Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Bab 851 - Bab 860

2726 Bab

Bab 851

Akan tetapi, pria itu tampaknya tidak memiliki niat jahat. Dia hanya meletakkan sejumlah uang emas, lalu berkata seraya terkekeh-kekeh ke arah Wira, "Halo, aku mendengar dari pelayan, hidangan di sini dibuat oleh kalian sendiri. Benar begitu?"Wira menjawab sambil tersenyum, "Ya, benar. Apa ada masalah?""Aku dan teman-temanku ingin mencicipinya. Kalau kalian bersedia membuatkan seporsi untuk kami, aku akan memberikan uang ini kepada kalian," tawar pria tersebut.Melihat uang yang ada di depan mata, Wira dapat merasakan ketulusan mereka. Itu sebabnya, dia menerima uangnya dengan senang hati, lalu bangkit dan berkata dengan sopan, "Nggak masalah. Selama dibayar, aku akan memasaknya untuk kalian."Tidak lama kemudian, Wira dan beberapa orang lagi-lagi membuat seporsi sate dan menyerahkannya kepada pria kaya tersebut. Beberapa orang itu mencicipinya sambil terkagum-kagum. Mereka tidak menyangka bahwa ada makanan selezat itu di dunia ini. Hal ini benar-benar sulit dipercaya.Wira menyimpan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 852

Mereka mengira bahwa ada perampok yang datang. Pria kaya barusan segera memegang dompet kecilnya dengan cemas. Akan tetapi, setelah beberapa saat berlalu, tidak ada yang beranjak masuk. Saat melihat ekspresi tenang dari kelompok Wira, mereka pun tidak lagi khawatir. Sekitar 10 menit kemudian, suara di luar akhirnya perlahan mereda.Saat ini, Rumi berjalan masuk dengan langkah santai. Dengan sikap berwibawa seperti biasa, dia langsung duduk di kursi dan berkata dengan pelan, "Semua masalah di luar sudah diatasi."Mendengar laporannya, Wira tampak tersenyum dan menunjukkan ekspresi yang sangat puas. Perjalanan ini benar-benar menjadi lebih mudah dengan adanya perlindungan orang-orang dari Keluarga Barus. Setelah makan malam, mereka pun kembali ke kamar penginapan di stasiun pos kuda untuk beristirahat.Keesokan paginya, mereka segera melanjutkan perjalanan setelah berkemas. Wulan, Dewina, dan Dian duduk di dalam kereta kuda seraya menikmati pemandangan di luar jendela. Sore harinya, mer
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 853

"Tentunya, kami akan mengenakan komisi sebesar 10% dari harga lelang," lanjut si pengurus.Setelah Wira berpikir sejenak, dia pun mengangguk setuju seraya berkata, "Baiklah, itu nggak masalah. Tapi, kalau aku melelang lebih banyak, apa kalian bisa memberiku sedikit diskon?"Saat mendengar pertanyaan ini, raut wajah si pengurus sontak berseri-seri. Dengan ekspresi yang bersemangat, dia segera bertanya dengan tidak sabar, "Kalau boleh tahu, berapa banyak lagi yang ingin Tuan lelangkan?""Mungkin sekitar enam gelas," jawab Wira seraya tersenyum.Begitu mendengar hal tersebut, ekspresi pengurus tampak sangat gembira. Dia buru-buru mengangguk, lalu lagi-lagi bertanya dengan antusias, "Kalau begitu, apa gelas kristal lain yang Tuan punya juga memiliki warna dan kualitas yang sama?""Tentu saja, semuanya sama," jawab Wira dengan jujur.Pengurus itu segera berkata, "Hehe. Kalau begitu, aku hanya akan menagih komisi untuk 5 gelas kristal. Bagaimana menurutmu?"Wira terkekeh-kekeh seraya menjawa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 854

Pengurus berkata dengan sopan, "Tuan, maaf. Kami nggak bisa berbisnis denganmu."Wulan, Dewina, dan Dian saling bertatapan setelah mendengar ucapan pengurus. Ekspresi mereka tampak kaget. Ternyata sesuai dugaan Wira!Wira tersenyum, lalu bertanya balik seraya memandang pengurus, "Apa ada orang yang menyuruh kalian untuk menolak berbisnis denganku?"Pengurus tertegun. Setelah itu, dia menggeleng dengan ekspresi tidak berdaya dan tersenyum getir. Pengurus menjelaskan, "Tuan, terima kasih karena kamu bisa memahami kami. Aku hanya pengurus pelelangan sehingga nggak bisa membuat keputusan, ada orang penting yang menekan kami."Pengurus melanjutkan, "Jadi, kami hanya bisa mengikuti perintah mereka dan nggak bisa menjalankan kesepakatan yang kita bicarakan sebelumnya. Aku minta maaf. Kalau kamu masih punya barang bagus, kami pasti akan menyambut kedatanganmu kapan saja di pelelangan kami lain kali. Tapi, untuk beberapa waktu ini takutnya ...."Sikap pengurus ini sudah cukup sungkan. Wira tahu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 855

Dewina yang kesal pun ikut berkomentar, "Kalau terus berulang seperti ini, berarti bukan kebetulan lagi. Semua ini pasti berhubungan dengan Keluarga Juwanto."Rumi yang berdiri di samping juga berkata kepada Wira, "Tuan Wahyudi, kalau kamu membutuhkan uang, aku bisa meminta Tuan kami untuk membeli semua gelas kristal ini. Jadi, kamu nggak perlu bersusah payah mencari mereka untuk menjual gelas kristal."Wira yang merasa tidak berdaya tersenyum setelah mendengar ucapan Rumi, lalu melambaikan tangannya sembari menimpali, "Aku berbuat seperti ini bukan demi uang, tapi untuk membantu bisnisku kelak." Lagi pula, tuannya Rumi sudah memborong gelas kristal yang begitu banyak.Tak lama kemudian, pengurus kembali. Ekspresinya tampak canggung saat berbicara, "Maaf, Tuan. Kami nggak bisa berbisnis denganmu, sebaiknya kamu cari rumah lelang lain."Pengurus tersenyum getir, dia merasa tidak rela karena hampir menghasilkan banyak uang. Wira bisa memahami kesulitan pengurus. Dia juga tidak bicara pan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 856

Wira tersenyum setelah mendengar ucapan Danu. Bisa-bisanya ada orang yang mencarinya malam-malam begini. Namun, Wira bisa menebak siapa yang datang, jadi dia tidak akan mengabaikan orang itu. Wira berujar, "Suruh dia masuk."Pada saat yang sama, di kediaman Keluarga Juwanto, Kumar duduk di ruang kerja. Di depannya ada 2 orang pria yang masih muda dan wajah mereka sangat mirip dengan Kumar.Salah satu dari pria itu angkat bicara, "Ayah, orang yang diutus untuk membunuh Wira gagal. Sesuai dugaanmu, Wira memang dibantu oleh Keluarga Barus."Kumar tersenyum mendengar ucapan pria itu dan menimpali, "Tentu saja. Keluarga Barus berencana untuk menyelesaikan masalah pada sumbernya. Hanya saja, sepertinya mereka nggak akan berhasil."Kumar tampak tidak peduli. Baginya, hal ini tidak mungkin terjadi. Kerajaan Monoma sudah bekerja sama dengan Kumar, mana mungkin mereka memutuskan hubungan dengannya? Benar-benar konyol!"Ayah, jadi bagaimana caranya kita bertindak di istana? Sekarang Raja Bakir ad
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 857

Kumar melanjutkan, "Bahkan, Raja Bakir juga takut dengan Keluarga Wutari. Begitu pula dengan penasihat kiri dan kanan. Raja Bakir itu pemimpin yang egois dan pemikirannya agak picik."Penilaian Kumar sangat objektif, sama persis seperti Wira. Hanya saja, Raja Bakir memang boleh mencurigai semua orang, tetapi seharusnya dia tetap memilih calon pewarisnya. Bagaimanapun, itu adalah posisi putra mahkota yang merupakan fondasi negara. Entah apa alasan Raja Bakir terus menunda hal ini sampai sekarang.Kedua putra Kumar tampak kebingungan. Jawaban Kumar tetap saja membuat mereka tidak mengerti. Kemudian, Kumar lanjut bertanya, "Apa posisi putra mahkota penting?"Kedua putra Kumar menjawab secara bersamaan, "Tentu saja penting.""Kalau begitu, menurut kalian, apa semua pangeran yang kompeten akan merebut posisi putra mahkota ini?" kata Kumar.Mendengar ucapan Kumar, kedua putranya sama-sama mengangguk. Kumar menjelaskan, "Benar, putra mahkota itu calon raja yang punya status mulia. Dia akan me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 858

Kedua putra Kumar tercengang begitu mendengar penjelasan ayah mereka. Salah satu putra Kumar berseru, "Apa? Menunggu kita saling bertarung?" Mereka tidak memercayai ucapan Kumar.Kumar menimpali, "Tentu saja. Kalau nggak, menurut kalian, kenapa Raja Bakir masih belum memilih calon pewarisnya sampai sekarang? Apa kalian pikir dia memang belum memutuskannya?""Bukan .... Posisi putra mahkota sangat penting, sedangkan Raja Bakir berniat menguasai Kerajaan Nuala sepenuhnya. Keempat keluarga besar memang tampak patuh, tapi Raja Bakir sudah tahu bahwa kita diam-diam berniat jahat. Jadi, Raja Bakir ingin memancing kita untuk bertindak," lanjut Kumar.Setelah Kumar menyelesaikan perkataannya, kedua putranya makin terbengong-bengong. Salah satu putra Kumar bertanya, "Ini ... kenapa? Kita selalu bersikap patuh, kenapa Raja ingin menyingkirkan kita?" Mereka tidak paham.Kumar menjelaskan, "Hahaha, apa kalian pikir Raja Bakir bodoh? Salah, sebaliknya dia pintar sekali, tapi terlalu perhitungan. Du
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 859

Luthfi tersenyum, sedangkan Wira tidak terkejut mendengar ucapan Luthfi. Wira sudah menebak seharusnya anggota Keluarga Juwanto yang datang. Wira tersenyum dan mempersilakan, "Ternyata ajudan Keluarga Juwanto. Tuan, silakan duduk."Luthfi duduk di seberang Wira dan menatap Wira lekat-lekat. Banyak orang yang tahu tentang pencapaian Wira, tetapi hanya sedikit orang yang benar-benar memahami Wira. Bahkan, Luthfi tidak tahu apakah Wira bisa berhasil menyelesaikan masalah pada sumbernya dan menggagalkan rencana Keluarga Juwanto. Namun, Luthfi tetap harus datang.Saat melakukan sesuatu, kita tidak boleh berserah kepada takdir ataupun membuat rencana berdasarkan pencapaian musuh. Kita harus mampu mengendalikan segalanya.Wira langsung bertanya, "Ada apa Tuan Luthfi datang malam-malam begini?"Luthfi menyahut, "Tuan Wahyudi, hari ini aku datang untuk merekrutmu bergabung dengan Keluarga Juwanto.""Oh?" ucap Wira. Meskipun sudah tahu, dia tetap menunjukkan keterkejutannya.Luthfi tersenyum dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 860

Usai mendengar ucapan Luthfi, Wira tersenyum dan berkata, "Bisa kamu jelaskan lebih lanjut?"Luthfi langsung melanjutkan, "Walaupun Ratu telah melahirkan seorang pangeran yang berstatus mulia, dia masih bayi. Masih butuh waktu lama sebelum dia bisa menjadi putra mahkota di masa depan! Lagi pula, hal ini belum bisa dipastikan. Siapa tahu, bayi ini akan mati mudal.""Daripada menunggu beberapa tahun atau bahkan belasan tahun, lebih baik kamu bekerja sama dengan Keluarga Juwanto untuk mencapai tujuanmu.""Selama kamu mau bekerja sama, Keluarga Juwanto akan memenuhi semua permintaanmu di masa depan. Kamu juga sudah bertemu dengan Pangeran Yahya, bukan? Dia anak yang berbakat dan sepertinya kalian juga berjodoh. Kalau dia menjadi putra mahkota, kamu mungkin bisa menjadi guru imperial.""Bukankah hal yang baik kalau kamu bisa menikmati kekayaan dan kemuliaan yang berkelanjutan?" tambah Luthfi.Harus diakui, perkataan Luthfi memang masuk akal. Jika dibandingkan dengan Keluarga Barus, Keluarga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8485868788
...
273
DMCA.com Protection Status