Regan mulai bercerita, "Sebenarnya ...." Regan yang juga terkejut mulai menceritakan informasi rahasia yang didengarnya."Apa!" seru Fadil. Setelah tahu garis besarnya, Fadil langsung berkeringat dingin dan kakinya pun terasa lemas. Ternyata pahlawan yang berhasil mengalahkan pasukan bangsa Agrel adalah Tuan Wahyudi. Pantas saja Iqbal dan Kaesang memperlakukannya dengan begitu hormat, tidak heran juga jika Radit bunuh diri.Saat memikirkan sikap kurang ajarnya sebelumnya kepada Wira, Fadil rasanya ingin merangkak kembali ke sana dan meminta ampun.....Di halaman, Wira berkata dengan sedikit terkejut, "Bukankah kamu pergi ke ibu kota untuk melaporkan tugas? Kenapa kamu membawa mereka juga?"Di antara kelompok orang tersebut, selain beberapa veteran Pasukan Zirah Hitam, yang lainnya adalah perajin dari lembaga senjata dan dokter militer yang merawat luka-luka prajurit."Misil tiga busur berhasil membunuh Raja Tanuwi. Dimas, menteri perindustrian, memerintahkan aku untuk membawa para per
Wira sudah dua kali bertemu Farrel. Dia ingat dengan jelas bahwa Farrel memiliki jakun, mana mungkin dia seorang wanita?"Jakunnya palsu, dan penampilannya saat berdandan sebagai wanita sangat cantik. Tapi, dia memberiku kesan kalau dia sangat ambisius," jelas Yudha.Wira tersenyum dan berkata, "Sepertinya kalian saling kenal!"Sejak awal, Wira sudah merasa Farrel sangat misterius. Seorang wanita muncul di perbatasan yang dilanda perang, tahu banyak tentang Kerajaan Nuala dan negara musuh di segala penjuru. Selain itu, dia juga ingin merekrutnya sebagai ahli strategi. Kini, setelah mendengar perkataan Yudha tadi, wanita ini sungguh membuat Wira penasaran!"Aku nggak terlalu mengenalnya. Tapi, sahabatnya adalah teman masa kecilku," jawab Yudha dengan sorot mata sedih. "Sudahlah, nggak usah bicarakan ini dulu. Aku ingin memberimu sesuatu."Seorang veteran Pasukan Zirah Hitam masuk sambil membawa silinder bambu, lalu meletakkannya di depan Wira."Apa ini?" tanya Wira dengan heran."Peta m
Yudha keluar dari kamar, lalu mengeluarkan uang dan berpesan, "Jaga dia baik-baik!""Nggak perlu," ucap Fadil. Uang itu sebesar 100 ribu gabak dan Fadil sangat menginginkannya, tetapi dia tidak berani mengambilnya.Fadil berkata, "Amangkurat Wutari tenang saja. Tuan Wahyudi memberikan uang setiap bulan. Dia dijaga dengan baik di penjara.""Ambil saja," ujar Yudha yang menjejalkan uang ke tangan Fadil. Kemudian, Yudha membawa bawahannya pergi. Dulu, Yudha tidak bisa melakukan hal ini, tetapi dia sudah banyak berubah setelah mengenal Wira.Sesudah makan siang, pasukan Yudha melanjutkan perjalanan. Doddy juga mengikuti mereka.Wira menepuk bahu Doddy dan berpesan, "Setelah sampai di ibu kota, kamu harus berhati-hati karena di sana adalah pusat pemerintahan. Kalau nggak, akibatnya sangat fatal. Kalau ada yang kamu nggak paham, tanyakan pada Panglima Yudha."Doddy menepuk dadanya dan menjamin, "Kak Wira, kamu tenang saja. Aku akan selalu ingat pesanmu. Sebelum bicara, aku akan memikirkannya
"Di kereta ada banyak barang, harganya pasti puluhan ribu gabak. Apa perampok Ngarai Naga Biru nggak merebut barangmu?""Apa 2 orang yang datang ke rumahmu beberapa hari lalu itu pengusaha kaya?""Kapan kamu bagi beras?"Para penduduk desa membahas sambil melihat kereta kuda di depan pintu."Bagikan berasnya!" perintah Salman. Dia tahu sifat penduduk desa. Jadi, Salman tidak banyak bicara lagi dan langsung mulai membagi beras.Terdapat 60 lebih keluarga di desa. Kalau 1 keluarga mendapat setengah kilogram beras, berarti total beras yang dibagikan sekitar 30 kilogram. Setelah beras dibagikan, semua penduduk desa pun menjadi tenang dan memandang Salman dengan tidak percaya."Apa kalian semua tahu ke mana kami bertiga pergi beberapa hari ini?" tanya Salman yang sedang mengisap tembakau. Dia tersenyum seraya menatap penduduk desa.Apa yang dikatakan Wira memang benar. Jika ingin penduduk desa mendengar perkataan mereka, Salman harus memberikan penduduk desa keuntungan terlebih dahulu. Sege
"Aku tahu kalian nggak percaya. Kalau bukan karena pergi sendiri, aku juga nggak percaya," ucap Salman. Kemudian, dia menarik baju baru berbahan satin yang dipakainya dan melanjutkan, "Tuan Wira baik sekali. Dia nggak hanya memberi bawahannya makanan enak, tapi juga memberi mereka baju baru.""Pakaian yang kukenakan ini terbuat dari kain satin. Selain itu, Wira juga mencarikan dokter untuk mengobati anggota keluarga bawahannya yang sakit. Tuan Wira benar-benar murah hati," lanjut Salman.Melihat pakaian yang dikenakan Salman dan kedua anaknya, sebagian besar penduduk desa pun percaya dengan perkataan mereka. Namun, tetap saja ada sebagian kecil penduduk yang tidak percaya. Hal ini karena cerita Salman dan kedua anaknya sudah melampaui apa yang dibayangkan mereka."Orang itu memberi daging, baju baru, dan uang untuk berobat. Dia baik sekali!""Dari mana dia punya uang sebanyak itu? Berapa banyak uang yang dia habiskan untuk menyediakan begitu banyak fasilitas untuk warga desa?""Salman,
Jika Salman membagikan upah terlebih dahulu, penduduk desa pasti tidak akan ragu lagi. Selain mendapatkan gaji 2 ribu gabak, mereka juga akan mendapat keuntungan lain. Kesempatan ini sangat langka. Wira benar-benar murah hati.Setelah membagikan upah, para penduduk desa pun pergi. Semua penduduk tidak bisa tidur. Ada yang pulang dan berdiskusi dengan orang tua mereka, ada juga yang membahas dengan istrinya. Mereka semua sangat bersemangat dan juga khawatir.Keesokan paginya, para penduduk desa berkumpul di depan rumah Salman dan bersiap-siap untuk mulai bekerja. Salman, Fauzan, dan Farid mengarahkan penduduk untuk menarik 3 kereta kuda menuju tambang giok air di belakang gunung. Mereka mulai menggali giok air.Ini adalah tambang giok air yang terbuka sehingga sangat mudah digali. Mereka memilih giok air yang jernih dan besar. Dalam waktu singkat, 3 kereta terisi penuh dan mulai dikirimkan ke Kabupaten Uswal.Ketika makin dekat dengan Kabupaten Uswal, para penduduk makin gelisah. Mereka
Namun, Wolfie malah ditaklukkan oleh sosok yang bahkan belum diangkat menjadi jenderal batalion, seorang patih, dan seorang kepala petugas patroli bersama dengan pasukan penjaga.Apabila laporan ini sampai ke istana, bagaimana menteri perang akan menilai Satria yang adalah seorang letnan jenderal? Tingkatan Satria dalam penilaian pejabat mungkin akan mengalami penurunan, begitu pula dengan pangkat militernya."Berita ini sangat akurat!" jawab pengawal pribadi Satria. Dia kembali melaporkan, "Setelah Wolfie ditangkap dan dibunuh, jalur perdagangan dari Kabupaten Hiloka ke Kabupaten Uswal menjadi aman. Para pemberontak yang tersisa sangat ketakutan. Mereka hanya akan memungut sedikit uang kepada siapa pun yang lewat, tanpa adanya perampokan barang lagi.""Orang-orang yang kembali dari Kabupaten Uswal mengatakan bahwa 500 hingga 600 pemberontak ditawan dan semuanya ditahan di pengadilan daerah Kabupaten Uswal. Selain itu, kepala dari Wolfie telah diawetkan dengan kapur oleh pengadilan dae
Hati Wulan terasa gemetar, tetapi dia segera memberikan respons, "Suamiku nggak tahu di mana aku tinggal di kota provinsi ini. Apalagi, hanya ada sedikit rombongan dari Kabupaten Uswal yang datang ke kota provinsi!"Melati mendengkus pelan sembari berkata, "Kamu masih mencoba untuk membela dia dengan alasan yang nggak masuk akal. Menurutku, dia mungkin sudah memiliki wanita lain dan hanya kamu yang masih menunggunya dengan tulus!"Alis Wulan tampak berkerut, lalu dia menjelaskan, "Nggak mungkin. Wira bukan orang seperti itu. Kak Melati, tolong jangan bicara seperti ini lagi!""Wulan, aku ini demi kebaikanmu. Apa kamu perlu pembuktian dariku?" tanya Melati. Dia menggertakkan gigi seraya membujuk, "Kalau kamu menikahi putra gubernur, mungkin bisa mendapatkan gelar istri pejabat tinggi di masa depan. Tapi, apa yang bisa kamu dapatkan dari pria desa seperti Wira? Paling-paling, kamu hanya akan menjadi seorang ibu rumah tangga!"Wulan mengernyit sembari menolak, "Aku nggak suka dengan gelar
Sekarang Leli tiba-tiba mengirim surat, Wira merasa agak terkejut. Apakah terjadi sesuatu di Kerajaan Nuala? Jika benar begitu, dia tidak mungkin mengirim surat.Wira menggelengkan kepala dan membuka surat itu, mungkin dia sudah berpikir terlalu berlebihan. Namun, begitu membaca isi surat itu, wajahnya langsung menjadi pucat dan tangannya mulai bergetar."Tuan, ada apa?" tanya kedua pengawal yang segera maju untuk memapah Wira.Wira langsung menyimpan surat itu di sakunya, lalu menggertakkan giginya dan berkata dengan suara yang agak bergetar, "Kalian berdua pergi ke dua arah. Yang satu pergi ke Gedung Nomor Satu dan harus segera membawa Dokter Arifin ke sini.""Satunya lagi pergi hubungi Danu, Agha, dan yang lainnya untuk segera berkumpul di aula utama. Meskipun mereka sedang sibuk, suruh mereka tinggalkan urusan penting itu dulu. Bilang ini perintahku."Isi surat itu membuat Wira sangat terkejut. Meskipun hanya beberapa kata singkat, hatinya langsung tergerak. "Nyawa Nona Lucy teranc
"Sepertinya suamiku ini memang sangat disukai. Selama kamu sudah membuat keputusan dan nggak gegabah saja. Apa pun yang kamu ingin lakukan, aku pasti akan tetap menemanimu," kata Karina yang segera mendukung. Menurutnya, ini juga termasuk sebuah jalan keluar, setidaknya bisa memecahkan situasi mereka saat ini.Senia sudah bukan dirinya yang dahulu lagi. Dia yang sekarang penuh dengan ambisi, bahkan menjadikan guru agung sebagai orang kepercayaannya. Semua keputusannya harus didiskusikan dengan guru agung dan inilah yang paling menakutkan.Sejak awal, guru agung ini memang memiliki niat buruk dan sudah menciptakan begitu banyak hak yang jahat. Orang seperti ini tidak seharusnya berada di wilayah tandus di utara, jelas akan membawa bencana besar bagi wilayah ini.Namun, Karina hanya seorang wanita, tidak memiliki kekuatan untuk mengubah situasi saat ini. Lebih baik dia mengubah keadaan di wilayah tandus di utara, mungkin dengan begini dunia ini juga bisa kembali stabil. Tidak ada yang in
Kresna menyadari bukan hanya ingin memanfaatkannya untuk membunuh orang dan membuatnya bertentangan dengan Wira, Senia juga berencana untuk menyingkirkannya dan merebut kekuasaannya. Benar-benar satu langkah yang membawa banyak keuntungan. Mengapa dia tidak menyadari kecerdikan Senia sebelumnya? Kelihatannya, dia benar-benar sudah meremehkan Senia.Karina berkata, "Aku tahu Raja nggak bisa menahan amarah ini dan juga membenci kejahatan. Tapi, Raja juga harus memikirkan keluarga kita. Lebih baik hidup menderita daripada mati sia-sia. Kita nggak membunuh seluruh keluarga kita hanya demi kepentingan pribadi.""Kamu sudah memimpin pasukan selama bertahun-tahun, aku rasa kamu lebih tahu ini dari siapa pun bahwa seratus ribu pasukan ini nggak akan bisa mengancam Senia ataupun membuat Senia takut padamu.""Ini mungkin adalah hasil yang diinginkan Senia. Begitu kamu benar-benar memberontak, semua hasil jerih payahmu termasuk tanah, para rakyat, dan pasukan kita semuanya akan jatuh ke tangan Se
"Raja, kamu mungkin masih nggak tahu situasi sekarang. Sebagian besar pasukanmu sudah ditarik, yang berarti sekarang pasukanmu nggak sampai tiga ratus ribu lagi. Hanya tersisa sekitar seratus ribuan saja ...," lanjut Karina.Kata-kata Karina langsung membuat Kresna terkejut, lalu matanya membelalak dan berkata, "Mana mungkin! Semua token militernya masih ada di tanganku dan para bawahanku itu juga hanya patuh pada perintahku. Meskipun Senia sangat hebat, para jenderal di bawah komandoku juga nggak akan terpengaruh. Jadi, jumlah pasukanku harusnya nggak berkurang. Kamu sedang menipuku ya?"Sebenarnya, Kresna juga tahu Karina tidak mungkin menipunya. Hubungan mereka sangat dekat dan saling memercayai. Meskipun sebelumnya situasinya sangat berbahaya, Karina juga rela tetap berada di sisinya dan menghadapi hidup atau mati bersamanya. Bahkan sampai sekarang pun demikian.Kresna percaya Karina tidak akan sengaja menjauh darinya dalam situasi berbahaya seperti ini, apalagi mengatakan kata-kat
Di mata semua orang, Doly sudah menjadi pengkhianat yang tidak termaafkan. Keadaannya bisa terpuruk seperti sekarang, dia mereka benar-benar menyedihkan dan menggelikan."Tuan Wira, aku akan kembali ke kamarku untuk beristirahat dulu. Tubuhku masih terluka, jadi harap Tuan Wira bisa memakluminya," kata Doly. Melihat Wira menganggukkan kepala, dia pun pergi.Pada saat yang bersamaan, Wira juga bergegas kembali ke kamarnya. Semua urusan sudah hampir selesai, sekarang dia benar-benar perlu beristirahat. Dia sudah tidak tidur selama satu hari satu malam dan sekarang dia merasa sangat lelah.Setibanya di kamar, Wira langsung tertidur. Selain itu, dia juga sudah memerintahkan pengawal yang berjaga di luar untuk tidak membangunkannya jika tidak ada hal yang mendesak. Masalah di wilayah tandus di utara dan bencana banjir sudah selesai diatasi, dia akhirnya bisa tidur dengan nyenyak.....Di Kerajaan Agrel.Setelah perjalanan selama beberapa hari, Senia dan rombongannya akhirnya sudah kembali k
"Untuk sementara ini nggak perlu," kata Wira sambil melambaikan tangan pada Doly.Doly berkata dengan tegas, "Orang itu sangat keras kepala, mungkin hanya Dokter Arifin yang punya kemampuan untuk membuatnya berbicara. Sekarang kita harus segera mencari cara untuk menghadapi makhluk beracun itu sebelum Senia kembali ke wilayah tandus di utara dan mengembangkan lebih banyak makhluk beracun. Ini akan menjadi bencana bagi rakyat.""Aku tahu Tuan Wira selalu mengutamakan kebaikan dan kesejahteraan rakyat, kamu pasti nggak ingin melihat hal itu terjadi, 'kan? Saat itu aku juga melawan Senia karena hal ini dan akhirnya aku terancam mati. Kalau nggak ada bantuan Tuan Wira, mungkin sekarang aku sudah mati."Dia ingin segera mengetahui kebenarannya bukan karena dendam pribadi. Meskipun suatu hari nanti Senia kalah dan berdiri di hadapannya, dia juga tidak akan sanggup membunuh Senia. Bagaimanapun juga, dia tidak pernah menganggap Senia sebagai musuhnya. Mungkin semua ini hanya karena perbedaan p
Wira menunggu respons dari Nayara. Namun, Nayara menggertakkan giginya dengan erat dan tetap tidak berbicara, seolah-olah tidak mendengar apa-apa. Dari keringat dingin di keningnya, dia bisa melihat Nayara sebenarnya juga sangat bingung dan jelas ketakutan. Dia benar-benar tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang dipertimbangkan Nayara."Biarkan dia memikirkannya dengan baik dulu, beri dia sedikit waktu lagi. Lagi pula, sekarang kita juga nggak terburu-buru. Meskipun dia memberi tahu kita rahasia dari makhluk beracun itu, kita juga nggak bisa langsung menemukan cara untuk menghadapinya. Harapan kita masih tergantung pada Lucy," kata Wira.Mengenal diri dan lawan adalah kunci kemenangan. Bukan hanya bisa menciptakan racun, guru agung ini juga bisa mengendalikan situasinya. Wira dan yang lainnya juga menyaksikan langsung kejadian itu dan memang sangat menakutkan.Meskipun bisa mengatasi makhluk beracun itu, mereka juga tidak bisa menekan kekuatan guru besar ini. Jika guru besar ini munc
"Kenapa?" tanya Wira.Nayara tidak berbicara lagi, hanya duduk diam di tempatnya dan ekspresi tetap terlihat memohon untuk mati.Doly berjalan ke depan Nayara dan mendengus, lalu berkata dengan tenang, "Karena tubuhmu sudah diracuni seseorang. Jadi, kalau kamu mengatakan sesuatu pada Tuan Wira, mungkin kamu akan sangat menderita. Kamu juga takut dengan rasa sakit itu, jadi kamu memilih cara ini untuk mengakhiri hidupmu. Benar, 'kan?"Nayara mendongak dan melirik Doly, tetapi tetap tidak mengatakan apa pun.Namun, Wira bisa melihat tatapan Nayara yang membuktikan perkataan Doly memang benar dan mungkin itu memang kenyataan yang sebenarnya.Wira pun melanjutkan, "Kamu sebenarnya boleh memercayaiku. Aku nggak peduli apa pun yang kamu sembunyikan di dalam hatimu. Kalau memang seperti yang dikatakan Doly, aku bisa mencari orang untuk menyembuhkan racun itu. Nggak butuh waktu lama, kamu juga akan sembuh total."Nayara menggelengkan kepala dan bergumam, "Nggak ada gunanya. Nggak ada orang yan
Nayara memang sudah bersekongkol dengan Senia dan saat itu orang yang bertugas untuk menemuinya adalah Doly, sehingga dia mungkin melupakan wajah Doly.Namun, sekarang Senia sudah meninggalkan Provinsi Yonggu dan berselisih dengan Wira. Wira bahkan sudah bersiap mengejar dan membunuh Senia. Nayara berpikir jika Doly berada di pihak yang sama dengan Senia, Doly pasti sudah pergi juga dan saat ini tidak akan muncul di kamarnya.Doly tidak menghiraukan perkataan Nayara, hanya menatap Nayara dengan dingin. Bahkan dia sendiri pun merasa jijik dengan orang licik seperti Nayara. Setidaknya, dia tidak akan pernah mengkhianati tuannya, apalagi melakukan perbuatan keji seperti ini.Nayara jelas tahu orang di depannya adalah musuh bebuyutannya. Namun, demi keuntungannya sendiri, dia tetap tega bekerja sama dengan pihak musuh. Doly bertanya-tanya mengapa ada orang yang sekeji ini di dunia. Orang seperti ini pantas dibunuh oleh siapa pun.Wira kembali menatap Nayara dan berkata dengan tenang, "Seka