Wira berbalik dan mendapati Lestari yang mengenakan mantel besar dan terlihat sangat cantik. Wira tak kuasa berkata, "Kamu sudah melihatnya berapa kali? Apa masih belum puas?"Lestari menjawab, "Belum, nggak akan pernah puas. Kak Wira, bisakah kamu menemaniku sekali lagi?" ajak Lestari sambil memegang lengan Wira dan bergoyang tanpa henti!"Jangan goyang lagi. Oke, aku takut padamu!" ucap Wira. Setelah memutar mata ke arah Lestari, dia segera melepaskan tangannya dari genggaman wanita itu dengan wajah yang sedikit memerah.Apakah Lestari tidak tahu bahwa dia sudah tumbuh dewasa? Bisa-bisanya dia masih merangkul dan memeluk orang seperti ini. Sekarang, Wulan tidak berada di sini. Wira juga menjaga etiket yang ketat dengan Dian. Sosok Wira yang makin kuat benar-benar tidak mampu menahan godaan semacam ini."Kak Wira memang yang terbaik!" puji Lestari yang tidak memperhatikan hal ini sama sekali. Dia kembali memeluk lengan Wira, bahkan menempel dengan erat.Sejak terakhir kali diselamatka
Kristal yang langka dan berharga pun tercipta. Wira yang tidak begitu terkesan berkata, "Masih lumayan!"Dengan teknologi yang dimiliki Kerajaan Nuala saat ini, menciptakan kaca bening seperti ini merupakan pencapaian yang luar biasa sulit. Namun, ini bukan masalah besar bagi Wira.Dengan menggunakan wadah tanah liat grafit, yang bisa mencapai titik leleh tinggi dari peleburan kaca, serta tambahan silika murni dan natrium karbonat, mereka bisa dengan mudah membuat kaca transparan.Wira bahkan membuat pipa baja khusus untuk para staf dan mengajari mereka bagaimana cara meniup kaca untuk membuat barang-barang seni. Akan tetapi, dalam waktu yang singkat, para pekerja hanya bisa membuat gelas kaca.Wang Yuan tidak terlalu khawatir. Dia tahu bahwa di era ini, barang-barang kristal sangat langka dan berharga. Membuat beberapa manik-manik kaca, gelas kaca, dan potongan kaca sudah cukup untuk memenuhi permintaan pasar."Kak Wira, kamu hebat sekali. Bagaimana kamu bisa membuat kristal seperti i
Sebuah tripod yang menopang sebuah silinder berdiri tegak di lantai tiga. Melihat benda itu, Dian bertanya dengan penasaran, "Apa ini?""Cermin Pengamat Langit!" Wira menunjuk ke lensa dan menjelaskan, "Dengan mengarahkan mata menghadap ke sini, kamu bisa melihat bintang dan bulan di langit malam dengan jelas."Giok air bisa digunakan untuk membuat kaca transparan. Wira pun dapat membuat banyak lensa cembung dan lensa cekung dari bahan ini. Namun, dia butuh waktu lebih dari setengah bulan untuk menciptakan teleskop astronomi dengan skala gambar yang diperbesar 70%. Agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat zaman ini, Wira mengganti namanya menjadi Cermin Pengamat Langit."Ajaib sekali!" Dian bertanya dengan takjub, "Apa alat ini sama seperti teropong, nggak bisa digunakan untuk melihat matahari?"Dian pernah menggunakan teropong untuk melihat pemandangan beberapa kilometer jauhnya. Dia tahu alat itu tidak bisa digunakan untuk melihat matahari.Sambil merangkul pinggang ramping Dian dan
"Aku nggak bermaksud begitu, Tuan!" ujar Dian dengan napas memburu. Dian berusaha mengubah topik pembicaraan dengan berkata, "Belakangan, bisnis berjalan lancar. Sabun dan gula kristal sudah dijual di Kota Pusat Pemerintahan Lokana. Pedagang dari kedua tempat ingin merundingkan bisnis agen dan berharap kita meningkatkan pasokan gula kristal. Sekarang sudah mendekati akhir tahun, gula kristal sedang banyak diminati!"Sabun dan gula kristal sudah lama dijual di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu. Setelah Wolfie disingkirkan dari Kota Pusat Pemerintahan Lokana dan Kabupaten Hiloka, karavan pedagang segera menuju ke selatan untuk membuka pasar.Harga sabun yang dijual grosir 10 ribu per buah dan harga eceran 30 ribu per buah sangat populer di kalangan keluarga kaya. Gula kristal dijual grosir seharga 30 ribu dan eceran seharga 100 ribu. Gula kristal pun langsung ludes begitu sampai di pasaran. Menjelang akhir tahun, stok gula kristal yang populer sebagai hadiah juga makin menipis.Wira menari
“Temperamen seorang anak muda memang masih belum cukup stabil dan masih harus diasah lagi!” Kemal melipat kembali petisi itu, lalu menyerahkannya kepada seorang sekretaris sambil berkata, “Gatot, promosikanlah ketiga orang itu sesuai kebijakan departemen personalia. Kemudian, turunkan pangkat prefektur dan letnan jenderal dari Kota Pusat Pemerintahan Lokana. Mereka bahkan tidak sanggup menangani seorang pemberontak kecil.”Gatot yang bertanggung jawab mengatur peningkatan jabatan para pejabat terkekeh dan berkata, “Pak Kemal, Zabran itu jenderal batalion. Biarpun mau mengasahnya, dia juga harus diangkat menjadi jenderal pendamping berkat jasanya kali ini. Lalu, Fadil akan diangkat menjadi patih, sedangkan Regan menjadi jenderal militer. Sementara itu, pangkat Dirja yang merupakan prefektur Lokana dan Satria yang merupakan letnan jenderal akan diturunkan masing-masing satu tingkat.”Kemal mengangguk. Kemudian, Gatot menuliskan beberapa patah kata di atas petisi dan menyuruh sekretaris u
Ekspresi Raja Bakir pun menjadi dingin. Dia berkata, “Wira memang berjasa. Tapi jasanya hanya dalam menciptakan misil tiga busur dan menempa pedang ajaib yang membantu situasi perang. Namun, jasanya itu masih belum setimpal untuk diberikan posisi amangkurat!”Yudha pun menjawab dengan bingung, “Yang Mulia, Tuan Wahyudi bukan hanya menciptakan peralatan perang, tapi juga menyusun semua taktik perang untuk memenangkan peperangan ini. Tanpa Tuan Wahyudi yang mampu menghadapi begitu banyak perubahan saat berperang, aku pasti kesulitan untuk mempertahankan kota, apalagi memenangkan perang ini. Harap Yang Mulia bisa menegakkan keadilan untuk Tuan Wahyudi!”Sudah ada banyak petisi yang menuliskan secara jelas jasa Wira dalam perang kali ini. Namun, Raja Bakir tetap tidak memberikan penghargaan kepada Wira. Jadi, Yudha sudah membulatkan tekad untuk menjelaskan jasa Wira meskipun harus mati.Saat ini, Yudha diberi gelar amangkurat, sedangkan Wira tidak mendapatkan apa-apa. Hal ini membuat Yudha
Raja Bakri mencibir, “Bersumpah atas nama ayahmu? Bukannya ayahmu itu juga pemberontak?”“Yang Mulia ....” Yudha merasa sangat marah dan mengepalkan tangannya erat-erat sambil berkata, “Ayahku sudah meninggal. Aku harap Yang Mulia tidak menghinanya lagi!”Para pengawal istana yang berada 60 meter jauhnya langsung menyerbu keluar dan mengepung paviliun sambil menghunuskan pedang.“Memangnya kenapa kalau aku menghinanya? Apa kamu berani membunuhku?” Raja Bakir tersenyum sinis, lalu menjauhkan diri dari Yudha dan membentak, “Putro sangat cerdas, sedangkan ayahmu mengendalikan pasukan militer. Mereka berkomplot dengan Raja Darojati untuk merebut kedudukanku, tetapi aku berhasil menumpas mereka. Apa lagi sebutan yang cocok untuk mereka kalau bukan pemberontak?”“Yang Mulia!” Yudha berkata dengan kesal, “Ayah sangat setia pada istana dan tidak pernah berpikir untuk berkhianat. Dulu, Raja Darojati menulis surat untuk Ayah dan meminta Ayah menggerakkan prajurit untuk membantunya, tapi Ayah men
Tadi, Raja Bakir hanya merasa marah karena Yudha berani melawannya. Jika bukan karena para menterinya membantah dan Yudha masih bermanfaat, Raja Bakir pasti sudah memenggalnya dari dulu.Kemal melirik ekspresi Raja Bakir, lalu buru-buru menarik Yudha dan menegur, “Yudha, kenapa kamu menyinggung Yang Mulia? Cepat minta maaf padanya. Apa kamu nggak mau keluargamu melewati Tahun Baru dengan tenang?” Saat memikirkan ibunya yang sakit dan adik-adiknya yang masih kecil, Yudha pun menjadi sedih. Dia bersujud dengan hati yang dipenuhi rasa putus asa dan berkata, “Yang Mulia, maafkan aku karena sudah menyinggungmu. Tapi, aku benar-benar tidak pernah berpikir untuk mengkhianati Yang Mulia. Harap Yang Mulia bisa memaafkanku!”“Yang Mulia! Maafkanlah dia!” Kemal, Suhendra, dan Gatot menatap Raja Bakir dengan penuh harapan.“Aku tahu kamu berkata jujur karena memikirkan kerajaan ini. Aku akan memaafkanmu!” kata Raja Bakir dengan ekspresi datar. Kemudian, dia berbalik untuk pergi sambil berkata, “M
Ekspresi Lucy yang selalu berdiri di belakang Wira juga menjadi dingin."Tuan Wira, kami sama sekali nggak punya niat buruk. Kedatangan kami kali ini hanya untuk membahas sesuatu denganmu. Sejujurnya, kami berdua juga terpaksa bertemu dengan Tuan Wira dengan cara seperti ini," kata Kresna.Ararya dan Kresna segera turun dari kuda mereka dan memerintah pasukan di belakang mereka untuk berhenti, lalu mendekati Wira. Dwipangga juga segera mengikut di belakang mereka."Ada urusan apa kalian mencariku?" tanya Wira. Selama ini, hubungannya dengan kedua orang di depannya ini tidak begitu dekat, meskipun sebelumnya mereka sempat berinteraksi. Namun, sejak hubungannya dengan Senia makin memburuk, hubungan mereka juga makin merenggang.Lagi pula, orang yang berbeda suku pasti memiliki pemikiran yang berbeda. Apalagi kedua raja di depannya ini juga berasal dari wilayah tandus di utara, Wira tentu saja tidak memiliki kesan baik terhadap mereka."Nggak perlu berpura-pura di depan kami. Kamu sudah l
Wira malas untuk menanggapi Agha, jelas Agha ini keras kepala. Meskipun dia terus menjelaskannya, mungkin juga tidak akan berguna dan semuanya hanya bisa bergantung pada Agha sendiri. Mungkin karena Agha masih muda, sehingga masih menolak beberapa hal. Seiring bertambah usianya, mungkin pandangan Agha akan perlahan-lahan berubah.Wira mengalihkan pandangannya pada Wendi dan perlahan-lahan berkata, "Nona Wendi, apa rencanamu selanjutnya? Setelah pulang nanti, bagaimana kalau kamu ikut aku pergi Gedung Nomor Satu. Kelak aku pasti akan memperlakukanmu dengan penuh hormat."Lucy yang duduk di samping juga segera menganggukkan kepala dan berkata, "Aku rasa nggak ada gunanya pergi ke Gedung Nomor Satu. Lebih baik ikut aku saja, kita kembangkan jaringan mata-mata bersama-sama. Kak Wendi pasti pernah dengar tentang jaringan mata-mata, 'kan? Ini adalah organisasi intelijen nomor satu di dunia. Kita butuh bakat seperti Kak Wendi."Dia berpikir Wendi memiliki bakat yang sangat langka dan juga mah
Wira dan rombongannya juga merasa agak lelah karena mereka menemui banyak masalah saat berada di wilayah barat, sehingga mereka memperlambat langkah mereka dalam perjalanan pulang ke Provinsi Yonggu. Mereka berhenti untuk beristirahat setiap kali melihat penginapan dan membuat perjalanan mereka menjadi jauh lebih lambat.Di sebuah penginapan. Melihat sudah hampir tiba di Provinsi Yonggu, Agha berkata sambil makan dan tersenyum, "Kak Wira, apa kita benar-benar akan pulang begitu saja? Aku sebenarnya nggak suka berada di rumah, lebih menyenangkan berada di luar seperti ini. Berjalan bersama saudara-saudara, bukankah itu adalah hal yang menyenangkan?""Kalau harus terus dikurung di rumah, tulang-tulang di tubuhku terasa berkarat. Kak Dwija, kamu juga merasa begitu, 'kan?"Sebenarnya, Agha hanya ingin terus berpetualang di luar.Begitu sibuk, manusia memang akan terbiasa dengan ritme itu. Namun, begitu bersantai, mereka juga perlahan-lahan menjadi jauh lebih malas. Keinginan untuk bermain
Dahlan menatap Senia yang berada di depannya dengan ekspresi khawatir. Mereka sudah berkali-kali mencari masalah dengan Wira, tetapi setiap kali hasilnya selalu tidak menyenangkan karena Wira selalu berhasil mengatasinya dengan baik. Ini semua bukan hanya karena Wira beruntung saja, tetapi karena Wira dikelilingi oleh orang hebat juga. Menghadapi Wira memang hal yang merepotkan.Meskipun kal ini Ararya dan Kresna yang langsung memimpin pasukan mereka dan ditambah dengan banyaknya pasukan elite, Dahlan merasa mungkin hasilnya juga tidak akan memuaskan. Namun, sekarang situasinya sudah mendesak, mereka tidak mungkin mundur lagi. Setidaknya tidak bisa menyerah begitu saja, melainkan harus mempersiapkan diri untuk hasil terburuk terlebih dahulu.Senia yang berada di samping perlahan-lahan berkata, "Kalau mereka kalah, ya sudah. Asalkan kita bisa menguji tekad mereka, itu saja sudah cukup. Ini juga salah satu tujuanku kali ini. Lagi pula, sebentar lagi kita mungkin akan bertarung habis-habi
Melihat Dahlan yang berjalan mendekat, Senia bertanya dengan nada datar, "Kenapa mencariku malam-malam begini?""Apa Kresna dan Ararya berencana untuk membangkang perintah kita dan memulai perang melawan kita?"Dahlan segera menjawab, "Ibu nggak perlu khawatir tentang hal itu. Mereka berdua sudah mengikuti perintahmu dan telah membawa pasukan untuk mengejar Wira.""Selain itu, aku diam-diam menyelidiki orang-orang yang mereka bawa. Semuanya adalah prajurit terbaik dari yang terbaik. Tampaknya, kali ini mereka benar-benar bertekad untuk membantu kita membunuh Wira."Wira adalah ancaman besar. Keberadaannya bukan hanya membawa masalah besar bagi Dahlan, tetapi juga bagi Senia.Sebelumnya, mereka kehilangan 5 miliar gabak secara cuma-cuma dan Wira menggunakan uang itu untuk memperkuat dukungannya di kalangan rakyat. Kini, status Wira terus meningkat.Di seluruh sembilan provinsi, pengaruhnya tak tergoyahkan. Bahkan di Kerajaan Nuala dan Kerajaan Beluana, pengaruh Wira juga sangat besar. I
"Rencanamu sebenarnya cukup bagus, setidaknya memberi kita jalan untuk menyelamatkan diri. Hanya saja ....""Dahlan sudah mulai memberi tekanan kepada kita. Apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Kita nggak mungkin membawa keluarga besar ikut berperang, 'kan?" tanya Kresna dengan alis berkerut.Karena Dahlan sudah mencari mereka, kemungkinan besar dia juga telah menugaskan orang-orang untuk diam-diam mengawasi mereka. Setiap gerakan kecil pasti akan segera sampai ke telinganya.Jika mereka benar-benar membawa keluarga mereka pergi, hal itu pasti akan segera terungkap dan mereka mungkin tidak akan bisa melarikan diri terlalu jauh. Hasil akhirnya dapat ditebak dengan mudah. Inilah situasi yang paling tidak ingin dilihat oleh Kresna."Siapa yang bilang kita harus membawa keluarga besar?" balas Ararya. "Yang perlu kita lakukan sekarang cuma mengikuti instruksinya, membawa beberapa orang, dan pergi ke lokasi yang telah diberikan untuk mengejar Wira.""Begitu bertemu dengan Wira, kita bisa
"Kalaupun Wira menolak kita, dengan begitu banyak kekayaan yang kita miliki, kita bisa pergi ke mana saja dan tetap akan hidup dalam kemewahan, 'kan?"Uang bisa menggerakkan segalanya. Tidak peduli di mana pun, itu adalah aturan yang berlaku!Semua ini terdengar masuk akal. Namun, Kresna tetap menghela napas dan berkata, "Membawa keluarga besar meninggalkan Kerajaan Agrel ya? Menurutmu ini realistis?""Jangan lupa, Ratu punya puluhan ribu pasukan, sementara kita cuma punya 10.000 tentara kalau digabungkan. Kalau benar-benar terjadi perang, siapa yang akan rugi kalau bukan kita?""Lagi pula, kalau orang sebanyak itu mencoba meninggalkan Kerajaan Agrel, informasi itu pasti akan sampai ke telinga Kaisar. Begitu dia tahu, mungkin kita akan mati di perjalanan sebelum sempat kabur."Kresna tampaknya semakin pengecut. Ini karena dia telah mengalami terlalu banyak hal menyakitkan dalam hidupnya.Bertahun-tahun lalu, anaknya mati di tangan Senia. Terakhir kali, dia hampir kehilangan keluarganya
"Baik." Kresna segera menyetujui dengan tegas, lalu mengantar Dahlan keluar. Jika Dahlan terus berada di sini, takutnya umurnya akan menjadi pendek.Namun, setelah Dahlan pergi, kondisi Kresna tetap terlihat buruk. Wajahnya masih suram. Saat ini, dia duduk di aula besar dan terus menghela napas. Dia benar-benar berada dalam dilema. Lantas, apa yang harus dilakukan selanjutnya?Dari luar, terdengar suara langkah kaki mendekat. Tidak lama kemudian, Ararya muncul, diikuti oleh Dwipangga di belakangnya.Kini, Dwipangga telah memegang kekuasaan penuh atas pasukan Kerajaan Agrel dan memiliki posisi yang sangat tinggi. Selain itu, di wilayah timur, dia memiliki status absolut. Semua orang telah menganggapnya sebagai pewaris. Kelak, posisi Ararya akan diwariskan kepada Dwipangga.Melihat orang yang dikenalnya datang, Kresna segera berdiri dan berjalan mendekat sambil berkata, "Akhirnya kamu tiba! Aku baru saja mengantar Dahlan pergi. Tujuan kedatangannya ke sini benar-benar buat aku bingung da
Kresna telah mendengar tentang tindakan Senia sebelumnya. Senia telah berulang kali mencoba membunuh Wira secara diam-diam, tetapi setiap kali hasilnya selalu nihil. Bahkan, semua usahanya berakhir dengan kegagalan total.Senia bahkan hampir mengorbankan putranya sendiri dalam proses itu. Jika Senia sendiri tidak mampu melakukannya, bagaimana mungkin dia mengharapkan dirinya dan Ararya untuk membunuh Wira?Atau mungkin ... Senia sebenarnya berniat membunuh dirinya dan Ararya? Hanya saja, dia berencana menggunakan tangan Wira untuk melakukannya?Kresna tak kuasa merinding. Di satu sisi ada serigala, di sisi lain ada harimau. Dia merasa seperti orang yang berdiri di jembatan rapuh, tidak tahu harus melangkah ke mana dan tidak berani bergerak sembarangan.Apa pun keputusan yang diambilnya, itu bisa membawa kehancuran pada dirinya sendiri dan tidak ada jalan kembali. Menyesal pun tidak akan ada gunanya!Setelah hal ini disampaikan kepada Ararya, Ararya pasti juga akan secemas dirinya."Dar