Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 2061 - Chapter 2070

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 2061 - Chapter 2070

2710 Chapters

Bab 2061

"Sampai nggak berniat untuk bertengkar denganku, sepertinya suasana hatimu benar-benar buruk. Lebih baik ceritakan padaku, mungkin saja bisa membuatmu lebih senang." Wira duduk di samping Thalia dengan tangan bertumpu pada pagar gazebo dan menyilangkan kakinya, lalu menatap Thalia sambil tersenyum."Kenapa kamu ini begitu menyebalkan? Kamu nggak lihat aku nggak ingin bicara denganmu? Cepat pergi dan bersenang-senang dengan mereka saja. Kenapa harus menggangguku di sini?" kata Thalia sambil melirik Wira.Sebenarnya, Thalia hanya tiba-tiba merasa kehilangan arti hidup lagi karena dendamnya sudah terbalas. Dia bahkan tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya, sehingga membuatnya begitu kebingungan dan suasana hatinya juga menjadi murung. Namun entah mengapa, dia merasakan sesuatu yang berbeda dan kembali bersemangat setelah Wira datang."Ceritakan saja. Ada apa sebenarnya?" Wira mengalihkan topik pembicaraan."Aku ingin bertemu dengan Fathir. Sebelumnya kamu sudah berjanji padaku ak
Read more

Bab 2062

Selama bertahun-tahun ini, Thalia selalu percaya pada kata-kata Fathir. Dia menganggap dirinya adalah anak yatim piatu dan bahkan sangat membenci orang tuanya sendiri karena sudah meninggalkannya dan membuatnya hidup terlantar selama ini. Namun, ternyata semua ini hanya alasan Fathir saja. Orang tuanya tidak pernah meninggalkannya, melainkan sudah dibunuh oleh Fathir. Sekarang kebenarannya sudah terungkap, dia tentu saja ingin pergi memberi penghormatan di makam orang tuanya. Bisa dibilang, dia ingin mengenal keluarganya dan menyelesaikan beban ini.Wira menganggukkan kepala. "Ternyata begitu. Baiklah. Kalau begitu, aku akan menemanimu ke penjara agar kamu nggak tertipu oleh rencana jahat Fathir."Keadaan Thalia sedang tidak bagus, kemungkinan besar akan tertipu oleh trik Fathir.Thalia juga tidak menolak dan hanya menganggukkan kepala. Dalam sekejap, dia dan Wira langsung menuju penjara.Di balai prefektur, semua orang masih bersenang-senang dan suasananya sungguh hangat.Di penjara.
Read more

Bab 2063

Fathir langsung tertawa. "Ternyata begitu, sepertinya aku masih bernilai karena kamu tertarik pada kekayaanku. Tapi, begitu juga bagus. Ayo kita buat kesepakatan. Kalau kamu melepaskanku, aku memberikan semua kekayaan dan sumber dayaku padamu. Kalau kamu nggak setuju dengan syaratku ini, jangan harap bisa mendapatkan apa pun dariku seumur hidupmu."Mata Fathir bersinar dan menatap tajam pada Wira."Oh ya. Sekarang Thalia sudah menjadi orangmu. Jadi, kalau kamu nggak percaya padaku dan berpikir ini hanya kata-kataku saja, kamu bisa tanya pada Thalia apakah aku benar-benar punya banyak harta. Tanya saja, kamu akan tahu hasilnya," kata Fathir dengan penuh percaya diri. Dia bisa membangun Aliran Kegelapan dalam waktu singkat dan memiliki banyak pengikut di seluruh sembilan provinsi, semuanya karena kekayaan yang dimilikinya. Memang tidak bisa menandingi Wira, tetapi dia juga tidak akan kalah. Setidaknya dia masih memiliki wilayahnya sendiri di sembilan provinsi ini.Thalia yang berdiri di
Read more

Bab 2064

Wira berjalan ke samping Thalia dan bertanya sambil tersenyum."Tentu saja ingat, tapi ...."Setelah ragu sejenak, Thalia baru melanjutkan, "Tapi, sekarang situasinya berbeda dengan saat itu. Aku juga bukan orang yang nggak berlogika dan nggak tahu tata krama. Fathir masih berguna bagimu, aku nggak mungkin membunuhnya hanya demi kepuasanku saja."Pada akhirnya, Thalia berlari keluar dari sana karena tidak tahan untuk melihat Fathir lagi. Jika tidak, dia benar-benar khawatir dia tidak akan bisa menahan dirinya untuk membunuh Fathir dan merusak rencana besar Wira."Kamu benar-benar beruntung. Sepertinya kepalamu ini masih akan bertahan di lehermu untuk sementara ini." Setelah menatap Fathir dengan dingin, Wira tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung keluar dari penjara.Setelah Wira pergi, terdengar suara tertawa Fathir dengan puas karena ternyata dia masih berguna, sehingga dia tidak perlu mengkhawatirkan keselamatannya lagi. Dia yakin suatu hari nanti dia akan melarikan diri dari sa
Read more

Bab 2065

"Baiklah," kata Wira sambil tersenyum puas, lalu menarik Thalia untuk kembali ke halaman belakang. Pesta masih belum selesai dan semua orang masih sedang bersenang-senang, sehingga dia hanya bisa menjadikan halaman belakang ini sebagai tempat interogasi. Tak lama kemudian, Nafis diam-diam membawa Prakasa dan Ahmad ke sana diikuti dengan beberapa prajurit yang mengenakan zirah."Tuan Wira, jangan sakiti aku. Duku aku buta, jadi salah memilih untuk mengikuti Fathir. Tapi, sekarang aku sudah menyesal. Kalau Tuan memberiku kesempatan, kelak aku akan mengikutimu dan melayanimu dengan setia. Kalau Tuan nggak menginginkanku, kamu bisa melepaskanku begitu saja. Aku berjanji nggak akan muncul di hadapan Tuan lagi dan nggak akan merepotkanmu," kata Prakasa yang langsung berlutut dan terus bersujud memohon ampun.Saat masih di Gunung Swastu, Prakasa juga sudah kehilangan kekuasaannya dan terus dikurung di dalam kamar setiap hari. Semua ini memang bermula dari Wira, tetapi dia tahu dia sekarang su
Read more

Bab 2066

"Setahuku, ada kekayaan berlimpah yang tersembunyi di Aliran Kegelapan. Hari ini, aku panggil kalian kemari untuk mencari tahu lokasi kekayaan itu disimpan. Sebelum aku menyerang Gunung Swastu, kudengar harta-harta itu sudah dipindahkan. Apa itu benar?" tanya Wira sambil menatap Prakasa.Seketika, Prakasa tampak terbata-bata dan tidak bisa melontarkan kalimat yang sempurna. Ahmad justru tergelak dan berkata, "Prakasa, kamu kira pemimpin nggak tahu betapa ambisiusnya dirimu? Mana mungkin dia memberitahumu rahasia sebesar itu? Sekarang, kamu nggak bakal punya kesempatan apa pun meskipun menyanjung orang."Prakasa sungguh tak berdaya. Wajahnya memerah. Dia benar-benar tidak tahu lokasi kekayaan itu. Kalau tidak, dia pasti sudah memberi tahu Wira demi menyelamatkan nyawanya.Wira tentu tahu ini. Dia menyipitkan mata, lalu menendang Prakasa dan melambaikan tangan untuk memanggil Thalia. Tanpa menoleh, Wira menunjuk Prakasa dan berucap, "Aku nggak butuh dia lagi. Kuserahkan dia kepadamu. Ter
Read more

Bab 2067

Plak, plak, plak! Thalia tidak berbicara dan terus menampar Prakasa. Sesaat kemudian, wajah Prakasa pun membengkak. Para prajurit di sekitar hanya menatap dengan dingin. Mereka tidak bersimpati sedikit pun karena semua ini adalah akibat dari perbuatan Prakasa sendiri. Akan tetapi, harus diakui bahwa Thalia adalah wanita hebat yang tidak bisa diusik sembarangan."Justru aku memikirkan hubungan kita yang sebelumnya, makanya memilih mengakhiri hidupmu dengan cepat. Kalau nggak, aku pasti sudah menyiksamu sampai setengah mati," ujar Thalia yang menggertakkan gigi.Semua anggota Aliran Kegelapan adalah orang jahat. Mereka semua pantas dibunuh. Thalia sudah tidak sabar untuk membinasakan seluruh petinggi Aliran Kegelapan."Thalia ...." Prakasa memanggil lagi, tetapi Thalia sudah menghunuskan pedang dan memenggal kepalanya. Semua terjadi dengan begitu cepat."Kukira sehebat apa pelindung Aliran Kegelapan. Huh!" Thalia mendengus dan tidak berbicara lagi. Setelah melemparkan pedangnya, dia kemb
Read more

Bab 2068

Nafis mengiakan, lalu membawa Ahmad ke Penjara Jagat. Dia yakin pria ini akan membuka mulut setelah disiksa nanti. Jika Ahmad masih menolak berbicara, berarti siksaannya kurang kejam."Aku rasa dia nggak bakal membocorkan informasi apa pun. Sampai mati pun, dia nggak bakal memberi tahu kita lokasi harta itu," ujar Thalia yang menghampiri Wira.Kemudian, Thalia menatap punggung Ahmad dan lainnya sambil meneruskan, "Dia nggak seperti Prakasa atau anggota lainnya. Dia termasuk pria yang berani dan setia."Wira mengangguk. Dia juga bisa menilainya, tetapi tetap ingin mencobanya. Kemudian, dia bertanya sambil tersenyum, "Kamu sudah membunuh Prakasa?""Ya. Dia malah menyuruhku memikirkan hubungan kami yang sebelumnya. Sayang sekali, aku nggak bakal bisa dibujuk lagi. Aku hanya ingin membalaskan dendam orang tuaku. Aliran Kegelapan adalah eksistensi yang harus dilenyapkan. Jangankan Prakasa, kalaupun Fathir yang memohon, mereka tetap akan kubunuh!" sahut Thalia dengan tegas.Ini adalah dendam
Read more

Bab 2069

"Uhuk, uhuk." Wira terbatuk 2 kali, lalu mengenakan pakaiannya tanpa menanggapi perkataan Thalia. Bagaimana dia harus menanggapinya? Memangnya dia terlihat sekejam itu?Hanya saja, ketika teringat pada istri-istrinya, perasaan Wira menjadi agak rumit. Dia baru menikah, tetapi sudah memiliki wanita baru? Hal seperti ini agak sulit dijelaskan kepada istri-istrinya. Namun, Wira juga tidak bisa mencampakkan Thalia begitu saja. Dia sungguh dilema."Omong-omong, aku mau ke Penjara Jagat. Kamu mau ikut nggak?" tanya Wira sembari menatap Thalia."Tentu saja mau." Thalia mengangguk. "Aku mau lihat Ahmad disiksa sampai seperti apa. Makin dia tersiksa, amarahku baru bisa terlampiaskan."Segera, keduanya tiba di Penjara Jagat. Nafis menyambut, lalu menangkupkan tangan dan melapor dengan sopan, "Tuan, aku berada di Penjara Jagat sepanjang malam. Aku sudah menggunakan berbagai metode untuk menyiksanya, tapi dia masih nggak mau membocorkan informasi apa pun. Kalau bukan karena dia sekarat, aku nggak
Read more

Bab 2070

"Sayang sekali, orang sepertimu malah mengikuti pemimpin yang salah. Kalau nggak, kamu nggak akan berakhir seperti ini. Biar kuulangi sekali lagi. Kalau kamu bersedia tunduk kepadaku, aku nggak akan menyulitkanmu lagi," ujar Wira.Thalia tidak berbicara. Dia sudah cukup puas dengan situasi ini. Prakasa sudah tewas, sedangkan Ahmad sekarat. Jika situasi seperti ini terus berlanjut, Ahmad tidak akan bisa bertahan lama."Lupakan niatmu itu. Aku nggak bakal tunduk padamu!" teriak Ahmad dengan energinya yang tersisa."Ya sudah, terserah kamu saja. Aku juga penasaran, sampai kapan kamu bisa bersikap keras kepala begini?" Setelah melontarkan itu, Wira tidak membuang-buang waktu dengan Ahmad lagi dan membawa Thalia meninggalkan Penjara Jagat.Keduanya sama sekali tidak menoleh untuk melirik Ahmad. Mereka hanya perlu mencoba mengorek informasi dari Ahmad. Jika gagal, mereka terpaksa mengubah target mereka menjadi Fathir. Jelas, Fathir lebih sulit dihadapi dari Ahmad.Fathir tahu bahwa lokasi ha
Read more
PREV
1
...
205206207208209
...
271
DMCA.com Protection Status