Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Kabanata 481 - Kabanata 490

Lahat ng Kabanata ng Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Kabanata 481 - Kabanata 490

2722 Kabanata

Bab 481

Dian tertegun di tempat. Melihat sosok Levon yang penuh dengan aura membunuh itu, jantungnya terasa seperti diremas kuat. Pada saat yang sama, Dian juga merasa sedih karena tidak akan pernah melihat Wira lagi. Srak! Di momen genting, sebuah anak panah memelesat dan menembus jantung Levon.Seiring terdengarnya suara keras, Levon pun terjatuh ke lantai. Melihat ujung anak panah yang menancap di dadanya dan darah terus bercucuran, sorot mata Levon penuh dengan ketakutan dan keputusasaan.Dian tidak tega melihatnya dan ingin mendekat, tetapi dia malah diadang oleh veteran Pasukan Zirah Hitam yang bergegas dari luar rumah. "Nona Dian, tuan memerintahkan kami untuk melindungimu secara diam-diam. Dia sudah kehilangan akal, akan berbahaya kalau kamu mendekatinya!"Dian yang terkejut pun segera mundur. Wanita itu telah melakukan segala hal yang dia bisa sehingga tidak berutang apa pun pada Levon lagi. Apalagi, saat Levon mencoba untuk memanfaatkannya sebelum mati, itu benar-benar sangat melukai
last updateHuling Na-update : 2024-10-29
Magbasa pa

Bab 482

Levon berseru sambil menggeram, "Molika, kamu sudah menipuku berulang kali!" Molika menjawab dengan lembut, "Sobat Wolfie, orang yang bijak tahu kapan harus berubah. Inilah akibatnya kalau melawan Wira, nggak ada yang bisa menyelamatkanmu!"Levon berkata dengan ekspresi tidak terima, "Aku hanya salah karena memercayaimu. Kalau nggak, berdasarkan kemampuan militerku, bagaimana mungkin akan kalah dari penipu yang hanya bisa menulis puisi jelek seperti Wira?"Molika menatap Levon yang keras kepala itu seraya menggeleng! Meri tak kuasa berkata, "Kak Levon, dia bukan penipu. Dia adalah penasihat militer yang menumpaskan bangsa Agrel. Sebagian besar dari kemenangan di medan perang wilayah utara adalah berkatnya.""Bahkan, Panglima Yudha pun harus mendengarkan perintahnya. Nggak heran kalau kamu bisa kalah darinya, jadi jangan nggak terima lagi!" jelas Meri."Apa?" Mata Levon membelalak dengan tidak percaya. Meri segera menceritakan kronologi perang di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu secara si
last updateHuling Na-update : 2024-10-29
Magbasa pa

Bab 483

Mata Meri tampak berbinar-binar seraya berkata, "Jadi, maksudmu dia juga berencana untuk memberontak?" Putu tersenyum santai sambil mengangguk.Meri pun mengernyit sembari berkata, "Tapi, tadi dia terus memperingatkan kita untuk nggak memberontak!"Putu menjawab, "Itu bukan peringatan, melainkan sindiran!" Dia melanjutkan dengan penuh percaya diri, "Orang yang berpendidikan nggak akan langsung mengatakan apa yang mereka inginkan. Maksud mereka selalu disembunyikan dalam kata-kata. Hanya dengan memahami menggunakan hati, kita baru bisa menebaknya!""Benar!" Meri setuju dengan perkataan Putu. Dia berulang kali menganggukkan kepala seraya menimpali, "Dia memang nggak pernah berbicara secara langsung dalam setiap tindakannya!"Putu terkekeh-kekeh sembari berkata, "Tuan Wahyudi meminta agar kita nggak memberontak, terutama karena momen yang tepat belum tiba. Tapi, dia juga memberi tahu tentang begitu banyak rahasia pemberontakan. Kalau memang nggak punya niat untuk memberontak, kenapa dia a
last updateHuling Na-update : 2024-10-29
Magbasa pa

Bab 484

Sembari memeluk wanita cantik dan diajukan keinginan yang tak masuk akal seperti itu, hati Wira pun luluh ketika melihat wajah Dian yang malang. Namun, dia masih menoleh dengan susah payah sambil berkata, "Kamu sudah mengalami tekanan yang terlalu besar. Istirahatlah sebentar, kita bisa bicarakan lagi saat kamu sudah tenang.""Tuan, apakah kamu keberatan denganku? Apa kamu merasa jijik karena aku adalah seorang wanita yang sudah menikah tiga kali?" tanya Dian.Penolakan langsung ini membuat sosok ramping Dian gemetar. Air matanya mengalir tak terkendali sehingga wajahnya yang cantik pun mulai dibasahi air mata. Dian berkata dengan gemetar, "Aku, aku ... ahh!"Usai mendengar perkataan Dian, Wira sudah tidak bisa menahan diri lagi. Dia sontak menundukkan kepala dan menciumnya. Dia sama sekali tidak merasa jijik terhadap Dian. Sebaliknya, dia malah makin suka pada wanita itu setelah memahami kepribadian dan pengalaman hidupnya.Namun, Wira merasa bahwa dia perlu mendiskusikan masalah ini
last updateHuling Na-update : 2024-10-29
Magbasa pa

Bab 485

Putu menangkupkan tangan dengan antusias. Jamal, Molika, Ucup, Jupiter, dan Blackie juga terlihat bersemangat.Jalanan di malam hari lebih berbahaya adalah perumpamaan untuk pemberontakan tidak mudah dilakukan, sementara instruksi untuk berhati-hati adalah pesan dari Wira agar mereka bertindak dengan lebih hati-hati.Selama berhasil melewati jalan malam ini dan matahari terbit di pagi hari, nasib para perampok itu akan berubah sepenuhnya. Ini adalah cara Wira memberikan semangat kepada mereka.Wira melambaikan tangannya. Dia hanya asal berbicara, lantas apakah itu mengingatkan mereka akan sesuatu? Mengapa sekelompok orang ini terlihat sangat aneh?Keenam perampok itu berbalik dan pergi, tetapi Meri tetap tinggal di sana. Hal ini membuat Jupiter dan Blackie juga menoleh. Namun, mereka malah diseret pergi oleh Putu. Wira menatap Meri yang sepertinya ingin menyampaikan sesuatu seraya bertanya, "Ada apa?"Meri akhirnya berbicara sambil menggertakkan gigi, "Aku mendengar dari Lestari bahwa
last updateHuling Na-update : 2024-10-29
Magbasa pa

Bab 486

Wira tersenyum kecil, lalu mengubah topik pembicaraan dengan berkata, "Kalau rambut kita tertutupi salju, rasanya seolah-olah kita menua bersama!"Mata indah Dian bersinar cerah. Sambil bersandar ke pelukan Wira, dia berkata, "Kalau begitu, temani aku menikmati salju sebentar, Tuan!"Wira meraih tangan mungil Dian seraya berkata, "Kalau melihat salju bersama bisa dianggap menua bersama, mana ada orang yang bersedih karena cinta di dunia ini!"Dian memejamkan mata dan bulu matanya yang lentik bergetar. "Dengan kata-kata Tuan tadi, biarpun aku mati, aku tetap merasa hidup ini berharga!" ujar Dian.Salju tebal turun menutupi seluruh Kabupaten Uswal, membuat dunia menjadi terlihat putih seluruhnya. Sepasang pria dan wanita yang dibalut jubah berdiri di tengah salju tebal, seakan-akan berubah manusia salju. Saat rambut hitam mereka tertutup salju putih, hati mereka terasa semanis madu....."Kak, kenapa kamu menarikku pergi? Aku belum selesai bicara!" gerutu Meri. Sekelompok orang ini meni
last updateHuling Na-update : 2024-10-29
Magbasa pa

Bab 487

"Kak Melati, aku wanita yang sudah menikah, mana bisa menemui pria lain sesuka hati!" ujar Wulan dengan kesal. "Kelak, kalau hal semacam ini terjadi lagi, Kak Melati nggak perlu tanya padaku, langsung tolak saja!" Wulan sedikit tertekan karena tidak dapat bertemu dengan suaminya sejak datang ke kota provinsi.Melati biasa mengadakan pesta teh untuk para gadis. Katanya, itu diperuntukkan bagi putri keluarga pejabat, tetapi beberapa kandidat sarjana terkadang juga datang.Sejak datang ke kota provinsi, selalu ada orang yang terus mengundang Wulan ke kuil untuk membakar dupa, mengikuti pertemuan puisi wanita, dan menikmati salju. Dia paham dengan maksud pria-pria itu, jadi dia tentu menolak undangan mereka."Wulan, aku sudah bilang, 'kan? Pria itu cuma pelajar biasa, apa pantas dia dirindukan seperti ini?" ujar Melati.Melati yang merupakan kakak ipar pertama Wulan berusia sekitar 30 tahun. Wajah cantiknya terlihat angkuh saat dia berkata, "Kamu pikir dia akan datang ke kota provinsi untu
last updateHuling Na-update : 2024-10-29
Magbasa pa

Bab 488

Gadis berpakaian ungu tersenyum tipis dan berkata, "Tapi, nggak sebagus puisi-puisi yang dibuat Tuan Wahyudi!""Siapa yang bisa dibandingkan dengan monster itu!" ujar Farrel. Dia mengangkat gelasnya dan meminumnya dalam satu tegukan. Kemudian, Farrel berkata dengan mata berbinar, "Bukankah istrinya ada di kota provinsi? Apa kamu punya informasi tentangnya?""Putra gubernur ingin memperistri wanita itu. Mas kawin sudah sedang disiapkan!" Gadis berpakaian ungu berkata sambil mengangkat alisnya, "Gimana kalau kita mengingatkan dia?""Nggak perlu!" tolak Farrel sambil tersenyum tipis. "Kalau Keluarga Linardi berpikiran sempit, mereka nggak layak mendapat menantu sehebat itu! Ngomong-ngomong, siapa wanita cantik yang kamu siapkan untuknya?"Gadis berpakaian ungu menjawab dengan alis berkerut, "Dewina, wanita nomor satu di rumah bordil kota provinsi, sudah setuju untuk menemaninya melewati malam pertama!""Dewina?" Saat memikirkan wanita itu, Farrel mendengkus dingin. "Wanita itu beruntung s
last updateHuling Na-update : 2024-10-29
Magbasa pa

Bab 489

Regan mulai bercerita, "Sebenarnya ...." Regan yang juga terkejut mulai menceritakan informasi rahasia yang didengarnya."Apa!" seru Fadil. Setelah tahu garis besarnya, Fadil langsung berkeringat dingin dan kakinya pun terasa lemas. Ternyata pahlawan yang berhasil mengalahkan pasukan bangsa Agrel adalah Tuan Wahyudi. Pantas saja Iqbal dan Kaesang memperlakukannya dengan begitu hormat, tidak heran juga jika Radit bunuh diri.Saat memikirkan sikap kurang ajarnya sebelumnya kepada Wira, Fadil rasanya ingin merangkak kembali ke sana dan meminta ampun.....Di halaman, Wira berkata dengan sedikit terkejut, "Bukankah kamu pergi ke ibu kota untuk melaporkan tugas? Kenapa kamu membawa mereka juga?"Di antara kelompok orang tersebut, selain beberapa veteran Pasukan Zirah Hitam, yang lainnya adalah perajin dari lembaga senjata dan dokter militer yang merawat luka-luka prajurit."Misil tiga busur berhasil membunuh Raja Tanuwi. Dimas, menteri perindustrian, memerintahkan aku untuk membawa para per
last updateHuling Na-update : 2024-10-29
Magbasa pa

Bab 490

Wira sudah dua kali bertemu Farrel. Dia ingat dengan jelas bahwa Farrel memiliki jakun, mana mungkin dia seorang wanita?"Jakunnya palsu, dan penampilannya saat berdandan sebagai wanita sangat cantik. Tapi, dia memberiku kesan kalau dia sangat ambisius," jelas Yudha.Wira tersenyum dan berkata, "Sepertinya kalian saling kenal!"Sejak awal, Wira sudah merasa Farrel sangat misterius. Seorang wanita muncul di perbatasan yang dilanda perang, tahu banyak tentang Kerajaan Nuala dan negara musuh di segala penjuru. Selain itu, dia juga ingin merekrutnya sebagai ahli strategi. Kini, setelah mendengar perkataan Yudha tadi, wanita ini sungguh membuat Wira penasaran!"Aku nggak terlalu mengenalnya. Tapi, sahabatnya adalah teman masa kecilku," jawab Yudha dengan sorot mata sedih. "Sudahlah, nggak usah bicarakan ini dulu. Aku ingin memberimu sesuatu."Seorang veteran Pasukan Zirah Hitam masuk sambil membawa silinder bambu, lalu meletakkannya di depan Wira."Apa ini?" tanya Wira dengan heran."Peta m
last updateHuling Na-update : 2024-10-29
Magbasa pa
PREV
1
...
4748495051
...
273
DMCA.com Protection Status