Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Bab 501 - Bab 510

2722 Bab

Bab 501

“Temperamen seorang anak muda memang masih belum cukup stabil dan masih harus diasah lagi!” Kemal melipat kembali petisi itu, lalu menyerahkannya kepada seorang sekretaris sambil berkata, “Gatot, promosikanlah ketiga orang itu sesuai kebijakan departemen personalia. Kemudian, turunkan pangkat prefektur dan letnan jenderal dari Kota Pusat Pemerintahan Lokana. Mereka bahkan tidak sanggup menangani seorang pemberontak kecil.”Gatot yang bertanggung jawab mengatur peningkatan jabatan para pejabat terkekeh dan berkata, “Pak Kemal, Zabran itu jenderal batalion. Biarpun mau mengasahnya, dia juga harus diangkat menjadi jenderal pendamping berkat jasanya kali ini. Lalu, Fadil akan diangkat menjadi patih, sedangkan Regan menjadi jenderal militer. Sementara itu, pangkat Dirja yang merupakan prefektur Lokana dan Satria yang merupakan letnan jenderal akan diturunkan masing-masing satu tingkat.”Kemal mengangguk. Kemudian, Gatot menuliskan beberapa patah kata di atas petisi dan menyuruh sekretaris u
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 502

Ekspresi Raja Bakir pun menjadi dingin. Dia berkata, “Wira memang berjasa. Tapi jasanya hanya dalam menciptakan misil tiga busur dan menempa pedang ajaib yang membantu situasi perang. Namun, jasanya itu masih belum setimpal untuk diberikan posisi amangkurat!”Yudha pun menjawab dengan bingung, “Yang Mulia, Tuan Wahyudi bukan hanya menciptakan peralatan perang, tapi juga menyusun semua taktik perang untuk memenangkan peperangan ini. Tanpa Tuan Wahyudi yang mampu menghadapi begitu banyak perubahan saat berperang, aku pasti kesulitan untuk mempertahankan kota, apalagi memenangkan perang ini. Harap Yang Mulia bisa menegakkan keadilan untuk Tuan Wahyudi!”Sudah ada banyak petisi yang menuliskan secara jelas jasa Wira dalam perang kali ini. Namun, Raja Bakir tetap tidak memberikan penghargaan kepada Wira. Jadi, Yudha sudah membulatkan tekad untuk menjelaskan jasa Wira meskipun harus mati.Saat ini, Yudha diberi gelar amangkurat, sedangkan Wira tidak mendapatkan apa-apa. Hal ini membuat Yudha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 503

Raja Bakri mencibir, “Bersumpah atas nama ayahmu? Bukannya ayahmu itu juga pemberontak?”“Yang Mulia ....” Yudha merasa sangat marah dan mengepalkan tangannya erat-erat sambil berkata, “Ayahku sudah meninggal. Aku harap Yang Mulia tidak menghinanya lagi!”Para pengawal istana yang berada 60 meter jauhnya langsung menyerbu keluar dan mengepung paviliun sambil menghunuskan pedang.“Memangnya kenapa kalau aku menghinanya? Apa kamu berani membunuhku?” Raja Bakir tersenyum sinis, lalu menjauhkan diri dari Yudha dan membentak, “Putro sangat cerdas, sedangkan ayahmu mengendalikan pasukan militer. Mereka berkomplot dengan Raja Darojati untuk merebut kedudukanku, tetapi aku berhasil menumpas mereka. Apa lagi sebutan yang cocok untuk mereka kalau bukan pemberontak?”“Yang Mulia!” Yudha berkata dengan kesal, “Ayah sangat setia pada istana dan tidak pernah berpikir untuk berkhianat. Dulu, Raja Darojati menulis surat untuk Ayah dan meminta Ayah menggerakkan prajurit untuk membantunya, tapi Ayah men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 504

Tadi, Raja Bakir hanya merasa marah karena Yudha berani melawannya. Jika bukan karena para menterinya membantah dan Yudha masih bermanfaat, Raja Bakir pasti sudah memenggalnya dari dulu.Kemal melirik ekspresi Raja Bakir, lalu buru-buru menarik Yudha dan menegur, “Yudha, kenapa kamu menyinggung Yang Mulia? Cepat minta maaf padanya. Apa kamu nggak mau keluargamu melewati Tahun Baru dengan tenang?” Saat memikirkan ibunya yang sakit dan adik-adiknya yang masih kecil, Yudha pun menjadi sedih. Dia bersujud dengan hati yang dipenuhi rasa putus asa dan berkata, “Yang Mulia, maafkan aku karena sudah menyinggungmu. Tapi, aku benar-benar tidak pernah berpikir untuk mengkhianati Yang Mulia. Harap Yang Mulia bisa memaafkanku!”“Yang Mulia! Maafkanlah dia!” Kemal, Suhendra, dan Gatot menatap Raja Bakir dengan penuh harapan.“Aku tahu kamu berkata jujur karena memikirkan kerajaan ini. Aku akan memaafkanmu!” kata Raja Bakir dengan ekspresi datar. Kemudian, dia berbalik untuk pergi sambil berkata, “M
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 505

Senia yang mengenakan gaun merah dan dipadu dengan mahkota emas terlihat sangat cantik. Dia menerima surat rahasia itu dan membacanya. Setelah itu, dia langsung berseru gembira, “Kerajaan Nuala akan segera hancur!”Seorang anak kecil yang mengenakan jubah bermotif naga bertanya dengan heran, “Ibu? Ada berita baik?”“Otto!” Senia mencubit pipi Otto, lalu berkata sambil tersenyum, “Raja Bakir mengira Tuan Wahyudi hanyalah seorang pesuruh, lalu memberi perintah untuk melarangnya mengikuti ujian kerajaan dan bekerja untuk istana. Berhubung Tuan Wahyudi nggak akan membantu Raja Bakir, Kerajaan Agrel nggak usah khawatir lagi.”“Oh!” Raja yang masih kecil itu terlihat bingung.Duk! Duk! Duk! Senia mengetuk meja, lalu seorang pelayan istana tiba-tiba muncul tanpa suara. Senia bertanya dengan penuh wibawa, “Apa sudah ada kabar dari Pasukan Elang Hitam di Provinsi Jawali?”“Lapor, Ibu Suri. Mata-mata kita pernah menawarkan giokmu kepada Tuan Wahyudi, tapi dia tidak menerimanya.” Pelayan itu berl
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 506

“Yang namanya pria nggak akan nolak wanita cantik! Lagian, kamu juga sudah nggak mungkin bersama Panglima Yudha lagi. Ngapain kamu khawatir soal itu?” Farrel mengedipkan matanya dan melanjutkan, “Aku juga ingin mencarikan pria yang baik untukmu. Biar bagaimanapun, kamu itu sahabat baikku. Nggak mungkin aku membiarkanmu menikah sama pecundang.”“Nggak usah sok baik!” Belani mendengus, “Aku tahu kamu mau merusak hubungannya dan Panglima Yudha supaya mereka nggak beraliansi, lalu merusak rencana Keluarga Barus.”“Wah, Cantik, kamu makin pintar saja!” Farrel menekan dagu Belani, lalu mengecup bibirnya dan berkata, “Aku jadi nggak rela memberikanmu pada pria lain.”“Kamu!” Dicium oleh sesama wanita adalah hal yang memalukan. Belani pun tidak bisa berkata-kata....Di Kediaman Linardi di kota provinsi.“Wulan, apa kamu sudah tahu soal dekrit yang diturunkan istana?” Melati melambaikan selembar surat resmi dan membaca isinya, “Wira Darmadi dari Dusun Darmadi yang terletak di Kabupaten Uswal m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 507

Di pengadilan daerah Kabupaten Uswal.“I ... ini?” Fadil yang baru diangkat menjadi patih memegang surat dari istana dengan terkejut.Dikatakan bahwa Wira ingin merebut jasa dalam mengalahkan bangsa Agrel sehingga membuat Raja Bakri marah. Oleh karena itu, dia pun dilarang mengikuti ujian kerajaan dan bekerja untuk istana.Namun, saat Yudha datang waktu itu, dia terlihat sangat menghormati Wira. Fadil menyaksikan hal ini sendiri, bukan mendengar kabar dari orang lain. Namun, pihak istana malah memberikan “hadiah” seperti ini.Tidak peduli apakah Wira benar-benar berjasa atau tidak, Raja Bakri sepertinya sangat membenci Wira. Berhubung Raja Bakri sudah menunjukkan sikap seperti itu, sikap pengadilan daerah terhadap Wira juga harus berubah.Fadil mengetuk-ngetuk meja, lalu berseru, “Pengawal, suruh Pak Regan kemari!”Tidak lama kemudian, Regan yang baru diangkat menjadi jenderal militer pun berkata dengan hormat, “Pak Fadil mau kasih perintah apa?”Fadil bertanya tanpa ekspresi, “Pak Reg
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 508

“Apa Raja sudah gila? Kak Wira sudah berjasa besar, tapi dia bukannya mendapat penghargaan dan malah dihukum. Kalau dilarang ikut ujian kerajaan dan bekerja untuk istana, itu setara dengan menghancurkan masa depan Kak Wira!”“Raja benar-benar nggak masuk akal! Dulu, Panglima Dirga dibunuh padahal sudah berjasa pada kerajaan. Sekarang, giliran Kak Wira yang dihukum setelah berjasa besar.”“Raja dan para pejabat di istana benar-benar bodoh! Kalau nggak, mana mungkin Kerajaan Nuala bisa ditindas bangsa Agrel!”Sekelompok orang berdiskusi dengan marah.“Sudahlah!” Wira berkata dengan suara berat, “Jangan ngomong begitu di luar sana. Kalau nggak, kalian bakal dihukum mati!”Semua orang pun menunduk. Mereka tahu apa konsekuensi dari mengatakan hal seperti itu. Dulu, jangankan mengkritik Raja, mereka bahkan tidak berani mengkritik seorang patih. Namun, setelah mengalami banyak hal bersama Wira, ada banyak orang yang sudah mulai bernyali.“Kak Wira, kami merasa kamu diperlakukan dengan sangat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 509

Wira mengangguk, lalu berkata, “Coba kamu pilihkan sekelompok orang yang bisa diandalkan dan pintar. Tempatkan dulu mereka di Desa Tiga Harimau. Aku akan menyuruh orang untuk melatih mereka di sana. Nggak boleh ada orang lain yang mengetahui hal ini, ya.”“Oke!” Gavin mengiakannya, lalu segera pergi.Wira juga berjalan ke depan pintu dan menatap kepergian Gavin dengan ekspresi serius. Dia sudah membantu istana untuk mengalahkan bangsa Agrel, tetapi istana malah bersikap seperti ini terhadapnya. Tidak mungkin dia tidak merasa kesal.Dekrit yang diturunkan Raja Bakir akan mendatangkan banyak bahaya bagi Wira. Demi keluarganya, dia harus menyiapkan beberapa cara lain untuk melindungi diri.Setelah menghela napas panjang, Wira keluar dari rumah dan mulai tersenyum. Saat ini, seluruh penduduk dusun sedang menunggu giliran untuk mengambil barang yang disiapkan Wira. Orang yang sudah mendapat bagian mereka pun berjalan pulang ke rumah dengan gembira.Saat melewati tahun baru sebelumnya, merek
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 510

Benda sejenis petasan yang dijual di Kabupaten Uswal adalah tabung bambu yang diisi dengan niter, belerang, dan arang. Saat meledak, petasan jenis ini akan menghasilkan suara ledakan yang kuat dan asap tebal. Setelah membeli petasan itu dan mencobanya, Wira merasa efeknya kurang bagus. Jadi, dia pun menambahkan sedikit bubuk mesiu dan membuat sumbu petasan sendiri. Begitu dinyalakan, semua penduduk dusun pun terkejut.“Oke!” Setelah mendapat izin dari Wira, Danu mengambil sebuah petasan, lalu menyalakannya dan melemparnya ke luar. Seluruh penduduk dusun yang berkeliling buru-buru menutup telinga mereka.Duar! Petasan itu mengeluarkan ledakan yang kuat, cahaya api, dan asap tebal.“Aku juga mau coba satu!”“Kak Danu, aku juga mau!”“Aku juga!”Sony, Danur, Padi, dan beberapa penduduk dusun juga maju dan ingin mencobanya. Kemudian, satu per satu orang pun mencoba menyalakan petasan dengan hati-hati.Duar! Duar! Suara ledakan memenuhi seluruh dusun. Beberapa orang tua menyaksikannya dari
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4950515253
...
273
DMCA.com Protection Status