menjalankan tugas penting ini.Wira menganggukkan kepala, lalu mendekati Fikri dan berkata sambil menepuk pundak Fikri, "Kamu harus hati-hati, kami akan menunggu kabarmu di sini."Fikri menganggukkan kepala, lalu segera turun ke kedalaman jurang menggunakan tanaman yang merambat di tebing.Sementara itu, Wira dan yang lainnya terus mengawasi situasi di sekeliling dengan cermat untuk memastikan semuanya tetap aman.....Di kaki gunung.Orang yang memberikan informasi pada Saka adalah Caraka dan saat ini dia sudah berdiri bersama dengan Saka. Sebelum datang ke sini, dia sudah mendiskusikan rencananya dengan Jaran. Sepanjang perjalanan ke sini, mereka mengikuti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2987

    Agha merasa jurang itu sangat dalam, siapa pun yang melompat ke dalamnya akan langsung kehilangan nyawanya. Meskipun mereka memiliki kemampuan, mereka juga tidak akan sanggup menahan dampak dari lompatan itu. Hasil akhirnya sudah bisa ditebak.Wira mengernyitkan alis dan berkata dengan nada yang muram, "Tapi, ini cara terakhir kita. Sekarang kita nggak mungkin langsung menerobos begitu saja dan melawan mereka. Kita sudah jelas kalah jumlah dan ditambah lagi ini adalah wilayah barat. Kalau kita bersikeras melawan mereka, pada akhirnya kita yang pasti akan rugi.""Jadi, satu-satunya cara yang paling aman sekarang adalah mencari jalan dari jurang ini. Kita lihat apa kita bisa bersembunyi di sekitar sini untuk sementara. Kalau mereka sudah mencari kita di sini selama beberapa hari dan tetap nggak menemukan kita, aku yakin mereka pasti akan pergi. Meskipun nggak pergi, penjagaan mereka juga akan berkurang. Pada saat itulah, kita baru melarikan diri."Wendi dan Dwija tidak mengatakan apa-apa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2986

    Jaran berpikir saat Wira sendiri yang ingin menceritakannya, semua kebenarannya pun akan terungkap.Wira tersenyum dan berkata, "Nggak bisa dibilang seperti ini juga. Aku mencari kalian bukan hanya untuk menghadapi dia, aku sebenarnya punya alasan lain juga. Aku juga ...."Saat mengatakan itu, Wira melirik bungkusan yang berisi abu jenazah di punggung Agha.Saat baru bertemu dengan Wira dan yang lainnya, Fikri kebetulan melihat adegan itu. Dia pun langsung mengerti, ternyata begitu kejadiannya. Sepertinya, Wira adalah orang yang sangat menghargai hubungannya dengan yang lainnya juga hingga rela menempuh perjalanan jauh hanya untuk mencari jasad teman-temannya. Bisa memiliki teman seperti ini termasuk keberuntungan seumur hidup.Saat keduanya sedang berbicara, Dwija tiba-tiba mendekati Wira dan berkata sambil menunjuk ke arah kaki gunung, "Ada orang yang datang."Wira dan yang lainnya segera berjalan ke tepi tebing gunung dan melihat saat ini seluruh gunung sudah dikepung dengan rapat.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status