Sembari memeluk wanita cantik dan diajukan keinginan yang tak masuk akal seperti itu, hati Wira pun luluh ketika melihat wajah Dian yang malang. Namun, dia masih menoleh dengan susah payah sambil berkata, "Kamu sudah mengalami tekanan yang terlalu besar. Istirahatlah sebentar, kita bisa bicarakan lagi saat kamu sudah tenang.""Tuan, apakah kamu keberatan denganku? Apa kamu merasa jijik karena aku adalah seorang wanita yang sudah menikah tiga kali?" tanya Dian.Penolakan langsung ini membuat sosok ramping Dian gemetar. Air matanya mengalir tak terkendali sehingga wajahnya yang cantik pun mulai dibasahi air mata. Dian berkata dengan gemetar, "Aku, aku ... ahh!"Usai mendengar perkataan Dian, Wira sudah tidak bisa menahan diri lagi. Dia sontak menundukkan kepala dan menciumnya. Dia sama sekali tidak merasa jijik terhadap Dian. Sebaliknya, dia malah makin suka pada wanita itu setelah memahami kepribadian dan pengalaman hidupnya.Namun, Wira merasa bahwa dia perlu mendiskusikan masalah ini
Putu menangkupkan tangan dengan antusias. Jamal, Molika, Ucup, Jupiter, dan Blackie juga terlihat bersemangat.Jalanan di malam hari lebih berbahaya adalah perumpamaan untuk pemberontakan tidak mudah dilakukan, sementara instruksi untuk berhati-hati adalah pesan dari Wira agar mereka bertindak dengan lebih hati-hati.Selama berhasil melewati jalan malam ini dan matahari terbit di pagi hari, nasib para perampok itu akan berubah sepenuhnya. Ini adalah cara Wira memberikan semangat kepada mereka.Wira melambaikan tangannya. Dia hanya asal berbicara, lantas apakah itu mengingatkan mereka akan sesuatu? Mengapa sekelompok orang ini terlihat sangat aneh?Keenam perampok itu berbalik dan pergi, tetapi Meri tetap tinggal di sana. Hal ini membuat Jupiter dan Blackie juga menoleh. Namun, mereka malah diseret pergi oleh Putu. Wira menatap Meri yang sepertinya ingin menyampaikan sesuatu seraya bertanya, "Ada apa?"Meri akhirnya berbicara sambil menggertakkan gigi, "Aku mendengar dari Lestari bahwa
Wira tersenyum kecil, lalu mengubah topik pembicaraan dengan berkata, "Kalau rambut kita tertutupi salju, rasanya seolah-olah kita menua bersama!"Mata indah Dian bersinar cerah. Sambil bersandar ke pelukan Wira, dia berkata, "Kalau begitu, temani aku menikmati salju sebentar, Tuan!"Wira meraih tangan mungil Dian seraya berkata, "Kalau melihat salju bersama bisa dianggap menua bersama, mana ada orang yang bersedih karena cinta di dunia ini!"Dian memejamkan mata dan bulu matanya yang lentik bergetar. "Dengan kata-kata Tuan tadi, biarpun aku mati, aku tetap merasa hidup ini berharga!" ujar Dian.Salju tebal turun menutupi seluruh Kabupaten Uswal, membuat dunia menjadi terlihat putih seluruhnya. Sepasang pria dan wanita yang dibalut jubah berdiri di tengah salju tebal, seakan-akan berubah manusia salju. Saat rambut hitam mereka tertutup salju putih, hati mereka terasa semanis madu....."Kak, kenapa kamu menarikku pergi? Aku belum selesai bicara!" gerutu Meri. Sekelompok orang ini meni
"Kak Melati, aku wanita yang sudah menikah, mana bisa menemui pria lain sesuka hati!" ujar Wulan dengan kesal. "Kelak, kalau hal semacam ini terjadi lagi, Kak Melati nggak perlu tanya padaku, langsung tolak saja!" Wulan sedikit tertekan karena tidak dapat bertemu dengan suaminya sejak datang ke kota provinsi.Melati biasa mengadakan pesta teh untuk para gadis. Katanya, itu diperuntukkan bagi putri keluarga pejabat, tetapi beberapa kandidat sarjana terkadang juga datang.Sejak datang ke kota provinsi, selalu ada orang yang terus mengundang Wulan ke kuil untuk membakar dupa, mengikuti pertemuan puisi wanita, dan menikmati salju. Dia paham dengan maksud pria-pria itu, jadi dia tentu menolak undangan mereka."Wulan, aku sudah bilang, 'kan? Pria itu cuma pelajar biasa, apa pantas dia dirindukan seperti ini?" ujar Melati.Melati yang merupakan kakak ipar pertama Wulan berusia sekitar 30 tahun. Wajah cantiknya terlihat angkuh saat dia berkata, "Kamu pikir dia akan datang ke kota provinsi untu
Gadis berpakaian ungu tersenyum tipis dan berkata, "Tapi, nggak sebagus puisi-puisi yang dibuat Tuan Wahyudi!""Siapa yang bisa dibandingkan dengan monster itu!" ujar Farrel. Dia mengangkat gelasnya dan meminumnya dalam satu tegukan. Kemudian, Farrel berkata dengan mata berbinar, "Bukankah istrinya ada di kota provinsi? Apa kamu punya informasi tentangnya?""Putra gubernur ingin memperistri wanita itu. Mas kawin sudah sedang disiapkan!" Gadis berpakaian ungu berkata sambil mengangkat alisnya, "Gimana kalau kita mengingatkan dia?""Nggak perlu!" tolak Farrel sambil tersenyum tipis. "Kalau Keluarga Linardi berpikiran sempit, mereka nggak layak mendapat menantu sehebat itu! Ngomong-ngomong, siapa wanita cantik yang kamu siapkan untuknya?"Gadis berpakaian ungu menjawab dengan alis berkerut, "Dewina, wanita nomor satu di rumah bordil kota provinsi, sudah setuju untuk menemaninya melewati malam pertama!""Dewina?" Saat memikirkan wanita itu, Farrel mendengkus dingin. "Wanita itu beruntung s
Regan mulai bercerita, "Sebenarnya ...." Regan yang juga terkejut mulai menceritakan informasi rahasia yang didengarnya."Apa!" seru Fadil. Setelah tahu garis besarnya, Fadil langsung berkeringat dingin dan kakinya pun terasa lemas. Ternyata pahlawan yang berhasil mengalahkan pasukan bangsa Agrel adalah Tuan Wahyudi. Pantas saja Iqbal dan Kaesang memperlakukannya dengan begitu hormat, tidak heran juga jika Radit bunuh diri.Saat memikirkan sikap kurang ajarnya sebelumnya kepada Wira, Fadil rasanya ingin merangkak kembali ke sana dan meminta ampun.....Di halaman, Wira berkata dengan sedikit terkejut, "Bukankah kamu pergi ke ibu kota untuk melaporkan tugas? Kenapa kamu membawa mereka juga?"Di antara kelompok orang tersebut, selain beberapa veteran Pasukan Zirah Hitam, yang lainnya adalah perajin dari lembaga senjata dan dokter militer yang merawat luka-luka prajurit."Misil tiga busur berhasil membunuh Raja Tanuwi. Dimas, menteri perindustrian, memerintahkan aku untuk membawa para per
Wira sudah dua kali bertemu Farrel. Dia ingat dengan jelas bahwa Farrel memiliki jakun, mana mungkin dia seorang wanita?"Jakunnya palsu, dan penampilannya saat berdandan sebagai wanita sangat cantik. Tapi, dia memberiku kesan kalau dia sangat ambisius," jelas Yudha.Wira tersenyum dan berkata, "Sepertinya kalian saling kenal!"Sejak awal, Wira sudah merasa Farrel sangat misterius. Seorang wanita muncul di perbatasan yang dilanda perang, tahu banyak tentang Kerajaan Nuala dan negara musuh di segala penjuru. Selain itu, dia juga ingin merekrutnya sebagai ahli strategi. Kini, setelah mendengar perkataan Yudha tadi, wanita ini sungguh membuat Wira penasaran!"Aku nggak terlalu mengenalnya. Tapi, sahabatnya adalah teman masa kecilku," jawab Yudha dengan sorot mata sedih. "Sudahlah, nggak usah bicarakan ini dulu. Aku ingin memberimu sesuatu."Seorang veteran Pasukan Zirah Hitam masuk sambil membawa silinder bambu, lalu meletakkannya di depan Wira."Apa ini?" tanya Wira dengan heran."Peta m
Yudha keluar dari kamar, lalu mengeluarkan uang dan berpesan, "Jaga dia baik-baik!""Nggak perlu," ucap Fadil. Uang itu sebesar 100 ribu gabak dan Fadil sangat menginginkannya, tetapi dia tidak berani mengambilnya.Fadil berkata, "Amangkurat Wutari tenang saja. Tuan Wahyudi memberikan uang setiap bulan. Dia dijaga dengan baik di penjara.""Ambil saja," ujar Yudha yang menjejalkan uang ke tangan Fadil. Kemudian, Yudha membawa bawahannya pergi. Dulu, Yudha tidak bisa melakukan hal ini, tetapi dia sudah banyak berubah setelah mengenal Wira.Sesudah makan siang, pasukan Yudha melanjutkan perjalanan. Doddy juga mengikuti mereka.Wira menepuk bahu Doddy dan berpesan, "Setelah sampai di ibu kota, kamu harus berhati-hati karena di sana adalah pusat pemerintahan. Kalau nggak, akibatnya sangat fatal. Kalau ada yang kamu nggak paham, tanyakan pada Panglima Yudha."Doddy menepuk dadanya dan menjamin, "Kak Wira, kamu tenang saja. Aku akan selalu ingat pesanmu. Sebelum bicara, aku akan memikirkannya
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m