Hati Wulan terasa gemetar, tetapi dia segera memberikan respons, "Suamiku nggak tahu di mana aku tinggal di kota provinsi ini. Apalagi, hanya ada sedikit rombongan dari Kabupaten Uswal yang datang ke kota provinsi!"Melati mendengkus pelan sembari berkata, "Kamu masih mencoba untuk membela dia dengan alasan yang nggak masuk akal. Menurutku, dia mungkin sudah memiliki wanita lain dan hanya kamu yang masih menunggunya dengan tulus!"Alis Wulan tampak berkerut, lalu dia menjelaskan, "Nggak mungkin. Wira bukan orang seperti itu. Kak Melati, tolong jangan bicara seperti ini lagi!""Wulan, aku ini demi kebaikanmu. Apa kamu perlu pembuktian dariku?" tanya Melati. Dia menggertakkan gigi seraya membujuk, "Kalau kamu menikahi putra gubernur, mungkin bisa mendapatkan gelar istri pejabat tinggi di masa depan. Tapi, apa yang bisa kamu dapatkan dari pria desa seperti Wira? Paling-paling, kamu hanya akan menjadi seorang ibu rumah tangga!"Wulan mengernyit sembari menolak, "Aku nggak suka dengan gelar
Wira berbalik dan mendapati Lestari yang mengenakan mantel besar dan terlihat sangat cantik. Wira tak kuasa berkata, "Kamu sudah melihatnya berapa kali? Apa masih belum puas?"Lestari menjawab, "Belum, nggak akan pernah puas. Kak Wira, bisakah kamu menemaniku sekali lagi?" ajak Lestari sambil memegang lengan Wira dan bergoyang tanpa henti!"Jangan goyang lagi. Oke, aku takut padamu!" ucap Wira. Setelah memutar mata ke arah Lestari, dia segera melepaskan tangannya dari genggaman wanita itu dengan wajah yang sedikit memerah.Apakah Lestari tidak tahu bahwa dia sudah tumbuh dewasa? Bisa-bisanya dia masih merangkul dan memeluk orang seperti ini. Sekarang, Wulan tidak berada di sini. Wira juga menjaga etiket yang ketat dengan Dian. Sosok Wira yang makin kuat benar-benar tidak mampu menahan godaan semacam ini."Kak Wira memang yang terbaik!" puji Lestari yang tidak memperhatikan hal ini sama sekali. Dia kembali memeluk lengan Wira, bahkan menempel dengan erat.Sejak terakhir kali diselamatka
Kristal yang langka dan berharga pun tercipta. Wira yang tidak begitu terkesan berkata, "Masih lumayan!"Dengan teknologi yang dimiliki Kerajaan Nuala saat ini, menciptakan kaca bening seperti ini merupakan pencapaian yang luar biasa sulit. Namun, ini bukan masalah besar bagi Wira.Dengan menggunakan wadah tanah liat grafit, yang bisa mencapai titik leleh tinggi dari peleburan kaca, serta tambahan silika murni dan natrium karbonat, mereka bisa dengan mudah membuat kaca transparan.Wira bahkan membuat pipa baja khusus untuk para staf dan mengajari mereka bagaimana cara meniup kaca untuk membuat barang-barang seni. Akan tetapi, dalam waktu yang singkat, para pekerja hanya bisa membuat gelas kaca.Wang Yuan tidak terlalu khawatir. Dia tahu bahwa di era ini, barang-barang kristal sangat langka dan berharga. Membuat beberapa manik-manik kaca, gelas kaca, dan potongan kaca sudah cukup untuk memenuhi permintaan pasar."Kak Wira, kamu hebat sekali. Bagaimana kamu bisa membuat kristal seperti i
Sebuah tripod yang menopang sebuah silinder berdiri tegak di lantai tiga. Melihat benda itu, Dian bertanya dengan penasaran, "Apa ini?""Cermin Pengamat Langit!" Wira menunjuk ke lensa dan menjelaskan, "Dengan mengarahkan mata menghadap ke sini, kamu bisa melihat bintang dan bulan di langit malam dengan jelas."Giok air bisa digunakan untuk membuat kaca transparan. Wira pun dapat membuat banyak lensa cembung dan lensa cekung dari bahan ini. Namun, dia butuh waktu lebih dari setengah bulan untuk menciptakan teleskop astronomi dengan skala gambar yang diperbesar 70%. Agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat zaman ini, Wira mengganti namanya menjadi Cermin Pengamat Langit."Ajaib sekali!" Dian bertanya dengan takjub, "Apa alat ini sama seperti teropong, nggak bisa digunakan untuk melihat matahari?"Dian pernah menggunakan teropong untuk melihat pemandangan beberapa kilometer jauhnya. Dia tahu alat itu tidak bisa digunakan untuk melihat matahari.Sambil merangkul pinggang ramping Dian dan
"Aku nggak bermaksud begitu, Tuan!" ujar Dian dengan napas memburu. Dian berusaha mengubah topik pembicaraan dengan berkata, "Belakangan, bisnis berjalan lancar. Sabun dan gula kristal sudah dijual di Kota Pusat Pemerintahan Lokana. Pedagang dari kedua tempat ingin merundingkan bisnis agen dan berharap kita meningkatkan pasokan gula kristal. Sekarang sudah mendekati akhir tahun, gula kristal sedang banyak diminati!"Sabun dan gula kristal sudah lama dijual di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu. Setelah Wolfie disingkirkan dari Kota Pusat Pemerintahan Lokana dan Kabupaten Hiloka, karavan pedagang segera menuju ke selatan untuk membuka pasar.Harga sabun yang dijual grosir 10 ribu per buah dan harga eceran 30 ribu per buah sangat populer di kalangan keluarga kaya. Gula kristal dijual grosir seharga 30 ribu dan eceran seharga 100 ribu. Gula kristal pun langsung ludes begitu sampai di pasaran. Menjelang akhir tahun, stok gula kristal yang populer sebagai hadiah juga makin menipis.Wira menari
“Temperamen seorang anak muda memang masih belum cukup stabil dan masih harus diasah lagi!” Kemal melipat kembali petisi itu, lalu menyerahkannya kepada seorang sekretaris sambil berkata, “Gatot, promosikanlah ketiga orang itu sesuai kebijakan departemen personalia. Kemudian, turunkan pangkat prefektur dan letnan jenderal dari Kota Pusat Pemerintahan Lokana. Mereka bahkan tidak sanggup menangani seorang pemberontak kecil.”Gatot yang bertanggung jawab mengatur peningkatan jabatan para pejabat terkekeh dan berkata, “Pak Kemal, Zabran itu jenderal batalion. Biarpun mau mengasahnya, dia juga harus diangkat menjadi jenderal pendamping berkat jasanya kali ini. Lalu, Fadil akan diangkat menjadi patih, sedangkan Regan menjadi jenderal militer. Sementara itu, pangkat Dirja yang merupakan prefektur Lokana dan Satria yang merupakan letnan jenderal akan diturunkan masing-masing satu tingkat.”Kemal mengangguk. Kemudian, Gatot menuliskan beberapa patah kata di atas petisi dan menyuruh sekretaris u
Ekspresi Raja Bakir pun menjadi dingin. Dia berkata, “Wira memang berjasa. Tapi jasanya hanya dalam menciptakan misil tiga busur dan menempa pedang ajaib yang membantu situasi perang. Namun, jasanya itu masih belum setimpal untuk diberikan posisi amangkurat!”Yudha pun menjawab dengan bingung, “Yang Mulia, Tuan Wahyudi bukan hanya menciptakan peralatan perang, tapi juga menyusun semua taktik perang untuk memenangkan peperangan ini. Tanpa Tuan Wahyudi yang mampu menghadapi begitu banyak perubahan saat berperang, aku pasti kesulitan untuk mempertahankan kota, apalagi memenangkan perang ini. Harap Yang Mulia bisa menegakkan keadilan untuk Tuan Wahyudi!”Sudah ada banyak petisi yang menuliskan secara jelas jasa Wira dalam perang kali ini. Namun, Raja Bakir tetap tidak memberikan penghargaan kepada Wira. Jadi, Yudha sudah membulatkan tekad untuk menjelaskan jasa Wira meskipun harus mati.Saat ini, Yudha diberi gelar amangkurat, sedangkan Wira tidak mendapatkan apa-apa. Hal ini membuat Yudha
Raja Bakri mencibir, “Bersumpah atas nama ayahmu? Bukannya ayahmu itu juga pemberontak?”“Yang Mulia ....” Yudha merasa sangat marah dan mengepalkan tangannya erat-erat sambil berkata, “Ayahku sudah meninggal. Aku harap Yang Mulia tidak menghinanya lagi!”Para pengawal istana yang berada 60 meter jauhnya langsung menyerbu keluar dan mengepung paviliun sambil menghunuskan pedang.“Memangnya kenapa kalau aku menghinanya? Apa kamu berani membunuhku?” Raja Bakir tersenyum sinis, lalu menjauhkan diri dari Yudha dan membentak, “Putro sangat cerdas, sedangkan ayahmu mengendalikan pasukan militer. Mereka berkomplot dengan Raja Darojati untuk merebut kedudukanku, tetapi aku berhasil menumpas mereka. Apa lagi sebutan yang cocok untuk mereka kalau bukan pemberontak?”“Yang Mulia!” Yudha berkata dengan kesal, “Ayah sangat setia pada istana dan tidak pernah berpikir untuk berkhianat. Dulu, Raja Darojati menulis surat untuk Ayah dan meminta Ayah menggerakkan prajurit untuk membantunya, tapi Ayah men
Sekarang Leli tiba-tiba mengirim surat, Wira merasa agak terkejut. Apakah terjadi sesuatu di Kerajaan Nuala? Jika benar begitu, dia tidak mungkin mengirim surat.Wira menggelengkan kepala dan membuka surat itu, mungkin dia sudah berpikir terlalu berlebihan. Namun, begitu membaca isi surat itu, wajahnya langsung menjadi pucat dan tangannya mulai bergetar."Tuan, ada apa?" tanya kedua pengawal yang segera maju untuk memapah Wira.Wira langsung menyimpan surat itu di sakunya, lalu menggertakkan giginya dan berkata dengan suara yang agak bergetar, "Kalian berdua pergi ke dua arah. Yang satu pergi ke Gedung Nomor Satu dan harus segera membawa Dokter Arifin ke sini.""Satunya lagi pergi hubungi Danu, Agha, dan yang lainnya untuk segera berkumpul di aula utama. Meskipun mereka sedang sibuk, suruh mereka tinggalkan urusan penting itu dulu. Bilang ini perintahku."Isi surat itu membuat Wira sangat terkejut. Meskipun hanya beberapa kata singkat, hatinya langsung tergerak. "Nyawa Nona Lucy teranc
"Sepertinya suamiku ini memang sangat disukai. Selama kamu sudah membuat keputusan dan nggak gegabah saja. Apa pun yang kamu ingin lakukan, aku pasti akan tetap menemanimu," kata Karina yang segera mendukung. Menurutnya, ini juga termasuk sebuah jalan keluar, setidaknya bisa memecahkan situasi mereka saat ini.Senia sudah bukan dirinya yang dahulu lagi. Dia yang sekarang penuh dengan ambisi, bahkan menjadikan guru agung sebagai orang kepercayaannya. Semua keputusannya harus didiskusikan dengan guru agung dan inilah yang paling menakutkan.Sejak awal, guru agung ini memang memiliki niat buruk dan sudah menciptakan begitu banyak hak yang jahat. Orang seperti ini tidak seharusnya berada di wilayah tandus di utara, jelas akan membawa bencana besar bagi wilayah ini.Namun, Karina hanya seorang wanita, tidak memiliki kekuatan untuk mengubah situasi saat ini. Lebih baik dia mengubah keadaan di wilayah tandus di utara, mungkin dengan begini dunia ini juga bisa kembali stabil. Tidak ada yang in
Kresna menyadari bukan hanya ingin memanfaatkannya untuk membunuh orang dan membuatnya bertentangan dengan Wira, Senia juga berencana untuk menyingkirkannya dan merebut kekuasaannya. Benar-benar satu langkah yang membawa banyak keuntungan. Mengapa dia tidak menyadari kecerdikan Senia sebelumnya? Kelihatannya, dia benar-benar sudah meremehkan Senia.Karina berkata, "Aku tahu Raja nggak bisa menahan amarah ini dan juga membenci kejahatan. Tapi, Raja juga harus memikirkan keluarga kita. Lebih baik hidup menderita daripada mati sia-sia. Kita nggak membunuh seluruh keluarga kita hanya demi kepentingan pribadi.""Kamu sudah memimpin pasukan selama bertahun-tahun, aku rasa kamu lebih tahu ini dari siapa pun bahwa seratus ribu pasukan ini nggak akan bisa mengancam Senia ataupun membuat Senia takut padamu.""Ini mungkin adalah hasil yang diinginkan Senia. Begitu kamu benar-benar memberontak, semua hasil jerih payahmu termasuk tanah, para rakyat, dan pasukan kita semuanya akan jatuh ke tangan Se
"Raja, kamu mungkin masih nggak tahu situasi sekarang. Sebagian besar pasukanmu sudah ditarik, yang berarti sekarang pasukanmu nggak sampai tiga ratus ribu lagi. Hanya tersisa sekitar seratus ribuan saja ...," lanjut Karina.Kata-kata Karina langsung membuat Kresna terkejut, lalu matanya membelalak dan berkata, "Mana mungkin! Semua token militernya masih ada di tanganku dan para bawahanku itu juga hanya patuh pada perintahku. Meskipun Senia sangat hebat, para jenderal di bawah komandoku juga nggak akan terpengaruh. Jadi, jumlah pasukanku harusnya nggak berkurang. Kamu sedang menipuku ya?"Sebenarnya, Kresna juga tahu Karina tidak mungkin menipunya. Hubungan mereka sangat dekat dan saling memercayai. Meskipun sebelumnya situasinya sangat berbahaya, Karina juga rela tetap berada di sisinya dan menghadapi hidup atau mati bersamanya. Bahkan sampai sekarang pun demikian.Kresna percaya Karina tidak akan sengaja menjauh darinya dalam situasi berbahaya seperti ini, apalagi mengatakan kata-kat
Di mata semua orang, Doly sudah menjadi pengkhianat yang tidak termaafkan. Keadaannya bisa terpuruk seperti sekarang, dia mereka benar-benar menyedihkan dan menggelikan."Tuan Wira, aku akan kembali ke kamarku untuk beristirahat dulu. Tubuhku masih terluka, jadi harap Tuan Wira bisa memakluminya," kata Doly. Melihat Wira menganggukkan kepala, dia pun pergi.Pada saat yang bersamaan, Wira juga bergegas kembali ke kamarnya. Semua urusan sudah hampir selesai, sekarang dia benar-benar perlu beristirahat. Dia sudah tidak tidur selama satu hari satu malam dan sekarang dia merasa sangat lelah.Setibanya di kamar, Wira langsung tertidur. Selain itu, dia juga sudah memerintahkan pengawal yang berjaga di luar untuk tidak membangunkannya jika tidak ada hal yang mendesak. Masalah di wilayah tandus di utara dan bencana banjir sudah selesai diatasi, dia akhirnya bisa tidur dengan nyenyak.....Di Kerajaan Agrel.Setelah perjalanan selama beberapa hari, Senia dan rombongannya akhirnya sudah kembali k
"Untuk sementara ini nggak perlu," kata Wira sambil melambaikan tangan pada Doly.Doly berkata dengan tegas, "Orang itu sangat keras kepala, mungkin hanya Dokter Arifin yang punya kemampuan untuk membuatnya berbicara. Sekarang kita harus segera mencari cara untuk menghadapi makhluk beracun itu sebelum Senia kembali ke wilayah tandus di utara dan mengembangkan lebih banyak makhluk beracun. Ini akan menjadi bencana bagi rakyat.""Aku tahu Tuan Wira selalu mengutamakan kebaikan dan kesejahteraan rakyat, kamu pasti nggak ingin melihat hal itu terjadi, 'kan? Saat itu aku juga melawan Senia karena hal ini dan akhirnya aku terancam mati. Kalau nggak ada bantuan Tuan Wira, mungkin sekarang aku sudah mati."Dia ingin segera mengetahui kebenarannya bukan karena dendam pribadi. Meskipun suatu hari nanti Senia kalah dan berdiri di hadapannya, dia juga tidak akan sanggup membunuh Senia. Bagaimanapun juga, dia tidak pernah menganggap Senia sebagai musuhnya. Mungkin semua ini hanya karena perbedaan p
Wira menunggu respons dari Nayara. Namun, Nayara menggertakkan giginya dengan erat dan tetap tidak berbicara, seolah-olah tidak mendengar apa-apa. Dari keringat dingin di keningnya, dia bisa melihat Nayara sebenarnya juga sangat bingung dan jelas ketakutan. Dia benar-benar tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang dipertimbangkan Nayara."Biarkan dia memikirkannya dengan baik dulu, beri dia sedikit waktu lagi. Lagi pula, sekarang kita juga nggak terburu-buru. Meskipun dia memberi tahu kita rahasia dari makhluk beracun itu, kita juga nggak bisa langsung menemukan cara untuk menghadapinya. Harapan kita masih tergantung pada Lucy," kata Wira.Mengenal diri dan lawan adalah kunci kemenangan. Bukan hanya bisa menciptakan racun, guru agung ini juga bisa mengendalikan situasinya. Wira dan yang lainnya juga menyaksikan langsung kejadian itu dan memang sangat menakutkan.Meskipun bisa mengatasi makhluk beracun itu, mereka juga tidak bisa menekan kekuatan guru besar ini. Jika guru besar ini munc
"Kenapa?" tanya Wira.Nayara tidak berbicara lagi, hanya duduk diam di tempatnya dan ekspresi tetap terlihat memohon untuk mati.Doly berjalan ke depan Nayara dan mendengus, lalu berkata dengan tenang, "Karena tubuhmu sudah diracuni seseorang. Jadi, kalau kamu mengatakan sesuatu pada Tuan Wira, mungkin kamu akan sangat menderita. Kamu juga takut dengan rasa sakit itu, jadi kamu memilih cara ini untuk mengakhiri hidupmu. Benar, 'kan?"Nayara mendongak dan melirik Doly, tetapi tetap tidak mengatakan apa pun.Namun, Wira bisa melihat tatapan Nayara yang membuktikan perkataan Doly memang benar dan mungkin itu memang kenyataan yang sebenarnya.Wira pun melanjutkan, "Kamu sebenarnya boleh memercayaiku. Aku nggak peduli apa pun yang kamu sembunyikan di dalam hatimu. Kalau memang seperti yang dikatakan Doly, aku bisa mencari orang untuk menyembuhkan racun itu. Nggak butuh waktu lama, kamu juga akan sembuh total."Nayara menggelengkan kepala dan bergumam, "Nggak ada gunanya. Nggak ada orang yan
Nayara memang sudah bersekongkol dengan Senia dan saat itu orang yang bertugas untuk menemuinya adalah Doly, sehingga dia mungkin melupakan wajah Doly.Namun, sekarang Senia sudah meninggalkan Provinsi Yonggu dan berselisih dengan Wira. Wira bahkan sudah bersiap mengejar dan membunuh Senia. Nayara berpikir jika Doly berada di pihak yang sama dengan Senia, Doly pasti sudah pergi juga dan saat ini tidak akan muncul di kamarnya.Doly tidak menghiraukan perkataan Nayara, hanya menatap Nayara dengan dingin. Bahkan dia sendiri pun merasa jijik dengan orang licik seperti Nayara. Setidaknya, dia tidak akan pernah mengkhianati tuannya, apalagi melakukan perbuatan keji seperti ini.Nayara jelas tahu orang di depannya adalah musuh bebuyutannya. Namun, demi keuntungannya sendiri, dia tetap tega bekerja sama dengan pihak musuh. Doly bertanya-tanya mengapa ada orang yang sekeji ini di dunia. Orang seperti ini pantas dibunuh oleh siapa pun.Wira kembali menatap Nayara dan berkata dengan tenang, "Seka